Kaisar Dewa

Serangan Balik



Serangan Balik

0Dengan suara desingan angin, maka abu yang berasal dari Green-robed Emissary mulai menghilang di atas laut.     

Dalam satu kedipan mata, seorang top superior jahat baru saja menghilang dari dunia, dan berubah menjadi abu.     

Ketika menyaksikan hal tersebut, maka semua prajurit Dunia Primitif yang berada di sana menjadi terkesiap. Sehingga, mereka pun mulai menurunkan kepala masing-masing, hingga tubuh mereka terlihat gemetar. Bahkan, mereka tidak berani bernafas kencang-kencang, karena mereka takut jikalau diri mereka akan dijadikan target selanjutnya oleh Black Skeleton Flood Dragon King.     

"Green-robed Emissary selalu membawa dekrit kerajaan dan sebuah jimat harta karun bersama dirinya. Tidak disangka, kedua benda itu masih juga gagal menghalau serangan sang raja. Maka dari itu, hal tersebut benar-benar membuktikan kekuatan menakjubkan yang dimiliki oleh Black Skeleton Flood Dragon King."     

Orange Star Emissary mendongakkan kepalanya dan menatap ke arah Black Skeleton Flood Dragon King. Di waktu yang bersamaan, wajahnya yang dingin dan arogan langsung berubah menjadi sedikit pucat.     

Sementara itu, dengan Kekuatan Batin yang tinggi dan kedua matanya yang berbinar, maka Zhang Ruochen bisa melihat lebih jelas dibandingkan dengan Orange Star Emissary.     

Ketika sang raja melancarkan serangannya, maka terdapat lingkaran cahaya suci yang sedang memancar dari tubuh Green-robed Emissary. Cahaya itu bersinar untuk beberapa saat, dan memang berhasil menghalau serangan pertama dari sang raja.     

Namun, Black Skeleton Flood Dragon King nyatanya telah melepaskan puluhan serangan berturut-turut dalam waktu sekejap, hingga berhasil menghancurkan lingkaran cahaya suci tersebut. Akibatnya, Green-robed Emissary pun berhasil dibunuh.     

Sang raja beraksi dengan sangat cepat, hingga tidak ada seorangpun yang mampu menyaksikan bagaimana serangannya dilepaskan sebanyak puluhan kali. Selain hanya energi gelombang yang terlepas dari tangannya, maka tidak ada seorangpun yang bisa melihat gerakannya dengan jelas, sebelum Green-robed Emissary benar-benar berubah menjadi abu.     

Green-robed Emissary pasti telah menggunakan dekrit kerajaannya, sehingga ia tidak lagi memiliki Kekuatan Biksu yang bisa digunakan.     

Meskipun Green-robed Emissary bukanlah tandingan Black Skeleton Flood Dragon King, namun ia masih bisa melarikan diri dengan mudah saat menggunakan dekrit kerajaan.     

Di sisi lain, Zhang Ruochen juga mempunyai sebuah dekrit kerajaan.     

Ketika Biksu Pedang Xuanji baru saja menerimanya sebagai seorang murid, maka saat itu ia mengalirkan Kekuatan Biksu-nya ke dalam dekrit kerajaan tersebut.     

Namun, Zhang Ruochen belum menggunakan kekuatan dekrit kerajaanya.     

Biksu Pedang Xuanji merupakan kepala sekolah kedua di Akademi Saint. Di seluruh Wilayah Timur, maka kekuatannya termasuk ke dalam kelas top. Jadi, pria itu digadang-gadang sebagai "Salah satu dari Tiga Biksu Pedang di Wilayah Timur". Maka dari itu, bisa dikatakan jikalau pria tersebut mendapatkan derajat yang sangat tinggi.     

Sehingga, dekrit kerajaan yang dibuat oleh pria itu mempunyai kekuatan yang besar.     

Bagaimanapun juga, dengan dekrit kerajaan tersebut, maka Zhang Ruochen sama sekali tidak perlu takut terhadap Black Skeleton Flood Dragon King.     

Sebab, selama ia ingin melarikan diri, maka tidak ada seorang Setengah-Biksu pun yang sanggup menghalanginya.     

Zhang Ruochen tidak pernah menggunakannya, karena kekuatan dari dekrit tersebut akan berkurang setiap kali digunakan. Oleh karena itulah, ia tidak akan menggunakannya, kecuali saat berada di situasi yang sangat kritis.     

Meskipun ia mempunyai sebuah dekrit kerajaan, namun Zhang Ruochen tidak berencana untuk melarikan diri sekarang ini. Sebaliknya, ia sedang memikirkan cara untuk membunuh Ras Flood Dragon dan menembus Tingkatan Tertinggi dari Alam Surga. Di samping itu, akan menjadi lebih baik jikalau ia benar-benar berhasil mendapatkan warisan Xuanwu.     

