Kaisar Dewa

Gerbang Batu



Gerbang Batu

0Ada begitu banyak Treeman yang sedang berkumpul di bawah altar. Akar-akar mereka sepenuhnya menancap kuat di dalam bumi, hingga menyebar kemana-mana, sehingga hal tersebut menciptakan nuansa hutan yang mistis dan terlihat subur.     

Sementara itu, sebuah Treeman yang telah diciptakan oleh Zhang Ruochen dengan menggunakan Tenaga Chi Wood Spirit saat ini sedang melewati Milennial Treeman. Centurial Treeman itu ternyata tidak menarik suatu perhatian tertentu.     

Sehingga, hal itu membuat Zhang Ruochen merasa lega. Karena dengan berhasil menguasai Harta Karun Fisik Wood Spirit, maka tubuh pohon itu telah membuatnya mampu bersembunyi.     

Kemudian, ia mulai melepaskan Kekuatan Batin-nya untuk mengamati sekitar, sambil mempelajari situasi yang ada di sana.     

Lalu, ketika ia kembali menarik Kekuatan Batin-nya, maka seketika itu pula ia menjadi terkejut. Sebab, jumlah superior di antara ras Treeman ternyata jauh berada di luar dugaannya. Bagaimana tidak, di sana, sedikitnya terdapat 35 Raja Treeman.     

Di antara mereka, bahkan ada beberapa Treeman yang melepaskan aura mengerikan, sebuah aura yang sanggup membuat seorang ksatria menjadi tidak tenang. Di sisi lain, Zhang Ruochen memperkirakan jika itu merupakan jenis Treeman yang telah hidup selama lebih dari 4.000 tahun. Dalam kata lain, kekuatan Treeman itu setara dengan seorang pertapa di Perubahan Keempat dari Alam Fish-dragon.     

Maka dari itu, seseorang bisa membayangkan jikalau mereka berdua sampai ketahuan, maka mereka akan benar-benar dikepung secara besar-besaran. Lalu, meskipun Zhang Ruochen mempunyai kekuatan yang luar biasa, namun ia masih dapat dengan mudah dihancurkan oleh mereka.     

Jadi, ia pun akhirnya memilih menjadi lebih waspada.     

SWOOSH!     

Blackie mengubah tubuhnya sampai sekecil nyamuk. Lalu, sambil mengepakkan sayapnya, maka kucing itu terbang dari dalam lubang pohon, dan mendarat di atas altar, guna mempelajari garis-garis yang terdapat di atas permukaan altar tersebut.     

"Sepertinya Blackie memang memiliki beberapa trik di balik lengan bajunya. Bagaimana tidak, dia bahkan sanggup mengecilkan dirinya sendiri sampai berukuran sekecil itu!" pikir Zhang Ruochen, sambil merasa terkejut.     

Bahkan seorang pertapa di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon – yang telah menguasai Glazed Treasured Body – hanya mampu mengecilkan dan membesarkan dirinya sendiri sampai sepuluh kali lipat dari ukuran semula. Itu merupakan suatu batas yang maksimal bagi mereka.     

Sebaliknya, Blackie mampu mengecilkan tubuhnya sampai melewati batas maksimal tersebut.     

Di sisi lain, Zhang Ruochen mulai mengendalikan tubuh Treeman-nya dan melanjutkan perjalanannya. Setelah itu, ia berhenti di depan altar dan mulai berkata pada dirinya sendiri, "Wilayah di sekitar altar ini penuh dengan Treeman. Jika aku melangkah ke atas altar, maka para superior akan menjadi curiga. Jadi, aku harus menciptakan sebuah kegaduhan untuk mendistraksi mereka."     

Setelah itu, Zhang Ruochen menutup kedua matanya dan diam-diam mengalirkan Kekuatan Batin agar dapat terhubung dengan Energi Chi dari langit dan bumi.     

WHOOSH!     

Di bawah pengaruh Kekuatan Batin, maka terdapat awan tebal yang tiba-tiba terbentuk di atas altar.     

Semakin lama, awan itu berubah menjadi semakin besar dan semakin luas. Setelah itu, awan tersebut berhasil menutupi matahari sampai-sampai sama sekali tidak ada cahaya matahari yang sanggup menembusnya. Pada akhirnya, seluruh dunia menjadi benar-benar gelap.     

Setelah itu, sambaran petir dapat didengar dari dalam awan gelap tersebut. Di sisi lain, Energi Chi dari langit dan bumi mulai melepaskan beberapa garis sambaran petir. Energi itu akhirnya berubah menjadi ular-ular listrik, yang menyambar kesana kemari.     

