Kaisar Dewa

Zi Hansha



Zi Hansha

0Sekolah Pasar Bela Diri di South Cloud Commandery telah memilih 37 murid-murid bertalenta. Enam diantara mereka mati setelah bencana yang baru saja terjadi, sehingga hanya menyisakan 31 ksatria.     

Bagi He Yunlou, ini adalah hasil yang terbaik daripada harus kehilangan semuanya.     

Manusia jenis apa yang tidak pernah bertemu dengan masalah?     

Oleh karena itulah, Kapal Silver Moon sekali lagi kembali berlayar.     

Xue Yingrou adalah seorang gadis elegan dengan kulit putih salju, rambut panjang berwarna emas, dengan tubuh yang ramping. Saat itu, ia berdiri di depan Zhang Ruochen, kurang dari dua meter.     

Lelaki itu dapat dengan jelas mencium aroma bunga yang keluar dari dalam tubuh wanita tersebut.     

Suaranya terdengar lemah lembut, dan entah bagaimana seolah suaranya terdengar malu-malu, saat ia mengatakan, "Terima kasih telah menyelamatkan hidupku. Bolehkah aku tahu namamu?"     

Ia menatap ke arah wanita tersebut dan membalas, "Zhang Ruochen."     

Seketika itu juga, wanita itu mulai mengingat namanya. Dengan suara tawa yang lembut, ia berkata, "Aku adalah Xue Yingrou. Teknik pedangmu sangat mengagumkan dan kau pasti telah mencapai Alam Hati yang Terhubung dengan Pedang. Maukah kau memberikanku sedikit bimbingan?"     

"Nona Xue, aku rasa sebaiknya kau menyembuhkan dirimu sendiri terlebih dahulu. Sebab tidak ada kata terlambat untuk berdiskusi terkait Seni Bela Diri nantinya." Kata lelaki tersebut.     

Ketika seorang wanita cantik seperti Xue Yingrou tersenyum, maka ia benar-benar terlihat cantik. Wanita itu tampak seperti keturunan seorang immortal yang tinggal di bumi dan memenangkan hati para lelaki.     

Setelah wanita itu pergi, Duanmu Xingling melompat dari tiang kapal dan mendarat di belakang Zhang Ruochen. Wanita itu tersenyum ke arahnya. "Zhang Ruochen, kau benar-benar mempunyai kharisma yang kuat. Kau baru saja tiba di tanah suci Wilayah Timur dan telah ada seorang gadis yang sangat mengagumimu. Kau pasti juga telah terpukau olehnya, kan?"     

"Bagaimana mungkin?" Zhang Ruochen tersenyum.     

"Tch!"     

Duanmu Xingling menyilangkan tangan dengan ekspresi tak percaya. Kedua matanya bercahaya dan ia mulai meniru suara Xue Yingrou saat ia berkata, "'Saat aku telah sembuh, maka kau harus memberikanku beberapa bimbingan. Kau tidak bisa menarik kata-katamu kembali' Aku sungguh ingin menampar wajahnya ketika mendengar suara wanita itu."     

Zhang Ruochen tersenyum kecut. "Apa kau mengira bahwa aku adalah jenis orang yang tak tahan godaan?"     

"Siapa yang tahu kebenarannya? Dasar pria! Tetap beri perhatianmu ke dalam mangkuk saat kau sedang memakan sesuatu di dalamnya! Kau tidak akan pernah puas. Semenjak Saudari Chen tidak berada di sini, maka secara natural, aku harus memperhatikanmu demi dirinya. Seekor rubah betina seperti dia seharusnya tahu tempatnya sendiri. Jika tidak, maka aku akan membuatnya mati dengan cara yang sangat mengenaskan."     

Duanmu Xingling membusungkan dadanya sambil mengangkat kepalanya bangga, terdapat tatapan mengejek di matanya. "Selain itu, aku rasa dia adalah wanita yang gemar berpura-pura dan sombong. Jika kau berkata padanya bahwa kau adalah seorang ksatria yang berasal dari sebuah commandery terpencil di Omen Ridge, maka itu adalah sebuah keajaiban, jikalau dia masih memberikan perhatiannya padamu."     

