Kaisar Dewa

Kapal Perang Kelas Setengah-Biksu



Kapal Perang Kelas Setengah-Biksu

0"Semua orang yang datang ke Dunia Primitif Xuan Wu merupakan seorang prajurit Dunia Primitif. Jadi, tidak peduli siapa yang terlibat dalam pertarungan di Medan Pertempuran Dunia Primitif, entah dia adalah seorang saint dari Akademi Saint atau seorang Emissary dari Pasar Gelap, namun aku pasti akan membunuhnya."     

Suara Raja Jinhuang menggema dari balik chariot emas yang ditarik oleh delapan Redcloud Python.     

Perkataannya yang biasa-biasa saja itu sesungguhnya mengandung kehendak Setengah-Biksu. Jadi, setiap kata yang dilontarkan sanggup menjadi pukulan telak yang menghantam Zhang Ruochen, Green-robed Emissary, dan yang lainnya, yang mana mereka sedang bermusuhuan sama lain.     

Sementara itu, Green-robed Emissary juga tidak berani memprovokasi Raja Jinhuang. Maka dari itu, ia hanya melirik dingin ke arah Zhang Ruochen, sebelum akhirnya pergi dari tempat tersebut.     

Karena terkena tekanan besar dari kekuatan yang tak terlihat, maka Zhang Ruochen hanya bisa merasakan jikalau Tenaga Chi yang berada di dalam tubuhnya seperti sedang membeku, dan sama sekali tidak mampu mengalir.     

Lalu, ia mendongakkan kepalanya dan mengamati chariot yang berada di kolong langit tersebut. Kemudian, ia membatin, "Sungguh di luar dugaan, ternyata kekuatan seorang Setengah-Biksu begitu tangguh. Tingkat pengolahanku yang sekarang sepertinya memang tak tertandingi, namun sekarang ini aku hanya seperti seekor semut yang sangat kecil, apalagi ketika berhadapan dengan seorang Setengah-Biksu."     

Namun, Zhang Ruochen tidak merasa putus asa, sebaliknya, ia malah menjadi bersemangat.     

Beberapa saat kemudian, suara Raja Jinhuang kembali terdengar, "Di mana prajurit Level Tujuh Dunia Primitif?"     

"Swoosh!"     

"Swoosh!"     

...     

Dari Pulau Holy Turtle, ada empat figur yang melesat keluar dan langsung berkumpul di bawah chariot emas tersebut.     

Mereka semua mengenakan armor putih dan menunggangi python, hingga setiap mereka memancarkan fluktuasi energi yang besar. Kala itu, mereka melompat dari punggung python, hingga mulai berlutut dengan satu kaki, sebelum akhirnya memberi salam, "Yang Mulia Kerajaan."     

Para prajurit Dunia Primitif dari Menteri Peperangan dibedakan menjadi sembilan level, berdasarkan pada poin merit militer mereka masing-masing.     

Pada umumnya, mereka yang telah mencapai level empat bisa dipanggil sebagai "Jendral" dan berhak memimpin satu squadron.     

Mereka yang telah mencapai Level Tujuh merupakan para superior di antara superior yang lain.     

Selain Raja Jinhuang, di sana terdapat empat orang yang telah mencapai Level Tujuh di Markas Pulau Huangyu. Mereka sangat kuat dan memiliki pengalaman bertarung yang melimpah. Setiap mereka adalah seorang top master Setengah-Biksu.     

Raja Jinhuang berkata, "Berita mengenai warisan Xuanwu telah tersebar luas. Selain kita, maka para binatang buas yang berada di Lautan Xixuan juga telah mengetahui hal tersebut. Oleh karena itulah, entah di sana terdapat warisan Xuanwu atau tidak, namun kita masih harus pergi ke Bloody Trench untuk memeriksanya sendiri. Yang jelas, kita sama sekali tidak bisa membiarkan para makhluk pribumi itu mendapatkannya."     

