Kaisar Dewa

Di Bawah Gunung Kabut Arwah



Di Bawah Gunung Kabut Arwah

0Cahaya Setengah-Biksu yang terdapat di atas kepala Lu Han mulai berkilau seperti halnya butiran hujan berwarna keemasan, cahaya itu terus-menerus turun hingga menyatu dengan tubuh wanita tersebut.     

Perlahan-lahan, sebuah cahaya samar mulai bersinar dari kulit Lu Han. Lalu, pupil matanya juga berubah menjadi emas seperti halnya api sedang membakar kedua matanya.     

Lebih jauh, setiap Energi Darah dan Jalur Aliran Chi di tubuh wanita itu mulai berubah menjadi emas, dimana setiap inskripsi-inskripsi tubuh mulai bisa dilihat dengan jelas.     

Bahkan desah nafas wanita itu menjadi lebih kuat!     

Zhang Ruochen menahan nafasnya sendiri guna menggerakkan tubuhnya dengan hati-hati, ia mencoba untuk meningkatkan kesempatannya agar bisa selamat, dengan meloloskan diri dari Gunung Kabut-arwah.     

Tiba-tiba, Lu Han membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah Zhang Ruochen dengan kedua matanya yang berwarna emas. Lalu, bibirnya mulai terangkat sedikit, dimana itu menunjukkan dua taring yang tajam. Wanita itu terkekeh dengan cara menyeramkan, untuk kemudian berkata. "Darah... darah segar!"     

Kemudian, kaki Lu Han mulai merangsek seperti angin dingin yang berlari menuju ke arah Zhang Ruochen.     

"Phew!"     

Setiap langkah yang diciptakan oleh Lu Han menciptakan lapisan es yang tebal di atas tanah. Udara dingin di sekitar tubuhnya menjadi beku.     

Zhang Ruochen pernah suatu ketika membaca sebuah buku kuno tentang Cahaya Setengah-Biksu. Buku itu menyatakan bahwa jika seorang mayat sampai dirasuki oleh Cahaya Setengah-Biksu, maka mayat tersebut membutuhkan darah segar dalam jumlah yang cukup besar guna memaksimalkan kekuatan tubuhnya.     

Tingkat pengolahan milik Lu Han telah berada di Tingkatan Awal dari Alam Bumi.     

Maka, tubuh wanita tersebut tidak akan bisa disamakan dengan tubuh milik orang Setengah-Biksu. Oleh karenanya, jika wanita itu ingin mendapatkan kekuatan dari Cahaya Setengah-Biksu, maka ia harus menyerap darah dalam jumlah yang cukup besar, sehingga ia bisa memurnikan tubuhnya yang telah mati.     

"Waaa!"     

Sesaat setelah Zhang Ruochen mengalirkan Tenaga Chi di dalam Sayap Angin, maka sepasang sayap mulai terbentuk di punggungnya. Kemudian, ia mencoba untuk melarikan diri dengan kecepatan 100 meter per detik.     

Di belakangnya adalah tempat yang diberi nama Gunung Kabut-arwah.     

Lu Han mencoba untuk mengejar Zhang Ruochen saat lelaki tersebut menyadari bahwa dirinya tidak bisa kabur kemana-mana, maka lelaki itu berlari menuju Gunung Kabut-arwah.     

Jikalau sampai ia menjadi ragu meski hanya satu detik, maka darahnya pasti akan terkuras habis, dimana itu akan membuatnya mati.     

Meski demikian, Lu Han telah mendapatkan bagian kecil dari Cahaya Setengah-Biksu dan sama sekali belum menguasai kekuatannya. Namun, kecepatan miliknya ternyata sedikit lebih cepat bila dibandingkan dengan Zhang Ruochen.     

Wanita itu mengejar Zhang Ruochen dari belakang dan menambah kecepatannya agar bisa segera menangkap lelaki itu.     

Saat menyadari bahwa Lu Han telah berada beberapa langkah di belakangnya, maka Zhang Ruochen melemparkan sebuah Mutiara Petir ke arah Lu Han.     

"Boom!"     

Mutiara Petir itu terpecah sehingga berubah menjadi garis-garis petir.     