Zhang Ruochen mengamati ekspresi Duanmu Xingling dan menemukan bahwa wanita itu khawatir bila Xue Yingrou sampai berhasil menggodanya, dan membawanya masuk ke dalam sebuah perangkap.     

Dalam realitasnya, itu merupakan sesuatu yang normal. Para ksatria yang berasal dari tanah suci di Wilayah Timur selalu memandang rendah para ksatria yang berasal dari tempat-tempat terpencil seperti Omen Ridge. Di mata mereka, Omen Ridge adalah sebuah wilayah bagi binatang buas, sebuah tanah terpencil dan terisolasi.     

Zhang Ruochen bisa menebak bahwa Xue Yingrou mendekatinya adalah karena ia telah menyelamatkan nyawa gadis tersebut pada saat-saat genting, dan wanita itu juga menganggapnya sebagai seorang putra kesayangan Dewa dengan latar belakang yang kuat.     

Jika ia tahu bahwa Zhang Ruochen adalah seorang ksatria yang berasal dari tanah terpencil dan terisolasi seperti Omen Ridge, maka ia mungkin akan mengacuhkannya, dan tidak lagi ingin memandangnya.     

Tentu saja, Zhang Ruochen sama sekali tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh wanita tersebut.     

Jadi, ia hanya tersenyum, "Tenang! Saudari senior seperguruan Duanmu. Apa kau mengira bahwa aku adalah orang yang begitu mudah tergoda oleh kecantikan? Di mataku, kau bahkan lebih cantik."     

"Setidaknya kau punya pertimbangan lain."     

Diam-diam, ia menjadi sangat senang dan penuh dengan rasa percaya diri. Bagaimana mungkin Xue Yingrou bisa disejajarkan dengannya? Jika Xue Yingrou melihat wajah aslinya, apakah itu tidak akan mengejutkannya?     

Tentu saja, ia tidak menunjukkan ekspresi gembira di wajahnya dan tetap memandang Zhang Ruochen dingin. "Kau memang pandai bicara, dasar perayu handal! Kau pasti telah mempelajari semua hal-hal buruk ini dari Chang Qiqi!"     

Ia tiba-tiba melompat dan pergi setelah mengatakan itu, ia takut bila Zhang Ruochen sampai melihatnya tampak malu-malu.     

Zhang Ruochen menjadi termenung. Bukankah ia baru memuji wanita itu? Mengapa ia tiba-tiba dituduh sebagai seorang perayu handal?     

...     

Delapan murid jenius sedang berkumpul di sebuah kabin dengan cahaya remang-remang.     

"Kakak tertua, aku menyaksikan saudari senior seperguruan Xue bertemu dengan pria itu sebelumnya. Mereka sedang berbincang dan tertawa."     

Seorang murid sedang berdiri di depan Zi Hansha, suaranya bergetar karena marah. Tinjunya mengepal erat dan wajahnya berubah menjadi kelam.     

Seorang murid lain mencibir. "Sungguh menjengkelkan! Dia berani mencuri seorang wanita milik kakak tertua. Apa dia tidak ingin hidup?"     

"Saudari senior seperguruan Xue adalah seorang wanita yang paling cantik di South Cloud Commandery. Kita tidak bisa membiarkan dia mencurinya. Kakak tertua, kita semua tahu bahwa kau dan saudari senior seperguruan Xue merupakan pasangan yang sempurna, sepasang yang digariskan langit."     

Sebagian besar murid yang ada di sana diam-diam jatuh cinta pada Xue Yingrou. Secara natural, mereka tidak tahan bila melihat wanita itu berinteraksi dengan Zhang Ruochen.     

Namun, mereka mengerti bahwa mereka bukan tandingan Zhang Ruochen. Oleh karena itulah, mereka mencoba untuk memprovokasi Zi Hansha.     

Hanya Zi Hansha yang punya kekuatan untuk memberi Zhang Ruochen sebuah pelajaran.     

