Kaisar Dewa

Pintu Masuk



Pintu Masuk

0Wakil Kepala Sekolah Qing Hua mulai menghilangkan cahaya yang sedang mengelilingi tubuhnya, sehingga dirinya kembali menjadi seorang wanita tua normal yang berada di kisaran usia 80 atau 90 tahun.     

"Terdapat begitu banyak binatang buas yang cukup tangguh di Omen Ridge. Beberapa dari mereka teramat tangguh sehingga kerap kali aku harus menghindar sesaat setelah bertemu dengan mereka." Ia berkata pada 10 murid muda yang berada di punggung Singa-vulture.     

"Semakin jauh kau masuk, maka semakin kuat binatang buas di dalamnya. Jika di kemudian hari kalian ingin berlatih di Omen Ridge, tolong ingat baik-baik bahwa kalian jangan pergi terlalu jauh. Sebab, terdapat beberapa area terlarang di sana."     

Singa-vulture mengepakkan sayapnya dan melanjutkan perjalanannya menuju Kediaman Rahasia Chikong.     

Setelah menghabiskan waktu setengah hari, maka mereka tiba di sebuah gurun.     

Ada yang mengatakan bahwa tempat ini berubah menjadi sebuah gundukan gurun sesaat setelah terjadi peperangan antara Tentara Manusia melawan Naga Bumi Bersayap-empat.     

Di bawah tempat itu terdapat sebuah ngarai, dimana ngarai tersebut memiliki kedalaman ribuan meter dengan lebar 200 meter. Ngarai itu terlihat menganga sehingga membuatnya tampak tidak memiliki ujung, seolah-olah bumi memiliki sebuah mulut raksasa yang bisa menelan apapun yang ada di dunia ini.     

Sambil berdiri di sebelah ngarai dan menatap ke arah kegelapan yang berada di dalamnya, maka para murid tersebut hanya bisa melihat gumpalan-gumpalan kabut racun yang berada di dalamnya.     

Terdapat sebuah tangga batu yang sempit dan berada di tepi ngarai tersebut, dimana tangga itu mengarah turun menuju kegelapan.     

Ada yang mengatakan bahwa Kediaman Rahasia Chikong terdapat di dalam sana, dimana seekor Naga Bumi Kepala-empat pernah hidup.     

Ketika Wakil Kepala Sekolah memimpin 10 murid dari Kampus Barat untuk menuju ke dalam ngarai, para murid dari Ketiga Kampus lainnya telah lebih dulu tiba di sana.     

Wakil Kepala Sekolah dari Kampus Timur mendengus dan berkata, "Wakil Kepala Sekolah Qing Hua, Anda benar-benar terlambat. Kami telah menunggu di sini cukup lama!"     

Wakil Kepala Sekolah Qing Hua berjalan dengan tongkat kayu miliknya, lalu membalas, "Kami bertemu dengan seekor Naga Hitam di perjalanan, sehingga itu membuat kami sedikit terlambat."     

"Menurut peraturan sekolah, maka antrian untuk masuk ke dalam Peninggalan Level Menengah adalah berdasarkan pada waktu ketika kita tiba di sini. Jadi, Anda akan memasuki tempat tersebut di urutan nomor empat," kata Wakil Kepala Sekolah Kampus Timur.     

"Tidak masalah!" balas Wakil Kepala Sekolah Qing Hua.     

Para murid dari Kampus Timur adalah mereka yang tiba lebih dulu, maka seorang murid yang mendapatkan rangking 10 dari Kampus Timur adalah murid yang pertama kali masuk.     

Murid tersebut adalah Dugu Lin.     

Dugu Lin melangkahkan kakinya ke arah tangga batu, kemudian ia menggunakan sebuah teknik dan berlari menuju ngarai.     

Selanjutnya, murid peringkat 10 dari Kampus Utara mulai memasuki ngarai dan berlari menuju kedalaman bumi.     

Lalu, murid peringkat sepuluh dari Kampus Selatan mulai masuk.     

Setelah murid rangking 10 dari Kampus Selatan menghilang di bawah tanah, maka murid rangking 10 dari Kampus Barat – Zi Qian – telah bersiap untuk memasuki ngarai.     

