Cinta seorang gadis psycopath(21+)

TAK SENGAJA BERTEMU ARABELLA



TAK SENGAJA BERTEMU ARABELLA

0"Arabella, Apakah kita bisa pergi sekarang?" tanya Samuel, membuyarkan lamunan gadis di depannya.     

"Oke, tentu saja," jawab Arabella. Tergugup.     

"Kalian hati-hati ya jangan lupa kembali sebelum sore," ucap Livia kepada dua anak muda yang saling jatuh cinta itu.     

"Iya Tante kami pamit dulu ya. Selambatnya jam 3 sore kami sudah tiba di sini," jawab Samuel.     

"Iya."     

Akhirnya mereka berdua pun berangkat. Arabella tidak tahu Samuel akan membawanya ke mana. Dia tidak bertanya ke manapun Samuel membawanya pergi, baginya terserah selama tidak ke pantai tidak masalah.     

Setelah setengah jam perjalanan akhirnya Samuel mengurangi kecepatan mobil lalu membelokkan mobilnya di sebuah mall.     

"Kita ke mall?" tanya Arabella. Seketika posisi duduknya berubah tegak lurus, padahal sebelumnya dia bersandar dengan santai.     

"Ya main aja di Timezone katanya kamu takut sama ombak laut," Jawa pria itu sambil tersenyum. Dia yakin tidak ada wanita yang tidak menyukai tempat tersebut meskipun dia bukanlah seorang wanita yang matre... Karena pergi ke bank nggak harus belanja, kan?     

"Ya sudah ayo kita nikmati wahana yang ada di sana Aku akan menyalahkan mu," tantang Arabella.     

"Oke, siapa takut.     

Sebelum mereka menuju Timezone, Samuel mengajak arabella untuk membeli es krim dan kentang goreng. Bagi mereka warga asli Indonesia ini adalah cemilan. Tapi tidak bagi orang barat karena tentang itu termasuk karbohidrat.     

"Makan ini dulu baru main," ucap Samuel.     

"Terima kasih kamu ngerti banget apa yang aku suka. Ada hal ini sepertinya kencan kita yang pertama ya?" tanya Arabella.     

Sambal tidak menjawab lain hanya tersenyum tipis sambil menunduk.     

"Kamu tahu dari mana kalau es krim dan kentang goreng adalah kesukaanku? Tidak mungkin kan kamu stalking sampai tanya-tanya ke Elizabeth? Maksudnya mama tiri aku," ucap arabella ketika dia teringat bahwa tante Hardi meminta dirinya supaya memanggil Elizabeth dengan panggilan mama bukan lagi tante.     

"Tidak lah mana berani aku bertanya padanya?"     

"Lalu dari mana jangan bilang kamu adalah seorang peramal," tanya Arabella. Dari sini Samuel menambah banyak pengetahuan tentang arabella dia adalah sosok gadis yang sangat penasaran apabila, sudah ingin tahu akan sesuatu dia kan terus bertanya dan mencari tahu jawabannya sampai dapat tidak mau berhenti begitu saja.     

"Aku lihat postingan kamu di IG. Setiap kali kamu jalan tidak pernah lepas dari es krim dan kentang goreng. Aku berpikir ini adalah menu wajib ketika kau jalan-jalan makanya aku membelikannya untukmu."     

"Ih kamu so sweet banget benar-benar calon suami masa depan," jawab Arabella. Dia bukan kelepasan memang ketika diam oven dengan seorang artis pria yang menurutnya tampan baik dan sempurna selalu mengatakan kalimat seperti itu kepada teman-temannya bahkan ketika sendiri pun juga berkata seperti itu.     

"Apa kamu bilang? Calon suami masa depan?" tanya Samuel sambil tersenyum.     

"Eh enggak kok bukan Aku cuma salah ucap aja jangan dimasukkan hati," ucap Arabella dengan cepat.     

"Oh maaf aku terlalu GR saja mendengar perkataan mu yang barusan," jawab Samuel dengan ekspresi kecewa.     

Arabella terdiam dia sadar bahwa yang dia katakan kali ini adalah salah. Ingin sekali rasanya Dia menjelaskan bahwa tidak seperti itu tapi dia juga dalam posisi yang serba salah simalakama.     

