Kaisar Dewa

Pukulan Naga dan Gajah Prajna



Pukulan Naga dan Gajah Prajna

0"Mencuri Naga Suci."     

Kala itu, pijakan kaki Zhang Ruochen sampai tenggelam ke dalam tanah; ia sedang mengalirkan Tenaga Chi, hingga terdapat berkas-berkas cahaya berwarna emas yang mulai muncul dari jemari tangannya. Lalu, dengan suara sambaran petir yang terdengar mengerikan, maka ia segera melepaskan gerakan keenam dari Pukulan Naga dan Gajah Prajna.     

Dalam hitungan detik, maka suara sambaran petir itu pun terlepas dari pukulannya, hingga akhirnya terdapat seekor naga yang terbang keluar dari sana.     

"Boom!"     

Refining Warrior itu masih berada di tempatnya berdiri, sementara Zhang Ruochen mulai terhempas ke arah belakang. Setelah itu, ia mendarat pada jarak 100 kaki jauhnya, lalu kembali mengambil 10 langkah lagi ke arah belakang, sebelum akhirnya benar-benar berhasil mendapatkan pijakannya kembali.     

Kala itu, ia pun langsung mendapatkan rasa sakit yang luar biasa pada bagian tangan kanannya. Kalau ia belum berhasil menguasai "Bone Refining to Jade", yang memberinya kekuatan tak terbatas hingga tulang-belulangnya sudah berubah menjadi sangat keras, maka bisa dipastikan bila saat pertemuan serangan tersebut terjadi, saat itu tangannya kanannya pasti akan remuk.     

"Kuat sekali! Bahkan jauh lebih kuat daripada tinju milik seorang pertapa normal di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon."     

Zhang Ruochen pun mulai menggunakan Ruang Pergerakan. Lalu, dalam sekejap, maka ia sudah melompat melintasi ruang, dan kembali muncul di hadapan Refining Warrior tersebut.     

Kemudian, dengan kedua tangan di belakang pinggul, maka ia mulai mengamati baja raksasa berbentuk manusia yang berada di hadapannya itu dengan tatapan terkejut.     

Itu hanya satu buah Refining Warrior, namun kekuatannya sudah sangat mengerikan. Jika seseorang mampu menciptakan tentara Refining Warrior, maka akan seperti apa jadinya?     

Meski demikian, bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat sebuah Refining Warrior memang sangat khusus, selain juga inskripsi-inskripsi yang terdapat di dalamnya sangat kompleks. Maka dari itu, bukan hal yang mudah untuk bisa menciptakan makhluk yang seperti itu, meski hanya satu buah.     

Bagaimanapun juga, menciptakan satu buah Refining Warrior akan menghabiskan sumber daya yang besar.     

Refining Warrior itu berkata, "Tadi, saya hanya menggunakan 10% kekuatan. Jika saya melepaskan semua kekuatan saya, maka saya masih bisa bertahan dari seorang Perangai Biksu dalam tiga sampai lima gerakan."     

Zhang Ruochen pun sedikit terkejut, sebelum akhirnya berkata, "Refining Warrior mampu menangkis serangan seorang Perangai Biksu di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon?"     

Seorang Perangai Biksu di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon adalah seorang pertapa paling tangguh di bawah Alam Setengah-Biksu.     

Bagaimanapun juga, satu orang dari mereka sudah cukup mampu untuk menghadapi puluhan pertapa lain di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon.     

Bila bukan seorang Setengah-Biksu itu sendiri, maka tidak ada seorangpun yang bisa mengalahkan mereka.     

Sementara itu, konflik internal yang sedang terjadi pada Red Wish Emissary dan Di Yi merupakan contoh yang baik untuk kasus ini. Sebab, tidak peduli seberapa banyak orang-orang yang berada di sisi mereka, namun para penguasa di Pasar Gelap hanya akan menutup mata mereka.     

Sebab, satu-satunya hal yang tidak bisa mereka toleransi adalah ketika seorang Setengah-Biksu sampai terlibat di dalamnya.     