Terdapat tekanan kekuatan yang cukup besar baru saja meledak di depan Lu Han, sehingga itu berhasil melemparkannya.     

Namun, semenjak wanita itu mendapatkan perlindungan dari kekuatan Cahaya Setengah-Biksu, maka Mutiara Petir yang dilemparkan tadi, telah gagal melukai tubuhnya. Kemudian, wanita itu segera melompat dari tanah, lalu secara agresif mulai mengaum, hingga akhirnya melanjutkan pengejarannya atas Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah belakang. Kemudian, ia mengerang di dalam hatinya, "Aku tidak menyangka bahwa kekuatan Mutiara Petir belum cukup untuk bisa melukai wanita itu. Sungguh, Cahaya Setengah-Biksu tersebut benar-benar mengagumkan. Oleh karenanya, jika aku sampai bisa mendapatkan Cahaya Setengah-Biksu, maka aku yakin bahwa itu memiliki nilai yang sama dengan berlatih bela diri selama 10 tahun."     

Dalam pemahaman tertentu, maka Cahaya Setengah-Biksu adalah juga memiliki nilai yang sama dengan warisan yang ditinggalkan oleh seorang Setengah-Biksu.     

Bahkan jika para ksatria belum sanggup untuk berubah menjadi seorang Setengah-Biksu sesaat setelah mereka mendapatkan Cahaya Setengah-Biksu, namun mereka juga masih mendapatkan beberapa besaran keuntungan lain. Sebagaimana misal, tingkat pengolahan milik mereka akan meningkat dengan lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang berada di kisaran usia yang sama.     

Sementara itu, karena tekanan dari kabut racun yang terdapat di Gunung Kabut-arwah, bahkan meski Zhang Ruochen telah menggunakan kekuatan Sayap Angin, namun dirinya juga tidak sanggup untuk terbang. Oleh karena itu, ia hanya berlari secepat mungkin dan mengarah ke puncak gunung.     

Dan saat ia telah berada di sisi bukit, ia tiba-tiba berhenti. Keringat dingin yang membanjiri dahinya terus-menerus menetes seperti air hujan.     

Kurang lebih 10 meter di depannya, terdapat seekor kalajengking hijau yang memiliki ukuran lebih dari 10 meter dengan tubuh penuh duri. Binatang itu sedang menggunakan kedua mata birunya untuk menatap Zhang Ruochen dengan cara yang mematikan.     

Kalajengking Hijau Raksasa itu sedang berdiam diri di sebelah kolam yang memiliki ukuran 10 meter persegi. Di tepi kolam tersebut, terdapat rerumputan beracun yang berwarna hijau kehitaman.     

Air yang berada di dalam kolam tersebut memiliki bau amis, dimana itu mengandung racun yang cukup mematikan. Terdapat tulang-belulang manusia terlihat mengambang di atas permukaan air, dimana tulang tersebut tampaknya telah berada di sana semenjak bertahun-tahun lamanya.     

Ketika Kalajengking Hijau Raksasa tersebut menyadari kehadiran Zhang Ruochen, maka binatang tersebut menjadi gembira sehingga mulai mengeluarkan suara yang cukup aneh.     

"Waaa!"     

Binatang itu mulai mengayunkan kedua capit tajamnya dengan ekor yang menggesek tanah. Ekor itu menghantam batu raksasa sehingga menciptakan suara ledakan yang keras, untuk kemudian juga memunculkan percik-percik api.     

"Waaa!"     

Di waktu bersamaan, Lu Han juga mulai mencoba untuk menangkap Zhang Ruochen dengan kecepatan tinggi, sehingga ia berjarak cukup dekat dengannya.     

Saat mendapati situasi dimana seekor binatang buas beracun sedang berada di depannya, lalu orang jahat berbentuk mayat hidup sedang mengejar dari arah belakang, maka sepertinya Zhang Ruochen sama sekali tidak memiliki ruang untuk bisa meloloskan diri.     

