Kaisar Dewa

Altar Suci



Altar Suci

0Zhang Ruochen mengerti bahwa Biksu Jade hanya ingin menguji dirinya, tapi ia tidak menolaknya, karena ia juga ingin tahu asal mula Pedang Kuno Abyss.     

Ia tidak menunjukkan emosi apa-apa dan berkata, "Saya ingin mengerti tentang hal itu."     

Biksu Jade sedang duduk di posisi atas dengan kharisma yang luar biasa. Cahaya suci memancar dari setiap rambutnya. Gumpalan-gumpalan Energi Chi mengalir di tubuhnya, sehingga ia seolah merupakan pusat dari langit.     

Itu adalah kharisma milik seorang Biksu.     

"Kau pasti telah mendengar tentang legenda dari Besi Suci Alami," katanya, "Legenda itu tidaklah benar. Apakah Permaisuri Chi Yao adalah satu-satunya orang yang memperoleh Besi Suci Alami 800 tahun silam? Tidak."     

"Itu adalah ayahnya, Kaisar Qing, yang mendapatkan Besi Suci Alami."     

Zhang Ruochen sama sekali tidak terkejut mendengar ini.     

800 tahun silam, Chi Yao masihlah seorang gadis remaja. Bagaimana mungkin ia bisa mengundang top sepuluh penempa senjata untuk membuat pedang di waktu yang sama?     

Hanya Kaisar Qing yang mempunyai pengaruh dan kekuatan yang seperti itu.     

Biksu Jade menambahkan, "Alam dibedakan menjadi Yin dan Yang, hidup dan mati, hitam dan putih. Oleh karena itulah, mereka tidak hanya membuat satu senjata, tetapi dua."     

"Top 10 penempa senjata memeras otak mereka masing-masing dan menggunakan berbagai macam metode untuk memisahkan Besi Suci Alami menjadi dua bagian. Satu yang berwarna hitam, sementara yang lain berwarna putih. Setelah itu, mereka membutuhkan waktu delapan puluh satu hari untuk membuat dua senjata. Satu pedang adalah 'Pedang Kematian'. Sedangkan yang lain adalah 'Pedang Kehidupan'".     

Zhang Ruochen menyipitkan matanya dan berkata, "Pedang Tetes Darah putih milik Permaisuri Chi Yao merupakan sebuah Pedang Kematian?"     

"Sayangnya, pedang itu telah diwarnai oleh merah darah," Biksu Jade mengangguk dan menghela nafas.     

Zhang Ruochen menuding Pedang Kuno Abyss dan bertanya, "Mengapa Pedang Kehidupan patah?"     

"Hanya Pedang Kematian yang bisa mematahkan Pedang Kehidupan. Dan hanya Pedang Kehidupan yang bisa menghancurkan Pedang Kematian," balas Biksu Jade.     

Zhang Ruochen tidak mengatakan apa-apa.     

Setelah beberapa saat, Biksu Jade berkata, "Apa kau tahu mengapa pedang-pedang itu disebut sebagai pedang 'kehidupan' dan pedang 'kematian'?"     

"Mengapa?" tanya Zhang Ruochen.     

Biksu Jade berkata, "Apa yang disebut sebagai Pedang Kematian adalah pedang yang dapat menyerap darah dari orang-orang biasa di dunia, melalui hal itu, maka pedang tersebut mendapatkan kekuatannya dan perlahan-lahan berubah menjadi sebuah Pedang Suci Alami. Oleh karena itulah, jika seseorang ingin mengembangkan Pedang Kematian, maka pembantaian adalah sesuatu yang tak bisa dihindari. Semakin banyak darah yang diserap oleh Pedang Kematian, maka semakin kuat pula pedang tersebut."     

Zhang Ruochen bertanya, "Lalu bagaimana Pedang Kehidupan bisa diberi nama seperti itu?"     

Biksu Jade menjawab, "Pedang Kematian bisa menyerap darah manusia untuk bertumbuh kembang. Sementara itu, Pedang Kehidupan bisa meningkatkan dirinya sendiri dengan cara menyerap dan menghubungkan semua jenis senjata ke dalam pedang tersebut."     

