Legenda Raja Naga (The Legend of the Dragon King)

BERBAKAT



BERBAKAT

0"Masuklah!" Kata Mang Tian kepada Tang Wulin.     

"Baik."     

Tang Wulin mengikuti Mang Tian masuk ke dalam bengkel. Di dalamnya dipenuhi dengan berbagai macam logam yang hampir semuanya tidak diketahui Tang Wulin. Kemungkinan besar logam tersebut merupakan bagian dari pembuatan Soul Mecha.     

Mang Tian terus berjalan masuk ke dalam bengkel tanpa memperlambat langkahnya, membuat Tang Wulin harus berlari kecil untuk menyamai langkahnya.     

Bengkel tersebut tidak besar maupun kecil. Setelah melewati aula, Mang Tian membawa Tang Wulin kedalam sebuah ruangan.     

Di dalam ruangan itu terdapat sebuah meja yang tingginya melebihi Tang Wulin.     

Mang Tian berhenti, dan berbalik menghadap Tang Wulin. "Apakah kau tau apa itu menempa?"     

Tang Wulin menggelengkan kepalanya.     

"Sesungguhnya aku tidak ingin menerimamu di sini. Kau sangat muda dan tidak cocok untuk menempa. Namun, ayahmu terus meyakinkanku untuk menerimamu. Jika aku menemukan kau tidak cocok dalam pekerjaan ini, maka aku akan memulangkanmu. Jika hal itu terjadi, jangan tinggal disini dan menangis tanpa henti, mengerti?"     

"Aku tidak akan menangis, paman Mang Tiang." Jawab Tang Wulin meyakinkan.     

"Ini adalah tugasmu hari ini." kata Mang Tian sambil menunjuk ke samping.     

Di sana terdapat sebuah meja logam setinggi setengah meter. Di atas meja terdapat sebongkah logam bundar dan di bawahnya terdapat layar Soul Machine.     

Mang Tian mengambil dua palu kecil dari sampingnya dan mengulurkannya pada Tang Wulin. "Apa kau melihat bongkahan logam itu? Gunakan palu ini untuk memukulnya sebanyak seribu kali. Layar dibawah hanya akan menghitung jumlah pukulan dengan kekuatan yang cukup. Jadi, kau harus memukulnya dengan sekuat tenaga. Jika kau dapat menyelesaikan tugas ini, maka aku akan mengajarimu cara menempa. Jika kau tidak dapat menyelesaikannya, maka besok kau tidak usah datang lagi."     

Selesai berbicara, ia meletakkan kedua palu tadi ke tangan Tang Wulin dan berlalu pergi.     

Pegangan palu tersebut berukuran sepertiga meter dengan kepala berbentuk tabung yang panjangnya setengah kaki dan diameter sepuluh sentimeter. Beratnya sekita lima kilogram. Untuk anak berusia enam tahun, ini sangat berat. Apalagi ia harus mengayunkannya sebanyak ribuan kali.     

Tang Wulin menatap palu tersebut dengan ekspresi pahit, tetapi ketika ia mengambilnya dari Mang Tian, ia kagum ternyata palu tersebut tidak terlalu berat.     

Paman Mang Tian terlihat galak tetapi sebenarnya sangat baik. Tang Wulin tersenyum kearah Mang Tian kemudian mengayunkan palu di tangan kanannya ke atas bongkahan logam.     

"Bang!" Logam itu berbunyi keras membuat Tang Wulin terkejut. Layar Soul Machine aktif secara otomatis menampilkan angka 1.     

Dia kemudian mengangkat tangan kiri nya mengayunkannya dengan keras. "Bang!"     

2     

'Ini tidak terlalu sulit.' Pikir Tang Wulin terus mengayunkan lengannya dengan stabil.     

"Bang, bang, bang, bang, bang!" Angka pada layar terus bertambah seiring dengan dentuman pukulan. Pukulannya sangat stabil karena Tang Wulin merasa berat palu tidak terlalu membebaninya. Sepasang palu terus memukuli logam tersebut dan angka di layar terus bertambah.     

Setelah memalu seratus kali, Tang Wulin mulai berkeringat. Pada pukulan ke tiga ratus, lengannya mulai terasa nyeri.     

'Aku harus bertahan! Aku tidak boleh mengecewakan ibu dan ayah.     

Tang Wulin terus mengayunkan palu di tangannya sambil menahan sakit.     

Pada pukulan ke lima ratus, ia merasa kesakitan pada tangannya. Tetapi ia menolak untuk berhenti, ia terus mengayunkan lengannya dengan seluruh kekuatan menolak untuk berhenti.     