Bukan hanya di Pasar Gelap, melainkan juga di Daratan Kunlun, yang mana setiap pertempuran dalam memperebutkan ahli waris atau master muda, maka di sana tidak akan ada campur tangan dari seorang Setengah-Biksu.     

Oleh karena itulah, ketika berada pada pertempuran dalam memperebutkan posisi penting, seorang Perangai Biksu di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon beserta dengan para Master Kekuatan Batin yang sudah mencapai puncak level 44, maka jenis orang-orang yang seperti ini akan memiliki fungsi yang sama seperti senjata nuklir. Sebab, mereka dapat menentukan menang atau kalah, saat mereka terlibat dalam pertempuran untuk memperebutkan posisi tersebut.     

Bila tidak, lalu mengapa Red Wish Emissary sampai mau melakukan segala sesuatunya demi memenangkan hati Zhang Ruochen?     

Itu terjadi karena Zhang Ruochen merupakan seorang Master Kekuatan Batin yang sudah mencapai level 44. Dengan sedikit bimbingan, maka sebentar lagi ia pasti akan menjadi sosok unggulan dan berada tepat di bawah level seorang Setengah-Biksu. Meskipun ia masih belum mampu menandingi seorang Perangai Biksu di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon, namun setidaknya ia masih memiliki kemampuan untuk mengguncang salah seorang Emissary yang sudah berada di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon.     

Refining Warrior itu berkata "Istana kekaisaran pernah membuat suatu percobaan khusus. Empat Refining Warrior, dan setiap mereka membawa sebuah Senjata Suci Seratus Inskripsi. Setelah itu, mereka berhasil memasang perangkap dan membunuh seorang Perangai Biksu di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon."     

"Empat buah Refining Warrior? Jangan berkata seperti itu! Sebab, Refining Warrior adalah sebuah senjata terlarang yang dirancang oleh istana kekaisaran. Maka dari itu, ketika kakak saudara tertuaku memberikanmu kepadaku, maka sebenarnya dia sudah melanggar aturan militer. Jika dia memberiku empat buah sejati yang seperti dirimu, meskipun kakak saudara tertuaku adalah sang Biksu Perang, namun dia mungkin masih akan dihukum berat bila sampai ketahuan," kata Zhang Ruochen sambil tertawa.     

Meskipun Refining Warrior tidak mampu menandingi seorang Perangai Biksu di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon, namun baja raksasa itu masih merupakan senjata paling kuat untuk menghadapi seorang Perangai Biksu.     

Tiba-tiba, kobaran api di kedua mata Refining Warrior itu menjadi redup, sebelum akhirnya senjata itu berhenti bergerak sepenuhnya.     

"Apa yang terjadi?"     

Zhang Ruochen mengamatinya lekat-lekat, lalu menemukan bila Kristal Suci yang berada di lubang dadanya sudah menghilang sepenuhnya.     

"Dia hanya menggunakan 10% kekuatannya untuk melepaskan satu kali serangan, namun dia sudah menghabiskan satu buah Kristal Suci kelas pertama. Dia menghabiskan sumber dayanya dengan begitu cepat. Tampaknya satu buah Batu Suci hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan satu pertempuran."     

Zhang Ruochen hanya memiliki satu buah Batu Suci, dan ia masih tidak ingin menggunakannya.     

Semenjak ia telah mendapatkan gambaran terhadap kekuatan Refining Warrior, maka ia tidak perlu lagi menggunakan Batu Suci untuk mengujinya.     

Zhang Ruochen pun menyimpan kembali Refining Warrior tersebut dan berkata pada dirinya sendiri, "Refining Warrior hanya membutuhkan 10% kekuatan untuk membuatku mengalami cedera ringan. Aku harus berlatih gerakan ketujuh dari Pukulan Naga dan Gajah Prajna, sehingga aku bisa mengimbanginya saat dia sedang menggunakan 10% kekuatannya."     

