Cinta seorang gadis psycopath(21+)

WANITA HEBAT



WANITA HEBAT

0Sesuai yang di tiap celahnya penuh dengan bunga-bunga dengan vas putih pula. Sangat cantik, di padu dengan taman kecil yang ada kolam ikan yang lengkat dengan filter membentuk seperti air mancur.     

"Ini rumah kamu, Cha?" tanya Hengky terkagum-kagum.     

"Ya, selamat bersinggah di gubuk kecilku ini," ucap wanita itu sambil tersenyum ramah sambil membuka pintu utama dan mempersilahkan tamunya untuk masuk.     

"Kau ini… kenapa terlalu merendahkan diri begitu? Ini bukan gubuk. Tapi, istana indah tuan putri yang sangat cantik," ujar Hengky. Mungkin rumahnya juga lebih besar dari rumah Chaliya. Hanya saja, tampilan rumah ini sukses membuat dirinya terkagum-kagum dan sudah merasa betah di hari pertama dia berkunjung di tempat ini.     

"Kau duduklah! Biar kuambilkan minuman dingin untukmu," ujar Chaliya sedikit cuek. Tapi, juga be friend pada pria yang bhajan baru tadi siang dia kenal.     

"Oke," jawabnya sambil duduk di salah satu sofa yang ada di ruang tamu tersebut.     

Di sana, pada dinding dan juga bipet, tidak ada satu pun foto milik Chaliya atau foto keluarga lain yang terpajang. Hanya ada beberapa lukisan dari kanvas yang temanya tentang pemandangan dan gambar-gambar tempat wisata yang mungkin pernah gadis itu kunjungi semuanya. Hiasan-hiasan yang ada di dalam lemari kaca itu juga tidak ada piala atau penghargaan apa yang pernah dia dapatkan. Entah, di mana dia menyimpan semua itu. yang nampak hanyalah bunga-bunga kristal dan juga boneka dengan berbagai ukuran dari bahan kristal, rajut dan juga boneka bulu pada umumnya.     

"Aku bawakan kamu jus jambu merah. Apakah kau suka? Jika tidak, aku ambilkan jus buah yang lainnya. Tapi, yang baru, y aini, baru tadi siang aku membikinnya," ujar Chaliya pada Hengky yang menunggunya di ruang tamu.     

"Kebetulan sekali, aku suka sekali jus jambu. Jus jambu biji yang warna merah itu bagus untuk meningkatkan hb tubuh. Jadi, biar gak gampang sakit. Kandungan vitamin C nya juga cukup tinggi," jawab Hengky.     

"Hahaha, kau benar. Buah ini wajib ada di dalam lemari es ku. Aku selalu menyediakannya dan membuatnya menjadi jus."     

"Cha, di dalam rumah seluas ini, apakah kau sendirian saja?" tanya Hengky yang sejak tadi merasa penasaran.     

"Iya. Kenapa?"     

"Tidak kenapa-napa. Apakah kau tidak memiliki pembantu?"     

"Tidak. Aku sudah diajari mandiri oleh mamaku sejak kecil. Mau jadi apapun aku setelah dewasa, aku harus bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Agar, jika aku sudah menikah kelak tidak harus memiliki pembantu lagi, ingin menjadi wanita karir ya harus siap capek dobel. Karena, di rumah ada rumah yang harus aku bersihkan, anak dan suami yang aku masakin dan disiapkan kebutuhannya, jadi sebisa mungkin tidak boleh menggantungkan hidup dan rumah pada pembantu," jawab Chaliya panjang lebar.     

"Wow. Ibumu keren sekali. Sekarang dia berada di mana?" tanya Hengky lagi.     

"Dia? Dia sudah lebih dulu pergi kea lam keabadian demi melindungkiku dari orang gila yang ingin membunuhku," jawab Chaliya sambil mengenang masa lalu yang sangat pahit dan menyedihkan itu.     

"Apa?" Oh, maafkan aku. mungkin tidak seharusnya aku bertanya demikian jika itu hanya akan membuatmu bersedih saja."     

"Tidak masalah. kan kamu Cuma ingin tahu saja. sementara aku, hanya menjawab apa adanya."     

"Aku tak habis pikir. Terbyata ada, ya yang pernah berfikir untuk membunuhmu. Apakah dia juga berasal dari kalangan model?"     