Ketika Black Skeleton Flood Dragon King memobilisasi jiwa binatang buasnya, maka seketika itu juga terdapat kekuatan besar – yang tak terlihat – sedang terlepas dan menyebar ke segala penjuru, yang mana ia menggunakannya untuk memberi tekanan pada semua prajurit Dunia Primitif.     

Ia menggunakan kekuatan jiwa untuk menghancurkan rasa ingin dan kesadaran milik para prajurit tersebut. Dengan melakukan hal yang demikian, maka ia akan mampu memperbudak mereka semua.     

Di tempat lain, seorang prajurit tua Dunia Primitif Level Enam mengambil satu langkah maju dan mendengus. "Meskipun aku mati, namun aku masih tidak mau bekerja untuk seekor binatang buas."     

"Dasar pria tua tidak tahu terima kasih."     

"Puff!"     

Black Skeleton Flood Dragon King mendengus dan langsung menampar kepala sang elder tersebut dengan menggerakkan tangannya di udara.     

Dengan suara bergemeretak, maka tubuh sang elder tersebut hancur dan berubah menjadi serpihan tulang-belulang.     

"Siapa lagi?" tanya sang raja dengan suara seraknya.     

Seketika itu juga, kekuatan jiwanya berhasil menghancurkan rasa ingin milik para prajurit tersebut. Akibatnya, mereka tidak berani menentangnya, dan langsung menyelam ke dalam air, sebelum akhirnya memasuki area Bloody Trench.     

Sambil terbang di atas laut, maka lima Komandan Ras Flood Dragon berubah menjadi beberapa Flood Dragon berkepala manusia, dan langsung tertawa terbahak-bahak.     

Di antara mereka, salah satu komandan tersebut berkepala wanita, yang mana ia berkata, "Alien manusia mengira jika posisi mereka berada di tempat yang sangat tinggi di semesta ini. Namun sebenarnya, mereka sangat penakut dan merupakan makhluk hidup yang mudah putus asa. Raja kita baru saja melepaskan kekuatan jiwa, namun mereka telah ketakutan seperti sekawanan kura-kura. Maka dari itu, mereka pun akhirnya bersedia membuka jalan untuk kita."     

Ketika mendengarkan hal tersebut, maka Huang Yanchen sudah tidak bisa menahan kesabarannya lagi. Wanita itu terlihat serius dan mengambil satu langkah maju, dimana ia bermaksud untuk bertarung melawan sang komandan tersebut.     

Namun, Zhang Ruochen cepat-cepat merentangkan tangan di pundaknya dan menariknya ke sisi belakang.     

"Zhang Ruochen, lepaskan aku!" Huang Yanchen berteriak dingin.     

Namun, lelaki itu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Mengapa kau harus pergi dan menjemput ajalmu sendiri?"     

"Aku lebih baik mati daripada harus menuruti permintaan para binatang buas." Huang Yanchen menatap ke arah Zhang Ruochen dengan menggunakan kedua mata birunya. Kemudian, ia menambahkan, "Zhang Ruochen, kita adalah para prajurit Dunia Primitif, jadi kita sama sekali tidak takut terhadap kematian, benarkan?"     

"Saudari senior seperguruan, kau terlalu impulsif!"     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya dan berkata dengan gelombang suara, "Kita harus mencari warisan Xuanwu. Mengapa tidak menahan diri sebentar saja dan pergi ke Bloody Trench terlebih dahulu? Bagaimana jika kita sungguh-sungguh mendapatkan warisan Xuanwu?"     

Huang Yanchen berkata, "Menahan diri? Meskipun kita mendapatkan warisan Xuanwu, namun kita tetap tidak akan mampu mengalahkan Black Skeleton Flood Dragon King. Jika demikian, maka kita hanya sedang membantu mereka mencapai tujuannya."     

"Itu tidak sepenuhnya benar."     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya, sebagaimana ia baru saja menemukan jalan keluar. Kemudian, ia berhenti beretorika dan mulai berkata serius, "Saudari senior seperguruan, kali ini kau harus mendengarkan aku. Ayo pergi ke Bloody Trench bersamaku, daripada harus menjemput ajalmu sendiri."     

Dengan tatapan tajam, maka ia mencengkram tangan wanita tersebut dan menariknya masuk ke dalam air. Kemudian, mereka berdua menyelam di dalam laut bersama dengan para prajurit Dunia Primitif yang lain.     

"Swoosh!"     

Zhang Ruochen melepaskan Celestial Bodyshield-nya untuk membentuk tameng Chi – dengan diameter mencapai 3.3 meter. Sehingga, tameng Chi tersebut dapat menekan laju air di sekitar, hingga membuat mereka perlahan-lahan sanggup menyelam semakin dalam.     