Zhang Ruochen sudah menganalisis hal tersebut, dan alasan mengapa ia sampai kalah dengan Refining Warrior itu adalah bukan karena tingkat pengolahannya yang rendah, namun karena teknik bela diri yang digunakan tidaklah terlampau kuat.     

Sekarang ini, Pukulan Naga dan Gajah Prajna-nya masih mencapai level enam. Maka dari itu, teknik tinju kelas pertama ini masih berada di kelas superior dari Tingkatan Ruh.     

Jika ia mampu mencapai gerakan tinju ketujuh, maka ia bisa meningkatkan level Pukulan Naga dan Gajah Prajna-nya sampai ke Tingkatan Hantu. Jika demikian, maka kekuatan teknik pukulannya juga pasti akan meningkat pesat.     

Pukulan Naga dan Gajah Prajna merupakan teknik bela diri yang cukup terkenal di Sekte Seribu Buddha. Bahkan, teknik itu juga cukup menakjubkan.     

Namun, di antara para jenius yang mempelajarinya di Sekte Seribu Buddha, hanya sedikit dari mereka yang mampu mencapai gerakan ketujuh atau lebih.     

Salah satu alasan yang mendasarinya; pada saat mereka hendak mempelajari gerakan ketujuh, maka maskulinitas di tubuh mereka harus ditingkatkan sebesar 10 kali lipat daripada ukuran normal.     

Lalu, ketika hendak melatih gerakan ke delapan, maka maskulinitas tersebut masih harus ditingkatkan sampai 10 kali lipat lainnya.     

Maka dari itu, hanya ada sedikit orang – sejak era kuno – yang mampu mengembangkan Pukulan Naga dan Gajah Prajna sampai pada gerakan kesepuluh.     

600 tahun yang lalu, seorang jenius dari Sekte Seribu Buddha telah berhasil mencapai gerakan kesebelas dari teknik tersebut.     

Pada saat ia hendak berlatih ke level yang lebih tinggi, namun ia tidak lagi mampu bertahan dari maskulinitas yang berada di dalam tubuhnya. Akibatnya, saat itu tubuhnya mulai terbakar, dan nyaris mati. Tidak ada seorangpun yang tahu kekuatan iblis mana yang digunakan untuk memberi tekanan pada maskulinitasnya, hingga akhirnya ia pun berhasil selamat.     

Setelah itu, akhirnya ia menjadi seorang penghianat Sekte Seribu Buddha. Lalu, ia masuk ke dalam sisi yang gelap, serta memberi dirinya sendiri suatu gelar sebagai "Biksu Iblis Kematian."     

Karena alasan itulah, Pukulan Naga dan Gajah Prajna akhirnya menjadi salah satu teknik pukulan paling terkenal di Sekte Seribu Buddha, karena hanya ada sedikit orang yang berhasil menguasainya. Bagaimanapun juga, tingkat kesulitan dalam mempelajarinya sangat tinggi, hingga kelalaian kecil dapat berujung pada kematian.     

"Sementara itu, gerakan ketujuh dari Pukulan Naga dan Gajah Prajna disebut sebagai "Tungku Naga dan Gajah". Itu merupakan teknik pembeda di antara seluruh set teknik tersebut. Maka dari itu, tidak terhitung jumlah orang yang sudah berusaha untuk mempelajari teknik itu sepanjang hidupnya, namun mereka masih gagal menguasai gerakan ketujuh. Namun, ketika mereka sampai berhasil, maka tingkat maskulinitas di dalam tubuh mereka akan meningkat 10 kali lipat, hingga kekuatan dari teknik pukulan tersebut akan mencapai pada suatu tatanan level yang baru."     

Meskipun sudah mendapatkan suatu pengalaman tertentu, terkait dengan apa yang terjadi pada sosok Biksu Iblis Kematian, namun Zhang Ruochen sama sekali tidak takut akan hal tersebut. Sebaliknya, ia mulai mempelajari gerakan ketujuh tanpa memikirkannya dua kali.     