"Apa yang terjadi? Mengapa langit tiba-tiba menjadi gelap?"     

"Aku merasa jika terdapat energi besar yang sedang berkumpul di awan tersebut. Jika energi itu sampai terlepas, maka bencana besar pasti akan segera datang."     

"Itu dia... itu merupakan sebuah trik milik sang Alien Kematian! Alien Kematian datang kemari! Alien Kematian kembali datang kemari!"     

Para Treeman yang pernah menyaksikan kekuatan petir milik Zhang Ruochen mulai dihantui sebuah perasaan takut. Akibatnya, mereka semua langsung menjadi panik.     

Di sisi lain, hanya para Millennial Treeman dan para Raja Treeman yang masih bersikap tenang. Namun, mereka mulai berubah menjadi lebih serius, sebagaimana mereka telah bersiap untuk menyambut kedatangan sang musuh bebuyutan. Jadi, mereka mulai mengamati sekitar dan menanti kedatangan sang Alien Kematian.     

Namun, tidak ada satupun dari mereka yang menyadari jika di bawah altar – ada satu ranting Treeman yang perlahan-lahan mulai terbuka.     

Zhang Ruochen memaksimalkan kesempatan ini untuk keluar dari batang pohon Treeman tersebut. Kemudian, ia menggunakan Ruang Pergerakan dan menghilang dari sana. Setelah itu, ia bergerak melintasi ruang dan kembali muncul di atas altar tersebut.     

Zhang Ruochen bisa merasakan energi besar yang sedang bekerja pada tubuhnya, tepat pada saat ia melayang di atas altar.     

Di sisi lain, energi besar itu seolah sedang memaksa Zhang Ruochen untuk berlutut. Akibatnya, tulang-tulangnya mulai bergemeretak. Namun, ia segera mengendalikannya dan mampu mendapatkan keseimbangannya kembali.     

"Jadi, di atas altar terdapat 20 kali lipat tekanan energi. Sekarang, segala sesuatunya telah menjadi masuk akal. Sepertinya Blackie memang benar, sebab altar ini sungguh berbeda dari biasanya."     

Tidak lama kemudian, Zhang Ruochen telah berhasil sampai di atas altar tersebut. Kemudian, ia menemukan sebuah gerbang batu yang mengarah ke bawah tanah.     

Di permukaan gerbang batu tersebut, ada beberapa garis-garis misterius dan sedikit titik-titik aneh.     

Sekilas pandang, garis-garis dan titik-titik yang terdapat di gerbang tersebut tampak seperti susunan bintang.     

Meski demikian, Zhang Ruochen tidak mencoba untuk memahami garis-garis yang terdapat di gerbang batu tersebut. Sebaliknya, setelah mengalirkan Tenaga Chi, maka ia mulai merentangkan tangan dan melayangkan tinju ke arah gerbang batu.     

Akibatnya, gerbang itu mulai bergetar dan mengeluarkan suara berdentum, meski demikian, gerbang itu sama sekali tidak hancur.     

Sebaliknya, garis-garis yang terdapat di gerbang tersebut mulai menyala.     

Akibatnya, Zhang Ruochen pun merasa penasaran. Kemudian, ia mengamati tinjunya sendiri; itu sangat aneh.     

Bagaimana tidak, dengan kekuatannya sekarang ini, maka seharusnya ia mampu menghancurkan sebuah gerbang besi dengan begitu mudah, apalagi hanya sebuah gerbang batu.     

Dan sialnya, serangan tinjunya sama sekali tidak meninggalkan bekas apa-apa.     

"Aku akan menggunakan Ruang Pergerakan."     

Kekuatan ruang merupakan sesuatu yang paling misterius. Bagaimanapun juga, kekuatan itu mampu melewati setiap objek keras, bahkan juga sebuah gerbang batu. Apalagi, segala sesuatu yang ada di dunia masih menjadi salah satu bagian dari ruang.     

POW!     

Ada suara kencang yang bisa didengar.     

Zhang Ruochen baru saja menggunakan Ruang Pergerakan, namun ia hanya membentur gerbang batu. Sangat keras.     

Ia tidak berhasil melewati gerbang batu tersebut. Akibatnya, ia merasa kesakitan dan pusing.     

"Tingkat pengolahanku masih terlampau lemah. Aku belum mampu melepaskan kekuatan ruang yang lebih tinggi. Di sisi lain, garis-garis yang terdapat di gerbang batu seakan telah menghalau kekuatanku." Zhang Ruochen menggosok pundaknya yang sakit, hingga sekali lagi dipaksa untuk kembali mengamati garis-garis di gerbang batu tersebut.     

