Kaisar Dewa

Kelompok Masa Lampau



Kelompok Masa Lampau

0Zhang Ruochen menghabiskan waktu selama 15 menit, sebelum akhirnya berhasil menyingkirkan empat ekor humanoid fish yang tersisa.     

Huang Yanchen mendekat ke arahnya dan bergabung bersama Zhang Ruochen untuk mengumpulkan sisi, bulu, urat, hingga manik-manik fire spirit yang terkandung di dalam tubuh para humanoid fish tersebut.     

"Kau memang layak menyandang gelar No.1 di Peringkat Surga. Sebab, ketika aku menyaksikan bagaimana dirimu mengalahkan tujuh ekor humanoid fish, maka seketika itu pula aku tersadar jikalau kau benar-benar layak untuk dikagumi."     

Itu merupakan suara yang dilontarkan oleh sosok pria tua – yang berada di balik kabut.     

Huang Yanchen menoleh ke arah sumber suara tersebut dan bertanya, "Siapa di sana?"     

Huo Wuji dan Huo Guang sama-sama keluar dari balik kabut tersebut.     

Mereka berdua merupakan para pertapa yang telah mencapai Alam Fish-dragon. Sehingga, mereka berdua mampu berkomunikasi dengan menggunakan Energi Chi dari langit dan bumi melalui pemanfaatan Tenaga Chi mereka, yang mana juga bisa membuat tubuh mereka menjadi ringan, hingga mereka mampu berdiri di atas air, meskipun tanpa menggunakan teknik bela diri apa-apa.     

"Jadi ternyata kalian," kata Huang Yanchen.     

Zhang Ruochen terlihat tenang dan santai, sebagaimana ia sudah mengetahuinya sejak lama jikalau Huo Wuji dan Huo Guang sedang bersembunyi di balik kabut. Maka dari itu, ia pun mengedipkan matanya ke arah Huang Yanchen, sebagai pertanda bahwa wanita itu sebaiknya kembali mengumpulkan harta karun yang berasal dari bangkai-bangkai humanoid fish.     

"Hentikan."     

Huo Guang menatap tajam ke arah Huang Yanchen dan memberinya peringatan, "Harta karun yang berasal dari tujuh ekor bangkai humanoid fish itu sekarang telah menjadi milik kami."     

Mendengar itu, maka Huang Yanchen langsung merasa marah dan hampir saja memanggil Pedang Suci-nya, karena ia ingin sekali membantai Huo Guang.     

Namun, saat itu Zhang Ruochen menghentikan gerakan Huang Yanchen. Setelahnya, ia menoleh ke arah Huo Guang dan berkata, "Itu melanggar aturan! Aku adalah orang yang membunuh para humanoid fish tersebut. Mengapa aku harus membiarkan kalian mengambil harta karunnya?"     

Huo Guang tertawa dan berkata, "Sederhana saja, itu semua karena kami jauh lebih tangguh daripada kalian."     

Zhang Ruochen mencoba untuk menahan dirinya sendiri agar tidak tertawa. Setelahnya, ia berkata, "Jika aku tidak salah, maka kau hanya baru saja mencapai Perubahan Ketiga dari Alam Fish-dragon. Percaya atau tidak, jika aku mampu membunuh tujuh ekor humanoid fish, maka aku juga pasti mampu membunuhmu."     

"Ha ha!"     

Huo Guang pun tertawa, namun akhirnya ia menjadi muram dan berkata, "Mengapa kau selalu senang bersikap pura-pura seperti itu? Apa kau pikir aku tidak mengerti jikalau kau sedang kehabisan Tenaga Chi? Apa yang tersisa di dalam tubuhmu hanyalah sebuah wadah yang kosong. Jadi, aku bisa menghempaskanmu hanya dengan satu serangan tinju."     

Huo Guang mulai mengamati Zhang Ruochen lekat-lekat, dan berharap agar dapat membaca sedikit kepanikan di wajah lawannya.     

Namun sialnya, Zhang Ruochen malah terlihat benar-benar tenang dan santai. Lelaki itu hanya mengangguk dan berkata, "Kau benar. Tenaga Chi di dalam tubuhku telah habis karena pertarungan yang baru saja terjadi."     

Huo Guang berkata, "Jika demikian, maka serahkan saja harta karun itu kepada kami dan ceritakan pada kami tentang rahasia Kekuatan Ruang. Jika kau melakukannya, mungkin kami membunuhmu dengan cara yang sedikit lebih baik."     

"Sungguh para pria yang arogan."     

