Kaisar Dewa

Bloody Trench



Bloody Trench

0"Bagaimana kau tahu tentang sejarah pada masa itu?"     

Zhang Ruochen menjadi terkejut dan menatap ke arah Orange Star Emissary. Kala itu, ia sama sekali tidak pernah menyangka jikalau wanita tersebut ternyata memiliki pengetahuan yang luas seperti demikian.     

Lagipula, itu terjadi 800 tahun silam lamanya, dan benar-benar sudah sangat lama. Selain orang-orang yang memang berfokus mengamati periode-periode sejarah tertentu, maka tidak ada seorangpun yang mengerti jikalau putra dari Kaisar Ming diberi nama Zhang Ruochen. Terutama karena lelaki itu bukanlah sosok master yang tak tertandingi, melainkan hanya salah satu sosok jenius muda yang masih berusia 24 tahun.     

Di waktu yang bersamaan, keterkejutan Zhang Ruochen akhirnya membuat Orange Star Emissary menjadi lebih yakin terhadap kecurigaannya. Maka dari itu, ia cepat-cepat berkata, "Apa Anda memiliki hubungan dengan Pangeran Mahkota Suci yang berasal dari 800 tahun silam?"     

Pangeran Mahkota Suci merupakan gelar yang disandang oleh Zhang Ruochen di kehidupan yang sebelumnya – yakni Pangeran Mahkota dari Kekaisaran Ming.     

Pada mulanya, Orange Star Emissary tidak pernah percaya jikalau Zhang Ruochen memiliki hubungan dengan sosok yang berasal dari 800 tahun silam.     

Namun, ketika ia memikirkan kembali tentang kemampuan lelaki tersebut yang sanggup mengendalikan ruang, maka seketika itu pula wanita itu kembali menjadi ragu.     

Bagaimana jika lelaki tersebut memang berasal dari 800 tahun silam?     

Jika Zhang Ruochen memang sungguh-sungguh merupakan lelaki yang berasal dari 800 tahun silam, maka wanita itu akan menjadi sangat setia kepadanya, tidak peduli apapun yang terjadi.     

Bagaimana tidak, itu terjadi karena keluarga Orange Star Emissary pernah menjadi bagian dari Pusat Kekaisaran Suci.     

Selain itu, leluhurnya juga mengalami kesialan yang sama seperti yang sedang dialami oleh Villa Biksu Huo, sehingga keluarganya tidak punya pilihan lain, selain hanya bersembunyi di Pasar Gelap.     

Di sisi lain, Zhang Ruochen tidak akan bisa mengatakan rahasianya kepada Orange Star Emissary, sehingga ia hanya berkata, "Bagaimana mungkin? Aku hanya punya nama yang mirip seperti beliau."     

Setelah mengatakan hal tersebut, maka Zhang Ruochen melompat ke arah depan dan kembali ke atas papan kayu kapal perangnya.     

Kala itu, Orange Star Emissary merasa kecewa. Akibatnya, ia sedikit menggelengkan kepala dan menghela nafasnya, "Pusat Kekaisaran Suci telah dihancurkan. Kakek buyutku adalah satu-satunya orang yang masih mengingat Pusat Kekaisaran Suci, jadi bagaimana mungkin aku menganggap beliau sebagai Pangeran Mahkota Suci?"     

"Tidak, kembali ke masa lampau, bagaimanapun juga, saat itu Pangeran Mahkota Suci merupakan sosok ranking pertama di Peringkat Surga, dan sekarang ini, Zhang Ruochen juga merupakan sosok pertama di Peringkat Surga."     

"Kebetulan macam apa ini! Mereka berdua sama-sama menempati urutan pertama di Peringkat Surga."     

"Selain itu, Huo Wuji dan Huo Guang sama-sama ingin membunuh Zhang Ruochen dan ingin mengambil harta karunnya, namun Zhang Ruochen memilih untuk menyingkirkan dendam amarahnya, yang mana hal tersebut bukan seperti yang biasa dilakukan oleh beliau."     

Seketika itu juga, Orange Star Emissary membalikkan tubuhnya dan mengamati Zhang Ruochen lekat-lekat, hingga membuat perasaan ragu semakin menguat di dalam hatinya, "Mungkin ada rahasia tersembunyi di antara Zhang Ruochen dan Putra Mahkota Suci yang berasal dari 800 tahun silam."     

Oleh karena itulah, Orange Star Emissary telah memutuskan untuk menyelidiki identitas asli Zhang Ruochen.     

