Kaisar Dewa

Empat Wei Bersaudara



Empat Wei Bersaudara

0Saat itu, Ao Xinyan berubah menjadi dingin, dan ia meletakkan tangannya yang putih ke arah pegangan pedang. Kemudian, dengan sebuah tebasan, maka terdapat cahaya pedang yang melintas di dalam aula tersebut.     

Dalam detik berikutnya, maka lengan milik pria bertubuh besar dan berjambang itu telah terpisah dari tubuhnya. Kemudian, lengan itu berputar-putar di udara dan menyemburkan darah.     

"Ahh... lenganku..."     

Pria itu menekan bahunya yang berdarah dan mundur sejauh tiga langkah. Saat itu, wajahnya berkedut-kedut menahan sakit, dan terdengar teriakan yang memilukan dari mulutnya.     

Namun, sebagai seorang master dari Alam Surga, maka ia segera menekan rasa sakit tersebut dan mulai mengalirkan Tenaga Chi guna menyegel bejana darah, sehingga ia tidak kehilangan banyak darah karena tangannya yang telah terpotong.     

"Pelacur, kau berani menyakiti saudara termuda kami. Aku akan mencabut nyawamu setelah aku berhasil menangkapmu."     

"Pow!"     

Di balik ruangan itu, ada tiga orang ksatria dari Alam Surga tiba-tiba bangkit berdiri, mereka semua telah mencapai Alam Surga. Setelahnya, salah satu dari mereka menjungkirbalikkan meja dan menghantamnya dengan menggunakan tinju.     

Ketiga ksatria itu tampak tinggi dan bertotot, dan mereka sepertinya jauh lebih tangguh daripada seorang pria berjambang tersebut.     

Selain itu, ia juga menjadi lebih waspada setelah Ao Xinyan berhasil memotong lengannya, dan ia pun mundur ke belakang, sebelum akhirnya bersembunyi di balik ketiga pria tersebut. Kemudian, ia memberi peringatan, "Kakak pertama, kakak kedua, kakak ketiga, pemahaman pedang gadis ini cukup tinggi, dengan keterampilan pedang yang mendalam dan kecepatan yang sangat tinggi. Kalian semua harus berhati-hati!"     

Kakak keduanya melirik ke arah Ao Xinyan dengan tatapan jijik, sambil berkata, "Saudara keempat, kau terlalu gelisah. kakak tertua kita telah berada tingkatan Puncak dari Alam Surga selama sepuluh tahun. Sekarang ini, dia telah menjadi seorang master di Peringkat Surga. Jadi, dengan tingkat pengolahannya yang mendalam, maka dia pasti dapat dengan mudah mengalahkan gadis kecil ini."     

Semua ksatria yang berada di Aula Star merasa terkejut dengan perkataan kakak kedua.     

Semua orang menatap ke arah kakak tertua Wei Bersaudara.     

"Sulit dipercaya! Dia merupakan seorang master di Peringkat Surga!"     

Bahkan seorang ksatria yang mendapatkan ranking terendah di Peringkat Surga mampu bertarung melawan tiga atau empat ksatria biasa yang telah mencapai tingkatan Puncak dari Alam Surga.     

Terdapat jutaan ksatria dari Alam Surga yang masuk ke dalam daftar Peringkat Surga. Namun, Daratan Kunlun mempunyai wilayah yang sangat luas dengan banyak sumber daya yang melimpah. Akibatnya, jumlah ksatria menjadi tak terhitung lagi. Sesungguhnya, setiap ksatria di Peringkat Surga merupakan para talenta top di tempat masing-masing. Jadi, meskipun mereka masih berada di bawah Alam Fish-dragon, namun mereka dapat dikategorikan sebagai para master.     

Sementara itu, Wei tertua memiliki tinggi 2.6 meter dan kulit berwarna coklat. Kemudian, baik lengan, dada, dan kaki-kakinya penuh dengan otot-otot. Sekilas pandang, lelaki itu tampak seperti menara tembaga berbentuk manusia.     

Meskipun ia hanya berdiri di sana, namun ia telah memancarkan aura yang seolah mampu membelah gunung atau menjadikannya sebagai kuburan, kapanpun itu.     

"Keluarga Wei merupakan sebuah keluarga kelas empat. Seribu tahun yang lalu, seorang Setengah-Biksu dilahirkan di dalam Keluarga Wei. Jadi, keluarga mereka bisa disebut sebagai keluarga Setengah-Biksu."     

