Kaisar Dewa

Sacred Wood Sphere



Sacred Wood Sphere

0"Apa Zhang Ruochen ingin melatih teknik pedang dengan pemahaman yang lebih mendalam?" kata Duanmu Xingling.     

Wanita bertudung kepala itu menyiratkan tatapan mata tidak percaya, dan menunjukkan jika ia tidak setuju dengan perkataan Duanmu Xingling.     

Lalu, ia berkata dingin, "Apa yang sedang digunakan oleh Zhang Ruochen merupakan Keterampilan Pedang Suci, yang mana itu adalah teknik bela diri kelas rendah Tingkatan Hantu dari Sekte Yin Yang. Di Sekte Yin Yang, bahkan seorang ksatria Alam Hitam mampu menguasai teknik pedang itu dengan baik. Meskipun dia ingin mempelajarinya lebih mendalam, namun sedalam apa teknik tersebut dapat dikembangkan?"     

Selain wajah tirusnya yang tertutup oleh tudung kepala, namun aura yang luar biasa dari wanita itu tidak dapat disembunyikan. Jadi, orang-orang bisa menebak bahwa di balik tudung kepala tersebut, terdapat wajah yang sangat cantik.     

Sementara itu, mata cerahnya penuh dengan tatapan menghina. Sebab, ia menganggap bahwa Zhang Ruochen merupakan sosok ksatria muda dan terkenal – yang telah menjadi angkuh karena mendapatkan kesuksesan dan reputasinya.     

Menurut pandangan wanita itu, orang-orang seperti Zhang Ruochen adalah mirip dengan para katak yang hidup di dalam sumur. Jadi, ketika orang-orang dengan jenis yang seperti itu bertemu dengan seorang superior sejati, maka mereka akan langsung terjun bebas ke dalam sebuah ngarai yang tak berujung.     

Duanmu Xingling memutar bola matanya dan berkata, "Apa yang aku sebut sebagai 'mendalam' adalah bukan tentang gerakan teknik pedang, melainkan alam teknik pedang yang berada di dalam suatu teknik pedang tertentu. Apa kau tidak tahu jika Zhang Ruochen telah berhasil mencapai Hati yang Terhubung dengan Pedang? Di antara para ksatria muda, maka Zhang Ruochen telah berada di alam teknik pedang yang tak tertandingi."     

"Itu tidak sepenuhnya benar. Ketika menyaksikan Zhang Ruochen sanggup mencapai Hati yang Terhubung dengan Pedang, maka secara natural, para jenius pedang yang lain pasti juga akan berhasil mencapai Alam Hati yang Terhubung dengan Pedang."     

Wanita bertudung kepala itu terus menyanggah perkataannya sambil menatap dingin ke arah Duanmu Xingling.     

Duanmu Xingling tidak menganggapnya serius dan hanya memilih tertawa. "Kalau begitu, maka sebaiknya kita tunggu dan saksikan. Lapangan pertempuran tepat berada di depan sana. Tidak lama lagi, hasil pertandingan pasti akan segera diputuskan."     

Di atas Heavenly Ring, saat itu Lu Fantian terus menghindari Pemandu Pedang Suci yang dilepaskan oleh Zhang Ruochen sebanyak tujuh belas kali berturut-turut.     

Melihat pertarungan itu, maka Lu Xuan langsung berdiri dan berkacak pinggang, sambil berteriak kesal. "Kakak saudara, kau bisa melakukannya atau tidak? Jika kau tidak bisa melakukannya, cepat keluar dari Lapangan sesegera mungkin. Jangan sampai kau membuat Kediaman Pedang menjadi malu!"     

Mendengar itu, maka Lu Fantian menjadi semakin malu. Jadi, ia pun melirik tajam ke arah Lu Xuan.     

Bukan hanya Lu Xuan – tapi para ksatria lain yang hadir di Lapangan Pasar Bela Diri juga sama-sama menjadi tidak sabar.     

Pada mulanya, mereka mengira bahwa ini merupakan sebuah pertarungan luar biasa antara dua jenius yang sedang berkompetisi; tapi ternyata, mereka tidak menyangka jika pertarungan ini telah berubah menjadi begitu membosankan.     

Dari sejak dimulainya pertarungan, sejak saat itu Zhang Ruochen hanya menyerang Lu Fantian dengan teknik pedang yang sama, sementara Lu Fantian terus menerus menghindari serangan lawannya.     

Jika pertarungan ini dilanjutkan, lalu sisi mana yang bisa dinikmati?     