"Sekarang, aku akan bergerak terlebih dahulu untuk membuka jalan. Setiap kalian akan memimpin satu brigade, bawalah satu buah kapal perang kelas Setengah-Biksu dan ikuti aku. Kita akan menembus ke dalam Bloody Trench bersama-sama. Lalu, bagi mereka yang takut terhadap kematian, maka mereka bisa tinggal di pulau, sebab untuk sekarang ini, menghindari kematian merupakan sesuatu yang masih perlu untuk dilakukan."     

"Rumble!"     

Suara roda yang berputar, sekali lagi terdengar kencang di arah angkasa.     

Delapan Redcloud Python menarik chariot emas itu dari langit menuju ke permukaan laut, hingga menciptakan semburan ombak yang besar. Kemudian, mereka menghilang di balik kabut, dan sedang menuju ke Bloody Trench.     

Sesaat setelah Raja Jinhuang pergi, maka empat orang prajurit Level Tujuh Dunia Primitif mulai menunggangi python masing-masing dan terbang ke atas kapal perang kelas Setengah-Biksu.     

Empat buah kapal perang kelas Setengah-Biksu itu dilabuhkan di empat lokasi yang berbeda-beda di Pulau Holy Turtle.     

Kapal perang kelas Setengah-Biksu merupakan sebuah senjata perang yang dimurnikan oleh Menteri Pekerja Suci dari Kekaisaran Pusat Pertama, yang mana fungsi utamanya digunakan untuk mengarungi wilayah-wilayah yang terdapat Medan Pertempuran Dunia Primitif. Alhasil, kapal itu dirancang untuk mampu mengimbangi serangan Setengah-Biksu, selain juga sanggup melancarkan serangan yang sekelas Setengah-Biksu.     

Jadi, itu merupakan sebuah senjata terlarang, dimana yang diperbolehkan untuk menjadi produsen dan penggunanya adalah orang-orang dari istana kekaisaran sendiri. Jika pihak lain diam-diam berani menciptakannya, maka mereka akan dihukum berat.     

Dari kejauhan, kapal itu terlihat seperti halnya sebuah gunung baja. Lambung kapalnya yang berwarna hitam memiliki tinggi 300 meter, dengan tiga layar yang membentang di atasnya. Di sudut-sudut dek, terdapat banner dan sebuah drum raksasa berukuran lebar tujuh meter.     

Ketika disandingkan dengan kapal perang, maka seseorang hanyalah menjadi sekecil semut, dan sungguh-sungguh terlihat tidak signifikan.     

"Markas Pulau Huangyu ternyata memiliki empat buah kapal perang kelas Setengah-Biksu. Sungguh mengerikan! Bagaimanapun juga, kelompok pertarungan seperti ini telah mampu mengalahkan sebuah keluarga Setengah-Biksu," kata Huang Yanchen.     

Di atas laut, kapal perang itu memancarkan aura seperti sosok Setengah-Biksu yang sedang berdiri di sana, yang mana aura tersebut sangat menginspirasi.     

Zhang Ruochen berkata, "Markas Pulau Huangyu bertanggung jawab untuk menyingkirkan para binatang buas di seluruh Lautan Xixuan. Di waktu yang bersamaan, tugas mereka juga untuk menjaga kestabilan di area perbatasan Lautan Dongwu. Maka dari itu, tidak heran bila mereka memiliki senjata pertarungan yang seperti demikian."     

Konstruksi dari kapal perang Setengah-Biksu sendiri ternyata membutuhkan teknologi tingkat tinggi – sebab hal itu membutuhkan gabungan kekuatan antara master array dan penempa senjata – yang mana kekuatannya memang setara dengan para Setengah-Biksu.     

Sejujurnya, Zhang Ruochen juga mengagumi Chi Yao. Pada mulanya, konsep tentang kapal perang Setengah-Biksu seperti ini, pertama kali dikemukakan oleh Kaisar Ming dan Kediaman Pedang. Namun, kapal itu akan menghabiskan sumber daya yang sangat besar, sehingga mereka akhirnya tidak menciptakan satupun kapal Setengah-Biksu.     