"Mereka berdua sangat tidak beruntung. Sebab, orang-orang yang diusik oleh mereka merupakan empat Wei bersaudara. Kakak tertua Wei bukan orang yang bisa diusik seperti itu."     

"Kecantikan memang sangat berbahaya!"     

"Aha! Siapa yang peduli tentang pria? Lihatlah, wanita itu bertubuh ramping dan mempesona. Nanti, pada saat dia tertangkap oleh Wei bersaudara tersebut, maka dia pasti akan menderita."     

...     

Semua ksatria yang berada di Aula Star memandang peristiwa itu dengan keji dari sisi samping.     

Tentu saja, beberapa orang diam-diam menghela nafasnya, sementara beberapa yang lain merasa kasihan terhadap Zhang Ruochen dan Ao Xinyan. Namun, mereka semua tidak berani memprovokasi Wei bersaudara, jadi mereka pun memilih untuk diam saja.     

Di sisi lain, mulut Wei ketiga tampak lebih maju daripada pipinya, sehingga ia terlihat seperti seekor kera. Lalu, ia menatap tubuh Ao Xinyan dengan beringas. Kemudian, ia tertawa kencang dan berkata, "Kakak tertua, kau terlalu tangguh untuk menghadapi gadis kecil ini. Jadi, biarkan aku saja yang akan menanganinya."     

Saudara ketiga berjalan tiga langkah ke arah Ao Xinyan. Tiba-tiba, ia membenamkan kaki dan lututnya, mencoba untuk mengatur gravitasi tubuh. Setelah itu, kuku-kukunya mulai berubah menjadi cakar.     

"Huaa!"     

Tenaga Chi di dalam tubuhnya bergerak cepat melewati Jalur Aliran Chi. Kemudian, jari-jarinya mulai memancarkan cahaya berwarna emas.     

Sementara itu, udara yang berada di sekitar jari-jarinya mulai terdistorsi, dan itu tampak seperti berguncang pelan.     

Lelaki itu tidak benar-benar sedang mendistorsi ruang. Namun, itu merupakan sebuah ilusi karena aliran Tenaga Chi yang besar.     

"Heartsplit Eagle Claw."     

Saudara ketiga cepat-cepat melesat maju dan menyerang berturut-turut dengan kedua tangan, sehingga ia pun berhasil menciptakan bayangan ilusi cakar sebanyak 16 buah. Setelah itu, terdengar suara ledakan yang menggema di udara.     

Saudara Wei yang ini memiliki tingkat pengolahan cukup dalam. Sebab, pria itu telah mencapai Tingkatan Akhir dari Alam Surga, yang mana itu satu langkah lagi menuju ke tingkatan Puncak dari Alam Surga.     

Pria itu sedang menggunakan Nine Ways of Heartsplit Claw, sebuah teknik bela diri kelas superior dari Tingkatan Ruh. Heartsplit Eagle Claw sendiri adalah salah satu dari sembilan variasi gerakan yang lain. Sementara itu, pria tersebut telah menguasai teknik bela dirinya sampai pada Kesempurnaan Seni Bela Diri.     

Pria itu memiliki penampilan yang menakutkan, seperti halnya seekor elang yang sedang memburu mangsanya. Sehingga, Energi Chi yang kuat mulai terbentuk di lengannya. Namun, seorang pria, wanita, dan seekor kucing yang berada di sebelah meja masih cukup terlihat tenang.     

Seperti halnya sambaran kilat, maka tangan pria itu langsung menyerang leher Ao Xinyan.     

Lalu, pada saat Ao Xinyan hampir tertangkap, maka terdapat kilatan bayangan cantik yang melintas, dan menghilang dari balik cakar-cakar tersebut.     

"Bangs*t!" terdengar suara teriakan.     

Dalam detik berikutnya, semua orang melihat bahwa Wei ketiga telah terlempar ke arah belakang dan terjauh dari lantai atas – setinggi lebih dari 10 meter. Kemudian, ia berkata pelan, sambil meringis kesakitan. "Mataku... tanganku..."     

Kedua tangannya terpotong dan matanya berhasil dicungkil keluar. Kemudian, ia berdiri di atas tanah dan tubuhnya bergetar hebat. Pada akhirnya, ia berlari menuju dinding, dan terjatuh ke lantai pertama, sebelum akhirnya beranjak pingsan.     

