Kaisar Dewa

Mati?



Mati?

0Wan Zhaoyi menggenggam dekrit kekaisaran di tangannya. Dekrit itu terlihat seperti perwujudan sang Permaisuri Chi Yao itu sendiri – yang sedang menjelajah tempat-tempat di dalam East Region Saint Mansion. Akibatnya, tidak ada seorangpun yang berani menghalangi jalannya, kemanapun perginya cahaya tersebut.     

Sebab, mereka yang berani menghalangi jalannya, maka mereka akan dianggap sebagai seorang pembangkang oleh Permaisuri Chi Yao.     

Kecuali mereka ingin memberontak, jika tidak, bahkan para Biksu pun masih harus minggir ketika sudah berhadapan dengan dekrit kekaisaran.     

Tidak butuh waktu yang lama, sehingga para detasemen Prajurit Berarmor Emas – yang dikepalai oleh Wan Zhaoyi – akhirnya sudah masuk ke dalam taman, hingga benar-benar mengepung Zhang Ruochen.     

Wan Zhaoyi menatap ke arah Zhang Ruochen – yang sedang berdiri di sisi danau – sambil merasa sedikit takjub, karena ia menyaksikan bahwa lelaki muda itu tampak sangat tenang, rileks, dan benar-benar terbebas dari tekanan. Bahkan, kekuatan agung itu sama sekali tidak berhasil mempengaruhinya.     

Bagaimana mungkin seorang pertapa biasa dari Alam Fish-dragon mampu bertahan dari kekuatan sang Permaisuri?     

Bahkan para Prajurit Berarmor Emas yang berada di sana hanya bisa saling bersitatap satu sama lain, karena mereka sedang merasa sulit percaya.     

Alasan mengapa para Prajurit Berarmor Emas tidak sampai terpengaruh oleh kekuatan agung adalah karena armor mereka telah diproduksi melalui upacara pengorbanan, sehingga mereka pun akhirnya dapat bertahan dari tekanan tersebut.     

Akan tetapi, seorang pemuda di hadapan mereka saat ini juga mampu bertahan dari tekanan yang dikirimkan oleh Yang Agung?     

Meski demikian, mereka semua juga tidak tahu bila Zhang Ruochen sudah empat kali berhasil menarik perhatian Utusan Para Dewa, hingga ia pun akhirnya mendapatkan beberapa tanda Dewa di dalam Lautan Chi-nya. Maka dari itu, bagaimana mungkin sebuah dekrit kekaisaran biasa mampu memaksanya untuk berlutut?     

Hanya Wan Zhaoyi yang sepertinya bisa menebak mengapa hal itu bisa terjadi. Setelah itu, ia pun mulai mengamati Zhang Ruochen lekat-lekat sampai beberapa saat. Namun, apa yang ia temukan adalah ekspresi wajah lelaki muda itu sama sekali tidak berubah.     

Tidak banyak pertapa yang mampu bersikap tenang seperti Zhang Ruochen ketika sedang menghadapi situasi yang seperti ini.     

Wan Zhaoyi tertawa dan berkata, "Baiklah, aku tidak terlalu terkejut. Lelaki muda ini ternyata memang sosok yang sedang dicari oleh sang Permaisuri. Dia luar biasa. Cepat rantai dia dan bawa pergi dari sini."     

Dua orang Prajurit Berarmor Emas mulai membawa dua buah rantai besi dan melepaskan dua pedang emas mereka dari sarung masing-masing. Setelah itu, mereka memasang ekspresi dingin di wajahnya, layaknya para utusan dari neraka.     

Rantai besi berwarna putih itu mulai saling berbenturan satu sama lain.     

Bila Zhang Ruochen sampai berani melawan, maka mereka akan menusuknya dengan pedang, tanpa merasa ragu-ragu.     

Namun, Zhang Ruochen hanya bersikap sangat tenang. Bahkan, lelaki muda itu sama sekali tidak berkedip.     

"SNAP!"     

Saat itu. Baik pergelangan tangan dan kakinya pun mulai terantai.     

Dua rantai besi itu mengandung kekuatan spiritual yang bisa menyerap Tenaga Chi di dalam tubuh Zhang Ruochen. Akibatnya, dalam satu kedipan mata, maka rantai-rantai besi itu sudah berhasil mengendalikan Tenaga Chi-nya pada bagian tangan dan kaki.     

