Kaisar Dewa

Membunuh di Dasar Sungai



Membunuh di Dasar Sungai

0Kekuatan naga hitam adalah seperti gugusan awan. Naga itu masuk ke dalam Senjata Suci Bela Diri kelas sepuluh, dan menciptakan dua bayangan ilusi naga hitam yang ganas. Kedua cakar naga hitam itu pun akhirnya berukuran panjang delapan meter.     
0

Tingkat pengolahan Di Yi telah berkembang sampai batas tertentu. Sampai dengan saat ini, maka ia belum pernah mengeluarkan kekuatan sesungguhnya yang dimiliki oleh Cakar Blackdragon Ghost.     

Kedua lengannya tampak seperti dua naga hitam raksasa, yang terbang baik darah arah kiri dan kanan. Kedua serangan itu mengarah ke Pedang Gelombang.     

BANG!     

Dua bayangan naga itu menghalau Pedang Gelombang dan menghancurkan serangan tersebut. Pada akhirnya, dua bayangan naga itu sanggup menangkal kekuatan Pedang Gelombang seluruhnya.     

Sisa-sisa kekuatan itu menghantam bukit yang berada di dalam air, dengan sebuah dentum yang cukup kencang. Kekuatan itu berhasil mencetak tanda cakar raksasa di permukaan bukit tersebut.     

Jika Jiwa Suci milik Naga Emas masih berada di sana, maka serangan Di Yi yang penuh dengan kerusakan tersebut, pasti akan memicu kemarahan Naga Emas.     

Sayangnya, Jiwa Suci dari Naga Emas telah menghilang, dan kekuatannya pun demikian.     

"Empat pedang gelombang yang keluar dalam waktu bersamaan."     

Tenaga Chi di dalam Lautan Chi miliknya mulai mengalir kencang ke lengan kanan dan mengarah ke empat jarinya. Lalu, empat jarinya melepaskan Pedang Gelombang pada waktu yang bersamaan. Ada ratusan Pedang Chi yang terbang bersamaan dengan keempat Pedang Gelombang tersebut, dimana semua serangan itu mengarah ke Di Yi.     

Empat pedang gelombang yang keluar dalam waktu bersamaan. Setiap pedang gelombang itu adalah sebuah teknik bela diri kelas superior dari Tingkatan Ruh. Maka, itu juga bisa berarti bahwa empat keterampilan unik baru saja dilepaskan.     

Di Yi menggerakkan tangannya ke arah depan dengan setiap lengannya yang terus berputar dan saling tumpang tindih, sebelum akhirnya ia berhasil menciptakan sebuah Tameng Cahaya dengan pola naga. Tameng tersebut berbenturan dengan empat Pedang Gelombang. Pertemuan serangan tersebut menciptakan suara yang memekakkan telinga.     

Keempat serangan yang dilepaskan bergabung menjadi satu dan menyerang Di Yi, hingga membuatnya terlempar ke arah belakang.     

Jubah hitam milik Di Yi mulai berenang di dalam air, sebelum akhirnya terkulai di dasar air. Sementara itu, kedua lengannya tampak sama-sama telah disegel oleh es.     

CLAP!     

Ia mengalirkan Tenaga Chi dan berhasil memecahkan esnya.     

Terdapat rasa sakit yang tajam di tangan sebelah kanannya. Ada luka sayatan pedang yang mengeluarkan darah.     

Namun, ia sedang menggunakan sarung tangan. Sehingga, tidak ada seorangpun yang mengetahui bahwa dirinya telah terluka.     

Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin Zhang Ruochen tiba-tiba bisa menjadi begitu tangguh? Apa dia telah mencapai Tingkatan Tertinggi dari Alam Bumi. Itu mustahil. Itu mustahil. Tingkatan Tertinggi sama sekali tidak mudah untuk dicapai.     

Kedua mata Di Yi seperti nyala api, dan ia sedang mengamati Zhang Ruochen lekat-lekat. Kali ini, ia sedang menggunakan Mata Omen, sebagaimana dirinya ingin melihat Zhang Ruochen seutuhnya.     

Ketika mereka berdua masih berada di tingkatan Puncak dari Alam Bumi, maka Zhang Ruochen benar-benar telah didominasi oleh lawannya. Bahkan jika mereka sama-sama telah mencapai Alam Surga, maka kekuatan Di Yi masih lebih unggul bila dibandingkan dengan Zhang Ruochen.     

Lalu, bagaimana mungkin dia bisa dikalahkan oleh Zhang Ruochen hanya dengan satu kali gerakan?     