Seketika itu juga, seisi Aula Star tiba-tiba menjadi hening.     

Semua orang menatap ke arah Ao Xinyan.     

Wanita yang cantik dan menggoda seperti itu tiba-tiba telah berubah menjadi master seni bela diri yang tangguh. Sulit dipercaya, gerakan biasa yang dilepaskan oleh wanita tersebut berhasil menghancurkan Wei ketiga.     

Betapa tangguhnya wanita tersebut!     

Seorang pria tangguh pasti akan memahami jika wanita itu bukan merupakan sosok yang bisa diremehkan.     

Kakak tertua Wei terlihat serius, namun tidak lama setelahnya, ia mulai mengeluarkan senyuman. Kemudian, ia berjalan ke arah Ao Xinyan dan meminta maaf dengan cara yang sopan, sambil berkata, "Saudara saya telah mengusik Anda karena mereka memang tidak tahu diri. Saya ingin meminta maaf kepada Anda. Tolong jangan marah dan ampuni kami!"     

Entah bagaimana, Ao Xinyan terlihat angkuh, sambil berkata sarkastik, "Bukankah kau seorang ksatria Peringkat Surga? Bagaimana mungkin kau meminta ampunan sebelum kita sempat bertarung?"     

Setelah mendengar hal tersebut, maka pria itu mengambil beberapa langkah maju dan membungkuk sopan. Kemudian, ia tersenyum dan meminta maaf, sambil berkata, "Bagaimana mungkin saya bisa menjadi tandingan Anda dengan tingkat pengolahan saya yang sekarang? Meskipun saya berlatih selama satu dekade mendatang, namun tingkat pengolahan saya masih jauh tertinggal dari Anda."     

Ao Xinyan merupakan sosok wanita yang angkuh. Jadi setelah mendengar pengakuan tersebut, maka wanita itu merasa gembira, sebelum akhirnya mengangguk dan tersenyum. Lalu, ia berkata, "Karena kau cukup cermat dan pengertian, maka hari ini, aku akan mengampuni nyawamu. Tapi lain kali, kau tidak akan seberuntung ini."     

"Terima kasih, nona. Terima kasih, nona," Wei tertua mengulang perkataannya.     

Kemudian, sekali lagi ia membungkuk untuk menunjukkan rasa hormat.     

Namun, pada saat pria itu melihat ke arah bawah, maka terdapat sesuatu yang licik mulai melintas di depan matanya.     

Di antara dua jari yang berada di tangan kanannya, di situ terdapat sebuah jarum bulu lembu berwarna hijau, yang tiba-tiba muncul entah dari mana. Kemudian, diam-diam ia melepaskan jarum tersebut ke arah perut bawah Ao Xinyan.     

"Chh!"     

Jarum bulu lembu berwarna hijau itu langsung menembus salah satu Jalur Aliran Chi yang berada di bagian perut bawahnya.     

Setelah itu, racun yang terdapat di dalam jarum tersebut mulai menyebar, dan mengalir melalui Jalur Aliran Chi, sebelum akhirnya menyatu dengan Tenaga Chi yang berada di dalam tubuh wanita tersebut.     

Ao Xinyan merupakan seorang jenius, namun ia sama sekali belum pernah mengalami kegagalan. Jadi, wanita itu tidak memahami - betapa curang dan kejinya orang-orang di luar sana.     

Terutama pada saat mereka berada di Medan Pertempuran Dunia Primitif, sebab mereka semua harus memahami bagaimana cara untuk bertahan hidup. Mereka semua harus berhati-hati agar tetap mampu bersikap waspada.     

Jika tidak, meskipun tingkat pengolahan mereka tinggi, namun mereka pasti akan terbunuh oleh seseorang yang memiliki tingkatan pengolahan lebih rendah.     

"Sial, diam-diam kau berani melancarkan serangan."     

Ao Xinyan membuka matanya lebar-lebar, sebagaimana wanita itu semakin merasa marah.     

Kemudian, ia mulai mengalirkan Tenaga Chi ke dalam tubuhnya dengan cukup cepat, dan mencoba untuk mengeluarkan jarum bulu lembu berwarna hijau. Ao Xinyan kembali meletakkan tangannya ke arah pegangan pedang. Lalu, dengan sebuah "swish", maka pedang Bluewater Dragon-patterned itu terlepas dari sarung pedangnya.     

