Cinta seorang gadis psycopath(21+)

MENCARI JALAN KELUAR



MENCARI JALAN KELUAR

0Tiba di apartemen Andra, dia langsung meinta Alea untuk makan atau mandi terlebih dahulu. Isi di dalam tas yang dia bawakan tadi, adalah baju-baju untuknya. Namun, Alea sepertinya sudah benar-benar kelaparan. Apalagi, Andra paling mengerti apa yang dia sukai. Dia membelikan sayuran dan ikan gurami. Sebab, Alea akhir-akhir sebelumnya sangat tidak menyukai daging. Jadi, sebagai protein hewannya ia memilih ikan saja.     

"Aku makan dulu saja baru setelah itu aku mandi," ucap Alea sambil tersenyum.     

"Iya, kamu makan saja. Aku ambilkan kamu minuman dulu, ya? Setelah itu aku akan menemanimu makan," ucap Alea.     

Alea mengangguk sambil tersenyum, karena Alea hanya menyukai air putih untuk diminum setelah makan, maka, Amdra tidak perlu repot-repot dan memakan waktu lama. Dia sudah kembali hanya dalam beberapa detik saja. apalagi, apartemennya juga tidak begitu luas. Namun, terdapat dua kamar tidur dengan satu kamar utama yang sudah lengkap dengan toilet, ruang tamu, ruang keluarga, dapur yang gandeng dengan tempat makan dan juga kamar mandi. Tempatnya simple tatapannya juga sangat apik, sedekrhana namun nampak luas.     

"Makannya santai saja. Tidak perlu burur-buru. Tidak aka nada yang merebutnya dari kamu," timpal Andra sambil meletakkan segelas air putih di depan Alea.     

"Kamu tidak makan, Ndra? Kan, ini ada dua box nasi?" ucap Alea sambil menyodorkan satu box yang lainnya utuk Andra.     

"Itu buat cadangan saja jika kamu kurang. Berapa hari kau tak makan?" ucap Abdra berlagak tegar. Padahal, dia sendiri sebenarnya juga tidak tega dan ikut sedih. Namun, jika ia sedih, siapa yang akan menghibur Alea?     

"Aku tidak akan bisa menghabiskan dua porsi sekaligus, Andra! Kalau memang kurang, kamu kan bisa pesanin aku lagi via online."     

"Baiklah. Kalau gitu, ini aku makan, ya?" ucap Andra sambil meraih box itu dan membukanya. Isinya juga sama, nasi, tumis sayur-sayuran dan ikan gurami asam manis.     

Usai makan Alea pun meminta izin untuk membersihkan diri. mungkin karena sudah lama juga dia tidak mandi, sampai-sampai, satu jam pun Alea masih berada di dalam kamar mandi dan juga belum keluar. Andra lumayan bosen juga menunggunya di atas single sofa. Untuk mengusir rasa jenuhnya, ia pun menyalakan televisi.     

Seperti biasa. Tayangan utama yang dia tonton selalu berita di salah satu chanel yang selalu menyiarkan tentan gberita criminal.     

Andra yang semula hanya menyimak dan merasa B aja dengan suguhan yang ada, seketika tercengang saat mendengar inisial dan pelaku percobaan pembunuhan terhadap seorang pria. Bahkan, wanita itu kabarnya pernah membunuh seorang wanita yang tak lain adik pria yang telah dia tusuk karena di duga menjadi orang Ketika dalam rumah tangga kedua orangtuanya. Tidak hanya itu, saat Andra berusaha mengelak dan menolak kalau itu adalah Alea yang kini tengah bersamanya, presenter pria berpakaian rapi itu menunjukkan ciri-cirinya juga mengarah ke Alea.     

"Oh, kau sudah melihatnya, Andra. Ya, itu benar adalah aku," jawab Alea yang baru saja kluar dari kamar mandi. Ia mengenakan celana panjang berbahan katun dan atasan rajut karena cuaca di kota kembang memang dingin. Apalagi, apartemen Andra berada di sekitar lembang.     

Andra menoleh ke belsksng melihat Alea yang baru keluar dari kamar mandi, sudah berpakaian lengkap namun rambut basanya masih kusut dan meneteskan banyak air membasahi handuk yang ia letakkan diatas kedua pundaknya.     