Ia telah bertarung melawan para tandingannya sejak ia berusia belia. Dan ini adalah kali pertamanya ia mendapatkan luka.     

Ia harus berhati-hati. Ia tidak boleh dikalahkan saat berada di sebuah tempat kecil semacam Omen Ridge.     

Meskipun Di Yi arogan dan penuh harga diri, namun ia juga sangat cerdas. Kemudian, ekspresi wajahnya perlahan-lahan berubah menjadi serius ketika ia mengamati Zhang Ruochen. Sebab, Zhang Ruochen adalah seorang lawan yang bisa membuatnya berkembang.     

Para murid dari Sekolah Pasar Bela Diri menyaksikan pertarungan itu, dan mereka semua menjadi sangat terkejut.     

Mereka memang mengenal Zhang Ruochen. Sebab, lelaki itu adalah Murid Rahasia Lei Jing dan mendapatkan rangking 98 di Peringkat Bumi. Namun, mereka hanya tahu bahwa lelaki itu cukup tangguh. Tapi mereka sama sekali tidak pernah menyangka bahwa lelaki tersebut ternyata setangguh ini.     

Bahkan seorang Elder Berjubah Perak dari Sekolah Pasar Bela Diri berada jauh di belakang lelaki tersebut!     

"Kakak saudara Zhang memang sangat menakjubkan. Dia mampu bertarung imbang melawan master muda dari Aula Excellence Pasar Gelap. Jika saja aku bisa setangguh dia..." seorang murid inti yang berusia 30 tahunan mengamati Zhang Ruochen dengan ketakjuban tertentu.     

Meskipun ia lebih tua dibandingkan dengan Zhang Ruochen, namun ia rela memanggil Zhang Ruochen dengan sebutan kakak saudara. Bahkan jika ada kesempatan, maka ia ingin meminta Zhang Ruochen menjadi gurunya, dan berharap agar lelaki tersebut bisa mengajarinya beberapa teknik bela diri.     

Tentu saja, ia juga tahu bahwa hal itu adalah mustahil.     

"Ada yang mengatakan bahwa master muda dari Aula Excellence Pasar Gelap telah mengalahkan Bu Qianfan, seorang top ksatria Peringkat Bumi, hanya dalam tiga kali gerakan. Apa itu artinya bahwa kakak saudara Zhang adalah ksatria yang sama kuatnya dengan ksatria rangking satu di Peringkat Bumi?"     

"Sepertinya kita bisa selamat!"     

...     

Diantara puluhan murid dari Sekolah Pasar Bela Diri yang tertangkap, maka sebagian besar dari mereka telah mengerti perihal identitas Di Yi. Sebelumnya, mereka depresi dan mengerti bahwa mereka tidak akan jauh dari ajalnya masing-masing.     

Namun, kehadiran Zhang Ruochen kembali memberi mereka harapan.     

"Selama master muda masih berada di sini, bahkan Zhang Ruochen dan Si Xingkong tidak akan sanggup menyelamatkan kalian."     

Yan Siming menatap mereka dengan senyum penghinaan.     

Mereka berharap bahwa Zhang Ruochen sanggup menyelamatkan nyawa mereka. Tapi mereka semua tidak mengerti bahwa Zhang Ruochen hanya seperti sebuah patung Buddha yang mengarungi sungai, dan sulit untuk menyelamatkan dirinya sendiri.     

Yan Siming sangat mengerti tentang betapa tangguhnya seorang Di Yi. Sebab, diantara para generasi yang sama, maka tidak ada seorangpun yang mampu mengimbanginya. Bahkan para legenda Seni Bela Diri dari generasi yang lebih tua selalu tertekan ketika mereka bertarung dengan Di Yi.     

Oleh karena itulah, tidak peduli seberapa tangguhnya Zhang Ruochen, namun masih terdapat jarak yang sangat lebar antara lelaki itu dan Di Yi.     

Zhang Ruochen mengamati para murid yang tertangkat tersebut. Lalu, ia mengernyitkan dahinya.     

Bagaimana caranya menyelamatkan mereka?     

Meskipun ia telah membuat progres yang besar dalam tingkat pengolahan, namun kekuatan Di Yi tidak terlampau buruk. Dan itu adalah hal yang mustahil untuk mengalahkan lelaki tersebut dalam kurun waktu yang singkat.     

