Kaisar Dewa

Pedang Tulang dan Pedang Patah



Pedang Tulang dan Pedang Patah

0...     

Lei Jing dan Chen Ying pun mundur dan berdiri di kejauhan, mereka memberikan ruang bagi Zhang Ruochen dan Di Yi agar bisa bertarung.     

Tatapan mata Chen Ying tampak bersinar, namun wajahnya terlihat benar-benar serius. "Hasil dari pertarungan antara Zhang Ruochen dan Red Wish Emissary telah cukup untuk melambungkan namanya di Wilayah Timur, dan menjadikan dia sebagai salah satu ksatria tangguh di antara para generasi muda. Kau seharusnya tidak mengizinkan dia bertarung dengan Di Yi. Sebab, jika segala sesuatunya berakhir tidak baik, maka para Setengah-Biksu dan Biksu-Biksu di Sekolah pasti akan menyalahkan kita."     

Lei Jing menyimpan tinjunya di balik lengan baju dan berdiri gagah. "Dia masih muda. Kita harus membiarkannya mengalami kemunduran. Bahkan jika dia kalah saat melawan Di Yi, namun itu masih merupakan sebuah olah raga yang baik untuk mengembangkan dirinya. Sebaliknya, jika sekarang aku menghentikannya, maka itu akan mempengaruhi rasa percaya dirinya terhadap Seni Bela Diri."     

Kemenangan Zhang Ruochen atas Red Wish Emissary memang benar-benar mengejutkan para tokoh besar Omen Ridge, namun tetap saja, tidak ada seorangpun yang menjagokan dia ketika harus menghadapi Di Yi.     

Apalagi, Di Yi mempunyai sebuah Perangai Biksu. Itu bisa dikatakan bahwa tidak ada seorang ksatria yang sanggup menjadi lawannya ketika berasal dari generasi yang sama.     

Lebih jauh, mereka mempunyai tingkatan alam yang sama. Sebab, ketika berada di tingkatan alam yang sama, maka Perangai Biksu sanggup menghancurkan kelebihan yang dimiliki oleh lawannya.     

"Zhang Ruochen, apa kau benar-benar tidak ingin tahu kemana perginya Zhang Tiangui?" tanya Di Yi.     

"Pertarungan ini harus berlangsung. Aku tidak akan lagi terpengaruh dengan apa yang akan kau katakan. Sebaliknya, kau yang banyak bicara sesungguhnya hanya ingin menunjukkan ketakutan-ketakutan yang ada di hatimu."     

"Aku tahu bahwa diriku pasti akan menjadi pemenangnya. Lalu mengapa aku harus takut?"     

Di Yi tertawa dingin. "Jika demikian, mari kita mulai pertarungan ini."     

Kemudian, ia merentangkan tangannya sampai di belakang leher, dan mulai mencengkram tulang punggungnya. Dengan jemari yang sedang masuk ke dalam dagingnya, maka ia menarik tangannya keras-keras dan perlahan-lahan mulai mematahkan tulangnya.     

Setiap bagian tulang tersebut adalah seperti potongan-potongan permata putih yang memancarkan cahaya suci.     

Ia mulai menyingkirkan semua saraf-saraf tulang belakang dari tubuhnya, dan menggenggam itu di tangannya. Saraf-saraf itu berjumlah 19 dengan panjang mencapai satu setengah meter. Saraf-saraf tersebut layaknya sebuah pedang tulang putih yang memancarkan aura tangguh.     

Sepertinya ada sebuah bayangan ilusi dari seorang Biksu botak yang melayang di permukaan pedang tulang, dan menyelimuti pedang tulang tersebut.     

Dari kejauhan, ada garis-garis inskripsi yang tampak di permukaan pedang tulang, dimana pedang itu memancarkan aura dingin.     