Semakin lama, rasa sakit yang dirasakan Tang Wulin terus bertambah. Bahkan tangannya telah berubah warna menjadi merah, tetapi ia hanya bisa menggertakkan giginya menahan rasa sakit.     

Ia hanya bisa menyemangati dirinya sendiri, "Aku harus menyelesaikan ini agar aku bisa belajar menempa dan mendapatkan uang untuk membeli Soul Spirit. Dengan begitu aku bisa membahagiakan ayah dan ibu, juga bisa melindungi Na'er."     

Pada saat pukulan ke tujuh ratus, tangannya sudah terasa kebas dan pukulannya telah melambat.     

Ia terus menggertakkan giginya untuk bertahan, keringatnya terus bercucuran membuat pakaian yang ia kenakan menempel pada tubuhnya. Keringatnya mengalir deras, bahkan punggunya terasa sakit. Perlahan tubuh Tang Wulin bergetar seperti tersengat listrik. Sakit yang dirasakannya perlahan menghilang dan palu yang dipengangnya terasa lebih ringan.     

"Bang, bang, bang!" memukul logam menjadi lebih mudah, membuat Tang Wulin bersemangat mengejar tiga ratus pukulan lagi.     

"Seribu!" Hanya setelah mencapai jumlah yang telah ditetapkan Mang Tian, Tang Wulin menurunkan palunya.     

Napasnya terengah, rasa sakit di telapak tangannya sudah tidak bisa ia jelaskan, dan lengannya menjadi bengkak. Terlepas dari rasa sakit yang ia rasakan, secara tak terduga ia juga merasa lebih kuat. Rasa sakit yang ia rasakan di punggungnya berubah menjadi rasa nyaman yang menyebar ke tulang belakangnya dan kembali lagi ke punggungnya secara berulang.     

Yang tidak ia perhatikan bahwa pada punggungnya timbul pola garis berwarna emas.     

Hanya setelah lima menit, ia bisa mengatur napasnya kembali.     

"Paman Mang Tian, aku sudah selesai." Setelah cukup lama mencari Mang Tian, Tang Wulin menemukannya di sebuah ruangan sedang mengutak-atik beberapa logam.     

Mang Tian menatapnya heran, ia kemudian melirik jam tangannya dan menemukan bahwa baru setengah jam berlalu.     

"Kau sudah selesai memalu?"     

"Sudah, paman!" Tang Wulin mengangguk.     

Melihat penampilan Tang Wulin dipenuhi keringat, Mang Tian tidak bertanya lebih jauh. Ia lebih suka melihatnya secara langsung. Ia berdiri dan kembali ke ruangan sebelumnya diikuti Tang Wulin.     

'1000' angka yang ditampilkan pada layar. Layar tersebut ia pasang sendiri dan tidak mungkin seorang anak kecil berusia enam tahun bisa menipunya. Namun hasilnya sangat sulit dipercaya.     

Kedua palu logam tersebut tidak bisa dikatakan berat dan juga ringan. Setiap palu benar-benar memiliki berat lima kilogram, dan bahkan lengan orang dewasa pun akan terasa kaku dan sulit diangkat setelah seribu kali ayunan. Terlebih lagi, menyelesaikannya dalam waktu tiga puluh menit merupakan hal yang sulit bagi mereka, apalagi untuk anak berusia enam tahun.     

Tes yang Mang Tian berikan padanya hanyalah sebuah cara untuk menolak Tang Wulin secara halus. Karena ia memiliki hubungan baik dengan Tang Ziran, sehingga ia tidak bisa menolaknya secara langsung. Bagaimanapun, ia tidak ingin menyuruh seorang anak berusia enam tahun yang ia anggap tidak cocok untuk menempa.     

Tetapi yang ada di depan matanya berbeda dari yang ia pikirkan.     

"Pukul beberapa kali lagi untukku. Jangan berhenti kecuali aku memberi instruksi." Mang Tian berkata dengan suara beratnya.     

"Baik!" Tang Wulin mengambil palunya sekali lagi. Setelah beristirahat sejenak, rasa sakit pada lengannya telah berkurang.     

"Bang, Bang, Bang!" Setiap pukulan dilakukan tanpa menggunakan teknik apapun. Ia hanya mengandalkan kekuatan untuk memalu logam di atas meja.     

Hanya setelah beberapa saat, dengan pengalaman yang dilaluinya Mang Tian dapat memastikan bahwa hanya dengan kekuatan, anak ini mampu memalu gumpalan logam.     

Apakah ini bakat jenius legendaris?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.