Legenda Raja Naga (The Legend of the Dragon King)

AKU AKAN MELINDUNGIMU DI MASA DEPAN



AKU AKAN MELINDUNGIMU DI MASA DEPAN

Kualifikasi seorang jenius berbeda-beda tergantung pada usia seseorang. Dan untuk seorang anak berusia enam tahun yang mampu mengayunkan palu logam seribu kali, jelas layak untuk dikatakan jenius.     

Namun Mang Tian tidak menyuruhnya berhenti. Ia hanya berdiri di samping Tang Wulin menyaksikannya memalu. Gerakannya alami dan kuat, serta setiap pukulannya bertenaga.     

Lima puluh kali, delapan puluh kali, seratus kali.     

Ia berkeringat kembali, dan rasa sakit yang ia rasakan sekarang melampaui rasa sakit sebelumnya. Kedua lengannya terasa panas. Setiap kali ia memalu, tangannya semakin membengkak. Namun, Tang Wulin terus menggertakkan giginya untuk menahan rasa sakit.     

Setelah memalu sebanyak seratus lima puluh kali, tubuh Tang Wulin mulai goyah. Penglihatannya mulai kabur, lengannya semakin membengkak dan sakit yang ia rasakan tidak bisa ia deskripsikan lagi. Namun, dengan gigih ia terus bertahan.     

'Aku bisa bertahan. Aku bisa menyelesaikan ujian ini. Aku laki-laki, dan setiap ketekunan akan membuahkan hasil.'     

Tang Wulin bahkan tidak mengingat berapa kali ia mengayunkan palu ketika akhirnya Mang Tian menyuruhnya berhenti. Jika Mang Tian tidak menopangnya, mungkin ia akan jatuh.     

Saat ia mengambil palu dari tangan Tang Wulin, ia menemukan bahwa telapak tangan Tang Wulin terkelupas dan menjadi bengkak.     

Seorang ahli pandai besi yang galak akhirnya tergerak, bukan hanya karena bakat yang dimiliki Tang Wulin tetapi juga karena ketekunannya.     

Kekuatan masih bisa dilatih dan dikembangkan, tetapi tekad yang dimiliki oleh anak berusia enam tahun, itu benar-benar sangat berharga.     

"Kalian berdua telah membesarkan anak yang baik. Aku akan menerimanya sebagai muridku. Mulai besok dan seterusnya, katakan padanya untuk datang pada waktu yang sama seperti hari ini. Setelah sampai di rumah, oleskan salep ini pada tangannya." Pada saat Lang Yue datang untuk menjemput Tang Wulin, ia disambut dengan ekspresi lembut Mang Tian yang memberikan sebotol salep.     

Setelah istirahat selama satu jam, Tang Wulin mendapatkan kekuatannya kembali. Hanya saja, untuk mengangkat lengannya masih terasa sakit.     

Ia kembali mengingat penjelasan Mang Tian tentang menempa.     

"Apa itu penempaan? Penempaan dan penuangan adalah dua hal yang bebeda. Penuangan hanya membutuhkan cetakan dan setelahnya menggunakan mesin untuk membuat bentuk yang diinginkan. Untuk penempaan, membutuhkan seorang pandai besi untuk memalu logam tersebut dari awal hingga akhir. Tentu saja kau juga bisa menggunakan mesin untuk memalu logam dan menempanya, tetapi logam adalah benda hidup. Mesin tidak akan pernah bisa menemukan inti dari logam. Jadi, setiap bagian dari mesin kelas satu dibuat oleh pandai besi. Seorang pandai besi yang baik adalah pengrajin sejati yang memiliki status tidak kurang dari seorang Soul Master."     

Soul Master dan pandai besi, itulah impian semua anak laki-laki.     

"Aduh!" Tang Wulin berteriak kesakitan ketika Lang Yue menarik tangannya.     

Saat itulah Lang Yue menemukan luka di telapak tangan anaknya.     

"Astaga! Dia, dia melakukan ini padamu?" Air mata mengalir dari matanya. Ia tidak pernah menyangka bahwa putranya akan sangat menderita hanya dalam dua jam.     

Tang Wulin menggelengkan kepala dan menjawab, "Dia tidak melakukan apa-apa! Paman Mang Tian hanya memberi ujian padaku dan aku lulus. Bukankah aku hebat? Jangan menangis! Ini tidak sakit."     