Di Yi belum mengalirkan Tenaga Chi-nya ke dalam pedang tulang putih. Namun, aura dingin dari pedang tulang putih seolah mampu membekukan partikel-partikel air di udara hingga menjadi es. Tidak lama kemudian, maka bunga-bunga salju mulai berguguran dari angkasa.     

Kemudian, ia mulai mengelus pedang itu dengan menggunakan jemarinya. "Pedang ini disebut sebagai Snow River. Seorang Master Penempa Senjata mengambilnya dari tulang belakang seorang Setengah-Biksu dan menempanya dengan jantung api. Ini memang pedang biasa, namun mengandung kekuatan Snow River milik Setengah-Biksu dan Para Biksu. Ini bisa dikategorikan sebagai sebuah pedang manusia."     

Itu bukan hal yang aneh ketika menggunakan bagian-bagian tubuh dari para ksatria tangguh atau binatang buas saat ingin menempa sebuah senjata.     

Beberapa orang bahkan menggunakan Jalur Aliran Chi milik seorang ksatria untuk membuat cambuk, sementara yang lain menggunakan tulang kering milik seorang Setengah-Biksu untuk menempa sebuah gada penakluk. Bahkan, ada juga beberapa yang menggunakan kepala milik seorang Biksu sebagai sebuah wadah penyimpanan.     

Semakin tangguh ksatria atau binatang buas tersebut, maka semakin mahal pula harga senjata yang telah ditempa.     

Pedang tulang yang berada di tangan Di Yi mengandung kekuatan dari seorang Setengah-Biksu. Dengan kekuatan semacam itu, maka pedang itu telah mencapai puncak dari sebuah Senjata Suci Bela Diri kelas sepuluh. Itu bahkan sanggup menandingi sebuah Senjata Suci Bela Diri kelas sebelas.     

Senjata Suci Bela Diri sebenarnya hanya dibedakan sampai sembilan kelas.     

Sebab ketika senjata tersebut berada di atas kelas sembilan, maka itu tidak lagi disebut sebagai Senjata Suci Bela Diri. Sebaliknya, itu cukup disebut sebagai sebuah Senjata Suci.     

Namun, selalu ada para master Penempa Senjata yang sanggup membuat senjata yang lebih tangguh dibandingkan dengan Sebuah Senjata Suci Bela Diri kelas sepuluh, namun mereka masih cukup jauh untuk mampu sebuah Senjata Suci.     

Oleh karena itulah, para master menambahkan tiga kelas yang lain; yakni kelas sepuluh, kelas sebelas, kelas dua belas.     

Cakar Blackdragon Ghost Di YI hanya bisa dikategorikan sebagai Senjata Suci Bela Diri inferior kelas sepuluh.     

Sementara untuk Snow River, yakni pedang tulang putih, dapat dikategorikan sebagai sebuah Senjata Suci Bela Diri superior kelas sepuluh. Lalu, ketika bicara tentang daya ledak yang mampu diciptakan, maka hal itu benar-benar sangat berbeda.     

"Tiga bulan yang lalu, aku menggunakan pedang tulang Snow River untuk mengalahkan Bu Qianfan. Aku mendapatkan rangking satu di Peringkat Bumi hanya dengan menggunakan tiga gerakan. Dan kau masih keras kepala ingin menggunakan sebuah pedang patah untuk bertarung melawanku?"     

Zhang Ruochen melirik Pedang Kuno Abyss-nya. "Pedang patah ini cukup mampu untuk mengalahkanmu."     

"Zhang Ruochen, aku punya pedang Senjata Suci Bela Diri kelas sepuluh. Aku bisa meminjamkannya padamu," Chen Ying memberi tawaran.     

"Terima kasih banyak. Meskipun pedang patah yang berada di tangan saya adalah sebuah Senjata Suci Bela Diri kelas sembilan, namun bagi saya pedang ini sangat akrab. Jadi, ini adalah satu-satunya pedang yang cocok untuk saya."     