Sementara itu, papan kayu kapal perang tersebut akhirnya kembali bergerak, namun Zhang Ruochen merasa tidak tenang di dalam hatinya. Maka dari itu, ia pun membatin, "Sebagai salah satu dari keturunan Pusat Kekaisaran Suci di masa silam, maka Orange Star Emissary pasti akan meragukan identitasku. Jika mereka yang memiliki hubungan dengan kekaisaran masih hidup, maka mereka pun pasti juga akan meragukan identitasku. Chi Yao, apa kau sebenarnya sudah tahu jikalau aku telah kembali?"     

Zhang Ruochen benar-benar memahami jikalau pasti terdapat tantangan besar dan situasi berbahaya lainnya yang sedang mengarah kepada dirinya.     

Maka dari itu, ia harus segera menembus Alam Fish-dragon secepat mungkin.     

Hanya dengan berhasil mencapai Alam Fish-dragon, maka ia akan mendapatkan kemampuan yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Jika tidak, maka Chi Yao pasti akan mengirimkan para superiornya untuk menangkap lelaki tersebut. Lalu, ketika hal itu terjadi, maka ia sama sekali tidak akan pernah punya kekuatan untuk menyerang balik.     

"Alam Fish-dragon!"     

Dengan tatapan mata yang tajam, maka Zhang Ruochen mulai mengepalkan tinjunya erat-erat, hingga membuat tulang-tulang di tangannya bergemeretak.     

...     

Papan kayu bekas kapal perang tersebut telah berlayar di atas laut selama tujuh hari.     

Selama tujuh hari belakangan, Zhang Ruochen dan ketiga rekannya telah diserang oleh begitu banyak humanoid fish dan Redcloud Python, namun mereka masih berhasil selamat, meskipun telah mengalami lebih dari 10 kali pertempuran yang sengit.     

Melalui pertempuran-pertempuran tersebut, maka Zhang Ruochen juga mendapatkan pencapaian yang besar. Selama tujuh hari belakangan, ia telah berhasil mengumpulkan jutaan poin merit militer, hingga membuatnya berada semakin dekat dengan Tingkatan Tertinggi dari Alam Surga.     

Faktanya, Zhang Ruochen sudah tidak lagi bisa menghitung seberapa banyak poin merit militer yang telah diperoleh, karena ia telah membunuh begitu banyak binatang buas dan para pribumi yang berasal dari Dunia Primitif.     

Namun, Utusan Para Dewa ternyata masih belum muncul, yang mana itu berarti jikalau poin merit militernya masih belum menyentuh angka 30 juta poin.     

Maka dari itu, ia masih harus kembali bertempur.     

Selain peningkatan pengolahan bela diri yang didapatkan, maka Zhang Ruochen juga berhasil mengembangkan keterampilan bertarungnya, selain juga sedang mempertaruhkan kehidupan masa mudanya dalam tingkat besaran tertentu, yang mana sekarang ini ia telah menjadi sosok yang semakin ahli, dingin, dan tak kenal ampun, terutama setelah berada di Dunia Primitif Xuan Wu setelah berbulan-bulan lamanya.     

Orange Star Emissary, yang sedang duduk di atas papan kayu, sedang menyilangkan tangannya ke arah depan. Kala itu, jubah yang dikenakan sedikit terbuka, hingga memperlihatkan kulitnya yang bercahaya – dalam kegelapan – yang membuatnya tampak seperti biji permata, dan sedang memancarkan sinar rembulan. Kala itu, sinar rembulan membentuk suatu lingkaran berwarna putih, dimana sinar tersebut akhirnya menyelimuti sekujur tubuhnya.     

Ketika diamati dari kejauhan, maka lingkaran sinar bulan berwarna putih itu tampak seperti bulan yang sedang melayang di atas permukaan air laut.     

Setelah berhasil memurnikan enam Mutiara Naga, maka tingkat pengolahan wanita tersebut berhasil menembus ke alam baru, yang mana ia sekarang berada di Perubahan Ketiga dari Alam Fish-dragon – yakni Bone Refining to Jade.     

Selain Orange Star Emissary, maka tingkat pengolahan Huang Yanchen juga berkembang pesat.     

Bagaimana tidak, setelah berhasil menembus Alam Fish-dragon, maka Huang Yanchen telah mengesampingkan keterampilan olah raga lamanya, hingga ia pun segera beralih untuk mempelajari Xuanwu Sutra.     

Huang Yanchen telah menyerap Chi Xuanwu dalam jumlah yang besar, dan berhasil melatihnya sampai pada level ketiga dari Xuanwu Sutra. Meskipun wanita itu masih tertinggal jauh dengan Perubahan Ketiga dari Alam Fish-dragon, namun ia masih berkembang lebih baik daripada sebelumnya.     