Sejujurnya, Lu Fantian telah bertarung dengan sungguh-sungguh dan ia memang tidak punya pilihan lain, selain hanya menghindar kesana kemari. Itu terjadi karena Lu Fantian tidak mampu membaca gerakan yang diperagakan oleh Zhang Ruochen selanjutnya, meskipun lawannya menggunakan teknik yang sama.     

Setelah tujuh belas gerakan, maka Lu Fantian akhirnya menemukan jalan keluar di dalam hatinya, dan ia pun memutuskan untuk menyerang balik.     

Ketika Zhang Ruochen memperagakan Pemandu Pedang Suci untuk ke-18 kalinya, maka saat itu pula Lu Fantian mulai menyerang balik, dan tidak lagi menghindar. Kemudian, Lu Fantian mulai menggenggam pedang penjangnya – yang diikat dengan kawat emas – sambil menusukkannya ke arah depan.     

"Crash! Crash!"     

Kedua pedang itu saling berbenturan, dan memancarkan percik-percik api. Terdengar suara gesekan pedang yang mendesing kencang.     

Akhirnya, sebuah pertarungan yang sesungguhnya. Ketika menyaksikan hal tersebut, maka Lapangan Pasar Bela Diri kembali menjadi riuh.     

Para ksatria bertalenta di Peringkat Surga sengaja datang kemari untuk melihat pertarungan ini, hingga mereka mulai memfokuskan segenap perhatiannya ke dalam pertarungan tersebut, sambil sesekali menahan nafas masing-masing. Mereka semua ingin melihat bagaimana teknik pedang yang diperagakan oleh Zhang Ruochen dan Lu Fantian – seberapa tangguhnya mereka berdua?     

Dalam satu gerakan, Zhang Ruochen dan Lu Fantian telah sama-sama terpisah dan mundur di sisi yang berlawan.     

Dan hanya dalam beberapa detik setelahnya, Lu Fantian kembali melancarkan sebuah serangan. Saat itu, sambil menggenggam pedangnya, maka ia mengalirkan Tenaga Chi dari dalam tubuh, dan mengumpulkannya ke arah tangan, sebelum akhirnya mulai menebaskan pedangnya ke arah lawan.     

Itu merupakan teknik pedang yang sangat mendominasi.     

Gerakan itu sangat halus dan bersih, tanpa tipu daya apa-apa.     

Dari bangku penonton, para kerumunan dapat melihat dengan jelas bagaimana pedang Chi terlepas dari pedang Lu Fantian, yang mana pedang Chi itu terbelah menjadi dua di sisi, yakni kanan dan kiri, sebelum akhirnya membentuk sebuah teknik pedang yang luar biasa dan berbentuk seperti air terjun.     

Samar-samar, orang-orang di sekitar sana dapat mendengar suara air terjun, yang mana itu sanggup menggetarkan jiwa mereka.     

"Teknik pedang ini sangat mengerikan. Lu Fantian memang sangat tangguh. Kekuatan pedang ini sendiri cukup mampu digunakan untuk bertarung sengit melawan seorang pertapa di Perubahan Pertama dari Alam Fish-dragon." Jantung Duanmu Xingling semakin berdegup-degup kencang, dan ia mulai khawatir terhadap keselamatan Zhang Ruochen.     

Sebab, kekuatan Lu Fantian berada jauh di luar dugaan Duanmu Xingling.     

Sejujurnya, Alam Fish-dragon berada di atas alam yang sanggup dicapai oleh manusia.     

Seseorang yang telah mencapai Perubahan Pertama dari Alam Fish-dragon, mereka dapat disebut sebagai Innate Embryonic Breath, dimana mereka mampu menjadikan Energi Chi dari langit dan bumi sebagai makanan mereka, sehingga mereka akan mampu mencapai Alam Tanpa Makanan.     

Seseorang yang seperti itu sebenarnya disebut sebagai sang pertapa, dan bukan lagi seorang ksatria.     

Selama seseorang tersebut masuk ke dalam siklus pernapasan janin murni, maka mereka tidak akan lagi bisa merasa kelaparan atau meregang nyawa ketika mereka tidur di bawah sungai selama satu tahun penuh. Jadi, alam itu benar-benar diluar kondisi manusia mortal. Oleh karena itulah, ada begitu banyak ksatria yang ingin mencapainya.     

Saat itu, Lu Fantian cukup kuat untuk mampu bertarung melawan seorang pertapa di Perubahan Pertama dari Alam Fish-dragon.     

