Kaisar Dewa

Di Luar Istana



Di Luar Istana

0Kota Yunwu mempunyai total tiga dinding, yakni Dinding Utama, Dinding Dalam, dan Dinding Istana.     

Dalam kaitannya dengan kekuatan bertahan, maka Dinding Utama adalah yang paling kokoh. Setelah pembangunan selama ratusan tahun belakangan, maka dinding itu telah menjadi tinggi dan tebal. Terlebih lagi, untuk membangun dinding tersebut, maka mereka perlu mengundang Master Array yang berasal dari Federasi Inskripsi guna memasang 100 Array Pertahanan.     

Meskipun Dinding Istana – yang membentengi Istana – tidak terlampau tinggi, namun jumlah dari Pertahanan Array dan Penyerangan Array yang ada di sana adalah lebih banyak dibandingkan dengan Dinding Utama.     

Secara keseluruhan, Dragon-turtle Holy Armour Array, sebuah formasi taktis kelas empat, dimana mempunyai kekuatan 70% bertahan dan 30% menyerang.     

Ketika formasi taktis ini dihidupkan, maka seluruh istana akan dibentengi. Bahkan seorang ksatria dari Alam Fish-dragon pasti akan kesulitan untuk bisa menembusnya.     

Di dalam setiap menara formasi taktis yang berada di puncak Dinding Istana, maka di sana ada seorang Master Array yang berasal dari Pasar Gelap. Di bawah kerjasama mereka, maka Formasi Bertahan Istana akhirnya bisa diaktifkan.     

BAM!     

Sebuah kolom cahaya berukuran 333 meter dari setiap menara formasi taktis, satu per satu mulai menghujam ke arah awan.     

Setelah itu, garis-garis formasi taktis muncul di empat dinding istana dan delapan pintu istana, lalu berubah menjadi sebuah layar cahaya yang tampak seperti jaring laba-laba, dimana formasi tersebut akhirnya menyelimuti Kota Yunwu.     

Ketika dilihat dari atas istana, maka formasi taktis itu tampak seperti kura-kura raksasa yang sedang tengkurap di daratan. Selain itu, terdapat seekor naga biru raksasa yang melingkar di leher kura-kura itu, dimana kepala sang naga bersandar di punggung kura-kura tersebut.     

Ketika menyaksikan Formasi Bertahan Istana telah aktif, maka Zhang Tiangui akhirnya mulai merasa sedikit tenang.     

Dengan bantuan yang diperoleh dari Formasi Bertahan Istana, maka Zhang Ruochen mau tidak mau harus mundur, tidak peduli seberapa tangguhnya dia.     

"Zhang Ruochen, mari kita lihat apa yang bisa kau lakukan sekarang ini." Zhang Tiangui menyeringai dingin.     

Formasi Bertahan Istana selalu diperhatikan dengan baik oleh Komandan Pangeran. Jika Zhang Tiangui tidak mendobrak istana dengan para master yang berasal dari Square Commandery dan membunuh para Master Array yang sedang berjaga di sana sebelumnya, maka Istana tidak akan mudah jatuh dengan begitu cepat.     

Sebuah commandery, atau bahkan kekuatan bertahan dari sebuah commandery kelas inferior bisa menjadi sesuatu yang benar-benar tangguh.     

Komandan Pangeran Square berlari menuju ke Gerbang Utara dan menatap Zhang Tiangui yang berdiri di sisi atas. Kemudian, ia berteriak dari kejauhan, "Zhang Tiangui, buka formasi taktis dan biarkan aku masuk! Cepat!"     

Zhang Tiangui memberinya tatapan dingin dan bertanya-tanya, sebelum akhirnya berkata, "Elder Huo, kau pernah menjadi master nomor tiga di Square Commandery. Bagaimana mungkin kau gagal bertarung melawan Zhang Ruochen kali ini? Jika master muda mengetahui hal ini, maka dia pasti akan sangat kecewa."     

Nama asli dari Komandan Pangeran Square adalah Huo Tianshu. Lalu, karena ia cukup tangguh di Pasar Gelap Omen Ridge, maka ia berhasil menjadi seorang Elder.     

Ketika mendengar perkataan Zhang Tiangui, maka hati Komandan Pangeran Square pun menjadi kelu.     

Komandan Pangeran Square tidak pernah senang dengan Zhang Tiangui. Sebab, ia percaya bahwa tingkat pengolahannya adalah lebih tinggi dibandingkan dengan anak muda tersebut, jadi ia sama sekali tidak ingin mendengarkannya.     