Para murid yang berpartisipasi dalam Tes Menengah Eksplorasi Pusaka harus masuk ke dalam ngarai satu per satu. Para murid yang mendapatkan rangking rendah masuk terlebih dahulu, sebelum akhirnya disusul oleh mereka yang memiliki rangking lebih tinggi.     

Peraturan itu ditegakkan guna menghindari para murid untuk saling membunuh satu sama lain.     

Para murid dengan tingkatan alam yang lebih rendah mendapat kebebasan untuk menyisir Kediaman Rahasia Chikong atau mungkin hanya bersembunyi di suatu tempat sesaat setelah masuk ke tempat tersebut.     

Sebab, jika para murid yang memiliki tingkatan alam lebih tinggi masuk terlebih dahulu, maka mereka akan menunggu di pintu masuk dan membunuh semua murid yang memiliki tingkatan alam lebih rendah.     

Sambil berdiri di tengah-tengah murid dari Kampus Timur, Xun Guihai menatap dingin ke arah Zhang Ruochen. Bahkan, ia sama sekali tidak mencoba untuk menyembunyikan amarah sekaligus dendamnya. Lalu, ia membatin, "Zhang Ruochen, aku tidak peduli apakah kau bertunangan dengan Komandan Putri Yanchen atau tidak. Sebab, jika kau mati di tempat ini, maka wanita itu akan menjadi milikku."     

Ia menatap ke arah Guo Haidong, murid rangking lima dari Kampus Timur, yang sedang berdiri di sebelahnya. Lalu, ia bergumam, "Guo Haidong, kau akan lebih dulu masuk ke Kediaman Rahasia Chikong sebelum Zhang Ruochen, maka kau harus menunggunya di dalam gua tersebut. Dan saat kau telah masuk ke area Kediaman, maka kau harus membunuhnya dengan resiko apapun."     

Guo Haidong menerima lima tetes Cairan Setengah-Biksu yang diberikan oleh Xun Guihai, untuk kemudian menyetujui perjanjian tersebut dengan membunuh Zhang Ruochen demi Xun Guihai.     

Guo Haidong tersenyum penuh percaya diri dan membalas, "Kakak saudara Xun, aku adalah seorang master rangking 874 di Divisi Hitam. Bahkan aku akan sanggup membunuh lelaki itu tanpa mengeluarkan satu keringatpun."     

Xun Guihai berkata dengan intonasi serius, "Jangan pernah meremehkan lawan. Tingkatan alam Zhang Ruochen mungkin memang berada di bawahmu, namun Pemahaman Pedang miliknya telah mencapai tingkatan Puncak dari Pedang Pengikut Hati. Maka, jika kau merasa bahwa dirimu lebih inferior daripada dia, maka kau hanya perlu mengulur waktu. Sebab, Lang Xin akan segera tiba di sana. Lalu, kalian berdua bisa menyerangnya dari berbagai sisi, dan jangan biarkan dia kabur!"     

Xun Guihai melirik ke arah Lang Xin yang berada di sebelahnya.     

Lang Xin mengangguk dan berkata, "Zhang Ruochen telah berani mencuri wanita milik kakak saudara Xun, maka lelaki tersebut sepertinya memang ingin mengusik Kampus Timur."     

Lang Xin adalah ksatria rangking empat dari Kampus Timur dan berada di rangking 580 di Divisi Hitam.     

Sambil menatap murid-murid dari Kampus Timur, Duanmu Xingling menyipitkan matanya, lalu memperingatkan Zhang Ruochen. "Kau harus berhati-hati pada Guo Haidong dan Lang Xin yang berasal dari Kampus Timur sesaat setelah kau memasuki Kediaman Rahasia Chikong. Sebab, mereka berdua adalah para Ksatria Divisi Hitam. Dan salah satu dari mereka akan memasuki Kediaman sebelum giliranmu, sedangkan yang lain akan masuk tepat setelah kau berada di dalam. Maka, ketika mereka berdua menyerangmu pada waktu yang bersamaan, kau pasti akan kesulitan menemukan jalan untuk bisa meloloskan diri."     

Zhang Ruochen menatap ke arah gerakan mata Duanmu Xingling, lalu ia melihat dua murid muda yang berada di sebelah Xun Guihai sembari mulai mengingat-ingat wajah mereka. Kemudian, ia berkata, "Saat memasuki Kediaman Menteri Chikong adalah sama dengan masuk ke dalam bahaya. Maka, saudari senior seperguruan Duanmu, kau juga harus lebih berhati-hati."     