Ketika rantai itu berhasil menyerap Tenaga Chi-nya, maka rantai-rantai tersebut langsung memancarkan garis-garis petir, sambil melepaskan suara mendesing yang cukup nyaring.     

Sekarang ini, baik lengan dan betis Zhang Ruochen sama-sama terantai. Jadi, tidak peduli meskipun lelaki itu sudah menguasai "Skin Refining to Gold", namun garis-garis petir tersebut masih mampu membuat kulitnya menjadi gosong.     

Kala itu, Zhang Ruochen mencoba untuk mengalirkan sedikit Tenaga Chi ke bagian lengan kanannya.     

"Ch-ch!"     

Seketika itu juga, rantai besi tersebut langsung menyerap semua Tenaga Chi-nya. Di waktu yang bersamaan, rantai itu melepaskan satu sambaran petir dan mengenai pinggul kanan Zhang Ruochen. Akibatnya, darah segar mulai mengucur keluar dari bagian pinggul kanannya.     

Saat itu, Wan Zhaoyi memberinya peringatan. "Supaya kau tidak melarikan diri, maka rantai-rantai besi ini dapat menyerap Tenaga Chi di kedua lengan dan kakimu, hingga akan menyerangmu balik ketika kau mengalirkan Tenaga Chi. Selain itu, semakin tinggi tingkat pengolahan seorang pertapa, maka semakin kuat pula kekuatan yang dapat dilepaskan oleh rantai-rantai tersebut. Jadi, sebaiknya kau tidak mengalirkan Tenaga Chi-mu, supaya kau tidak akan menderita kesakitan."     

Sekarang ini, dari bagian dalam istana, di sana terdengar suara dari sang Prince Wilayah Timur. "Esok adalah hari pernikahannya. Apa kau tidak bisa menunggu selama satu hari lagi?"     

Wan Zhaoyi mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Mansion Saint Prince. Setelah itu, ia membungkuk dengan kedua tangan yang ditangkupkan ke arah depan. "Sayang sekali, Prince, mustahil bagi kami untuk melanggar perintah Permaisuri."     

Setelah itu, Wan Zhaoyi kembali menegakkan postur tubuhnya dan melambaikan tangan. "Bawa dia pergi dari sini."     

Sebagaimana para Prajurit Berarmor Emas mulai pergi dari sana, maka seketika itu pula kekuatan agung yang memancar di sekitar sana mulai menghilang.     

Wan Ke berjalan ke sisi Biksu Qing Xiao dengan ekspresi serius. Saat itu, ia berkata, "Kakak saudara tertua, aku merasa bahwa ada sesuatu yang sangat salah. Yang Agung bahkan bertindak sampai terlalu berlebihan dengan mengeluarkan sebuah dekrit kekaisaran. Sebab, apa yang dia lakukan bukanlah sesuatu yang besar, benarkan?"     

"Apa kau curiga bila Wan Zhaoyi memalsukan dekrit kekaisaran tersebut?"     

Biksu Qing Xiao menggelengkan kepalanya, sambil berkata, "Memalsukan dekrit kekaisaran merupakan sebuah kejahatan tingkat tinggi, dimana itu bisa membuat sembilan klannya hancur dan musnah. Yang jelas, tidak ada seorangpun yang memiliki nyali sebesar itu. Wan Zhaoyi mungkin adalah sosok yang sangat arogan, namun aku sangat yakin bahwa dia tidak akan punya nyali, apalagi sampai menantang otoritas sang Permaisuri."     

Wan Ke berkata, "Bahkan para penjahat level Biksu sama sekali tidak membutuhkan dekrit kekaisaran dari Yang Agung ketika beliau hendak menangkap mereka. Adik saudara termuda kita memang bertalenta tinggi, namun di mata sang Permaisuri, maka dia tidak lain hanyalah menjadi serpihan debu. Bahkan, dia sama sekali tidak layak untuk disebut-sebut oleh beliau."     

"Apakah itu karena identitasnya sebagai Keturunan Ruang dan Waktu telah terbongkar? Mungkin saja, bahkan sang Permaisuri juga merasa terancam dan ingin menyingkirkannya," kata Zhu Hongtao.     