Karena itulah, mereka hanya tampak bersahabat ketika dilihat dari permukaan, tapi jauh di dalam hati, mereka berdua sama-sama saling membenci.     

Namun, Komandan Pangeran Square tidak menduga bahwa Zhang Tiangui akan membalas dendam padanya dengan cara membiarkan dirinya berada di sisi luar Formasi Bertahan Istana, apalagi ketika berada di dalam situasi kritis semacam ini.     

Zhang Ruochen pun akhirnya tiba di gerbang tersebut. Lalu, ia berhenti di belakang Komandan Pangeran Square dan berkata – dengan darah yang menetes dari pedangnya –"Sekarang, kau ingin pergi kemana, Komandan Pangeran Square?"     

Komandan Pangeran Square menatap balik ke arah Zhang Ruochen. Musuhnya hanyalah seorang anak muda berusia 20 tahun. Tapi saat ini, di mata Komandan Pangeran Square, maka musuhnya lebih mirip seperti dewa pencabut nyawa – yang perlahan-lahan mulai mendekatinya.     

"Zhang Tiangui! Kau memang sengaja menjebakku!"     

Komandan Pangeran Square menggertakkan giginya karena marah. Kemudian, ia melirik dingin ke arah Zhang Tiangui dan berkata, "Jika master muda mengetahui ini, maka dia tidak akan memaafkanmu!"     

Zhang Tiangui mendengus. Lalu, ia mulai membatin, Komandan Pangeran Square mungkin pernah menjadi orang terpandang di Omen Ridge, namun sekarang tidak lagi, apalagi setelah ia diusir dari Omen Ridge. Oleh karena itulah, seseorang seperti Di Yi tidak akan pernah peduli terhadap nasibnya.     

Zhang Tiangui mempercayai hal itu, bahkan jika Di Yi mengetahui hal ini, maka lelaki tersebut tidak akan berkata apa-apa. Lagipula, Zhang Tiangui adalah jauh lebih berharga dibandingkan dengan Komandan Pangeran Square.     

Zhang Tiangui berkata kencang, "Elder Huo, kau adalah seorang master Seni Bela Diri terkenal, dan Zhang Ruochen sama sekali bukan tandinganmu. Aku rasa, sebaiknya kau mainkan semua kemampuanmu dan hancurkan Zhang Ruochen. Jika kau berhasil, maka aku pasti akan meminta master muda untuk mencatat pencapaianmu."     

Komandan Pangeran Square menjadi marah. Sehingga, ia sama sekali tidak ingin lagi bicara dengan Zhang Tiangui, jadi ia mulai membalikkan badan dan mengamati Zhang Ruochen.     

Benar, Zhang Tiangui adalah sosok ksatria yang licik, namun perkataannya memang masuk akal. Oleh karena itulah, Komandan Pangeran Square merasa bahwa jika dirinya sanggup membunuh Zhang Ruochen, maka dia akan mendapatkan penghargaan yang tinggi.     

Apalagi, ia adalah seorang ksatria yang berada di Tingkatan Akhir dari Alam Surga, sementara Zhang Ruochen baru saja menembus Alam Surga. Lalu, bila ia berani mempertaruhkan nyawanya, maka mungkin terdapat sebuah kesempatan baginya untuk bisa membunuh Zhang Ruochen.     

Dengan kekuatan ingin yang bertumbuh semakin tinggi, maka aura yang terlepas dari tubuh Komandan Pangeran Square pun tampak semakin tangguh. Tombak kerajaan berwarna perunggu yang berada di punggungnya pun bergetar hebat, sebelum akhirnya terbang dan mendarat ke tangannya.     

"Conqueror Halberd!"     

Sambil menggenggam tombak kerajaan dengan kedua tangannya, maka Komandan Pangeran Square sedang berdiri dengan dua kakinya yang direntangkan. Tiba-tiba, ia mulai mengayunkan tombak kerajaan dan membuat Energi Chi yang terdapat di langit dan bumi menjadi terguncang. Ia menggunakan kuda-kuda pertempuran, seakan tombak kerajaan dan dirinya sendiri telah bergabung menjadi satu.     

POW!     

Ketika ujung dari Conqueror Halberd-nya menghunus ke tanah, maka hal itu menciptakan suara yang keras, dan meninggalkan lubang-lubang kecil di sekitarnya.     

Tombak kerajaan ini adalah Sebuah Senjata Suci Bela Diri kelas sembilan. Tombak itu telah menjadi senjata bagi Komandan Pangeran Square selama puluhan tahun terakhir – dimana jumlah master yang telah mati oleh tombak tersebut tidak bisa dihitung.     