Tidak disangka, wanita itu mengubahnya menjadi nyata dan menciptakan begitu banyak kapal dengan jenis yang seperti ini. Maka dari itu, bukan hal yang mengherankan jikalau wanita tersebut berhasil mempersatukan Daratan Kunlun, menyapu bersih Dunia-dunia Primitif Besar, dan terus menerus mengembangkan wilayah Kekaisaran Pusat Pertama. Wanita itu memang sangat tegas dan berani.     

Ao Xinyan berjalan mendekati Zhang Ruochen dan berkata pelan, "Ketua Kelompok, orang-orang dari Pasar Gelap sedang mengikuti kita. Mereka pasti mencoba untuk naik ke kapal yang sama dengan kita."     

Zhang Ruochen menoleh ke belakang dan mengamati sekitar. Setelah itu, ia melihat Green-robed Emissary, Nona Besi, Huo Wuji, dan lima master jahat yang lain di belakangnya.     

Kala itu, Green-robed Emissary menatap mata Zhang Ruochen dan tersenyum ke arahnya.     

Zhang Ruochen mengalihkan pandangan matanya dan berkata, "Ketika kita telah memasuki perairan – tempat dimana Bloody Trench berlokasi – maka kita pasti akan bertemu dengan bahaya besar, yang bahkan kapal perang Setengah-Biksu tidak akan mampu menahannya. Lalu, ketika kekacauan seperti itu sedang terjadi, maka para master jahat dari Pasar Gelap akan segera bergerak. Jadi, kalian semua harus berhati-hati dan sebisa mungkin menghindar dari rencana yang disusun oleh mereka."     

Tiba-tiba, terdengar suara yang serak, "Amitabha! Tuan Zhang yang baik, kita bertemu kembali!"     

Lalu, dengan kotak senjata raksasa di punggungnya, maka biksu Lidi berjalan dari arah Pulau Holy Turtle, sambil melambai-lambaikan tangannya. Setelah itu, ia mengatupkan kedua tangannya ke arah depan dan mengamati Zhang Ruochen, sebelum akhirnya memasang senyum di wajahnya.     

Tidak disangka, biksu itu ternyata juga berada di Pulau Holy Turtle.     

Ketika menyaksikan biksu Lidi, maka seketika itu pula Zhang Ruochen langsung merasa pusing. Jadi, ia segera berjalan ke arah kapal perang Setengah-Biksu, sebagaimana ia sedang berusaha menghindari sang Dewa Wabah.     

Namun, biksu Lidi hanya tersenyum, dan tetap mengikutinya.     

Green-robed Emissary melihat biksu Lidi dan berkata, "Apa ada yang tahu siapa biksu itu? Dia punya hubungan apa dengan Zhang Ruochen?"     

Semua Ksatria Jahat menggelengkan kepalanya.     

Huo Wiji mendengus dan berkata, "Biksu itu baru saja menembus Perubahan Pertama dari Alam Fish-dragon. Jadi, meskipun dia adalah kawan mereka, namun kita tidak perlu takut kepadanya. Jika dia berani mencampuri urusan kita, maka saya sendiri yang akan menamparnya sampai mati."     

Green-robed Emissary juga mengangguk dan berpikir jikalau mereka seharusnya memang tidak perlu khawatir dengan seorang biksu di Perubahan Pertama dari Alam Fish-dragon.     

"Karena Zhang Ruochen sudah naik ke atas kapal, maka kita harus segera mengikutinya. Ingat, ketika ada kesempatan, maka kita harus membunuhnya. Siapapun yang mampu membunuhnya akan mendapatkan hadiah yang besar," kata Green-robed Emissary.     

Mendengar itu, maka para Ksatria Jahat pun menjadi bersemangat. Mereka sudah tidak sabar lagi untuk segera melakukannya.     

Setelah Green-robed Emissary mengatakan hal tersebut, maka mereka mulai menaiki kapal perang kelas Setengah-Biksu, dan mengikuti Zhang Ruochen dari arah belakang.     