"Aku memang hampir membunuh seseorang, dia yang membuat aku depresi. Dia terlalu percaya dengan yang Namanya takhayul sengingga itu benar terjadi, ayahku kerasukan arwah dan menyerangku habis-habisan, lihat!" ucapnya dengan wajah frustasi dan menyingkap sebelah lengan baju yang ia gunakan menunjukkan banyak goresan bekas luka dan ada beberapa di anatara sampai dijahit.     

"Alea, kamu tenang. Jika memang ada panggilan di pengadilan, aku akan bersedia membelamu. Aku akan datangkan pengacara terbaik untukmu, oke?" ucap Andra. Namun, dia untuk mendekat tidak berani. Sebab, di tangan Alea ada sebilah pisau tajam. Ia takut, jika dia nekat mendekat sebelum membuat dirinya tenang akan melakukan hal nekat.     

"Kau bahkan akan menyerahkan aku ke pengadilan? Aku tidak yakin, Ndra kau bisa membelaku. Apa yang dikatakan pada berita itu benar. Aku pernah membunuh irang sebelumnya. Kau benci sama aku, kan sekerang? Kau pasti kecewa, kan telah mencintaiku selama ini?"     

"Tidak. Yang kucintai adalah kamu," jawab Andra setelah cukup lama diam. "Di mana pacarmu Axel? Apakah dia meninggalkanmu setelah ini menimpa dirimu?" tanyanya penuh emosi.     

"Dia ternyata seorang intelijen. Aku rasa dia sengaja mendekatiku untuk menguak masalah ini. Dia yang menyeretku dalam masalah."     

"Kamu oercaya sama aku tidak? Aku Andra tidak sama dengan Axel. Aku akan berusaha keras untuk melindungmu."     

Alea diam, ia menangis. Namun dalam hati ia bersorak karena trik yang ia lakukan secara dadakan ini benar-benar sukses. Jadi, tidak salah jika dia memilih Andra sebagai tempat berlindung.     

"Kemarilah!" Andra melangkah dan memeluk Alea erat.     

"Tak peduli kasus apa yang telah menimpamu. Aku akan selalu berdiri di sampingmu. Bagaimana bisa kau membunuh orang, Alea? Apakah itu benar? Aku bahkan tidak percaya," tanya Andra meyakinkan.     

"Dia adalah Intan, dia menjadi pelakor ibuku, sebelumnya mamanya, setelah mamanya meninggal, giliran dia yang merayu ayahku dan membuat ayahku selalu marah-marah pada ibuku, dia diperlakkan tidak adil karena wanita jalang itu, Andra. Sebagai anak aku tidak terima. Jadi, aku datang menemuinya untuk berbicara baik-baik. Namun, dia menyerangku. Tanpa sengaja, aku malah membunuhnya. Jadi, aku memutilasinya untuk menutupi kejahatanku. Tapi, percayalah, aku melakukan benar karena tidak sengaja. Aku tidak mau melakukan hal itu, Andra," ucap Alea seolah-olah trauma denga napa yang dia lakukan selama ini.     

"Mungkin ini cukup rumit. Aku bisa membantumu dengan car aini bagaimana?" ucap Andra.     

"Cara apa?"     

"Di dalam kartu ini ada sejumblah uang. Pergilah ke Thailand. Kau bisa melakukan oprasi plastic dan merubah penampilanmu secara total. Hiduplah di sana selamanya dengan identitas baru. Nanti, akan ada keluarga kecil yang akan mengurusmu dan dia yang akan menjadi orangtuamu. Bagaimana?"     

"Andra… Kamu… " Alea diam tak bisa berkata apa-apa. Kali ini dia benar-benar terharu denga napa yang Andra lakukan. Cinta yang dimilikiuntuknya benar-benar tulus dan buta, ia tak peduli apapun. Yang pria itu tahu hanyalah melakukan apapun demi melindungi dirinya.     

"Apakah ini ponsel baru? Email yang kau gunakan tidak sama, bukan?"     

"Ya, tentu saja. Aku sudah membuang ponsel lamaku."     

"Baiklah, kalau begitu kau bersiaplah. Kelak, aku akan berwisata ke sana dan mengenalmu di sana. Kita menikah dan tinggal di sana selamanya. Belajarlah Bahasa daerah dan nasional negara itu dengan baik, oke?" ucap Andra sambil mengusap ujung kepala Alea.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.