Kemudian, sambil berdiri di sampingnya, maka saat itu Zhang Ruochen bertanya, "Saudari senior, bagaimana perasaanmu?"     

Ketika mempelajari Xuanwu Sutra, maka seketika itu pula Huang Yanchen mampu sedikit berinteraksi dengan Xuanwu.     

Kala itu, Huang Yanchen membuka matanya, dan mengamati permukaan air di sekitar – yang masih diselimuti oleh kabut – sebelum akhirnya berkata, "Reaksi yang kudapatkan masih terlampau lemah, namun aku sangat yakin jikalau kita sedang mengarah menuju ke tempat yang tepat."     

Berkat sensitifitas yang dimiliki oleh Huang Yanchen, maka Zhang Ruochen dan teman-temannya yang lain tidak pernah sampai tersesat, hingga mereka perlahan-lahan semakin mendekati lokasi Peninggalan Xuanwu.     

"Ketua, lihatlah, mengapa air laut ini berubah menjadi merah?" tanya Ao Xinyan.     

Bukan hanya air laut saja yang menjadi merah, melainkan hal yang serupa juga terjadi pada kabut yang berada di atasnya.     

"Sepertinya kita hampir sampai di Bloody Trench," kata Zhang Ruochen.     

Saat itu, ia tersenyum, dan berjalan ke arah depan, sebelum akhirnya mengamati perairan di sekitarnya, sambil berkata, "Ada yang mengatakan jikalau wilayah dengan radius 3.333 meter di sekitar Bloody Trench merupakan wilayah perairan dalam di Lautan Xixuan. Jadi, tempat itu dikenal sebagai Bloody Trench, karena sumber darahnya, sebuah sumber yang terus menerus mengeluarkan darah, maka hal itu membuat perairan di sekitarnya – sampai pada jarak ratusan mil – menjadi berwarna sama seperti darah, yang mana itu berasal dari palung terdalam laut."     

Ao Xinyan berkata sambil terkejut, "Warna yang sama seperti darah?"     

Zhang Ruochen tersenyum dan berkata, "Benar sekali."     

Sebagaimana papan kayu itu terus bergerak ke arah depan, maka permukaan air di sekitarnya berubah menjadi warna merah cerah. Lalu, ketika nanti berada di ujung perjalanan, maka permukaan airnya akan berubah menjadi plasma darah, sehingga mengeluarkan aroma yang sangat amis.     

Di tempat itu, terdapat tulang-belulang yang berasal dari mereka yang mati, termasuk juga tulang-belulang manusia dan para binatang buas, sedang mengambang di atas permukaan air.     

"Gaaa!"     

Kala itu, terdapat satu kelompok burung hitam yang aneh – sedang menginjak tulang-tulang tersebut. mereka mempunyai gigi-gigi yang tajam, dan menggunakannya untuk mengunyah daging busuk yang terdapat di antara tulang-belulang tersebut, selain juga mengeluarkan pekik suara yang mengerikan – layaknya suara tangisan hantu.     

Akibatnya, lautan, udara, dan apa-apa yang berada di sekitarnya memancarkan nuansa kematian.     

Sehingga, tempat ini seperti halnya Lautan Darah Jin, yang sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan.     

"Swoosh!"     

Sementara itu, papan kayu tersebut masih terus bergerak di atas air, hingga berhasil menciptakan ombak.     

Dengan sebuah pedang di tangannya, maka Zhang Ruochen berdiri di barisan paling depan – di atas papan kayu. Kemudian, ia mengamati pemandangan bangkai dan mayat-mayat yang mengambang di atas laut tersebut, sambil berkata, "Tempat ini terlalu tenang! Ada begitu banyak prajurit Dunia Primitif yang telah masuk ke dalam wilayah lautan ini. Namun, mengapa tidak ada seorangpun dari mereka yang berada di sini?"     

Huang Yanchen menatap ke arah tulang-belulang tersebut dan berkata, "Mungkin... mereka semua telah mati?"     

Seketika itu juga, kata-kata Huang Yanchen seolah mampu membuat suasana di sekitar menjadi semakin kelam, hingga semua orang berhenti bicara.     

Tidak lama kemudian, mereka menemukan sebuah kapal perang Setengah-Biksu yang berada di atas permukaan laut.     

Namun, kapal perang itu telah rusak, hingga posisinya tampak miring ketika berada di atas permukaan laut. Sehingga, kapal itu seperti bisa tenggelam kapan saja.     

Di bagian depan kapal perang tersebut, terdapat lubang besar yang terlihat seperti bekas cakar selebar 10 meter. Sementara itu, lubang yang tercetak tersebut membuat air laut dapat terus menerus masuk ke dalam lambung kapal.     