Kala itu, Huang Yanchen sudah tidak sanggup lagi menahan amarahnya. Maka dari itu, wanita tersebut melepaskan kekuatan angin dari tubuhnya – untuk menciptakan bayangan naga berukuran 10 meter.     

"Roar!"     

Suara angin itu berubah menjadi auman seekor naga.     

Kemudian, sambil memperagakan gerakan Bayangan Naga Kerajaan Angin, maka seketika itu pula Huang Yanchen melesat ke arah depan dan mulai menghunuskan pedangnya ke arah Huo Guang. Di waktu yang bersamaan, ujung pedangnya mengarah tepat menuju ke dahi lawannya.     

Seketika itu juga, ekspresi wajah Huo Guang pun berubah, dan ia mulai merentangkan Busur Tulang Silver-nya untuk menghalau serangan pedang Huang Yanchen.     

Namun, pada saat senjatanya bertemu dengan ujung pedang tersebut, maka seketika itu pula Busur Tulang Silver menjadi hancur berkeping-keping.     

"Pedang Suci!"     

Sejak kapan sebuah Senjata Suci menjadi sangat murah?     

Akibatnya, pria itu menjadi ketakutan dan terus menerus melangkah mundur.     

Ketika menyaksikan Huang Yanchen akan menusukkan pedangnya ke arah dahi Huo Guang, maka seketika itu pula Huo Wuji – yang berdiri di belakang – mulai berteriak, "Beraninya kau."     

"Beraninya kau."     

...     

Huo Wuji hanya mengeluarkan dua kata, namun kata-katanya berubah menjadi gema.     

Setiap suara yang dilepaskan terdengar tumpang tindih satu sama lain, sebelum akhirnya berubah menjadi suatu gelombang suara yang berbentuk manusia.     

Gelombang suara berbentuk manusia itu terlihat transparan. Sementara itu, serangan yang dilepaskan akhirnya mengarah cepat menuju Huang Yanchen dan menghempaskannya.     

Huo Wuji baru saja menggunakan teknik bela diri tipe gelombang suara kelas rendah dari Tingkatan Hantu, yang juga dikenal sebagai Teriakan Kematian.     

Jenis teknik bela diri yang seperti ini dapat digunakan untuk mengubah suara manusia menjadi gelombang suara, selain juga akhirnya mampu diubah-ubah menjadi berbagai macam bentuk.     

Sementara itu, bentuk yang paling dasar dari wujud gelombang suara itu sendiri adalah bentuk manusia.     

"Bang!"     

Sebagaimana Huang Yanchen sedang menangkis serangannya, maka ia pun akhirnya berbenturan dengan gelombang suara berbentuk manusia tersebut. Akibatnya, daya ledak yang dilepaskan oleh serangan lawannya telah berhasil membuat wanita tersebut tersungkur di belakang Zhang Ruochen.     

Huo Wuji menjadi terkesiap, sebagaimana ia masih mencoba untuk memberi tekanan pada Huang Yanchen, sambil berkata, "Kau telah mengejutkanku karena memiliki tingkat pengolahan yang tinggi ketika masih berada di usia yang sangat muda. Namun, kau masih belum sanggup menandingi kekuatanku. Jadi, sebaiknya kau melarikan diri untuk menyelamatkan nyawamu, dengan begitu mungkin kau masih bisa bertahan hidup."     

"Benarkah? Aku tidak yakin akan hal tersebut."     

Huang Yanchen menolak untuk mengakui kekalahannya. Di waktu yang bersamaan, ia kembali mengangkat pedang pertempurannya dan sekali lagi bersiap untuk melancarkan serangan.     

Namun...     

"Saudari senior seperguruan Yanchen, tolong kumpulkan harta karun dari bangkai para humanoid fish ini, dan biarkan aku yang akan melawan mereka berdua!" kata Zhang Ruochen.     

Huang Yanchen menyadari bahwa Zhang Ruochen merupakan sosok yang cukup tangguh untuk menghadapi mereka berdua.     

Oleh karena itulah, Huang Yanchen akhirnya menurunkan Pedang Suci-nya, sambil menatap dingin ke arah dua ksatria jahat tersebut, lalu berkata pada Zhang Ruochen dengan suara pelan, "Berhati-hatilah, sebab mereka berdua sangat tangguh."     

Zhang Ruochen menganggukkan kepalanya.     