Namun, Zhang Ruochen sama sekali tidak menjadi depresi. Kemudian, ia mengeluarkan dua Mutiara Petir dalam waktu bersamaan, untuk kemudian melemparkan satu buah ke arah Kalajengking Hijau Raksasa yang ada di depannya, dan melemparkan satu buah yang lain ke arah Lu Han yang berada di belakangnya. Setelah itu, ia segera menggunakan gerakan Bayangan Naga Kerajaan Angin, dan berlari menuju tebing curam, guna meloloskan diri melewati jalan yang berbeda.     

Meskipun Lu Han relatif tidak sadarkan diri, namun ia masih sanggup untuk menangkis serangan tersebut ketika Zhang Ruochen melemparkan Mutiara Petir untuk kedua kalinya. Lalu, wanita itu berubah menjadi bayangan mencoba untuk memanjat tebing guna mengejar Zhang Ruochen.     

Tangan wanita tersebut berubah menjadi cakar, dimana wanita itu ingin menarik bahu Zhang Ruochen.     

Di momen saat cakar milik Lu Han hampir merobek bahu milik Zhang Ruochen, maka saat itu pula ruangan di sekitarnya mulai terdistorsi. Akhirnya, Lu Han menjadi terkejut sehingga cakarnya hanya berhenti di udara.     

"Crash!"     

Cakar Lu Han berhasil merobek baju di punggung Zhang Ruochen sehingga itu meninggalkan 10 luka cakaran dari bahu sampai belakang punggung. Tetes demi tetes darah mulai mengucur dari luka-luka menganga akibat serangan cakar tersebut.     

Dan Zhang Ruochen masih mencoba untuk menahan rasa sakit di punggungnya, untuk kemudian berlari dan meloloskan diri.     

"Awoo!"     

Setelah Lu Han menjilat darah yang terdapat di cakarnya, maka ia menjadi lebih bersemangat sekaligus mengeluarkan teriakan agresif, untuk kemudian kembali mengejar lelaki itu.     

Di waktu yang sama, Kalajengking Hijau Raksasa juga mengejar Zhang Ruochen dari arah yang berbeda. Sebelumnya, Mutiara Petir yang dilemparkan ke arah binatang itu telah gagal untuk melukainya, sebaliknya, hal itu malah membuat binatang tersebut menjadi kesal.     

Kalajengking Hijau Raksasa mulai meludahkan beberapa racun di udara, untuk kemudian racun itu berubah menjadi berbentuk seperti pilar. Sepertinya terdapat sebuah balok cahaya sedang mengarah ke Zhang Ruochen.     

Ketika Zhang Ruochen ingin bersembunyi di dalam ruangan inti dari Jimat Ruang dan Waktu, tiba-tiba, ia menyadari bahwa terdapat sebuah lubang di dalam tanah dengan pintu masuk selebar ukuran mangkuk. Lubang itu terlihat cukup dalam, sebagaimana tempat tersebut mengarah ke bawah tanah.     

Ekspresi wajah Zhang Ruochen berubah menjadi lebih cerah. Kemudian, ia segera mengaktifkan Tenaga Chi miliknya guna membuka ruangan dari Jimat Ruang dan Waktu.     

"Phew!" Zhang Ruochen menghilang dari Gunung Kabut-darah dan masuk ke dalam ruangan inti dari Jimat hanya dalam kurun waktu satu detik.     

Di waktu yang bersamaan, Jimat Ruang dan Waktu tersebut jatuh secara akurat dan mengarah di lubang selebar mangkuk, sehingga Jimat itu menggelinding menuju jurang yang dalam.     

Lu Han dan Kalajengking Hijau Raksasa segera berlari menuju lubang tersebut. Sialnya, lubang yang terdapat di tanah itu berukuran sangat kecil, sehingga tidak satupun dari mereka yang bisa masuk ke dalamnya.     

"Boom!"     

Kalajengking Hijau Raksasa tersebut menggunakan dua cakar raksasa miliknya untuk menggali lubang, binatang itu mencoba untuk memperbesar ukuran lubang sehingga ia bisa mengejar Zhang Ruochen.     

Sungguh kekuatan yang besar sampai-sampai mampu menghancurkan batu-batu di sekitarnya. Namun, terdapat batu yang lebih besar yang menghalangi kalajengking tersebut untuk bisa menggali lebih dalam.     

"Darah... darah segar..."     