Zhang Ruochen berdiri di bawah bekas cakar tersebut, sambil mengamatinya lekat-lekat, sebelum akhirnya berkata, "Nuansa kematian yang sangat kuat! Bahkan sebuah kapal perang Setengah-Biksu tidak sanggup bertahan dari serangan seperti ini. Aku tidak tahu jenis makhluk yang seperti apa, yang mampu menciptakan kekacauan sampai seperti ini."     

"Swoosh!"     

Zhang Ruochen melompat dengan menggunakan tumitnya, sebelum akhirnya terbang dan mendarat di atas kapal perang Setengah-Biksu tersebut. Setelah itu, ia berada di atas kapal dan menemukan bahwa di atas sana, sudah penuh dengan mayat.     

Semua prajurit Dunia Primitif yang berada di atas kapal tersebut telah mati.     

Di belakang Zhang Ruochen, Huang Yanchen, Ao Xinyan dan Orange Star Emissary pun akhirnya sama-sama mendarat di atas kapal. Lalu, ketika menyaksikan pemandangan yang seperti ini, maka mereka semua menjadi terkejut, hingga jantung mereka mulai berdegup kencang.     

"Lautan Bloody Trench ternyata memang merupakan sebuah wilayah pembantaian. Bahkan kapal perang Setengah-Biksu sama sekali tidak bisa bertahan ketika berada di palung laut ini," kata Orange Star Emissary.     

Zhang Ruochen berkata, "Darah yang berasal dari mayat-mayat mereka belum mengering, yang mana itu berarti bahwa mereka baru saja mati. Jadi, sebaiknya kita tinggalkan tempat ini sesegera mungkin, kalau-kalau makhluk mengerikan itu kembali muncul. Bagaimanapun juga, kita akan masuk ke dalam suatu masalah ketika harus bertemu dengannya."     

Fakta bahwa para prajurit Dunia Primitif – yang berada di atas kapal perang – telah mati merupakan sesuatu yang mengerikan. Akibatnya, Zhang Ruochen dan ketiga temannya pun tidak berani tinggal di tempat tersebut lebih lama lagi.     

Akhirnya, mereka pergi dari tempat tersebut dan melanjutkan perjalanannya. Enam jam kemudian, mereka bertemu dengan para prajurit Dunia Primitif di atas permukaan laut.     

Para prajurit itu telah diserang oleh begitu banyak musuh berbahaya – ketika mereka sedang menuju ke Bloody Trench – namun mereka semua masih cukup beruntung, hingga akhirnya mereka semua berhasil selamat dari serangan tersebut.     

Sementara para prajurit tersebut sedang berkumpul bersama, maka jumlah mereka pun terus meningkat dan menjadi semakin banyak. Namun, pada akhirnya, hanya terdapat lebih dari enam ratus orang yang berkumpul di sana.     

Zhang Ruochen bertanya, "Ada ribuan dari kalian yang berlayar dari Pulau Holy Turtle. Apa hanya ada sedikit dari kalian yang selamat?"     

Seorang prajurit Dunia Primitif yang berada di Perubahan Pertama dari Alam Fish-dragon menghela nafasnya, "Kapal perang Setengah-Biksu kami diserang oleh Black Skeleton Flood Dragon, yang mana mereka dipimpin langsung oleh sang Lord Flood Dragon. Meskipun sebagian besar orang yang berada di atas kapal perang kami berhasil melarikan diri, namun kapal perang kami akhirnya diambil-alih oleh sang Lord Flood Dragon."     

Prajurit Dunia Primitif yang lain berkata, "Apa yang menghadang kami bahkan jauh lebih buruk. Kami bertemu dengan seorang monster dengan api di sekujur tubuhnya. Monster itu berhasil menenggelamkan kapal perang Setengah-Biksu dan membunuh begitu banyak prajurit. Jika aku tidak cepat-cepat melarikan diri, maka aku pasti juga akan mati di atas kapal perang."     

...     

Semua orang sedang membagi pengalamannya masing-masing. Lalu, setelah mendengarkan mereka semua untuk beberapa saat, maka Zhang Ruochen akhirnya menyadari satu hal.     

Empat buah kapal perang Setengah-Biksu sedang berlayar bersama dari Pulau Holy Turtle. Namun, tiga di antara mereka telah tenggelam dan diserang, sementara satu kapal sisanya diambil-alih oleh Black Skeleton Flood Dragon.     

Di sisi lain, warisan Xuanwu belum juga berhasil ditemukan, namun, sudah ada begitu banyak prajurit Dunia Primitif yang harus meregang nyawa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.