Cinta seorang gadis psycopath(21+)

SYOCK



SYOCK

0"Cha, sejak awal kau juga tahu, kalau Dicky bukanlah pria bersih dan baik-baik. Dia adalah seorang mafia. Perempuan, adalah mainannya. Apabila kau sudah mencintainya dan bersedia menikah dengan dia maka kamu harus menerima segalanya kekurangan maupun kelebihan yang dia miliki."     

Chaliya diam berusaha mengerti agar lebih bisa menerima suaminya kembali. Dia ingat ketika awal membalas dendam kepada Axel, setelah kematian Andra, dia juga melakukan hubungan terlarang dengan pria itu. Dia adalah yang pertama meskipun sampai detik ini dia sama sekali tidak pernah lagi mencintai pria itu.     

Baginya, cintanya untuk Axel sudah hilang bersama hilangnya raga Alea. Dia juga mengingat, bahwa setelah dengan Axel dirinya juga pernah melakukan hal tersebut dengan lebih dari 5 orang pria. Jadi, apabila dia mau marah dengan apa yang dia lihat kemarin, apakah dia suci sebelumnya? Apakah tidak ada pria lain yang juga memasukkan miliknya ke dalam dirinya selain Dicky? Kan tidak.     

Jika mengungkit tentang pernikahan. setelah pernikahan mereka sama-sama setia dan tidak pernah mendua apa lagi melakukan hal itu dengan yang lain. Tapi, kala itu kan kesadaran Dicky memang dihilangkan oleh Dwi.     

Baiklah aku harus menyudahinya. Dari tadi Diki Tidak menyentuhku bukan karena dia marah. Dia melakukan itu karena menghargaiku menyadari bahwa dirinya merasa bersalah. Padahal yang harusnya bersalah itu Dwi bukan dia.     

Chaliya beranjak dengan cepat meraih handuk kimono lalu menggunakannya dan mengikat talinya dengan benar, kemudian dia berlari menghampiri suaminya dan memeluk pria itu dari belakang.     

"Maafin aku, ya Dick. Aku terlalu mencintaimu, makanya aku marah dan tidak terima jika ada wanita lain yang berhasil menyita perhatianmu. Meskipun sudah kucoba katakan beberapa kali pada hatiku, bahwa kau melakukan hal itu pada Dwi karena tidak sadar, rasa cemburu itu masih saja ada," ucap Chaliya kian mengeratkan dekapan dari belakang tubuh Dicky.     

"Tidak perlu terlalu berlebihan menyalahkan diri sendiri, Sayang. Tidak masalah. Jadikan ini sebagai pelajaran ke depannya, agar kita lebih hati-hati. Sebaik apapun orang lain, tidak perlu terlalu dikasih hati, oke? Harus ada batasan," ucap Dicky, membalikkan tubuhnya dan memeluk erat tubuh Chaliya.     

Chaliya hanya mengangguk dan tersenyum di dalam dekapan hangat suaminya. Dia sudah satu kali kehilangan sosok yang benar-benar tulus mencintai dirinya, cukup satu kali Andra saja. Jangan sampai Dicky juga pergi meninggalkan dia.     

"Aku sadar dan tahu bahwa kamu benar-benar tidak bersalah Setelah aku melihat isi dari flash disk yang kamu berikan ketika di rumah sakit kemarin. Kepo kamu mendapatkan rekaman dari mana?" tanya Chaliya.     

"Sama seperti dirimu, aku selalu memasang kamera tersembunyi pada bajuku. Dwi pun tidak menyadari sebelum aku memberikan tekanan ini padamu aku telah menyerahkan ini sebagai bukti terlebih dahulu ke pihak kepolisian. Saat ini sudah berada di dalam penjara mempertanggungjawabkan perbuatannya," jawab Dicky sambil mengelus belakang kepala Chaliya.     

"Jadi, yang dilemparkan kepadamu oleh duit itu benar-benar kepala Christie?" tanya Chaliya terbelalak hampir tidak percaya.     

"Iya, benar. Ini membunuh sahabatnya sendiri dengan sadis karena sahabatnya dianggap telah lancang ikut campur urusan pribadinya. Takut kebusukannya merayu diriku dan menggunakan parfum pemikat itu tersebar dan diketahui oleh mu, maka dia membunuhnya. Gue berpikir dengan begitu tidak akan ada bukti lagi tapi nyatanya... namanya keburukan. Juga akan nampak ke permukaan, bukan?"     

