Kaisar Dewa

Kembali Bertarung



Kembali Bertarung

0"Argh!"     

Sepertinya ia telah terluka parah karena serangan Guoguo. Chang Qiqi memuntahkan darah dengan wajahnya yang pucat. Ia mencoba bangkit dengan susah payah sambil menekan dadanya sendiri. Kemudian, ia menuding kelinci tersebut dan berkata, "Guoguo, kau... kau."     

Sesungguhnya, ia tidak terluka parah. Lagipula, ia adalah seorang master yang telah berada di Tingkatan Menengah dari Alam Surga, sekaligus menjadi seorang legenda Seni Bela Diri di hati para ksatria biasa. Lalu, bagaimana mungkin ia bisa dilukai dengan begitu mudah?     

Alasan utama mengapa ia sampai menjadi sangat marah adalah karena ia memuntahkan darah.     

Apa ada sesuatu yang lebih membuat seseorang merasa depresi atau malu daripada dihajar oleh hewan peliharaannya sendiri di depan umum?     

"Jangan menatapku. Naga Darah telah bercampur dengan darahku sendiri, jadi itu adalah milikku. Aku akan mencungkil kedua matamu jika kau masih menatapku dengan cara yang seperti itu."     

Guoguo mengeluarkan ancaman sambil menunjukkan kedua taring besarnya. Kelinci itu merentangkan kaki depannya dan balik menuding Chang Qiqi.     

Setelah mendapatkan Darah Naga, maka Guoguo menjadi tercerahkan, sehingga ia bisa bicara dengan bahasa manusia.     

Terlebih lagi, tingkat pengolahannya pun berkembang pesat. Meskipun kelinci itu belum memasuki usia remaja, namun kelinci itu telah menjadi sangat tangguh.     

Semua orang berpikir bahwa hal itu lucu, sehingga mereka semua mulai tertawa terbahak-bahak.     

Chang Qiqi adalah sang pemilik, tapi sekarang, ia terkesan seperti seorang peliharaannya. Memprovokasi kelinci itu ternyata benar-benar telah membuat dirinya malu.     

Apa ada seseorang yang lebih tragis dibandingkan dengannya?     

Chen Xier berusaha menenangkan suasana dan berkata, "Naga Darah melambangkan bahwa Naga Emas memang dimakamkan di tempat ini. Makamnya memang terletak di sini, mari kita mencarinya. Siapa tahu, mungkin kita bisa menemukan Dragon Sarira yang legendaris tersebut."     

Dragon Sarira adalah sebuah peninggalan dari Kaisar Buddha dan Naga Emas. Jadi, bukan hanya mereka, bahkan seorang Biksu pun akan menjadi serakah dan ingin mendapatkannya.     

Setelah itu, semua orang pun mengangguk dan mulai mencarinya.     

Setelah mencari Dragon sarira dengan seksama, namun tidak ada bukti apapun yang bisa menunjukkan keberadaannya.     

Meski demikian, Si Xingkong tidak kehilangan semangatnya. Sebaliknya, ia tetap merasa gembira. Kemudian, ia berkata sambil tersenyum, "Dragon Sarira mungkin hanya sebuah legenda, bahkan Di Yi juga belum yakin tentang keberadaannya. Kita telah mendapatkan sesuatu yang baik, yakni Darah Naga, kita tidak seharusnya berharap lebih."     

"800 tahun telah berlalu. Bahkan jika Dragon Sarira benar-benar nyata, mungkin itu telah diambil oleh pengunjung sebelumnya. Mengapa harus menunggu kedatangan kita?" Duanmu Xingling juga menggelengkan kepalanya.     

Huang Yanchen menyentuh pipinya dan berkata, "Lupakan saja! Aku rasa sekarang adalah waktu yang pas untuk pergi. Aku berencana untuk kembali ke Sekolah Pasar Bela Diri dan mengasingkan diri untuk proses pemurnian Darah Naga."     