Lalu, seakan pedang itu bisa merasakan ketegasan tuannya, maka pedang tersebut mulai bergetar hebat. Pedang itu memancarkan cahaya menyilaukan, seolah ingin mengatakan bahwa dirinya bukanlah sebuah benda yang tidak berguna.     

Pedang juga mempunyai jiwa.     

Pedang juga mempunyai harga diri.     

"Pluto's Blades."     

Di Yi mengayunkan lengan dan melepaskan pedang Chi es ke arah angkasa, dalam sekejap, maka hal itu menciptakan sebuah awan hitam pedang Chi.     

Di dalam kumpulan awan tersebut, garis-garis pedang Chi tampak bergabung menjadi sebuah ilusi Pluto. Dengan dua bola mata yang mengerikan, maka ilusi itu mulai menyerang Zhang Ruochen dari arah atas.     

Keterampilan Pedang Hades adalah sebuah teknik bela diri kelas inferior dari Tingkatan Hantu. Sebab, dengan menguasai itu, maka mereka sanggup menggerakkan bumi dan langit atau pun membangkitkan ruh-ruh. Sehingga, kekuatan yang terkandung di dalamnya telah jauh berada di atas kategori teknik bela diri.     

Ketika menyaksikan Di Yi menggunakan teknik pedang dari Tingkatan Hantu, maka ada perubahan ekspresi dari wajah para penonton yang menyaksikan pertarungan itu di kejauhan.     

"Tidak heran bila Di Yi berhasil mengalahkan Bu Qianfan hanya dalam tiga gerakan. Sebab dengan kekuatan pedang tulang Snow River dan Keterampilan Pedang Hades, lalu berapa banyak jumlah ksatria dari generasi muda yang sanggup bertahan dari serangan tersebut?"     

"Ini adalah kekuatan sesungguhnya milik Di Yi. Jika kami bertarung, maka dia hanya butuh melepaskan satu serangan untuk benar-benar menghancurkanku," kata Si Xingkong.     

Zhang Ruochen tidak perlu bertahan dari begitu banyaknya serangan Di Yi. Sebab, ia hanya butuh bertahan dari tiga serangan, sehingga itu cukup untuk membuat namanya melambung tinggi.     

"Aku takut bahwa itu akan sulit bagi dia untuk bisa menghalau satu serangan," kata Hua Shenyi, seorang Elder sesat.     

Bahkan para ksatria yang berdiri sejauh 333 meter pun sanggup merasakan tekanan nafas yang berasal dari Di Yi. Sehingga, tekanan yang berada di tempat Zhang Ruochen berdiri – tepat di bawah awan pedang – tidak diragukan lagi semestinya terasa lebih besar.     

Ada sebuah titik seperti cahaya bintang yang muncul di tengah dahi Zhang Ruochen. Hati Pedang sedang bergerak dengan kecepatan tinggi ketika berada di dalam Lautan Chi-nya.     

"Hancur!"     

Zhang Ruochen menudingkan jarinya, dan membuat pedangnya melayang. Kemudian, pedang itu berubah menjadi kolom cahaya yang menembak angkasa, dan menyerang ilusi Pluto – yang terbentuk dari kumpulan pedang-pedang Chi.     

Meskipun Keterampilan Pedang Hades adalah teknik pedang yang tangguh dan mendalam, namun teknik tersebut juga masih mempunyai kelemahan.     

Kelemahannya adalah terletak di dahi.     

Oleh karena itulah, serangannya pun mengarah tepat ke dahi Pluto.     

BOOM!     

Pedang Kuno Abyss menusuk dahi Pluto hingga tembus, itu terjadi seperti sebuah pedang yang baru saja menghancurkan sebatang bambu. Dalam sekejap, maka ilusi awan pedang itu telah hancur dan berubah menjadi pedang-pedang Chi yang berguguran di segala penjuru. Pedang-pedang itu melayang dan terdengar bergemerincing.     

Di waktu yang sama, jemari Zhang Ruochen pun bergerak seakan sedang mencengkram pedang-pedang lawannya, dan mengendalikan pedang-pedang itu untuk menyerang Di Yi.     