Lu Han menatap ke arah Kalajengking Hijau Raksasa. Kemudian, ia mengayunkan cakarnya, lalu melompat ke punggung Kalajengking Hijau Raksasa guna merobek lapisan kulit kerasnya. Lalu, darah menyembur dari tubuh Kalajengking Hijau Raksasa sehingga itu menyelimuti tubuh Lu Han menjadi berwarna merah darah.     

Bentuk asli yang semestinya cantik, namun mayat hidup itu telah berubah menjadi sosok yang sangat mengerikan.     

...     

Semenjak lubang itu berbentuk vertikal, maka Zhang Ruochen sama sekali tidak tahu bahwa lubang tersebut akan mengarah kemana.     

Sebab, Jimat Ruang dan Waktu itu terus menggelinding untuk beberapa saat, sebelum akhirnya berhasil menyentuh tanah.     

Lalu, Zhang Ruochen mulai menahan rasa sakit di punggungnya, kemudian ia mengalirkan Tenaga Chi miliknya ke Bejana Jiwa, dimana ia mencoba untuk menstimulasi Jiwa Bela Diri miliknya. Maka, dengan kekuatan dari Jiwa Bela Diri, Zhang Ruochen memiliki kemampuan untuk mengintip ruangan yang ada di luar Jimat Ruang dan Waktu.     

Dengan Jimat Ruang dan Waktu sebagai titik pusat, maka 80 meter disekitarnya adalah penuh dengan kegelapan, dimana ia sama sekali tidak menemukan satu nafas kehidupan apapun.     

"Aku rasa, aku telah mencapai di titik terbawah dari Gunung Kabut-darah. Baiklah. Itu bukan hal yang terlalu buruk. Setidaknya aku aman untuk saat ini. Sebab, baik Kalajengking Hijau Raksasa dan Lu Han tidak akan pernah mampu menghancurkan lubang kecil itu."     

Zhang Ruochen tidak ingin buru-buru keluar dari ruangan inti Jimat Ruang dan Waktu. Sebab, ia bermaksud untuk menyembuhkan luka yang terdapat di punggungnya, sehingga tidak keluar dari ruangan tersebut dengan tubuh yang cedera.     

Tubuh Zhang Ruochen tidak lagi memiliki Tenaga Chi yang berjumlah banyak. Maka, ia segera menelan sebutir Pil penyembuhan dan mulai memurnikan itu agar bisa menyembuhkan luka-luka yang diderita.     

Dua hari kemudian, luka-luka miliknya telah membaik, sementara itu, Tenaga Chi miliknya juga telah mencapai kondisi puncak.     

"Waaa!"     

Kemudian, cahaya dari Jimat Ruang dan Waktu mulai tampak berkilau. Seketika itu juga, Zhang Ruochen telah keluar dari Jimat tersebut, yang mana ia tiba di dunia bawah tanah yang hanya dipenuhi oleh kegelapan.     

Sementara itu, beberapa tempat di Kedalaman Rahasia Chikong memiliki suhu yang cukup panas, namun di bawah tanah Gunung Kabut-arwah adalah sebuah tempat yang teramat dingin, itu terasa seperti berada di dalam rumah es.     

Zhang Ruochen mengambil kembali Jimat Ruang dan Waktu yang tergeletak di tanah, untuk kemudian menggenggam itu erat-erat. Lalu, ia tersenyum, dan berseru, "Untungnya, aku memiliki Jimat Ruang dan Waktu. Jika tidak, aku pasti telah mati dua kali di dalam Kediaman Rahasia Chikong."     

Namun, ia menyadari bahwa Jimat Ruang dan Waktu miliknya menjadi lebih kecil.     

"Sepertinya kekuatan spiritual dari Jimat Ruang dan Waktu juga telah dikonsumsi. Maka suatu hari nanti, Jimat ini akan benar-benar musnah."     

Jimat Ruang dan Waktu telah membuat Zhang Ruochen memiliki waktu latihan tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan para ksatria normal, dimana itu adalah sebuah kelebihan yang dimiliki olehnya. Bahkan meski jika Zhang Ruochen harus kehilangan Jimat Ruang dan Waktu suatu hari nanti, namun dirinya masih cukup percaya diri sekaligus juga memiliki keyakinan yang besar untuk bisa menjadi seorang ksatria sejati yang tangguh.     