"Arabella Kamu adalah gadis cantik muda dan berprestasi apabila kamu tidak suka dengan aku yang terlalu pendiam seperti ini nggak masalah kita batalkan saja perjodohan setidaknya kita bisa masih tetap berteman kan?" ucap Samuel. Tidak ingin semua menjadi canggung.     

"Sam... Nggak betitu, kamu salah pa..."     

"Bruk!" Tiba-tiba seseorang menabrak tubuh arabella hingga dia hampir terjatuh namun dengan sigap Samuel yang berada di depannya langsung menangkap arabella sehingga keduanya berpelukan dan pandangan mereka saling bertemu.     

"Aduh maaf Mbak aku nggak sengaja," jawab seorang wanita yang terdengar familiar dan tidak asing.     

Buru-buru arabella menjauhkan tubuhnya dari tubuh Samuel. dia melihat ke arah wanita yang tak baru saja menabraknya sambil tersenyum ramah ia berkata, "Iya, Mbak. tidak apa-apa." Namun kedua matanya seketika membulat ketika melihat siapa orang yang menabraknya.     

"Loh arabella Kamu sama siapa di sini?"     

"Kakak... Kak Chaliya, apa kabar kamu? Aku kangen banget sama kakak!" ujar Arabella dan langsung memeluk wanita di depannya.     

"Kabarku baik-baik saja kabar kamu gimana arabella kakak juga kangen banget sama kamu," ucap Chaliya. Membalas pelukan.     

"Arabella juga baik-baik saja kak. Sudah berapa hari kakak berada di Jakarta ibu kangen banget sama Kak Chaliya."     

"Sebenarnya sih sudah tiga hari tapi kakak nggak kemana-mana. Selama tiga hari ini mengabdikan diri sebagai relawan di salah satu panti asuhan. Baiklah nanti sebelum kembali ke Bandung Kak Chaliya bersama suami kakak akan berkunjung ke rumah kalian untuk bertemu dengan ibu."     

Keceriaan Arabella berangsur memudar ketika mendengar wanita itu mengatakan sebuah kata suamiku. Meskipun dia tahu kakaknya sudah lama tiada, dan sebelum kepergian mendiang sang kakak untuk selama-lamanya, dia juga sudah berpesan supaya tunangannya bisa menjalani hidupnya dengan baik dan segera mencari pengganti dirinya. Tapi tetap saja seolah dia tidak bisa menerima itu karena tahu betapa kakaknya sangat mencintai Chaliya.     

"By the way Arabella, kamu ke mall sama siapa?" tanya Chaliya membuyarkan lamunan gadis muda di depannya.     

'aku ke sini sama Samuel Kak, kenalkan dia adalah pria yang dikenalkan sama tante Elizabeth kepadaku," ucap Arabella.     

Chaliya melihat pria brondong di depannya. Wajahnya nampak familiar sekali. Tidak asing. Tapi, dia ragu mengatakan bahwa dia seperti pernah melihat wajah itu. Jadi, dia diam saja.     

"Hay, halo!" Sapa Chaliya.     

"Katanya kakak datang ke sini dengan suami. Di mana dia sekarang?" tanya Arabella. Diam-diam dia merasa penasaran Seperti apa suami dari mantan calon kakak ipar nya dulu.     

"Dia masih ada di belakang sebentar lagi juga akan ke sini. Kalau sudah makan belum kita makan siang dulu yuk!" ajak Chaliya.     

"Boleh, lah Kak." jawab Arabella.     

Sambil berjalan menuju food court, Chaliya menelpon Dicky mengatakan bahwa ia akan mencari makan siang bersama arabella ketika tanpa sengaja tadi mereka bertemu.     

"Baik, Sayang. Jika ini sudah selesai, aku akan menyesal ku disana pesan kamu sekalian makanan untukku 10 menit lagi aku juga sudah selesai kok," jawab Dicky dari seberang sana     

Setelah memesan makanannya masing-masing mereka berdua ngobrol tentang banyak hal yang berkaitan dengan pekerjaan Arabella saat ini.     

Tidak berselang lama datang seorang pria menghampiri mereka bertiga yang membuat jantung arabella sukses nyaris berhenti berdetak karena saking terkejutnya.     

"Apakah kalian sudah lama menunggu? Maaf, ya Sayang. Terimakasih, sudah memesankan makanan untukku."     

Bahkan ucapan dan perlakuan pria itu kepada Chaliya by sukses membuat Arabella terpaku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.