Sengaja bikin mengatakan seperti itu tanpa beban. Sebab, di masa lalu ia juga seorang psikopat melakukan hal seperti itu adalah hal yang biasa baginya. Jadi, itu tidak akan jadi masalah. Namun ternyata dugaan Dicky salah. Ternyata tidak begitu.     

Setelah mendengar pernyataan dari Dicky tubuh istrinya mendadak bergetar hebat. Dia ketakutan dan menangis histeris.     

"Astaga! Dicky... Jadi aku lihat di dalam rekaman itu benar-benar kepala Christie? Demi ambisinya dan menutupi kebusukan nya itu ibarat tega menebas kepala sahabatnya sendiri hingga terpisah dari jasadnya? Lalu... Lalu Bagaimana apakah yang malang jasanya sudah ditemukan?" tanya Chaliya dengan ekspresi sangat ketakutan.     

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Dicky panik.     

Saya tidak menjawab justru dia malah jatuh pingsan tak sadarkan diri. Tidak banyak berpikir meskipun masih mengenakan pakaian handuk berbentuk kimono itu, Dicky langsung menggendong kalian dan membawanya pergi ke rumah sakit terdekat supaya segera ditangani.     

"Bagaimana kondisi istri saya dok Apakah dia tidak kenapa-napa?" tanya Dicky, begitu melihat dokter yang menangani istrinya keluar dari ruang UGD tersebut.     

"Dia perlu banyak istirahat sepertinya dia sangat stres berat dan ada hal yang membuatnya trauma apa yang dialami selama ini?" ucap dokter tersebut.     

Dicky tahu. Tapi, tidak mungkin mengatakannya dengan jujur kepada ada dokter tersebut bahwa dia trauma setelah mengetahui kebenaran kepala itu benar-benar kepala orang yang berhasil dipenggal oleh temannya sendiri. Yang ada dia nanti akan kena marah namanya juga wanita yang baru stres tertekan masalah berat keguguran malah dikasih lihat foto yang seperti itu.     

Jelas dimarahi orang lain apalagi itu seorang dokter ahli dalam bidang psikologi sangatlah tidak enak. Walaupun bisa saja dia melindungi diri bahwa dulu sebelumnya istrinya adalah seorang psikopat jadi aku pikir tidak apa-apa. Karena aku pikir saat ini di hanya melihat sedangkan dulu dia melakukan hal yang lebih keji, dari itu. Mungkin dia aman tapi tidak dengan istrinya.     

"Maafkan saya karena masalah rumah tangga saya berkaitan dengan hal itu saya berpikir... Ah, memang salah saya tidak menyensor bagian itu," jawab Dicky tidak mau urusan jadi panjang lebar begini.     

"Sesudah untuk kedepannya anda sebagai suami harus bertanggung jawab penuh terhadap kondisi mentalnya. Hal seperti ini jangan sampai terulang lagi," pesan dokter tersebut sebelum akhirnya dia mengizinkan Dicky menemui istrinya.     

Dicky mendapati Chaliya duduk bersandar di atas hospital bad. Dari sorot mata dan ekspresi wajahnya, ia nampak tengah memikirkan sesuatu.     

"Bagaimana keadaan sekarang Sayang apakah Kau sudah sedikit lebih baik kan?" tanya Dicky. Kemudian ia mendekat dan memegang tangan istrinya.     

"Dicky, dokter yang menangani ku tadi bilang aku hanya membutuhkan satu botol infus aja. Setelah infus ini habis aku sudah bisa keluar dan meninggalkan rumah sakit ini. Jadi aku minta sama kamu bisakah kamu mengabulkannya untukku?" tanya Chaliya penuh harap.     

"Apa itu, Sayang? katakan saja apa maumu selagi aku bisa aku akan menuruti selama kau senang," jawab pria itu penuh cinta.     

"Bawa aku ke panti asuhan milik kedua orangtuaku. aku ingin tinggal di sana, dan mengatakan bahwa aku ini adalah Alea putrinya. putrinya masih belum mati," ucap Chaliya memohon. tatapan matanya, lekat menatap pada suaminya.     

Dicky terdiam. Seperti, sebelum mengiyakan, dia perlu mempertimbangkan beberapa hal terlebih dahulu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.