Zhang Ruochen tersenyum tipis tanpa mengatakan apa-apa. Ia percaya bahwa beberapa kawannya tahu bahwa ia telah mendapatkan Dragon Sarira. Mereka hanya tidak mengatakan hal tersebut.     

Kemudian, mereka kembali menyusuri jalan masuk dan perlahan-lahan keluar dari Makam Naga. Setelah beberapa saat, mereka akhirnya sekali lagi tiba di bukit bawah air.     

Semua Dosis Spiritual yang berada di bukit tersebut telah diambil, dan hanya menyisakan batu dan kerikil.     

"Master muda, mereka keluar!"     

"Itu memang Zhang Ruochen."     

Di bawah bukit tersebut ada para ksatria dari Pasar Gelap dalam jumlah besar sedang berkumpul. Ada lebih dari 200 ksatria yang berada di sana. Mereka berdiri dengan sebuah formasi aneh. Dengan tatapan membunuh, maka masing-masing dari mereka menggenggam sebuah batu permata, dimana cahaya yang memancar darinya membentuk sebuah formasi taktis raksasa.     

200 kolom cahaya menghujam ke arah langit dan membentuk titik-titik cahaya, dimana hal tersebut tampak seperti bintang-bintang yang sedang mengambang di dalam air. Mereka telah mengurung ruang di sekitar.     

"Mereka akhirnya keluar!"     

Di Yi, yang sedang duduk bersila dan berlatih di dalam air, tiba-tiba membuka mata, dengan pandangan jahat dan dingin. Perlahan-lahan, ia pun mulai bangkit. Karena terpengaruh oleh auranya, maka sebuah bayangan suci raksasa – dengan cahaya yang menyilaukan – mulai tampak di belakangnya. Bayangan itu memasok cahaya yang dibutuhkan oleh Thousand Knives and Star Array. Seperti seorang Biksu yang sedang mengendalikan dunia, maka ia pun berdiri tegak. Tubuhnya bahkan melampaui bayangan suci.     

SHING!     

Zi Yinyang, yang berdiri di belakang Di Yi, tiba-tiba melesat dan berkata dingin, "Zhang Ruochen, lepaskan saudariku."     

Zhang Ruochen melirik ke arah Zi Qian, lalu kembali menoleh ke arah Zi Yinyang, dan membalas, "Tentu saja, aku bisa melepaskannya. Tapi, aku punya satu syarat. Kau harus melepaskan murid-murid dari Sekolah Pasar Bela Diri yang telah kau tangkap."     

Zhang Ruochen telah melepaskan Jiwa Bela Diri-nya untuk membaca situasi yang berada di luar, bahkan sejak sebelum ia keluar dari makam. Lalu, ia menemukan bahwa terdapat begitu banyak murid inti dari Sekolah Pasar Bela Diri yang telah tertangkap dan dipenjara di dalam sebuah aula naga tidak jauh dari tempat ini.     

Sambil tersenyum, maka Di Yi menatap Zhang Ruochen. "Menarik. Kau juga telah mencapai Alam Surga dan berhasil membentuk Jiwa Bela Diri. Yan Siming, bawa 53 murid inti itu kemari. Aku ingin melihat bagaimana caranya Zhang Ruochen kabur hari ini."     

Di Yi bisa mengamati dengan jelas bahwa kekuatan Zhang Ruochen tidak lebih lemah dibandingkan dengan dirinya. Namun, jika mereka memang bertarung sungguhan, mungkin Zhang Ruochen belum bisa menjadi tandingannya.     

Tapi itu sangat mudah bagi Zhang Ruochen untuk melarikan diri.     

Oleh karena itulah, ia telah memerintahkan para ksatria untuk membentuk sebuah formasi taktis, dimana hal tersebut sanggup memotong pergerakan Zhang Ruochen, agar tidak bisa kabur.     