Zhang Ruochen mengangguk dan berkata, "Saya mengerti! Senjata-senjata adalah alat pembunuhan. Dan Pedang Kehidupan bisa digunakan untuk menyelamatkan dunia dengan cara menyerap senjata-senjata tersebut."     

"Benar sekali."     

Zhang Ruochen menghela nafas dan berkata, "Sayangnya, Pedang Kehidupan telah patah."     

Biksu Jade mengelus jenggotnya dan tersenyum, lalu ia berkata, "Bukan hal yang mustahil untuk memperbaiki Pedang Kehidupan. Setidaknya, Kediaman Pedang punya kemampuan, karena kami berpartisipasi dalam pembuatan dua pedang, dan kami memahami proses pembuatannya. Jika kau percaya pada kami, maka kau bisa meletakkan Pedang Kehidupan di Kediaman Pedang. Saat pedang itu selesai diperbaiki, maka aku sendiri yang akan mengirimkan orang untuk mengembalikannya padamu."     

Zhang Ruochen bertanya, "Bisakah saya mempercayai Anda?"     

Biksu Jade tersenyum dan berkata, "Apa kau kira bahwa kau bisa keluar dari Candi Suci jika Kediaman Pedang ingin menguasai Pedang Kehidupan-mu?"     

"Anda benar."     

Zhang Ruochen mengambil nafas panjang dan membungkuk ke arah Biksu Jade dengan menangkupkan kedua tangannya ke arah depan, kemudian ia berkata, "Jika demikian, maka terima kasih banyak. Bagaimana dengan biaya memperbaiki Pedang Kehidupan?"     

"Tidak ada seorangpun yang tahu aku di kedalaman hutan, hanya bulan yang menemani dan menyinariku."     

"Pemilik dari puisi ini mempunyai hubungan erat dengan Kediaman Pedang. Semenjak kau mengetahui puisi ini, maka kau tidak perlu membayar apa-apa."     

Biksu Jade kembali berkata, "Aku akan bertanya padamu sekali lagi, apa kau yakin tidak ingin mengatakan apa-apa?"     

Yang jelas, Biksu Jade masih mengharapkan sesuatu. Apalagi, ia telah menunggu puisi ini selama 300 tahun.     

Zhang Ruochen menggelengkan kepala dan bertanya, "Saya tidak memahami maksud perkataan Anda. Sampai jumpa."     

Zhang Ruochen kembali memberi salam, sebelum akhirnya keluar dari Candi Suci.     

Biksu Jade menatap ke arah sosok Zhang Ruochen yang pergi dengan tatapan serius. Ia pun mulai berpikir cepat, dan beberapa saat kemudian, ia memanggil Lu Chongyu dengan menggunakan gelombang suara.     

Lu Chongyu berlutut dan bersujud di hadapan Biksu Jade, lalu bertanya, "Leluhur, apa yang Anda perintahkan?"     

Biksu Jade berkata, "Perintahkan beberapa orang untuk mencari tahu identitas lelaki muda tersebut. Pastikan tidak ada hal yang terlewatkan."     

Lu Chongyu bertanya ragu-ragu, "Leluhur, mengapa Anda menaruh perhatian begitu besar pada lelaki muda tersebut, siapa dia?"     

Biksu Jade menghela nafas dan berkata, "Ada beberapa hal yang belum perlu kau ketahui. Pergilah sekarang juga!"     

Setelah kepergian Lu Chongyu, maka Biksu Jade berubah menjadi sebuah cahaya putih dan terbang dari Candi Suci.     

Di sebuah wilayah bawah tanah Kediaman Pedang, terdapat sebuah Altar Suci yang berukuran tinggi 330 meter. Sepertinya tabung altar tersebut terbuat dari permata putih.     

Permukaan altar itu diukir dengan garis-garis yang rumit. Jika seseorang mengamatinya lekat-lekat, maka ia akan menemukan darah yang mengalir dari garis-garis tersebut.     

Biksu Jade berlutut di bawah altar putih, lalu ia menangkupkan kedua tangannya dan menyembah altar tersebut. Kemudian, ia berkata, "Kakek, puisi itu muncul!"     