Tenaga Chi milik Komandan Pangeran Square sangat dalam, dimana ia berhasil mengaktifkan Inskripsi Seri Api yang terdapat di dalam Conqueror Halberd. Pada akhirnya, tombak kerajaan itu diselimuti oleh api dan sebuah bayangan Raja Api Pertarungan di armornya pun juga mulai terbentuk.     

"Birds Reaching the Clouds!"     

Teknik bela diri ini disebut sebagai Keterampilan Wind and Cloud Halberd, dimana itu adalah teknik bela diri kelas superior dari Tingkatan Ruh.     

Keterampilan tombak kerajaan itu mempunyai 36 gerakan. Ketika seorang ksatria berhasil menguasainya sampai tingkatan Sukses, maka ksatria itu bisa membelah sungai dan gunung, atau bahkan menghujam awan dan langit. Itu adalah salah satu teknik bela diri mistik yang berasal dari Square Commandery.     

Namun, Square Commandery sendiri hanya mempunyai 22 gerakan. Dalam kata lain, teknik bela diri mistik itu tidak lengkap, dimana hal itu membuat para master yang berada di sana sulit untuk menguasainya.     

Tentu saja, meski teknik itu tidak lengkap, namun ketika digunakan oleh seorang master seperti Komandan Pangeran Square, maka kekuatannya masih cukup menggemparkan.     

Sebab hanya dalam satu hentakan, maka teknik itu berubah menjadi sebuah awan api, sebelum akhirnya turun dari arah atas.     

Sebuah gelombang panas melintasi wajahnya.     

Zhang Ruochen tidak menghindar. Sebaliknya, ia malah bergerak maju.     

Tenaga Chi Biru mulai keluar dari dalam tubuhnya dan membentuk sebuah Celestial Bodyshield yang berada di sekitarnya. Kemudian, ia melesat ke arah awan api tersebut dan mulai menebas pinggul Komandan Pangeran Square.     

Komandan Pangeran Square tidak menyangka jika teknik pedang Zhang Ruochen begitu mendalam. Itu memang terkesan seperti sebuah tebasan sederhana, namun teknik tombak kelas superior dari Tingkatan Ruh-nya dapat dengan mudah dihancurkan.     

Teknik pedang yang semula busuk dan berkarat telah berubah menjadi teknik pedang yang langka dan abadi.     

Komandan Pangeran Square tiba-tiba segera mengubah gerakannya. Lalu, ia menggunakan lengannya untuk kembali menusuk. Api-api yang berada di sekitarnya tergabung di dalam satu titik, dan mengarah tepat di dada Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen menggerakkan kakinya dan muncul di sisi kiri Komandan Pangeran Square. Kemudian, ia menggunakan pukulan tangannya untuk menghempas kepala Komandan Pangeran Square.     

Komandan Pangeran Square bisa merasakan kekuatan pukulan itu sedang menerjang ke arahnya, sehingga ia mulai menghalau serangan itu dengan menggunakan tombak panjangnya.     

POW!     

Komandan Pangeran Square mundur tujuh langkah karena serangan tersebut. Kemudian, Zhang Ruochen lagi-lagi kembali berlari ke arahnya. Lalu, ia mulai mencubit jempol kanan, dan mengubahnya menjadi Pedang Jari, sebelum akhirnya menudingkan itu ke arah depan.     

Sebuah Pedang Gelombang berwarna biru terbang dari ujung jarinya.     

POW!     

Pedang Gelombang itu benar-benar mengenai Komandan Pangeran Square. Meski demikian, serangan itu masih terhalangi oleh Celestial Bodyshield milik Komandan Pangeran Square.     

Komandan Pangeran Square tidak terluka, namun ia harus mundur beberapa langkah.     

Zhang Ruochen sama sekali tidak ingin memberikan waktu istirahat bagi Komandan Pangeran Square. Saat itu juga, ia melepaskan Pedang Gelombang yang kedua. Akhirnya, Celestial Bodyshield milik Komandan Pangeran Square pun hancur, dan Pedang Gelombang tersebut berhasil mengenai tubuhnya.     

Komandan Pangeran Square menggerutu. Jubah bagian depan dadanya telah robek oleh karena pedang Chi. Komandan Pangeran Square sendiri juga terluka sangat parah, dengan tulang-tulang yang bisa dilihat langsung dari dadanya yang berdarah.     

POW!     