Huang Yanchen masih mencoba untuk melepaskan diri, namun ia sama sekali tidak bisa menggerakkan tangannya. Setelah beberapa saat, maka ia tidak lagi berusaha melepaskan diri, dan hanya menyelam seperti yang diinginkan oleh lelakinya.     

Ao Xinyan dan Orange Star Emissary juga sama-sama melepaskan Celestial Bodyshield masing-masing dan mengikuti mereka.     

Sementara itu, Bloody Trench sendiri merupakan wilayah yang seakan-akan tak mempunyai dasar.     

Di samping itu, air yang berada di dalam sana terasa dingin. Di waktu yang bersamaan, tekanan air yang terdapat di dalamnya semakin membesar, sebagaimana mereka menyelam semakin dalam. Akibatnya, Celestial Bodyshield milik para prajurit itu harus digunakan untuk menghadapi tekanan dalam air tersebut.     

Ketika mereka menyelam pada kedalaman 1.000 meter di bawah air laut, maka beberapa prajurit yang berada di Tingkatan Awal dari Alam Surga dan Tingkatan Menengah dari Alam Surga tidak lagi sanggup bertahan dari tekanan air, hingga mereka pun ingin kembali ke permukaan.     

Namun, lima ekor Komandan Ras Flood Dragon sama-sama sedang mengikuti mereka. Jadi, ketika mereka menyaksikan beberapa orang ingin kembali ke permukaan, maka seketika itu pula mereka melesat maju dan menelan mereka bulat-bulat.     

Sang komandan dengan cincin besi di kepalanya mendengus dan berkata, "Terus menyelam. Mereka yang ingin mundur akan mati. Haha!"     

Sekarang ini, ada lebih dari 20 orang ksatria – yang relatif memiliki tingkat pengolahan bela diri yang rendah – sedang dimakan oleh sang komandan tersebut.     

Zhang Ruochen terlihat dingin, namun dengan gejolak kemarahan yang besar di dalam hatinya. Lelaki itu menggertakkan giginya dan berusaha mengendalikan dirinya dengan susah payah.     

Teruntuk perang yang terjadi di antara dua dunia, maka ketika hal tersebut benar-benar terjadi, maka tidak akan ada lagi yang namanya benar atau salah – hanya menang atau kalah.     

Ketika ia menyaksikan rekan prajuritnya yang berasal dari Daratan Kunlun baru saja dimakan hidup-hidup oleh para Flood Dragon tersebut, hingga mereka sama sekali tidak sanggup melawan, maka lelaki itu merasa benar-benar muak dan marah.     

"Tunggu sedikit lagi," Zhang Ruochen berusaha memberi peringatan pada dirinya sendiri.     

Di antara lima ekor Komandan Ras Flood Dragon, maka dua di antara mereka telah berada di Perubahan Keenam dari Alam Fish-dragon, sementara tiga yang lain telah mencapai Perubahan Ketujuh dari Alam Fish-dragon.     

Selain itu, terdapat begitu banyak Redcloud Python yang sedang mengikuti mereka di belakang, yang mana mereka tampak seperti para tentara Ras Flood Dragon. Oleh karena itulah, ada ratusan prajurit Dunia Primitif yang harus memaksakan diri mereka agar terus menyelam ke dasar palung laut tersebut.     

Ketika mereka sudah menyelam pada kedalaman 5.000 meter di bawah laut, bahkan para prajurit di Tingkatan Fajar dari Alam Surga tidak lagi mampu bertahan dari tekanan bawah air.     

Sementara itu, dada dan perut sama-sama mereka tampak membesar, hingga kedua mata mereka seperti ingin segera keluar. Namun, tidak lama setelahnya, terdengar suara "bang", yang mana itu berarti jika tubuh mereka baru saja meledak dan berubah menjadi sebuah gumpalan darah.     

Para tentara Ras Flood Dragon sama sekali tidak peduli – apakah para prajurit Dunia Primitif itu hidup atau mati. Sebaliknya, mereka terus memaksa para prajurit yang berada di barisan depan untuk tetap bergerak maju.     

Ketika berada di kedalaman 10.000 meter, maka semua prajurit dari Alam Surga telah mati, dan hanya menyisakan Zhang Ruochen semata. Beberapa dari mereka meregang nyawa karena tekanan air yang besar, sementara sisanya telah dimakan oleh para Komandan Ras Flood Dragon.     

Kala itu, Zhang Ruochen melepaskan Pola Ruang-nya, dimana hal tersebut membantunya bertahan dari tekanan dalam air, sehingga ia masih sanggup bertahan hidup.     