Selain itu, ia juga telah menangkap satu kelompok murid inti dari Sekolah Pasar Bela Diri. Mereka pasti akan menahan Zhang Ruochen, sehingga lelaki itu tidak akan bisa melarikan diri, bahkan meski jika dirinya menginginkan hal tersebut.     

Di bawah situasi yang demikian, maka satu-satunya jalan keluar adalah bertarung dengan lawannya.     

Tidak diragukan lagi, bahwa ia akan membunuh Zhang Ruochen, dan menyingkirkan lawannya.     

Yan Siming adalah salah satu dari tujuh master Pasar Gelap, dan ia juga telah berhasil menembus Alam Surga. Sambil mengenakan armor kuno berwarna hitam dengan pola ular, maka pria itu hampir mempunyai tinggi tiga meter. Selain itu, ia mempunyai postur jangkung dan berotot.     

Ketika berada di bawah kepemimpinannya, maka para ksatria dari Pasar Gelap telah menculik para murid inti sebagai tawanan saat berada di sekitaran bukit.     

Semua murid yang masuk ke dalam Istana Naga adalah untuk mencari Dragon Sarira.     

Meski mereka telah bersikap waspada, namun ada beberapa dari mereka yang masih tertangkap dan menjadi para tawanan milik Di Yi.     

"Berlutut, berlutut dan membentuk barisan."     

Sambil membawa pedang tempur berukuran dua meter, maka Yan Siming berjalan di belakang murid-murid itu dengan senyuman dingin, dan menunjukkan barisan giginya yang putih.     

Jika seseorang menolak untuk berlutut, maka tulang kering mereka akan dipatahkan oleh Yan Siming.     

Di antara para murid, ada seorang murid wanita cantik, yang pinggul dan kakinya sedang diikat dengan rantai emas, dimana rantai tersebut mempunyai inskripsi yang bisa menolak seseorang untuk berlutut. Ketika perintah itu dikeluarkan, maka Yan Siming pun segera menebas lututnya dan menghancurkan kakinya.     

"AAAGGHH..."     

Wanita itu berteriak kesakitan. Darah mengucur dari kedua kakinya, dan ia terjatuh ke tanah.     

Kemudian, ia melirik ke arah Si Xingkong dengan air mata yang terus mengalir.     

"Kakak tertua, selamatkan aku..."     

Si Xingkong pernah menjadi seorang top ksatria di antara para generasi muda Omen Ridge, sehingga ia punya reputasi tinggi. Para murid tersebut pun hanya bisa mengandalkannya. Mereka berharap agar Si Xingkong sanggup menyapu bersih semua Ksatria Jahat dari Pasar Gelap dan menyelamatkan mereka semua.     

Si Xingkong mengenal murid wanita itu. Namanya adalah Di Rou, dan ia mempunyai hubungan baik dengan wanita tersebut.     

Ketika menyaksikan kaki wanita itu dipatahkan, maka Si Xingkong terlihat serius. Ia telah bersiap untuk menuruni bukit dan menyelamatkan mereka.     

"Kakak tertua, jangan gegabah," peringat Chen Xier.     

"Mereka punya Thousand Knives and Stars Array. Jika kita beraksi, maka kita akan kalah karena ulah sendiri."     

Sebuah ekspresi licik terlintas di wajahnya. Kemudian, wanita itu berjinjit dan tiba-tiba berada di belakang Zi Qian dengan satu tangan sedang mencengkram leher, sementara tangan yang lain menekan Jalur Aliran Chi milik wanita tersebut.     

Zi Qian sama sekali tidak menduga bahwa Chen Xier akan menyerangnya. Ia telah berada di bawah genggaman Chen Xier sebelum dirinya sempat beraksi. Sehingga, ia hanya bisa merasa bahwa lehernya terasa sakit. Sebab, kuku-kuku Chen Xier menusuk kulit lehernya, sehingga membuat darah mulai mengucur melalui jarinya dan bercampur dengan air, sebelum akhirnya mengubah air tersebut berwarna merah.     