Kekuatan ruang memang selalu bisa digunakan untuk menembus segala objek yang berada di dunia ini. Namun, beberapa inskripsi yang lebih kuat memang didesain untuk mampu mempengaruhi ruangan tersebut. Maka dari itu, jika tingkat pengolahan Zhang Ruochen telah mencapai alam yang lebih tinggi, dan ia juga telah mendapatkan pemahaman yang lebih dalam terkait dengan kekuatan ruang, maka mungkin saja ia berhasil menembus inskripsi-inskripsi tersebut.     

"Mungkinkah... apa mungkin untuk membuka gerbang batu ini membutuhkan suatu pengorbanan?"     

Zhang Ruochen juga meyakini hal tersebut.     

Oleh karena itulah, ia mulai mengeluarkan Auspicious Vase dari dalam Cincin Ruang-nya. Kemudian, ia mengambil darah Millennial Treeman dari dalam vas tersebut, sebelum akhirnya mulai meneteskannya di atas gerbang batu.     

Darah yang menetes di atas gerbang batu mulai menyebar ke segala sudut.     

Gerbang batu itu mulai menyerap darah Millennial Treeman.     

Ketika menyaksikan hal tersebut, maka Zhang Ruochen menampakkan ekspresi lega. Sekali lagi, ia kembali menuangkan darah ke atas gerbang batu.     

Akibatnya, garis-garis di gerbang batu tersebut akhirnya menyerap darah tersebut. Perlahan-lahan, darah itu semakin lama semakin menyebar di seluruh permukaan gerbang.     

BANG!     

Altar yang berbentuk silinder itu mulai berotasi pelan dan mengeluarkan suara yang keras.     

Raja Treeman yang berdiri paling dekat dengan altar adalah yang pertama merasakan pergerakan aneh dari altar tersebut. Jadi, ia pun melihat ke arah altar dan menemukan Zhang Ruochen sedang berada di sana. Kemudian, ia berteriak kencang, "Tidak! Alien Kematian sedang berada di atas altar! Kita harus menghentikannya! Dia tidak boleh masuk ke dalam altar."     

Raja Treeman pun akhirnya melesat ke arah altar. Saat itu, ia menggunakan ranting pohonnya – setebal satu meter – untuk menyerang Zhang Ruochen.     

WHOO!     

Saat itu, datangnya suatu angin kencang dapat dirasakan dengan jelas.     

Permukaan ranting itu sendiri diselimuti oleh logam. Setiap daun-daun yang berada di sana sama tajamnya dengan sebuah bilah pedang. Raja Treeman saat itu sedang melepaskan kekuatan yang besar. Jadi, ranting pohon yang digunakan untuk menyerang itu tak ubahnya telah menjadi ribuan pisau yang sedang dihunuskan pada waktu yang bersamaan.     

Di sisi lain, terdapat sebuah celah kecil yang muncul di gerbang tersebut. Yang jelas, Zhang Ruochen tidak bisa melarikan diri; akibatnya, ia hanya bisa bertarung melawan Raja Treeman dengan menggunakan segenap kekuatannya. Saat itu, ia hanya bisa berharap untuk menghalau serangan yang datang, sampai gerbang itu benar-benar terbuka sepenuhnya.     

Zhang Ruochen berdiri di samping gerbang batu. Saat itu, satu tangannya sedang menggenggam Auspicious Vase – yang digunakan untuk menuangkan darah ke arah gerbang batu – sementara tangan yang lain sedang digunakan untuk menggenggam Pedang Kuno Abyss. Di waktu yang bersamaan, ia juga mulai bertarung melawan Raja Treeman.     

BANG! BANG!     

Teknik pedang Zhang Ruochen memang patut untuk dikagumi. Bagaimana tidak, setiap pedang Chi yang dilepaskan olehnya selalu diikuti dengan serangan beruntun yang lain.     

Pada akhirnya, altar itu penuh dengan bayangan-bayangan pedang.     

Tidak berselang lama, pedang Chi itu akhirnya berhasil memotong dedaunan dan ranting-ranting RaJa Treeman, yang mana itu tampak beterbangan dimana-mana. Beberapa ranting pohon itu jatuh di atas altar, sementara yang lain telah berhasil dihancurkan sempurna oleh pedang Chi, hingga berubah menjadi debu.     

Raja Treeman berhenti menyerang pada saat ia menyadari jika dirinya telah berubah menjadi sebuah batang pohon yang telanjang, dimana ia tidak lagi memiliki daun-daun ataupun ranting.     