Ketika menyaksikan para prajurit Dunia Primitif mati dengan cara yang seperti itu, maka seketika itu pula Zhang Ruochen berubah menjadi pucat. Kemudian, ia mulai mengepalkan tinjunya erat-erat, dengan suatu dendam kebencian yang memancar dari kedua matanya.     

Lelaki itu diam-diam telah menahan dirinya sendiri.     

Bagaimanapun juga, ia tahu jikalau ini belum waktunya.     

Meskipun ia tidak sanggup menerima semua penghinaan tersebut, namun ia masih harus menahannya.     

Lalu, pada kedalaman 15.000 di bawah air laut, bahkan para pertapa dari Alam Fish-dragon juga mulai kesulitan untuk bertahan. Sebab, kekuatan mereka menjadi terbatas ketika harus mengalami tekanan air yang begitu besar. Karena itulah, mereka bahkan kesulitan untuk hanya menggerakkan tangan, apalagi sampai harus bertarung.     

Saat itu, mereka menemukan diri masing-masing sedang berada di kegelapan, hingga mereka sama sekali tidak dapat menemukan cahaya.     

Beberapa saat kemudian, maka Zhang Ruochen pun akhirnya berhenti.     

Kala itu, Huang Yanchen menatap ke arah Zhang Ruochen dan berkata, "Zhang Ruochen, mengapa kau berhenti..."     

Sekarang ini, wanita itu akhirnya bisa melihat jikalau kedua mata Zhang Ruochen telah menjadi sangat merah dan bengkak, hingga urat-urat berwarna biru tampak memenuhi wajahnya.     

Wanita itu sama sekali tidak memahami sebesar apa kemarahan yang sedang dipendam oleh Zhang Ruochen. Sehingga, ia hanya berpikir jikalau lelaki tersebut sedang berhenti adalah karena tidak mampu lagi bertahan dari tekanan di bawah air. Oleh karena itulah, ia cepat-cepat melangkah maju dan ingin membantunya.     

Namun, lelaki itu menggelengkan kepalanya pelan dan berkata, "Saudari senior seperguruan, pergilah ke dasar palung terlebih dahulu. Jangan khawatirkan aku."     

"Mengapa kalian berhenti? Ayo, terus menyelam."     

Sang komandan dengan cincin besi di kepalanya mulai mengaum. Kemudian, ia mengeluarkan Cambuk Flood Dragon Tendon – yang berukuran 33 meter – dan mulai mencambuk Zhang Ruochen, beserta dengan Huang Yanchen.     

"Swoosh!"     

Cambuk itu membelah air dan menciptakan bekas serangan yang melengkung.     

Sebenarnya, sang komandan telah berada di Perubahan Keenam dari Alam Fish-dragon. Namun, ia hanya bisa melepaskan kekuatan yang setara dengan seorang ksatria dari Alam Surga, terutama ketika berada di bawah tekanan air yang sedemikian rupa.     

"Kita sedang berada di kedalaman 15.000 meter di bawah air laut. Bahkan jika seorang Setengah-Biksu datang kemari, namun ia hanya mampu melepaskan kekuatan yang setara dengan seorang pertapa dari Alam Fish-dragon. Jadi, sekarang adalah waktu yang tepat untuk membuat perhitungan kepada Ras Flood Dragon."     

Ini adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh lelaki tersebut.     

Seketika itu juga, ia membalikkan badannya, dan cepat-cepat merentangkan tangan – guna menangkap cambuk tersebut, sebelum akhirnya menarik cambuk itu dengan sangat kasar.     

"Apa cuma seperti itu? Baiklah, sekarang giliranku."     

Zhang Ruochen mencengkram cambuk tersebut dan mengayunkan lengannya. Setelah itu, wajah sang komandan terkena serangan dengan cukup parah.     

"Crack!"     

Terdapat luka panjang berdarah di wajahnya. Selain itu, kulit kepalanya tampak menganga, hingga hidungnya pun hancur menjadi dua bagian.     

Ketika menyaksikan hal tersebut, maka Huang Yanchen menjadi terkejut, karena ia benar-benar kebingungan dengan tingkah laku lelakinya. Mengapa lelaki itu tiba-tiba menyerang sang komandan?     

Ao Xinyan dan Orange Star Emissary juga sama-sama berhenti. Lalu, ketika menyaksikan hal tersebut, maka mereka juga sama-sama terkejut.     

Bagaimanapun juga, Redcloud Python yang berada di sekitarnya sangat banyak dan tangguh. Apalagi, di antara mereka terdapat lima ekor Komandan Ras Flood Dragon, yang mana mereka semua setidaknya berada di Perubahan Keenam dari Alam Fish-dragon. Maka dari itu, bukankah Zhang Ruochen sedang mencari mati ketika lelaki tersebut memutuskan untuk menyerang mereka?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.