Sejak lama, kedua gadis itu telah membenci satu sama lain. Oleh karena itulah, Zi Qian benar-benar mengerti bahwa jika dirinya berani bergerak, maka Chen Xier pasti akan membunuhnya tanpa ragu.     

Di bawah situasi yang demikian, maka Zhang Ruochen pun juga tidak bisa menyelamatkannya.     

Chen Xier tertawa dan berkata, "Zi Yinyang, jika kau ingin saudarimu hidup, maka sebaiknya kau melepaskan murid-murid itu. Jika tidak, maka kau harus bersiap atas kematiannya dalam waktu dekat."     

"Chen Xier, beraninya kau! Jika kau berani menyakitinya, maka aku bersumpah akan membunuhmu." Kata Zi Yinyang dingin.     

Di Yi berkata, "Zi Yinyang, seseorang yang ingin mendapatkan pencapaian tinggi tidak peduli terhadap hal-hal yang remeh. Jangan pernah mau diancam oleh seorang wanita. Bahkan jika saudarimu mati, namun Departemen Hades pasti akan memberikan kompensasi yang besar atas kehilanganmu dengan hal-hal yang lain."     

Mendengar itu, maka ekspresi wajah Zi Yinyang berubah. "Tapi master muda..."     

Di Yi menatap tajam ke arahnya. "Apa yang lebih penting? Saudarimu atau Dragon Sarira? Kau tahu jawabannya, kan?" ketika menatap mata Di Yi, maka sensasi dingin mulai merasuk ke dalam tubuh Zi Yinyang. Sekujur tubuhnya pun menjadi dingin.     

Arti dibalik perkataan Di Yi memang sudah jelas. Ia harus mendapatkan Dragon Sarira, tidak peduli berapapun harganya Jangankan nyawa Zi Qian, sebab seluruh Departemen Hades juga bisa dikorbankan.     

Jika Zi Yinyang merasa terancam oleh Chen Xier, maka Di Yi pasti akan langsung membunuhnya.     

ZI Yinyang hanyalah seekor semut di mata Di Yi. Sebab, ia bisa membunuh pria itu hanya dengan menggerakkan jemarinya.     

Di Yi mengancamnya untuk mundur.     

Zi Yinyang tampak dingin, namun ia adalah anggota keluarga yang setia.     

Meskipun ia memperlakukan Zi Qian dengan begitu buruk, namun ia tidak akan pernah menutup mata terhadap situasi semacam demikian.     

Zi Yinyang berlutut di depan Di Yi dengan menggertakkan giginya, "Master muda, tolong selamatkan saudari saya. Jika Anda bisa menyelamatkannya, maka hidup saya menjadi milik Anda. Bahkan jika sekarang Anda memerintahkan saya untuk mati, maka saya akan melakukannya tanpa ragu."     

Di Yi mempunyai keinginan yang kuat dalam mengendalikan segala sesuatu. Sebab, ia selalu benci jika dibantah.     

Dan ketika menyaksikan Zi Yinyang sedang menolak perintahnya, maka secara natural, ia menjadi sangat marah. Ia mengatakan setiap kalimatnya dengan jelas, "Hidupmu memang telah menjadi milikku. Dan kau sama sekali tidak mempunyai itu."     

Zi Yinyang mengerti bahwa pria itu sedang marah, namun ia harus bisa merayunya, "Master muda, tolong selamatkan saudari saya. Saya akan melakukan apa saja untuk Anda."     

"Kau ini siapa?"     

Di Yi menjadi sangat marah. Kemudian, ia menggunakan telapak tangannya untuk menekan kepala Zi Yinyang, sambil mendengus.     

"BANG!"     

Kepala Zi Yinyang pecah dan berubah menjadi bola kabut darah.     

Tubuh tanpa kepala itu masih berlutut di depannya.     

Menurut Di Yi, seorang murid yang tidak patuh memang layak untuk mati. Apalagi hanya seorang pembunuh rendahan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.