Meski demikian, saat menghadapi serangan pedang mematikan yang dilancarkan oleh Lu Fantian, saat itu Zhang Ruochen masih tetap memejamkan matanya.     

Lelaki itu masih terus bersikap tenang dan bertarung melawan Lu Fantian dengan variasi Pemandu Pedang Suci yang lain.     

Namun, gerakan ini sepertinya sedikit berbeda dari gerakan yang terakhir kali diperagakan.     

"Swoosh!"     

Zhang Ruochen masih mengayunkan lengannya, tapi setelah itu, pedang Chi yang keluar dari pedangnya menciptakan serentetan bayangan dan terbang ke segala penjuru, yang mana itu menciptakan enam jejak pedang.     

"Bang! Bang!"     

Pedang Chi itu saling berbenturan dan menciptakan serentetan suara bergemeretak.     

Setelah itu, Zhang Ruochen melanjutkan kembali gerakan teknik pedangnya. Dalam sekejap, 36 variasi gerakan Pemandu Pedang Suci sukses diperagakan. Dan setiap gerakan tersebut tampak berbeda-beda.     

Sementara itu, Lu Fantian masih terus menghadapi teknik pedang Zhang Ruochen, namun ia gagal mengenai tubuh lawannya.     

"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Bagaimana bisa teknik pedang kelas rendah dari Tingkatan Hantu milik Zhang Ruochen sanggup menekanku seperti ini?"     

"Aku salah. Zhang Ruochen sedang menggunakan pemahaman teknik pedang. Sebab, teknik pedangnya yang sederhana mengandung esensi sejati dari jenis teknik pedang tersebut."     

Hanya dengan menghancurkan nuansa pemahaman pedang yang terjadi di pikiran Zhang Ruochen, maka Lu Fantian dapat menghadapinya dengan lebih mudah.     

Hanya dengan cara inilah, maka Lu Fantian akan mendapatkan keuntungan.     

Setelah memikirkan hal ini, maka Lu Fantian berhenti bertarung dengan Zhang Ruochen dan melangkah mundur ke sudut Lapangan. Kemudian, sambil menggunakan kedua tangannya, maka ia mengangkat pedang pertempurannya di atas kepala.     

Setelah itu, ia mulai memobilisasi Chi Pohon Suci yang terdapat di dalam tubuhnya guna membentuk Sacred Wood Sphere.     

Di atas Lapangan, Energi Chi dari langit dan bumi mulai menciptakan tanaman merambat dan daun-daun berwarna hijau, yang mana batang tanaman merambat itu lebih kuat daripada tanaman biasa, sementara dedaunan yang diciptakan berubah menjadi lebih tajam daripada daun-daun biasa.     

Tanaman merambat dan dedaunan itu bertumbuh dengan sangat cepat, sampai-sampai dalam waktu sekejap, mereka berhasil menyelimuti seisi Lapangan.     

Hanya dengan memiliki Fisik Pohon Suci, maka seseorang dapat menggunakan Sacred Wood Sphere.     

Di dalam pola ini, maka segala sesuatunya berada di bawah kendali Lu Fantian.     

Bahkan sehelai daun sederhana dapat diubah menjadi sebuah senjata yang sangat tajam.     

Ketika merasakan bahaya sedang datang mendekat, maka Zhang Ruochen terbangun dari nuansa pemahaman pedangnya. Tanpa ragu-ragu, secara instingtif ia menebaskan pedangnya, dan mulai memotong-motong tanaman merambat beserta dedaunan tersebut, hingga akhirnya menyerang Lu Fantian.     

"Zhang Ruochen, kau akhirnya masuk ke dalam nuansa pertarungan!" kata Lu Fantian.     

Ketika menyaksikan Zhang Ruochen melancarkan sebuah serangan, maka Lu Fantian tidak merasa takut, melainkan ia menjadi bahagia. Jadi, ia pun mulai merekayasa akar tanaman merambat untuk menyerang Zhang Ruochen.     

Setiap tanaman merambat tersebut setajam pedang.     

Tidak terhitung jumlah tanaman merambat yang mulai menyerang Celestial Bodyshield milik Zhang Ruochen, dan menciptakan suara yang kencang akibat gesekan Tenaga Chi, hingga akhirnya ia berhasil mengacaukan teknik pedang Zhang Ruochen, dan memaksa lawannya untuk mengambil dua langkah mundur ke belakang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.