"Alien Kematian... kau brengs*k..." Raja Treeman mengaum.     

Zhang Ruochen menggenggam pedangnya dan berdiri tegak. Kemudian, ia berkata spontan, "Jika kau tidak mundur, maka kau akan mati."     

"Dasar arogan, Alien Kematian! Kami akan membunuhmu!" Raja Treeman yang lain mulai berteriak.     

Saat itu, ada sembilan Raja Treeman yang sedang melesat dan menuju ke arah altar. Mereka semua mengepung Zhang Ruochen dan menyerangnya.     

Meskipun Zhang Ruochen telah berhasil menguasai Harta Karun Fisik Double Spirit, namun ia tidak berani memastikan hasil pertarungannya ketika melawan sembilan Raja Treeman. Apalagi, selain sembilan Raja Teeman, masih terdapat beberapa jenis lagi yang berada di bawah altar, dan mereka juga sedang melesat ke arahnya.     

Kali ini, Zhang Ruochen sedang berada pada situasi yang sulit. Sebab, ia sedang dikepung oleh ras Treeman.     

"Gunakan Holy Wood Array Penghancur Dewa. Kita tidak boleh membiarkan Alien Kematian itu melarikan diri."     

Di bawah altar, salah satu Raja Treeman mulai memberi perintah kepada yang lainnya. Raja itu sedang mengumpulkan para Treeman untuk menyiapkan formasi taktis.     

Zhang Ruochen menghalau serangan yang akan datang dengan mengaktifkan Celestial Bodyshield dan menggunakan gerakan pedangnya, selain juga masih bertarung melawan sembilan Raja Treeman sekaligus. Namun, ia hanya bisa menahan mereka untuk waktu yang singkat, sebelum akhirnya teknik pedang dan Celestial Bodyshield-nya berhasil dihancurkan.     

Beberapa saat setelahnya, ada sebuah ranting pohon sedang menghantam keras pundak kiri Zhang Ruochen, hingga berhasil membuatnya terlempar ke belakang.     

"Mati!"     

Saat itu, tiga Raja Treeman mulai melancarkan serangan ke arah Zhang Ruochen pada waktu yang bersamaan.     

Namun tiba-tiba, saat itu gerbang batu yang berada di atas altar telah terbuka.     

SWOOSH!     

Ada sebuah ledakan cahaya yang menyilaukan – yang mana itu keluar dari gerbang batu tersebut. Setelah itu, cahaya tersebut berubah menjadi sebuah kolom cahaya – yang berhasil menembus awan gelap – dan membumbung tinggi di atas angkasa.     

Ketika menyaksikan hal itu, maka Zhang Ruochen segera menggunakan Ruang Pergerakan dan menghilang dari sana. Detik berikutnya, ia telah berada di sisi gerbang batu. Dalam gerakan yang secepat kilat itu, maka ia pun akhirnya telah berhasil masuk ke dalam gerbang batu tersebut.     

Ketiga serangan Raja Treeman gagal mengenainya. Mereka tidak sanggup menghentikan lelaki tersebut.     

"Bagaimana mungkin Alien Kematian itu bisa tiba-tiba menghilang?" salah satu Raja Treeman itu bertanya, sambil gemetar menahan amarah.     

"Dia... dia masuk ke dalam gerbang batu..." salah satu Raja Treeman mengatakan itu.     

"Apa?"     

"Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang?"     

Saat itu, gerbang batu tersebut telah kembali tertutup.     

Para Raja Treeman saling bersitatap dengan ekspresi tidak percaya. Mereka sama sekali tidak mengerti apa yang harus dilakukan selanjutnya.     

Namun, ada seorang Raja Treeman – yang telah hidup selama 4.000 tahun – mulai berkata dengan suara kunonya, "Jangan khawatir teman-teman. Leluhur Treant sedang berlatih di dalam altar. Sang Alien Kematian yang masuk ke dalam gerbang batu hanyalah sedang menjemput ajalnya sendiri."     

"Benar. Apalagi, kekuatan Leluhur Treant sungguh tak tertandingi."     

Raja Treeman yang berusia 4.000 tahun menambahkan, "Namun, kita masih harus menggunakan formasi taktis, untuk berjaga-jaga."     

Pada akhirnya, para Raja Treeman mulai mundur dari altar dan menggunakan Holy Wood Array Penghancur Dewa.     

Oleh karena itulah, meskipun jika sang Alien Kematian cukup beruntung dan berhasil melarikan diri dari dalam altar, namun mereka yang berada di luar telah mengepungnya. Mungkin, mereka bisa membunuhnya, atau bahkan menghancurkannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.