Ketika menyaksikan hal tersebut, maka Huo Wuji mengernyitkan dahinya dan berkata dingin, "Zhang Ruochen, meskipun ketika kondisimu sedang prima, namun kau masih belum mampu menandingiku. Kau telah kehabisan Tenaga Chi. Apa kau tidak berpikir jika dirimu sedang bersikap terlampau percaya diri?"     

Zhang Ruochen hanya tersenyum, sambil mengerakkan tangannya, sebagai pertanda bahwa lelaki tersebut telah siap untuk diserang. Kemudian, ia berkata, "Jika aku menang, maka aku memang sosok yang percaya diri. Jika aku kalah, maka aku telah bersikap arogan."     

"Jangan bilang padaku jika kau masih punya kartu andalan yang lain?"     

Seketika itu juga, perasaan buruk mulai muncul di hati Huo Wuji.     

Meski demikian, secara natural, karena telah hidup selama hampir seratus tahun, maka seorang pria tua seperti dirinya tidak akan mudah ditekan oleh sosok muda seperti Zhang Ruochen.     

Maka dari itu, Huo Wuji mengangkat tangannya dan meletakkan keduanya di depan dada. Setelah itu, ia mengalirkan Tenaga Chi-nya dan mengumpulkannya pada bagian perut, sebelum akhirnya kembali melepaskan Teriakan Kematian.     

"Mati!"     

Pria tua itu membuka mulutnya dan melepaskan gelombang suara lain yang mematikan.     

Gelombang suara itu pun akhirnya berubah menjadi seorang ksatria berarmor – dengan tinggi mencapai tujuh meter. Ksatria itu sedang menggenggam pisau magis di tangannya dan melesat ke arah Zhang Ruochen, sambil berteriak.     

Di balik gelombang suara ksatria tersebut, maka air laut yang berada di sekitar sana mulai menyembur dan berubah menjadi ombak.     

Zhang Ruochen berdiri di atas permukaan air, sementara jubah putihnya terlihat bergoyang-goyang, karena diterpa angin yang kencang.     

Meski demikian, ekspresi wajahnya masih terlihat sangat tenang, setenang air yang berada di bendungan.     

"Swoosh!"     

Dengan lambaian tangannya, maka pisau petir mulai terbang dan menghancurkan ksatria gelombang suara itu sampai hancur berkeping-keping.     

Kemudian, Zhang Ruochen melesat ke arah depan guna menghadapi Huo Wuji secara langsung. Di waktu yang bersamaan, ia kembali melancarkan serangan pisau petir.     

Di sisi lain, Huo Wuji mulai menyilangkan tangannya di depan dada guna menghalau serangan yang datang ke arahnya.     

"Poof!"     

Pisau petir itu berhasil menembus Celestial Bodyshield lawannya dan mengenai tangannya, yang mana membuat pria tua itu terlempar ke udara.     

Huo Wuji terjatuh dan mendarat pada jarak 33 meter jauhnya. Kala itu, tangannya terlihat hangus, sebagaimana ia baru saja terkena serangan petir. Lebih jauh, pisau petir tersebut telah meninggalkan luka yang sangat dalam di pergelangan tangannya, dimana serangan tersebut hampir berhasil memotong tangannya.     

"Whoosh!"     

Terdapat pisau petir lain yang mengarah menuju ke Huo Wuji dan hampir menghantam lehernya.     

Huo Wuji segera menghindari serangan tersebut dengan membenamkan lututnya. Setelah itu, ia berkata dengan suara gemetar, "Aku menyerah!"     

Di bawah kendali Zhang Ruochen, maka pedang petir itu berhenti dan melayang-layang di atas kepala Huo Wuji, sambil memancarkan cahaya berwarna ungu.     

Huo Guang, yang sedang berdiri di samping, sedang menyaksikan sendiri bagaimana kakeknya berlutut meminta ampunan, setelah hanya diserang sebanyak tiga kali oleh Zhang Ruochen.     

Maka dari itu, ia pun merasa ketakutan dan cepat-cepat berlutut, sambil berharap agar Zhang Ruochen bersedia untuk mengampuni nyawanya.     

Bahkan kakeknya sendiri bukan tandingan Zhang Ruochen, maka ia pun pasti tidak akan sanggup bertahan dari serangan Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen berkata, "Mengapa kalian semua mengaku kalah dengan begitu cepat?"     

Huo Wuji menghirup nafas dalam-dalam dan tersenyum dengan ramah. Lalu, ia berkata, "Kau adalah seorang Master Kekuatan Batin. Aku tidak akan malu bila sampai harus menyerahkan diri kepadamu. Kau boleh melakukan apapun yang kau inginkan kepada diriku."     