Prajurit Level Tujuh Dunia Primitif yang bertanggung jawab di atas kapal perang ini merupakan seorang superior di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon, dan pria itu bernama Situ Fenglan.     

Dengan adanya seorang superior yang berada di atas kapal perang, maka para Ksatria Jahat dari Pasar Gelap tidak akan berani bertindak gegabah.     

Kala itu, Situ Fenglan sedang berdiri di atas kepala sang python, sambil melayang-layang di atas kapal perang. Pria itu terlihat berusia 30 tahun dan mengenakan armor berwarna putih, yang mana ia terlihat segar dan penuh energi. Saat itu, ia mengitari kapal tersebut dan berkata dingin, "Semua orang yang telah naik ke atas kapal perang Setengah-Biksu merupakan seorang prajurit Dunia Primitif. Jadi, kita harus bekerja sama untuk mengalahkan para pribumi dan menjadi satu kesatuan. Meskipun di sana terdapat warisan Xuanwu, namun kalian tidak boleh saling bertarung satu sama lain. Jika ada yang berani melanggar peraturan militer ini, maka aku sendiri yang akan membunuhnya."     

Situ Fenglian memaku pandangan matanya ke arah Green-robed Emissary, Nona Besi dan para Ksatria Jahat – seolah sedang memberi mereka peringatan melalui tatapan matanya.     

Kemudian, setelah para prajurit Dunia Primitif itu naik ke atas kapal, maka kapal perang kelas Setengah-Biksu mulai mengaktifkan Formasi Kapal Betahan di bawah kepemimpinan Situ Fenglan, dimana akhirnya menciptakan kolom cahaya berbentuk telur.     

Kekuatan formasi taktis dari kapal perang ini akhirnya mulai berotasi pelan, dan bergerak menuju ke arah Bloody Trench.     

Tidak lama kemudian, gumpalan kabut putih mulai muncul di permukaan air laut, hingga menutupi pandangan mata mereka.     

Bahkan seorang master dari Alam Fish-dragon hanya mampu melihat permukaan air dengan jarak pandang 333 meter. Lalu, ketika sedang mengamati kejauhan, maka ia hanya mampu menatap luasnya laut yang tertutup oleh kabut putih.     

Sementara itu, jemari Zhang Ruochen akhirnya mendarat di pipinya sendiri, sebelum akhirnya ia mengangguk pelan, dan berkata, "Entah bagaimana, lautan ini memang cukup aneh."     

Di sana, tidak hanya pandangan mata saja yang menjadi kabur karena adanya kabut, tetapi juga Kekuatan Batin yang baru dilepaskan oleh lelaki tersebut – yang seolah-olah berbenturan dengan kekuatan yang tak terlihat lainnya – hingga ia sama sekali tidak bisa memindai apa-apa, selain hanya pada radius 333 meter.     

Yang jelas, para prajurit Dunia Primitif lainnya juga paham tentang gejala ini.     

Maka dari itu, beberapa orang mulai menjadi riuh, sementara yang lain seperti merasa menyesal sudah naik ke atas kapal perang tersebut.     

Di tempat lain, biksu Lidi sedang berdiri di atas dek dan mengamati kabut di permukaan laut tersebut. Kemudian, ia mengangguk dan berkata pada dirinya sendiri, "Parimeter kematian di atas air, ini merupakan Wilayah Pembantaian. Aku khawatir jika terdapat begitu banyak orang yang akan meregang nyawa hari ini. Biksu lemah ini seperti baru saja mendapatkan gambaran peristiwa – tentang para mayat yang mengambang di lautan dan kapal perang Setengah-Biksu yang tenggelam."     

"Dari mana wabah ini berasal?"     

Kala itu, ada begitu banyak prajurit Dunia Primitif yang langsung berubah menjadi gelisah. Namun, setelah mereka mendengar perkataan biksu Lidi, maka mereka semua malah menjadi semakin tidak tenang.     

Akibatnya, mereka semua memancarkan kemarahan di mata masing-masing. Mereka semua ingin menggendong pria besar itu dan melemparnya ke dalam air – guna memberi makan ikan-ikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.