Komandan Pangeran Square terjatuh ke tanah, namun ia menolak untuk mengakui kekalahannya. Jadi, ia melemparkan Conqueror Halberd-nya ke arah Zhang Ruochen, gerakan itu layaknya lesatan anak panah.     

Di waktu yang sama, ia melepaskan Jiwa Bela Diri dan memobilisasi Energi Chi yang terdapat di langit dan bumi. Di atas kepalanya, ada sebuah pusaran raksasa yang terbentuk.     

POW!     

Zhang Ruochen menebas dan menyingkirkan Conqueror Halberd itu pergi.     

Kemudian, ia mengirimkan Pedang Gelombang yang lain dan mengubahnya menjadi sebuah pedang Chi seukuran mangkuk, dan menyerang tepat ke arah Komandan Pangeran Square, yang sekarang ini sedang mengumpulkan kekuatannya.     

Jiwa Bela Diri milik Komandan Pangeran Square dilepaskan dengan cara menghempaskan dua tangan dan melepaskan pusaran api raksasa.     

Hanya dalam satu detik, Pedang Gelombang Zhang Ruochen akhirnya ditelan oleh pusaran api.     

Pusaran api itu terus berotasi dan berubah menjadi semakin membesar. Itu bahkan mencapai diameter 20m, sebelum akhirnya menghancurkan batu-batu kecil di tanah dan membuatnya meleleh hingga menjadi lava.     

Kemudian, lava itu berubah menjadi sebuah sungai berwarna merah. Sementara itu, pusaran tersebut terus bergerak dan menciptakan suara letupan.     

"Haha! Zhang Ruochen, sekarang kau lihat perbedaan antara ksatria dari Alam Surga yang mempunyai Jiwa Bela Diri dan mereka yang tidak. Aku bisa mengendalikan Energi Chi yang terdapat di langit dan bumi dengan menggunakan Jiwa Bela Diri. Aku adalah seorang legenda Seni Bela Diri, dan kau hanyalah seorang bocah kecil! Kau akan mati seperti seekor anjing jika kau bertarung melawanku!"     

Komandan Pangeran Square tertawa gila, ia percaya bahwa dirinya pasti menang.     

Kekuatan Jiwa Bela Diri tidak akan bisa dihentikan oleh para ksatria yang belum menguasai Jiwa Bela Diri.     

"Kau bisa menggunakan kekuatan Jiwa Bela Diri, apa kau kira aku tidak bisa?"     

Zhang Ruochen juga melepaskan Jiwa Bela Diri-nya. Sebuah bayangan melayang di atas kepalanya dan mulai memobilisasi Energi Chi dari langit dan bumi. Terlebih lagi, Jiwa Bela Diri milik Zhang Ruochen bahkan mencuri Energi Chi yang telah dikumpulkan oleh Jiwa Bela Diri milik Komandan Pangeran Square.     

Ekspresi wajah Komandan Pangeran Square berubah warna. Kemudian, ia berkata pada dirinya sendiri, "Bagaimana mungkin? Kau baru saja mencapai Alam Surga, tidak mungkin kau juga menguasai Jiwa Bela Diri!"     

Komandan Pangeran Square telah berlatih selama 30 tahun di Alam Surga agar bisa mendapatkan Jiwa Bela Diri ini. Namun, Zhang Ruochen baru saja mencapai Alam Surga, jadi secara teori, maka lelaki itu seharusnya belum menguasai Jiwa Bela Diri.     

Selain itu, Jiwa Bela Diri Zhang Ruochen bahkan jauh lebih tangguh dibandingkan miliknya.     

Ketika melihat Zhang Ruochen melepaskan Jiwa Bela Diri, maka Zhang Tiangui hampir kehilangan kewarasannya karena perasaan cemburu. Kemudian, ia membatin, "Zhang Ruochen telah menguasai Jiwa Bela Diri! Itu... itu tidak mungkin! Apa perbedaan diantara kita terlalu besar?"     

Zhang Tiangui selalu dipanggil sebagai seorang top jenius, jadi ia merasa sangat bangga dan selalu memandang rendah orang lain, termasuk para ksatria yang mempunyai tingkat pengolahan lebih tinggi daripada dirinya.     

Tapi sekarang, kebanggaan dan rasa percaya dirinya telah benar-benar dihancurkan oleh Zhang Ruochen.     

Talentanya dan talenta milik Zhang Ruochen adalah seperti kunang-kunang dan bintang. Bahkan, ia tidak mempunyai kualifikasi yang cukup untuk menjilat sepatu Zhang Ruochen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.