"CRASH!"     

Garis-garis darah di altar putih itu mulai mengalir cepat, dan mengeluarkan suara layaknya aliran sungai. Suara itu sangat keras dan tanpa henti. Energi Chi dari langit dan bumi menjadi berguncang karenanya.     

Lalu, gumpalan-gumpalan asap mulai menyelimuti altar putih bagian tengah. Asap itu bergabung menjadi satu dan berubah menjadi sebuah Jiwa Suci.     

Jika Zhang Ruochen ada di sana, maka ia akan mengenali Jiwa Suci tersebut. Itu adalah kakak keenamnya, yakni Lu Yuanzhi.     

Jiwa Suci milik Lu Yuanzhi melayang di atas altar putih. Jiwa itu memancarkan cahaya putih dan mengeluarkan suara keagungan, ia bertanya riang, "Apakah itu adalah Kaisar Ming?"     

Biksu Jade menggelengkan kepalanya dan berkata, "Itu bukan Kaisar Ming, tapi seorang lelaki muda berusia sekitar 20 tahunan."     

Jiwa Suci milik Lu Yuanzhi menjadi kecewa dan menghela nafas, sebelum akhirnya berkata, "Sebelum 800 tahun silam, aku pernah mendapatkan sebuah perintah dari Kaisar Ming untuk membangun 'Altar Suci'. Aku menghabiskan 500 tahun untuk membangunnya. Tapi sial, kaisar telah menghilang sejak 800 tahun silam. Sampai sekarang pun beliau sama sekali tidak meninggalkan jejaknya. Mungkin beliau telah mati di tangan Kaisar Qing dan Permaisuri Chi Yao."     

Altar yang berada di bawah Jiwa Suci milik Lu Yuanzhi adalah "Altar Suci".     

800 tahun silam, Kaisar Ming memberikan sebuah perintah rahasia – dengan memberikan semua sumber daya yang dimiliki agar Li Yuanzhi dapat membangun sebuah Altar Suci.     

Altar Suci digunakan untuk menyelamatkan Jiwa Suci milik para Biksu, sehingga Jiwa Suci mereka tidak menghilang. Sementara itu, altar tersebut juga mengumpulkan kekuatan para Biksu.     

Proyek itu adalah sesuatu yang sangat besar hingga sampai menghabiskan 500 tahun lamanya, dimana pembangunan itu menghabiskan semua sumber daya Kaisar Ming dan Kediaman Pedang.     

Lu Yuanzhi memang telah mati sejak 300 tahun yang lalu. Namun, dengan kekuatan magis yang dimiliki oleh altar, maka Jiwa Suci-nya masih terselamatkan.     

Biksu Jade merenungi hal itu sejenak, lalu berkata, "Meskipun dia adalah seorang lelaki muda, tapi namanya... terdengar sedikit aneh. Lebih jauh, dia mempunyai Pedang Kehidupan."     

Lu Yuanzhi telah kecewa karena mendengar bahwa pria yang datang bukan Kaisar Ming. Namun, setelah ia mendengar perkataan Biksu Jade, maka energinya kembali terisi dan ia cepat-cepat bertanya, "Apa itu adalah Pedang Keberuntungan yang dibuat berdasarkan perintah dari Kaisar Qing?"     

"Benar," kata Biksu Jade.     

Lu Yuanzhi bertanya, "Kau bilang nama lelaki muda itu aneh. Mengapa?"     

Biksu Jade berkata, "Namanya adalah Zhang Ruochen."     

"Zhang Ruochen."     

Li Yuanzhi mengulang perkataannya. Tiba-tiba, Jiwa Suci-nya terguncang hebat dan berkata, "Apa kau yakin perihal namanya?"     

"Tidak ada kesalahan apapun. Ketika aku mendengar namanya, saat itu aku juga menjadi terkejut. Apalagi, Pangeran Mahkota telah mati 800 tahun silam. Bahkan jika beliau masih hidup, maka beliau pasti telah berusia 800 tahun." Kata Biksu Jade.     