"Mari kita pulang." Kata Lang Yue sambil menyeka air matanya.     

"Aku benar-benar tidak apa-apa, ibu. Aku sangat senang. Aku lulus dari ujian yang diberikan paman Mang Tian. Apakah ibu tidak senang untukku? Bukankah ini rasa pencapaian yang dibicarakan Ayah?"     

"Ibu senang, Ibu sangat senang." Lang Yue menepuk kepala anaknya dan sekali lagi mengeluarkan air mata.     

Begitu memasuki rumah, Tang Wulin melihat Na'er duduk di samping. Dengan cepat, ia berlari kearahnya sementara Lang Yue pergi ke dapur untuk memasak makan malam.     

"Na'er, apa kau tau? Hari ini aku lulus ujian Paman Mang Tian, jadi sekarang aku bisa belajar menempa darinya. Tunggu sampai kakak mendapatkan uang dari menempa, maka aku bisa menabung untuk membeli Soul Spirit. Aku juga bisa membelikan banyak makanan untukmu."     

Selayaknya seorang anak kecil, ia telah melupakan rasa sakit pada tangannya saat bercerita tentang pencapaiannya pada Na'er.     

Na'er mendengarkan dengan serius, tetapi sesekali matanya menunjukkan kehampaan.     

"Na'er, kamu benar-benar tidak ingat apa-apa tentang keluargamu?" Setelah selesai menceritakan pencapaiannya, Tang Wulin menanyakan pertanyaan yang menghantuinya selama ini.     

Na'er menggelengkan kepalanya, "Aku benar-benar tidak ingat. Aku hanya mengingat bahwa namaku adalah Na'er. Yang lainnya tidak jelas. Kakak Lin, apakah aku bodoh?"     

Dengan cepat Tang Wulin menjawab, "Tidak! Tentu saja kau tidak bodoh. Tidak apa-apa jika kau tidak mengingatnya. Sekarang, rumahmu disini. Orang tua ku juga orang tua mu, dan kau adalah adik perempuanku."     

Menatap Tang Wulin, Na'er kemudian tersenyum. Ini adalah pertama kalinya ia tersenyum sejak datang ke rumah ini.     

"Wow! Senyummu sangat cantik. Kalau begitu aku akan memberi tahu sebuah rahasia, kakak akan bekerja keras untuk menjadi Soul Master sehingga di masa depan aku bisa melindungimu. Mengerti?"     

"Tentu."     

Pada saat Tang Ziran kembali, makan malam sudah disiapkan.     

"Ziran, ikutlah denganku. Anak-anak, kalian makanlah dulu." dengan tenang Lang Yue memberi tanda pada Tang Ziran untuk mengikutinya ke kamar mereka.     

Tang Ziran yang bingung menatap putranya dengan rasa ingin tahu. Sebagai balasan, Tang Wulin mengangkat pundaknya sebagai tanda bahwa ia juga tidak tahu apa yang terjadi pada ibunya.     

Kemudian Tang Ziran menyusul Lang Yue ke kamar mereka dan menutup pintu.     

"Na'er, ayo kita makan. Apakah kau tidak lapar?" Mengingat seberapa banyak yang mereka makan sebelumnya, hari ini Lang Yue telah memasak banyak makanan.     

Na'er yang memang merasa lapar mengangguk dan mulai makan dengan lahap.     

Ditengah makannya, Na'er memperhatikan bahwa Tang Wulin tidak bertingkah seperti sebelumnya. Ia mengangkat kepala dan menatap Tang Wulin, dan menemukan bahwa Tang Wulin menggerakkan tubuhnya dengan wajah menahan sakit.     

"Kakak kenapa?" Na'er bertanya.     

"Tanganku benar-benar sakit setelah melewati ujian dari paman Mang Tian. Aku bahkan kesulitan mengangkatnya." Akhir-akhir ini Tang Wulin sering merasa lapar, ditambah dengan pekerjaannya setelah dari akademi, jelas membuatnya sangat kelaparan.     

Mengerjapkan mata berpikir, Na'er kemudian berkata. "Kalau begitu, aku akan menyuapimu."     

"Ya, tentu. Tidak masalah." Tang Wulin berkata dengan gembira.     

Dengan tangan gemetar, Na'er kemudian menyuapi Tang Wulin. Dua anak berusia enam tahuan dan lima setengah tahun menikmati kebersamaan mereka.     

"Na'er, kamu yang terbaik!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.