Hanya karena Biksu Iblis Kematian tidak sanggup melakukan hal tersebut, maka bukan berarti bila Zhang Ruochen juga tidak akan mampu melakukannya.     

Untuk melatih gerakan ketujuh dari Pukulan Naga dan Gajah Prajna, maka seorang ksatria harus pergi ke tempat-tempat maskulin atau tempat yang penuh kobaran api. Lalu, ketika ia sudah mendapatkan stimulasi dari lingkungan luarnya, maka ia dapat menguasai teknik tersebut dengan lebih mudah.     

Dunia Lukisan tidak memiliki tempat yang maskulin, namun masih memiliki tempat yang penuh dengan kobaran api – yakni di dalam tubuh Cyan Fire Xuanwu.     

Meskipun Cyan Fire Xuanwu sudah mati selama – entah kapan – namun bangkainya masih tetap diselimuti oleh api, hingga sampai dapat dijadikan sebagai tungku.     

Kala itu, Zhang Ruochen masuk ke dalam perut Cyan Fire Xuanwu dan duduk bersila di dalam sana. Kemudian, sambil memejamkan mata, maka ia pun mulai mengingat mantra gerakan ketujuhnya. Setelah itu, ia mulai melafalkannya, "Dengan tubuh sebagai tungku dan Chi Yang sebagai api. Di luar latihan adalah tempurung, namun di dalam latihan adalah langit dan bumi itu sendiri..."     

Untuk mempelajari gerakan ketujuh dari Pukulan Naga dan Gajah Prajna, maka seseorang harus mengumpulkan jumlah maskulinitas sampai pada takaran tertentu di dalam tubuhnya. Sebab, ketika gerakan pukulan itu dilepaskan, maka seketika itu pula maskulinitas tersebut akan berubah menjadi seperti api. Dalam sekejap, maka serangan pukulan itu akan mengandung kekuatan api yang dahsyat.     

Tentu saja, adalah hal yang sangat berbahaya untuk meningkatkan maskulinitas sampai 10 kali lipat lebih besar daripada ukuran semula di dalam tubuh seseorang. Sebab, bila sampai terjadi sedikit kecelakaan, maka tubuhnya tiba-tiba bisa terbakar, atau bahkan sampai berubah menjadi hangus.     

Sambil melafal mantra, saat itu Zhang Ruochen pun mulai memperagakan gerakan pukulan ketujuh, sambil menyerap api yang berada di lingkungan sekitarnya.     

Kemudian, setiap kali ia melepaskan pukulannya, maka seketika itu pula terdapat beberapa kobaran api yang mulai berubah menjadi maskulinitas dan di simpan di dalam tubuhnya. Beberapa kobaran api itu disimpan di dalam darahnya, sementara yang lain disimpan di dalam tulang-belulangnya, dan sisanya disimpan di dalam organ-organ inti.     

Setelah berlatih selama tiga hari berturut-turut, maka maskulinitas di dalam tubuh Zhang Ruochen akhirnya telah berkembang 10 kali lipat daripada ukuran normal.     

Kala itu, tubuh Zhang Ruochen berubah menjadi berwarna merah, seperti halnya sebatang besi yang dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi. Ketika diamati dari jarak dekat, maka seseorang bisa menyaksikan bila darah dan daging sedang sama-sama terbakar.     

Untungnya, Zhang Ruochen sudah berhasil menguasai Harta Karun Fisik Three Spirit. Sehingga, tingkat kualitas fisiknya jauh lebih baik daripada seorang Perangai Biksu, dan ia masih mampu bertahan dari 10 kali lipat maskulinitas.     

"Tungku Naga dan Gajah."     

Zhang Ruochen melepaskan pukulannya dengan ganas ke arah gunung yang berada di hadapannya.     

Seketika itu juga, terdengar suara auman naga dan gajah yang sangat kencang. Di waktu yang bersamaan, terdapat cetak pukulan raksasa yang mulai terbang ke udara, sebelum akhirnya menghantam gunung tersebut.     