Jiwa Suci milik Lu Yuanzhi menutup matanya dan bergumam, sambil mengatakan, "Zhang Ruochen, Pedang Keberuntungan, dan sebuah puisi. Bagaimana mungkin semua menjadi serba kebetulan seperti ini? Apakah dia benar-benar saudara junior seperguruanku?"     

Biksu Jade bertanya, "Kakek, bagaimana kita menangani masalah ini sekarang?"     

Jiwa Suci milik Lu Yuanzhi membuka matanya dan berkata, "Ini terlampau aneh. Aku tidak mengerti siapa dirinya. Jika dia memang saudara junior seperguruanku, maka kita harus melakukan segalanya untuk membantunya. Namun, aku khawatir jika ini adalah ulah dari Permaisuri Chi Yao."     

Ekspresi wajah Biksu Jade berubah, dan ia berkata, "Apa kakek khawatir bahwa Zhang Ruochen yang ini adalah seorang utusan dari Permaisuri Chi Yao untuk menguji kita?"     

"Bisa jadi."     

Lu Yuanzhi berkata, "Hubungan antara Kediaman Pedang dan Keluarga Zhang merupakan sebuah hubungan yang rahasia. Namun, Kaisar Qing pernah berkawan baik dengan Kaisar Ming; dan mungkin karena itulah dia mengetahui beberapa petunjuk. Meskipun tingkat kemungkinannya kecil, namun kita harus tetap bersikap waspada."     

"Dan untuk Zhang Ruochen yang ini, kita bisa bicara dengannya dan membantunya. Namun, kita tidak bisa mengatakan rahasia yang telah kita simpan; beberapa hal harus tetap menjadi rahasia."     

"Selanjutnya, cobalah untuk mencari tahu identitasnya. Pastikan bahwa kau mempelajari setiap detilnya."     

"Dan kau juga harus mengirimkan pesan ini kepada orang-orang di Aula Ming. Biarkan orang-orang di Aula Ming menghubungi Zhang Ruochen. Kediaman Pedang sama sekali tidak berani mengusik Permaisuri Chi Yao, namun Aula Ming berani melakukan hal tersebut."     

"Selain itu, leluhur suci dari Aula Ming mempunyai hubungan yang dekat dengan saudara junior seperguruan. Jika dia mengerti bahwa saudara junior seperguruan masih hidup, maka dia pasti akan mendatangi Wilayah Timur. Hanya ketika dia telah mengungkap identitas dari saudara junior seperguruan, maka segala sesuatunya akan menjadi aman."     

Biksu Jade masih merasa khawatir dan bertanya, "Bagaimana jika dia adalah seseorang yang memang diutus oleh Permaisuri Chi Yao untuk menginvestigasi kita?"     

"Haha! Permaisuri Chi Yao adalah sosok yang tegas. Jika dia benar-benar mencurigai kita, maka tidak peduli apa saja yang kita lakukan, namun kita semua tidak akan pernah bisa selamat dari bencana yang besar. Ikuti saja instruksiku, kita hanya perlu berhubungan baik dengan Zhang Ruochen, dan membiarkan segala sesuatunya diatur oleh Aula Ming."     

Lu Yuanzhi menambahkan, "Berikan Pedang Keberuntungan itu padaku. Aku bisa membantu memperbaikinya dengan bantuan Altar Suci. Ini adalah waktu yang tepat bagi Pedang Kehidupan untuk kembali muncul di dunia dan bersaing melawan Pedang Kematian milik Permaisuri Chi Yao."     

Setelah Biksu Jade memberikan Pedang Kuno Abyss kepada Lu Yuanzhi, maka ia mengambil tiga langkah mundur dan pergi meninggalkan ruangan bawah tanah Altar Suci.     

Setelah kembali ke Candi Suci – yang terletak di sebuah puncak gunung suci – maka Biksu Jade kembali menyampaikan pesan terkait kedatangan Zhang Ruochen dengan menggunakan sebuah Signal Flare.     

"Aku sungguh berharap bahwa beliau adalah Pangeran Mahkota."     

Biksu Jade menghela nafas panjang dan mulai mengalirkan Tenaga Chi ke dalam Signal Flare.     

Signal Flare itu tiba-tiba berubah menjadi berbentuk ular yang terbang menuju ke Bumi Tengah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.