Zi Hansha selalu menjadi sosok yang congkak dan memandang rendah orang lain. Di South Cloud Commandery, ia telah mengalahkan semua orang yang berada di generasinya. Tidak ada seorangpun diantara mereka yang bisa menjadi tandingannya. Bahkan jika Zhang Ruochen telah menunjukkan kekuatan yang besar sebelumnya, namun ia masih sangat percaya diri bahwa lawannya yang akan kalah.     

Lebih jauh, Zhang Ruochen telah mencuri pesonanya. Dan ia sama sekali tidak senang atas hal tersebut.     

Sekarang, Zhang Ruochen berani mendekati Xue Yingrou. Itu benar-benar membuatnya merasa gatal. Dan untuk perkataan para murid lain, ia memang telah lama menganggap Xue Yingrou sebagai wanita masa depannya.     

Lalu, siapapun yang berani meminta bagian, maka mereka layak untuk mati.     

Zi Hansha mulai mengepalkan kelima jarinya, dengan sensasi dingin yang terpancar di kedua matanya. "Jangan bicara omong kosong. Aku dan saudari junior seperguruan Xue hanyalah sepupu seperguruan. Bahkan jika aku menginginkannya, namun aku tidak bisa mengatur dengan siapa wanita itu berinteraksi".     

Murid-murid yang lain menjadi gelisah, dan mengira bahwa lelaki tersebut tidak akan ambil pusing terkait masalah ini.     

Kemudian, Zi Hansha menambahkan, dan mengubah topik, "Namun sebagai kakak tertuanya, maka aku harus menguji apakah Zhang Ruochen layak untuknya atau tidak."     

"Jadi kau akan menangani pria itu? Haha!"     

"Kami akan menukar pandangan terkait Seni Bela Diri," kata Zi Hansha.     

Rentetan tawa tiba-tiba mulai terdengar dari dalam kabin kapal.     

...     

Zhang Ruochen segera mengeluarkan Jimat Ruang dan Waktu setelah kembali dari kabinnya. Lalu, ia masuk ke dalam ruangan inti jimat dan melanjutkan pemurnian Mutiara Naga.     

Sekarang ini, terdapat 696 tetes Esensi Vital di dalam Lautan Chi-nya.     

Jika ia mengaplikasikan Kitab Empryan Kaisar Ming dan menggunakan 36 Jalur Aliran Chi-nya untuk memurnikan Mutiara Naga dengan segenap kekuatan yang ada, maka ia mungkin bisa menambah 80 tetes Esensi Vital setiap harinya.     

Bahkan dengan kecepatan pengolahan yang seperti itu, namun itu masih membutuhkan waktu yang lama untuk mengumpulkan 10.000 tetes Esensi Vital.     

Ia hanya bisa menembus ke Tingkatan Lanjutan dari Alam Surga setelah memproduksi 10.000 tetes Esensi Vital.     

Setelah tujuh hari, jumlah tetes Esensi Vital yang terdapat di dalam Lautan Chi-nya mencapai 1.207 tetes. Akhirnya ia benar-benar telah menyempurnakan Tingkatan Menengah dari Alam Surga.     

Di atas Kapal Silver Moon, Zhang Ruochen tidak selalu mengasingkan diri untuk pemurnian. Oleh karena itulah, ia keluar dari dalam jimat setelah berada di dalamnya selama tujuh hari dan mulai mengunjungi Selir Lin.     

Dari Omen Ridge sampai menuju ke kapal, adalah Kong Xuan yang selalu menjaga ibunya.     

Kong Xuan telah melakukan yang terbaik. Sebagaimana ia menganggap bahwa dirinya merupakan seorang pelayan wanita Selir Lin, maka ia selalu menjaganya sebaik mungkin.     

Zhang Ruochen pergi setelah bertemu dengan Selir Lin dan memberikan Kong Xuan beberapa tips terkait dengan latihannya.     

Ia baru mengambil beberapa langkah sebelum akhirnya melihat Xue Yingrou.     

Kedua mata mereka pun bertemu, lalu samar-samar terdapat senyuman di wajah mereka.     

Suasana hati Xue Yingrou saat ini adalah lebih baik daripada beberapa hari yang lalu, sebab luka-lukanya telah benar-benar sembuh. Kedua matanya memancarkan cahaya, kulitnya tampak mulus, dan bahkan perangainya terlihat lebih elegan.     