Kemudian, Zhang Ruochen mulai menyimpan Jimat Ruang dan Waktu miliknya. Lalu, ia mengeluarkan Kristal Suci dengan sifat alami api dari dalam Cincin Bundar guna mengalirkan Tenaga Chi ke dalamnya. "Phew!" Kristal Suci tersebut akhirnya menyala seperti bola api.     

Api tersebut telah menerangi ruangan gelap di sekitarnya, sehingga itu membuat pemandangan yang berada di dunia bawah tanah tampak lebih jelas. Tempat itu dikelilingi oleh batuan-batuan alami sehingga tidak ada tanda-tanda manusia pernah menggali tempat tersebut.     

Dinding batu dan tanah disekitarnya diselimuti oleh lapisan es putih, dimana segala macam jenis Kristal Es telah terbentuk.     

Kemudian, Zhang Ruochen melangkahkan kakinya di atas es dan menyisir sampai 100 meter jauhnya. Tiba-tiba, ia menemukan sebuah potongan logam berukuran sekepal tangan sedang terkubur di bawah lapisan es yang tebal.     

"Bang!"     

Ia mengayunkan tinjunya guna menghantam lapisan es tersebut. Lalu, ia mengulurkan tangannya agar bisa mengambil potongan logam yang berada di baliknya.     

"Ini sungguh berat! Setidaknya memiliki berat 250 kilogram."     

Zhang Ruochen menjadi tertegun bahwa potongan sekecil ini memiliki berat yang cukup mencengangkan. Sebab, ia penasaran terhadap bahan baku apa yang digunakan untuk memproduksi itu.     

Ketika ia mengamati dengan seksama potongan logam tersebut, akhirnya ia menyadari bahwa itu adalah potongan armor dengan inskripsi kecil di dalamnya.     

Maka, ia sulit untuk membayangkan kekuatan mengerikan macam apa yang sanggup menghancurkan armor itu hingga menjadi berkeping-keping.     

Beberapa inskripsi juga terdapat di bagian dalam dari potongan logam tersebut. Sialnya, inskripsi-inskripsi itu telah hancur. Sehingga, tidak ada lagi kesempatan untuk bisa mengaktifkannya kembali.     

Lalu, Zhang Ruochen meletakkan potongan logam itu guna melanjutkan langkahnya.     

Ketika ia hampir mencapai ujung dari dunia bawah tanah ini, namun terdapat sebuah lubang yang memiliki diameter 60m di depannya. Permukaan tanah itu berbentuk cekung dengan sisi-sisi sampingnya tertekuk. Maka, itu terlihat seperti bekas meteor pernah jatuh di atasnya, sehingga menciptakan pemandangan alam yang demikian.     

Di bawah lubang itu terdapat mayat dari seorang lelaki tua, dimana tubuhnya disegel oleh es.     

Armor yang berada di tubuhnya telah hancur berkeping-keping, lalu dadanya tampak telah tembus bekas tusukan, sehingga itu membuatnya mati. Namun, tubuhnya, dimana ia telah mati hingga ratusan tahun lamanya, tapi masih mampu untuk mengeluarkan nafas sehingga itu menjadi sebermula bagaimana dunia bawah tanah ini bisa terbentuk.     

Kemudian, Zhang Ruochen merasa bahwa dirinya diselimuti oleh tekanan yang cukup kuat. Lalu, ia menatap ke arah mayat itu dan bertanya-tanya, "Mungkin dia adalah seorang Setengah-Biksu Awan Emas?"     

Hanya para ksatria yang telah mencapai tingkatan Setengah-Biksu yang mampu menggunakan nafasnya menjadi kekuatan lain, meski mereka telah lama mati.     

500 tahun telah terlewati dan tubuh dari seorang Setengah-Biksu Awan Emas itu tampak belum membusuk.     

Saat melihat tubuh mayat itu, Zhang Ruochen sama sekali tidak menjadi takut. Sebaliknya, ia menjadi senang karena akhirnya ia mengerti bagaimana cara menghadapi Lu Han, atau bahkan melepaskan Cahaya Setengah-Biksu yang merasuki tubuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.