Guo Haidong, seseorang yang mendapatkan rangking lima dari Kampus Timur, mulai berjalan ke dalam ngarai. Sebelum masuk, ia melirik ke arah Zhang Ruochen dan mendengus licik.     

Tidak lama setelah itu, murid rangking lima dari Kampus Utara dan Kampus Selatan juga masuk ke dalam ngarai satu per satu. Hingga akhirnya, sekarang adalah giliran Zhang Ruochen.     

Saat itu, ia merasa sedikit pusing ketika mulai mendekati tepi ngarai tersebut. Sehingga, itu adalah tanda bahwa dirinya telah terkena racun.     

Itu adalah kabut racun. Untungnya, ia membawa Mutiara Anti-Racun guna menangkal racun yang masuk dalam jumlah besar. Jika tidak, maka satu kali tarikan nafas akan benar-benar sanggup membuatnya pingsan.     

Zhang Ruochen mengalirkan Tenaga Chi Permata Putih dan mulai mengalirkan itu pada Jalur Aliran Chi miliknya. Ia memurnikan racun di dalam tubuhnya sehingga membuat kondisinya berangsur-angsur membaik.     

Kemudian, ia memperagakan Bayangan Naga Kerajaan Angin dan berlari ke dalam ngarai tersebut secepat yang dirinya sanggup.     

Ia hanya memiliki waktu tiga menit untuk pergi sejauh-jauhnya, kemudian Lang Xin, seorang murid rangking empat dari Kampus Timur, akan masuk ke dalam gua dan mengejar Zhang Ruochen.     

Jika murid rangking lima Kampus Timur – Guo Haidong – memang berencana untuk menunggu dirinya, maka ia harus bisa membunuh lelaki tersebut dalam kurun waktu kurang dari tiga menit. Jika tidak, maka Zhang Ruochen akan kesulitan untuk bisa menghadapi dua serangan dari para Ksatria Divisi Hitam.     

Meskipun Zhang Ruochen memiliki kepercayaan diri bahwa dirinya mampu mengalahkan mereka, namun ia juga tidak yakin apakah mereka memiliki senjata rahasia atau tidak.     

Segala sesuatunya bisa berubah menjadi kompleks di Kediaman Rahasia Menteri, sebab di dalam sana tidak ada aturan pasti.     

Ngarai itu adalah cukup dalam sehingga Zhang Ruochen belum juga mencapai dasarnya setelah berlari ribuan meter.     

Ngarai tersebut adalah mirip gua yang gelap gulita.     

Zhang Ruochen mendongak ke atas. Ngarai tersebut memiliki kedalaman ribuan meter, sehingga jalan masuk menuju ke tempat ini terlihat sama kecilnya dengan lubang jarum, sehingga lubang tersebut seolah hanya disinari dengan cahaya putih yang kecil. Maka, lubang itu terlihat seperti bintang kecil di kegelapan malam.     

Ia merasa bahwa dirinya sedang ditelan oleh bumi sehingga tidak akan pernah lagi bisa menatap matahari.     

Dan jika ia memiliki pikiran sempit, maka ia akan merasa sangat ketakutan atau bahkan mungkin pingsan.     

Lalu, ia menatap ke arah bawah. Terlihat sebuah percikan berwarna merah marun dan gelombang panas yang tampak di kedalaman ngarai.     

Itu adalah tempat yang cukup menyiksa bagi iblis dan/atau Orang-Orang Buangan bila sampai benar-benar dipenjara di tempat ini.     

Lalu, ia mulai mengalirkan Tenaga Chi di matanya dan tetap melihat ke arah bawah ngarai. Saat itu, udara yang berada disekitar menjadi lebih panas sehingga bebatuan yang ada di sana seolah telah terbakar.     

Untungnya, ia telah membawa sebuah Icy Spirits. Dengan benda yang berada di lehernya, maka ia sama sekali tidak merasa panas. Sebaliknya, ia merasakan sesuatu yang dingin.     

Zhang Ruochen tidak mengerti sedalam apa ngarai ini. Hingga akhirnya, ia sampai di dasarnya dan berdiri di depan sebuah gerbang batu raksasa.     