Zhang Ruochen mengeluarkan pisau emasnya. Kemudian, ia memberikan itu pada Si Xingkong dan berkata, "Kakak saudara, sekarang kau yang merawat Senjata Suci Bela Diri kelas sepuluh ini. Selain diriku, maka tingkat pengolahanmu adalah yang paling tinggi. Jadi, hanya kau yang mampu menggunakan kekuatan maksimalnya."     

Si Xingkong mengambil pisau emas tersebut dan mulai mengalirkan Tenaga Chi ke dalamnya.     

Tiba-tiba, terdapat sebuah kolom cahaya berwarna emas dengan tinggi sepuluh meter, dan membentuk sebuah lengkungan pisau, dimana hal tersebut mulai menyinari perairan di sekitar dengan warna keemasan.     

"Pisau yang bagus."     

Si Xingkong berkata, "Saudara junior seperguruan Zhang, kau ingin aku melakukan apa?"     

Zhang Ruochen menggunakan gelombang suara untuk menyampaikan pesan. Setelah itu, ia membagi beberapa tugas pada Si Xingkong, Chang Qiqi, Chen Xier, dan Duanmu Xingling.     

Si Xingkong menganggukkan kepala. Kemudian, kedua matanya tampak menjadi lebih tegas. "Dengan bantuan pisau ini, maka formasi taktis tersebut tidak akan mudah dihancurkan."     

Di Yunwu Commandery, sebuah Senjata Suci Bela Diri kelas sembilan adalah senjata yang mampu digunakan untuk melindungi seluruh commandery.     

Oleh karena itulah, kekuatan dari sebuah Senjata Suci Bela Diri kelas sepuluh seharusnya bisa melampaui hal tersebut.     

"Sekarang ini, aku telah mencapai Alam Surga, maka aku bisa disebut sebagai seorang legenda Seni Bela Diri. Lagipula, aku juga sudah tidak sabar ingin membunuh para ksatria dari Pasar Gelap sejak lama."     

Chang Qiqi mulai menyapukan lidahnya pada bibir sendiri. Kemudian, ia menggulung lengan bajunya dan mengeluarkan batu pertama yang digunakan untuk membentuk sebuah Serangan Gabungan.     

Setelah itu, maka Chang Qiqi, Si Xingkong, Chen Xier, dan Duanmu Xingling saling bekerja sama untuk membentuk serangan gabungan dan bergegas menuruni bukit.     

Zhang Ruochen ingin menggunakan formasi Serangan Gabungan dengan pisau emas untuk menghancurkan Thousand Knives and Stars Array milik para ksatria Pasar Gelap.     

Yan Siming berubah menjadi serius. "Mereka sungguh berani membuka serangan terlebih dahulu. Maka aku akan membunuh semua tawanan ini."     

Ada puluhan ksatria Pasar Gelap yang berdiri di belakang mulai mengangkat senjata masing-masing, mereka semua telah bersiap untuk menebaskan senjatanya.     

Zhang Ruochen diam-diam melepaskan Ruang Beku, dan membuat tubuh para ksatria itu menjadi kaku. Seluruh dunia tampak seperti membeku.     

Mereka tidak sanggup bergerak dengan beberapa senjatanya yang masih teracung ke atas.     

Yan Siming sama sekali tidak memahami apa yang terjadi. Kemudian, ia mendengus, "Apa yang kalian lakukan, mengapa kalian tidak segera memenggalnya?"     

Di Yi berdiri dan mengamati mereka dari kejauhan, lalu ia merasa bahwa terdapat sebuah kekuatan yang samar-samar sedang mengalir di sekujur tubuh mereka. Setelah itu, ia mulai merenung dan mengamati Zhang Ruochen.     

Saat itu, Zhang Ruochen tersenyum ke arah Di Yi dan mengangguk pelan, dengan sebuah senyuman yang misterius.     

"HMM!"     

Di Yi merentangkan satu tangannya, dan menciptakan aliran Tenaga Chi yang kencang. Kemudian, serangan itu berhasil menghancurkan Ruang Beku.     

Meskipun Di Yi tidak mengetahui jenis teknik bela diri apa yang digunakan oleh Zhang Ruochen, namun diam-diam ia menjadi lebih waspada. Bahkan, ia mulai mengingatkan dirinya sendiri agar lebih berhati-hati saat bertarung melawan Zhang Ruochen, kalau-kalau Zhang Ruochen menggunakan gerakan yang sama.     