Namun, pada saat wanita tersebut bersiap-siap untuk menebaskannya, saat itu ia mendapatkan rasa sakit yang tajam di bagian perut bawahnya. Setelah itu, Tenaga Chi-nya seolah sedang dihalau oleh sebuah kekuatan yang tak terlihat, sehingga aliran Chi-nya menjadi kacau.     

"Crash!"     

Seketika itu juga, baik tubuh dan tangannya sama-sama menjadi lemah. Bahkan, pedang Bluewater Dragon-patterned itu terjatuh ke tanah.     

Setelah menyaksikan Ao Xinyan tergeletak di tanah, maka kakak tertua Wei tertawa kencang. Kemudian, ia berkata, "Kau telah ditusuk menggunakan Jarum Phoenix. Jika kau ingin bertarung denganku, maka itu artinya kau sedang mencari masalah."     

Jarum Phoenix merupakan sebuah Senjata Suci Bela Diri kelas sepuluh. Itu merupakan kartu as terakhirnya, dan jarum tersebut sangat beracun. Sebab, jarum itu dapat menembus Celestial Bodyshield milik seorang pertapa di Perubahan Pertama dari Alam Fish-dragon, setelah sebuah inskripsi di dalam jarum tersebut diaktifkan.     

Setiap kali kakak tertua Wei bertemu dengan seorang lawan yang lebih tangguh, maka ia akan menggunakan Jarum Phoenix untuk melancarkan sebuah serangan kejutan. Itu merupakan metode yang sangat diandalkan olehnya.     

Dengan sebuah harta karun semacam itu di tangannya, maka ia dapat dengan mudah menangani gadis kecil ini.     

Di usianya yang sekarang, maka Ao Xinyan tampak seperti seorang gadis muda yang polos bagi dirinya.     

Kemudian, ia pun menarik kembali Jarum Phoenix tersebut. Lalu, ia mengambil Pedang Bluewater Dragon-patterned. Setelahnya, ia pun mulai mengamati pedang itu lekat-lekat.     

Tiba-tiba, pria itu merasa tertegun. Lalu, ia berkata riang, "Apa ini... apa ini merupakan sebuah… Senjata Suci?"     

Ia dapat dengan jelas merasakan jika bilah pedang itu samar-samar mengeluarkan Energi Chi. Oleh karena itulah, ia tidak bisa lagi berkata apa-apa.     

Apa itu merupakan sebuah Senjata Suci?     

Sungguh sebuah Senjata Suci yang bernilai tinggi! Sebab ketika senjata itu diciptakan, maka semenjak itulah senjata tersebut menjadi sebermula terjadinya pertempuran-pertempuran berdarah.     

Sementara itu, keluarga Wei dikenal sebagai sebuah keluarga kelas empat. Sehingga, keluarga mereka hanya mempunyai satu jenis Senjata Suci, yang mana itu merupakan sebuah Harta Karun Keluarga, dan hanya bisa digunakan oleh pemimpin keluarga tersebut.     

Jika ini merupakan sebuah Pedang Suci, maka mereka baru saja mendapatkan harta karun yang melimpah.     

Saat itu, kakak tertua Wei merasa gugup. Kedua tangannya mulai gemetar dan aliran darahnya seperti sedang mendidih.     

Saudara kedua dan keempat tidak memahami jika saudara tertuanya baru saja mendapatkan Pedang Suci. Sehingga, mereka hanya menatap ke arah Ao Xinyan yang terkulai lemah di tanah sambil menyeringai di wajah masing-masing. Seketika itu juga, mereka berjalan mendekat untuk membawa wanita tersebut pergi dari sana.     

"Hoho! Setidaknya keluarga Wei merupakan sebuah keluarga Setengah-Biksu. Sayang sekali jika mereka sampai harus dimusnahkan. Sayang sekali! Sayang sekali!"     

Terdengar suara lembut yang melengking di aula. Wanita itu juga terus menerus menghela nafasnya.     

Saudara kedua dan saudara keempat, yang telah berjalan pergi, tiba-tiba menghentikan langkah masing-masing saat mereka mendengar suara wanita tersebut. Kemudian, ia membalikkan tubuh sambil merasa marah.     

Mereka semua ingin melihat siapa yang berani bicara sembarangan seperti demikian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.