Huo Guang akhirnya memahami apa yang sedang terjadi. Sebab, Zhang Ruochen bukan hanya seorang ksatria bela diri yang tangguh, melainkan juga Master Kekuatan Batin yang kuat.     

Bahkan jika Tenaga Chi milik Zhang Ruochen telah terkuras habis, namun ia masih bisa membunuh mereka dengan menggunakan Kekuatan Batin.     

"Aku tidak akan membunuh kalian; sebaliknya, aku akan menggunakan kalian."     

Sebagaimana Zhang Ruochen mulai menurunkan tangannya, maka seketika itu pula pisau petir tersebut berubah menjadi berkas-berkas cahaya, sebelum akhirnya benar-benar menghilang sepenuhnya.     

Huo Wuji mendongak ke atas dan berkata, "Apa maksudmu?"     

Zhang Ruochen berkata, "Kalian berdua bisa menilai kekuatan seseorang dengan baik. Jadi, mengapa kalian tidak masuk ke dalam Dunia Lukisan dan membantuku membangun kota dan gua-gua di dalamnya?"     

Zhang Ruochen tidak memberi mereka banyak waktu untuk memutuskan pilihannya masing-masing, hingga ia langsung mengirim mereka masuk ke dalam Dunia Lukisan. Setelah itu, ia mempercayakan mereka kepada Blackie untuk menjadi budak-budak di dalam Dunia Lukisan.     

Semua yang masuk ke dalam Dunia Lukisan tidak akan bisa memberontak, meskipun ia adalah seorang master dari Alam Fish-dragon.     

Di tempat lain, Orange Star Emissary berhasil mengalahkan sang Nona Besi dan mendapatkan Auspicious Vase. Setelah itu, ia kembali mendekat ke arah Zhang Ruochen, dan berkata, "Tuan, Huo Wuji dan Huo Guang hanyalah para sampah yang tidak berguna. Lalu, mengajak mereka untuk bergabung di bawah sayap Anda hanya akan menghabiskan Energi Chi di dalam Dunia Lukisan."     

Sebagaimana Zhang Ruochen mengambil botol tersebut, maka saat itu ia hanya tersenyum dan berkata, "Tidak semua Ksatria Jahat dari Pasar Gelap merupakan sosok yang jahat. meskipun Villa Biksu Huo telah tercerai-berai, namun Huo Wuji dan Huo Guang pernah menjadi murid-murid yang berasal dari Villa Biksu Huo. Meski demikian, sejauh yang kupahami, seorang Biksu tangguh juga pernah lahir dari Villa Biksu Huo."     

Orange Star Emissary menjadi sedikit terkejut ketika mendengar jikalau Zhang Ruochen memahami sesuatu yang berkaitan dengan Villa Biksu Huo. Maka dari itu, ia pun berkata, "Tuan, apa Anda sedang membicarakan Huo Qingyuan, sosok manajer sebelumnya dari Villa Biksu Huo?"     

Zhang Ruochen mengangguk dan berkata, "Huo Qingyuan, yang juga dikenal sebagai Raja Biksu Qingyuan, merupakan seorang komandan tangguh yang pernah melayani Kaisar Ming. Dia pernah mengikuti Kaisar Ming, dan bertempur bersama di begitu banyak medan pertempuran, sebelum akhirnya membantu menaklukkan banyak wilayah."     

"Sialnya, setelah hancurnya Pusat Kekaisaran Suci, maka Villa Biksu Huo juga terkena dampaknya. Kala itu, ketika berada di bawah kepungan para tentara istana kekaisaran, maka ada begitu banyak master yang disingkirkan dan dibunuh. Mereka tidak punya pilihan lain, hingga akhirnya bergabung dan melarikan diri ke Pasar Gelap."     

"Karena Huo Qingyuan merupakan leluhur mereka, maka aku akan mengampuni nyawa mereka."     

Ketika ia dilahirkan 800 tahun silam, Zhang Ruochen telah membaca begitu banyak buku sejarah, dan juga mempelajari bagaimana nasib yang dialami oleh Villa Biksu Huo.     

Ketika mendengar itu, Orange Star Emissary seolah baru saja mendapatkan pemahaman baru. Akibatnya, ekspresi wajahnya pun berubah drastis, sebelum akhirnya berkata, "Sejauh yang saya pahami, delapan ratus tahun silam, Ming Di, salah satu dari Sembilan Kekaisaran, juga mempunyai seorang putra yang bernama Zhang Ruochen. Anda... dan beliau..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.