Di Yi menyadari bahwa Zhang Ruochen adalah lawan yang sangat ideal bagi dirinya. Lalu, jika ia sanggup mengalahkan Zhang Ruochen, maka ia bisa meningkatkan rasa percaya dirinya dengan sangat pesat, yakni sebagai seorang ksatria Seni Bela Diri yang tak pernah terkalahkan.     

Jika ia bisa membuat Zhang Ruochen berada di bawah kendalinya, atau menjadikan lelaki itu sebagai bayangannya, maka kekuatannya akan meningkat dua kali lipat.     

WHEW!     

Huang Yanchen menggunakan Bayangan Naga Kerajaan Angin. Seekor bayangan naga raksasa Tenaga Chi mulai menyelimuti tubuhnya. Kemudian, wanita itu melompat dari arah bukit guna menyelamatkan para murid tawanan dengan kecepatan kilat.     

Dan pada saat puluhan ksatria dari Pasar Gelap tersebut kembali ingin menebaskan pedangnya...     

WHOOSH!     

Terdapat kilau cahaya pedang yang melintas, dan membentuk sebuah garis cahaya pedang yang menyilaukan, sementara pedang itu bergerak ke arah samping. Pada akhirnya, serangan itu berhasil menebas para ksatria Pasar Gelap menjadi dua bagian. Saat itu, mereka semua langsung mati di tempat.     

Terdapat area yang penuh dengan warna merah di perairan tersebut.     

Tingkat pengolahan Huang Yanchen telah mencapai Tingkatan Menengah dari Alam Surga, dan wanita itu adalah seorang Petarung Jenius Empat-alam. Oleh karena itulah, ketika ia harus menghadapi para ksatria yang berada di tingkatan Puncak dari Alam Bumi, maka itu adalah sama mudahnya seperti sedang memotong sayuran.     

Para ksatria Pasar Gelap langsung mati oleh karena serangan pedangnya, dan hanya meninggalkan tubuh yang terbelah, serta genangan-genangan darah.     

"Jika kau ingin menyelamatkan mereka, maka kau harus mengalahkanku terlebih dahulu."     

Yan Siming mengangkat Senjata Suci Bela Diri kelas tujuh dan mulai menggerakkan kakinya, dan ia mulai menebas Huang Yanchen.     

"Cloud-splitting Knife."     

Yan Siming adalah sosok pria tinggi dan tangguh. Teknik pedangnya bahkan sangat mengintimidasi, dengan kekuatan yang sangat mengerikan. Itu tampak seperti sebuah pedang tempur yang sanggup membelah gunung. Sehingga, aura yang dipancarkan olehnya tampak menakjubkan.     

Bila dibandingkan dengan Yan Siming, maka Huang Yanchen terlihat sangat pendek. Apalagi, ia hanya terlihat setinggi pundak lelaki tersebut. Oleh karena itulah, sepertinya satu pukulan milik lelaki tersebut sanggup menghancurkan Huang Yanchen sampai berkeping-keping.     

Namun, ketika menghadapi serangan pedang mematikan milik Yan Siming, maka Huang Yanchen hanya sedikit bergerak ke sisi samping, sebelum akhirnya berhasil menghindari serangan tersebut.     

Serangan Yan Siming pun gagal, dan hanya meninggalkan cetak tanda pedang di dasar air, lalu membentuk sebuah lubang berukuran satu meter.     

"Dia sanggup menghindari serangan pedang dengan kekuatan maksimalku..."     

Yan Siming menjadi gemetar dan tercengang. Dan itu membuat kecepatannya menjadi lebih lambat.     

Ketika menyadari hal tersebut, maka Huang Yanchen mulai menghunuskan pedangnya, dan menyerang dahi lelaki tersebut.     

Terdapat kilatan cahaya pedang biru yang tampak di depan mata Yan Siming. Cahaya itu tampak semakin cerah, sebelum akhirnya berhasil menutupi seluruh pandangan matanya.     

PUFF!     

Ujung pedang itu berhasil menembus dahi lelaki tersebut, dan meninggalkan cetak tanda darah.     

Ia segera menarik pedangnya dan menusuk para ksatria dari Pasar Gelap yang lain.     

Yan Siming masih berdiri di tempatnya semula. Tubuhnya menjadi kaku. Aliran darah masih terus mengalir dari lukanya, dan tercampur dengan air sungai yang berada di sekitar.     

Sementara itu, arus air mulai mengalir. Lalu, tubuh Yan Siming pun mengambang dan perlahan-lahan tenggelam di dasar sungai. Kedua matanya masih tampak terbuka lebar, seakan ia belum puas terhadap kematiannya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.