"Apa? Apa Zhang Ruochen mengendalikan pedang itu? Apa mataku sudah buram?"     

"Tidak ada yang salah. Dia memang mengendalikan pedangnya."     

"Bukankah itu artinya bahwa dia telah mencapai Alam Hati yang Terhubung dengan Pedang? Legenda mencatat, bukankah hanya para Setengah-Biksu yang mampu mencapai tingkatan alam itu?"     

"Itu tidak sepenuhnya benar. Selama seorang ksatria mempunyai Kekuatan Batin yang tinggi dan bekerja dengan keras, maka mereka punya kesempatan besar untuk mencapai alam tersebut tanpa harus terlebih dahulu menjadi seorang Setengah-Biksu. Sialnya, ksatria seperti ini memang sangat langka. Sebagian besar dari mereka yang sanggup mencapai alam tersebut adalah para ksatria Alam Fish-dragon. Untuk bisa mencapai alam itu... bukanlah hal yang mustahil, sebab cerita-cerita hanya terdengar nyata di dalam legenda. Karena dalam sejarahnya, terdapat begitu banyak Biksu tangguh dan terkenal."     

"Sebelumnya, ketika Zhang Ruochen sedang bertarung melawan Red Wish Emissary, maka aku sudah menduga bahwa dia telah mencapai Alam Hati yang Terhubung dengan Pedang, tapi saat itu aku masih belum yakin."     

"Tidak heran bila dia sanggup bertahan melawan Perangai Biksu, meski dia tidak memilikinya. Ternyata kemampuannya secara menyeluruh memang baik, dan pemahamannya atas teknik pedang cukup dalam."     

...     

Alam Hati yang Terhubung dengan Pedang adalah sebuah alam yang ingin dicapai oleh semua ksatria. Bahkan Lei Jing dan Chen Ying – yang mempunyai tingkat pengolahan luar biasa – belum mampu mencapainya.     

Maka segala sesuatunya menjadi lebih mudah untuk dipahami ketika Zhang Ruochen menggunakan Teknik Pedang Bertahan, dimana hal tersebut menciptakan sebuah keriuhan tersendiri di antara barisan penonton.     

"Pluto's Chaos."     

Di Yi melepaskan Innate Magic Chi dan sekali lagi menyerang lawannya dengan pedang, hingga membuat Pedang Kuno Abyss terlempar.     

Swoosh!     

Lalu, ia melesat maju, dan melompat tinggi-tinggi. Kemudian, ia menggenggam pegangan pedang tulang putihnya dengan menggunakan dua tangan, sebelum akhirnya menebas kepala lawannya, sambil mengerang, "Ini adalah serangan ketiga! Waktunya menghentikan semua ini. Pluto's Destruction!"     

Setelah berhasil mengalahkan Bu Qianfan hanya dalam tiga kali serangan, maka ia berencana untuk melakukan hal yang sama terhadap Zhang Ruochen.     

Bagaimana cara Zhang Ruochen menghalau serangan ini tanpa menggunakan Pedang Kuno Abyss-nya?     

BOOM!     

Tubuh Zhang Ruochen meledak karena kekuatan Pemahaman Pedang. Kekuatan itu bahkan menyapu seluruh kota-kota air, sampai ratusan meter jauhnya.     

Dalam radius ratusan meter tersebut, semua pedang-pedang yang berada di tangan para ksatria mulai bergetar hebat, sebelum akhirnya melayang ke arahnya.     

"Apa yang terjadi? Pedangku..."     

"Pedangku terbang!"     

...     

Hampir terdapat seratus pedang tempur yang terbang dari segala penjuru dan menuju ke arah Zhang Ruochen. Pedang-pedang itu tampak seperti sebuah pilar istana, sebagaimana pedang-pedang tersebut sedang melayang di atas kepala Zhang Ruochen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.