"Bukan."     

"Lalu?"     

"Dia adalah kalangan konglomerat. Kau pasti juga tahu. Sebab, kejadian ini masih belum lama dan sempat jadi pemberitaan yang cukup viral kala itu. dia merasa anaknya mati gara-gara aku. jadi, aku dianggap wanita yang merebut menantu dari putranya. Padahal, sedikitpun aku tak memiliki rasa suka terhadap menantunya yang sok narsis itu."     

"Tunggu dulu. Apakah kau sebelumnya pernah bekerja di sebuah perusahaan sebagai ketua divisi marketing di perusahaan itu? Di mana CEO nya masih sangat muda dan… "     

"Kau tahu?" tanya Chaliya penuh harap. Bagaimana pun, dia tetap berharap ada seseorang yang ahu akan kebenarannya. Karena, yang membuat dirinya mengasingkan diri menjauh dari kehidupan di Jakarta juga banyaknya kabar miring tentang dirinya. Selain balas dendam pada Axel, kabur dari pernikahannya sendiri juga untuk memberikan kebenaran pada kabar miring yang percaya bahwa dirinya adalah pelakor dan penyebab kematian Wulan.     

"Ya, sedikit. Tapi, bukankah ibunda dari sang pria sudah katakana kalau kau tak bersalah?"     

"Tante Elizabeth maksudmu?"     

"Iya, siapa lagi?"     

"Tapi, walau begitu, di medos pribadiku aku tetap banyak menerima serangan dan bullying dari para netizen yang maha benar dan bijak."     

"Pro dan kontra itu wajar. Mereka yang kontra sama kamu, pasti mereka adalah kalangan wanita yang tidak cantik, atau yang tak beruntung karena suaminya pernah direbut pelakor. Tapi, para wanita yang cerdas dan bisa mencoba berfikir sebelum berkata, pasti tidak akan melakukan hal tersebut."     

Chaliya tersenyum. Dia cukup puas dengan jawaban yang diberikan oleh Hengky. Tapi, sayang, wajah pria itu mirip dengan Axel. Entah dia sadar atau tidak. Ciri-cirinya sangat sama. Hanya beda pada manik mata saja. Hengky mungkin asli orang asia, jadi matanya hitam. Lain halnya dengan Axel yang ada keturunan dari Florida sana. matanya biru keabu-abuan. Kulitnya juga sangat putih dan akan memerah jika terlalu lama terpapar sinar matahari.     

"Sudahlah, jangan sedih. Kita sepertinya tak perlu bahas ini lagi."     

"Iya, kau benar. Ini hanya membuatku terkenang oleh masa lalu yang sudah lama ingin aku lupakan saja. oh, iya. Bukannya tadi aku ingin memasak sesuatu untuk makan malam kita? Kau bisa istirahat dulu sambil menungguku di ruang tengah. Barangkali kau ingin memutar televisi, atau bermain game. Aku ada PS."     

"Teriamaksih," ucap Hengky akhirnya ia pun berpindah ke ruang tengah. Dari tempatnya sana, sana, ia dengan leluasa bisa melihat Chaliya yang tengah memasak di dapur.     

Awalnya pria itu berfikir untuk istirahat sejenak memejamkan mata. Tapi, melihat pesona Chaliya yang dengan lincahnya memaak lebih dari satu menu bersamaan membuatnya terpukau dan melupakan kantuknya yang sempat melanda tadi. Lelahnya juga seolah hilang entah ke mana.     

'Gadis secantik ini, tak kusangka dia mengerjakan semua pekerjaan sendiri. Sambil masak dia juga memasukkan pakaian ke dalam mesin cuci. Sungguh, saat dia melakukan pekerjaan tak membiarkan tubuhnya diam. Bekerja yang benar-benar bekerja. Semua ia lakukan dengan ceoat dan bersamaan. Ah, dia bagaikan maha kali yang memiliki banyak tangan saja,' batin Hengky yang kagum akan kelincahan Chaliya.     

Satu jam sudah tanpa terasa berlalu begitu saja. Chaliya juga sudah menyelesaikan masaknya dan juga cuciannya. Karena, dia menggunakan mesin cuci matic. Jadi, tak harus lari-lari membilas dan memeras berkali-kali. Sekali dimasukkan tinggal set timer dan jadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.