"Boom!"     

Gunung itu pun berguncang.     

Tidak lama setelahnya, terdengar suara reruntuhan di gunung tersebut. Ada beberapa bagian dari gunung itu yang longsor, hingga berhasil meninggalkan cetak tanda pukulan yang berukuran besar di sebelah sana.     

Sementara itu, bebatuan yang terdapat di sekitar cetak tanda pukulan itu pun mulai menunjukkan tanda-tanda seperti hendak meleleh. Setelahnya, lava pijar mulai mengalir turun dari sana.     

"Satu serangan pukulan telah sanggup menciptakan daya rusak yang seperti itu, bahkan ketika berada pada jarak 1.000 kaki jauhnya. Tidak heran mengapa ini disebut sebagai gerakan ketujuh dari Pukulan Naga dan Gajah Prajna."     

Zhang Ruochen melihat ke arah tangannya sendiri. Setelah itu, senyuman perlahan-lahan mulai menghilang dari wajahnya. Sebaliknya, saat itu ia mulai menggelengkan kepalanya pelan.     

Bagaimanapun juga, ia menghabiskan waktu tiga hari hanya demi mengumpulkan 10 kali lipat maskulinitas di dalam tubuhnya, namun semua itu langsung habis hanya dalam satu kali pukulan.     

Akibatnya, tingkat maskulinitas di dalam tubuhnya sudah kembali pada level yang normal.     

Hal ini menunjukkan bila latihan teknik pukulannya masih gagal.     

Meski demikian, Zhang Ruochen sama sekali tidak merasa kecewa. Apalagi, meskipun ia gagal menguasai teknik pukulan tersebut, namun ia masih bisa melepaskan kekuatan yang besar. Maka dari itu, kalau ia benar-benar sanggup menguasai gerakan ketujuh, akan seperti apa jadinya kekuatan serangan milik lelaki tersebut?     

Zhang Ruochen pun kembali masuk ke dalam perut Cyan Fire Xuanwu dan melanjutkan latihannya.     

Pada percobaan kedua, maka Zhang Ruochen sudah bisa mengumpulkan maskulinitasnya jauh lebih cepat. Sebab, hanya dalam kurun waktu dua hari, maka ia sudah memiliki tingkat maskulinitas dalam jumlah yang cukup seperti sebelumnya.     

Meski demikian, hasilnya masih sama seperti yang terakhir kali, sebab setelah melepaskan satu serangan, maka seketika itu pula semua maskulinitas di dalam tubuhnya langsung menghilang, seperti balon yang sedang mengempis.     

Itu adalah kegagalan yang lainnya.     

Gagal.     

Kembali gagal.     

...     

Setelah mengalami kegagalan lima kali berturut-turut, maka Zhang Ruochen pun akhirnya memilih untuk berhenti dan mulai menganalisis kesalahannya.     

"Ketika Tungku Naga dan Gajah berhasil dilepaskan dengan sempurna, maka semestinya maskulinitas di dalam tubuhku akan terus mengalir seperti air, dan tidak akan pernah habis meski digunakan berkali-kali. Mungkin, aku harus menciptakan sebuah sirkulasi energi vital pada maskulinitas tersebut di dalam tubuhku."     

Seketika itu juga, kedua mata Zhang Ruochen mulai bercahaya. Akhirnya ia bisa mengurai kesalahan yang sudah diperbuat. Untuk lima kali percobaan pertama, ternyata selama itu ia sudah salah memahami sesuatu. Mungkin saja, itu terjadi karena lelaki tersebut terlampau meremehkan tingkat kesulitan dalam mempelajari gerakan ketujuh dari Pukulan Naga dan Gajah Prajna.     

Maka dari itu, ia pun kembali bersemangat saat hendak berlatih pada percobaan yang keenam kalinya. Kemudian, setelah menghabiskan dua hari waktu latihan, maka ia pun akhirnya kembali mendapatkan jumlah maskulinitas yang dibutuhkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.