Batu raksasa tersebut memiliki tinggi 130 meter dengan lebar 27 meter. Baja gelap yang menempel di permukaan batu membentuk gambar seekor naga.     

Tidak ada yang tahu seberapa berat gerbang tersebut, namun gerbang batu raksasa itu terbuka dua meter.     

Ia meletakkan tangannya di gerbang raksasa, lalu mengalirkan seluruh Tenaga Chi miliknya dan mencoba untuk mendorong itu kuat-kuat.     

Namun gerbang tersebut sama sekali tidak bergeser.     

"Gerbang ini terlalu berat! Mungkin hanya seorang legenda dari Alam Surga yang bisa membukanya."     

Ia menatap ke arah lubang dua meter tersebut, untuk kemudian memikirkan sebuah cara untuk bisa masuk ke dalamnya.     

"Pola Ruang!"     

Ia melepaskan Pola Ruang yang menyelimuti radius 640 meter persegi di sekitarnya. Dan dengan menggunakan kekuatan dari Pola Ruang, maka ia bisa mendeteksi bahwa Guo Haidong sedang bersembunyi di balik gerbang raksasa tersebut.     

Kemudian, ia bisa merasakan kehadiran lelaki itu melalui Pola Ruang miliknya.     

Maka, Zhang Ruochen segera mengeluarkan Pedang Naga Salju-nya dan berjalan menuju ke dalam gerbang batu.     

"Boom!"     

Pada saat ia melangkah masuk, terdapat sebuah tombak merah yang mencoba menusuk punggungnya dengan percik gelombang api.     

Namun ia telah bersiap untuk serangan itu. kemudian, ia melompat dari tanah dan menghindari serangan itu dengan mudah.     

Ia melompat setinggi lima meter di udara guna menebaskan pedang miliknya ke arah leher Guo Haidong.     

Guo Haidong bisa merasakan sensasi dingin di lehernya, oleh karena serangannya telah gagal, maka ia segera menarik tombaknya. Ia melangkah ke belakang secepat mungkin, sehingga serangan itu hanya nyaris mengenai dirinya.     

Guo Haidong menjadi sedikit terkejut. "Bagaimana mungkin Zhang Ruochen bisa menduga bahwa aku sedang bersembunyi di balik gerbang?" batinnya.     

Zhang Ruochen menyarungkan kembali Pedang Naga Salju miliknya, ia melirik ke arah Guo Haidong, dan berkata, "Itu adalah sebuah peringatan. Aku tidak akan mengampunimu jika kau berani mengancam nyawaku lagi!"     

Sambil menggenggam tombaknya, Guo Haidong menenangkan diri. Ia mulai mengingat apa yang dikatakan oleh Xun Guihai atas lelaki tersebut. Dan jika ia menemukan bahwa dirinya bukan tandingan Zhang Ruochen, maka ia harus mengulur waktu guna menunggu Lang Xin tiba. Sebab, dengan mengkombinasikan dua kekuatan mereka, maka mereka pasti bisa membunuh Zhang Ruochen.     

Guo Haidong tersenyum tipis, kemudian ia mengatupkan kedua tangan di depan, lalu berkata, "Kau memang pantas menjadi murid baru No.1. Aku benar-benar mengagumi tingkatan pengoalahanmu. Sebenarnya, aku hanya ingin mencoba untuk menguji kemampuanku, dan bukan bermaksud untuk menghilangkan nyawamu."     

Tentu saja, Zhang Ruochen bisa dengan mudah membaca maksud asli yang disembunyikan oleh Guo Haidong. Maka ia membalas, "Jika kau masih ingin membunuhku, aku akan berjanji padamu bahwa kau tidak akan pernah bisa keluar dari Kediaman Rahasia Chikong hidup-hidup."     

Saat melihat reaksi Zhang Ruochen, ia berhenti tersenyum. Meskipun ia merasa takut dengan teknik pedang Zhang Ruochen, namun ia masih memiliki kartu unggulan. Bahkan jika ia tidak mampu mengalahkan Zhang Ruochen dengan menggunakan kekuatannya sendiri, maka selama ia mampu mengulur-ulur waktu, maka selama itu pula Zhang Ruochen nantinya akan terbunuh.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.