Sambil berdiri di atas dek kapal dengan latar lautan awan dan angkasa biru, maka ia terlihat seperti lukisan seorang immortal.     

"Kakak saudara Zhang, luka-lukaku telah sembuh sepenuhnya. Sekarang kau bisa mengajariku beberapa teknik pedang, benarkan?" bulu mata Xue Yingrou memanjang dan bibirnya yang merah terlihat berkilauan. Bahkan suaranya terdengar seperti suara alam.     

Zhang Ruochen tersenyum.     

Ia baru saja ingin membalas ketika suara langkah kaki terdengar dari belakang.     

Sekelompok murid jenius mulai muncul, dengan Zi Hansha yang berada di barisan yang paling depan. Sambil menggenggam pedang panjang berwarna ungu, maka ia tersenyum dan berkata, "Kebetulan sekali! Aku juga mengagumi teknik pedang Saudara Zhang. Bisakah kau memberikanku bimbingan terlebih dahulu?"     

Zhang Ruochen membalikkan badan dan melihat 12 murid jenius berjubah perak sedang berjalan ke arah mereka. Seorang pemimpin mereka adalah kakak tertua dari Sekolah Pasar Bela Diri di South Cloud Commandery, Zi Hansha.     

Ia memang merupakan seorang jenius. Pria itu bertubuh tinggi dengan alis yang seperti pedang dan kedua mata yang seperti elang. Sehingga, ia memancarkan aura yang mengerikan ketika ia sedang berjalan ke arah Zhang Ruochen.     

Dengan tingkat Kekuatan Batin milik Zhang Ruochen saat ini, maka ia bisa melihat kekuatan Zi Hansha dengan jelas, bahkan tanpa membuka Mata Langit.     

Tingkat pengolahan Zi Hansha telah mencapai Tingkatan Fajar dari Alam Suga, yakni dua alam lebih tinggi di atasnya.     

Lebih jauh, ia pasti adalah seorang ksatria berbakat karena mempunyai aura yang seperti demikian. Sebab, aura itu bahkan lebih kuat daripada para ksatria yang berada di tingkatan Puncak dari Alam Surga.     

"Aku adalah Zi Hansha, kakak tertua dari Sekolah Pasar Bela Diri di South Cloud Commandery."     

Zi Hansha mulai memperkenalkan dirinya kepada Zhang Ruochen, dan berhenti dua meter jauhnya.     

Jadi, ia adalah seorang kakak tertua. Tidak heran mengapa tingkat pengolahannya bisa begitu tangguh.     

Entah itu adalah Sekolah Pasar Bela Diri atau Perguruan lain, namun perihal rangking adalah selalu berkaitan tentang kekuatan.     

Hanya ksatria yang paling tangguh, yang pantas disebut sebagai kakak tertua.     

Tentu saja, ada beberapa pengecualian.     

Jika kakak saudara memang lebih tua dan punya moral yang baik, maka semua orang pasti masih akan terus menghormatinya.     

Si Xingkong adalah contohnya.     

Zhang Ruochen melirik ke arah Zi Hansha. "Aku adalah Zhang Ruochen. Salam pada kakak tertua Zi. Kau pasti sebelumnya sedang bercanda! Dengan tingkat pengolahan yang telah mencapai Tingkatan Fajar dari Alam Surga, bagaimana mungkin aku mampu memberikan bimbingan?"     

Zi Hansha melambaikan tangannya, "Jangan terlalu merendah. Aku telah melihat bagaimana kau menggunakan teknik pedangmu ketika bertarung melawan Flaming Red Crow, sehingga aku menyadari bahwa diriku lebih inferior. Telah lama aku ingin meminta bimbingan darimu."     

Tentu saja, jauh di dalam hati, ia tidak benar-benar yakin bahwa dirinya adalah lebih inferior dibandingkan dengan Zhang Ruochen.     

Semakin tinggi ia mengangkat Zhang Ruochen, maka semakin sakit pula lawannya nanti, saat terjatuh ke dalam pertarungan. Bukankah begitu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.