Wan Ke sekali lagi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Mustahil. Adik saudara termuda kita baru saja membongkar identitasnya sebagai seorang Keturunan Ruang dan Waktu kemarin. Itu hanya satu hari yang lalu. Maka dari itu, mustahil berita yang berasal dari Wilayah Timur telah sampai di Wilayah Tengah hanya dalam periode yang sangat singkat, meskipun berita itu dikabarkan melalui lubang cacing. Dalam kata lain, bahkan sang Permaisuri mungkin sudah membuat dekrit kekaisarannya kemarin lusa."     

Biksu Qing Xiao tampak mengernyitkan dahinya. "Ini memang peristiwa yang sangat ganjik. Sebab, Bank Pasar Bela Diri juga sudah melakukan investigasi menyeluruh pada identitas adik saudara termuda dengan sangat menyeluruh. Sungguh mustahil saat menganggap bahwa dia adalah bagian dari sekte sesat. Jadi, mengapa dekrit kekaisaran tersebut sampai dikeluarkan? Hanya demi mengusik East Region Saint Mansion dan Bank Pasar Bela Diri – apa itu yang benar-benar sedang dipikirkan oleh Yang Agung?"     

Wan Ke berkata, "Aku rasa sebaiknya kita menyampaikan berita ini dan membiarkan para jajaran tinggi dari Bank Pasar Bela Diri untuk memikirkan jalan keluarnya. Sebab, meskipun itu adalah operasi yang dilakukan oleh istana kekaisaran, dan juga pengaruh yang dimiliki oleh Keluarga Chen, namun mereka semua tidak akan pernah sanggup membuat adik saudara termuda kita tetap hidup."     

Biksu Qing Xiao mengangguk dan berkata, "Sepertinya ini adalah satu-satunya jalan keluar."     

Setelah itu, Biksu Qing Xiao, Zhu Hongtao, dan Wan Ke bersama-sama meninggalkan East Region Saint Mansion, dan bergegas kembali ke Akademi Saint.     

...     

…     

...     

Seekor Golden Armor Beast merupakan binatang buas kelas inferior level lima. Binatang itu setinggi 30 kaki, dengan sisik-sisiknya yang sangat tebal. Binatang itu juga memiliki sepasang sayap raksasa di punggungnya, yang ketika direntangkan, maka lebarnya hingga mencapai 100 kaki.     

Hanya para Prajurit Berarmor Emas dari istana kekaisaran yang dapat menunggangi para Golden Armor Beast.     

Sekarang ini, Zhang Ruochen sedang duduk di punggung seekor Golden Armor Beast. Namun, ia sedang dikurung di dalam jeruji besi.     

Tentu saja, jeruji itu sama sekali tidak akan sanggup digunakan untuk mengurung Zhang Ruochen.     

Namun, rantai-rantai yang sekarang ini berada di lengan dan kakinya-lah yang berhasil memberi tekanan pada lelaki tersebut. Akibatnya, ia tidak bisa mengalirkan Tenaga Chi, apalagi melarikan diri.     

Seorang pria berusia 30 tahun dan mengenakan armor emas, sedang duduk bersila di atas kepala seekor Golden Armor Beast. Saat itu, ia menoleh ke belakang dan menatap ke arah Zhang Ruochen sambil tersenyum. "Hanya ada sedikit orang yang mendapatkan kehormatan seperti ini, apalagi perintah itu sampai dikeluarkan langsung oleh sang Permaisuri. Semestinya kau bisa menganggap dirimu sebagai sosok yang beruntung."     

"Oh, benarkah? Apa kau pernah melihat sang Permaisuri secara langsung?" tanya Zhang Ruochen.     

Pria berarmor emas itu seperti merasa sedikit tersentak, sebelum akhirnya mulai menggelengkan kepala. "Sang Permaisuri mungkin tinggal di langit kesembilan. Meskipun kami adalah para penjaga istana kekaisaran, namun kami sama sekali tidak pernah melihat Yang Agung."     

Zhang Ruochen pun mengangguk, dan sekali lagi kembali menutup kedua matanya.     

Itu adalah sebuah perjalanan yang sangat panjang – dari Wilayah Timur sampai menuju ke Wilayah Pusat. Pada umumnya, perjalanan itu membutuhkan waktu beberapa tahun – melewati jalur udara.     

Oleh karena itulah, bepergian melintasi dua ruang membutuhkan saluran khusus seperti lubang cacing.     

Setelah itu, mereka hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk melewati empat Lompatan Ruang, sebelum akhirnya tiba di perbatasan Tanah Suci Wilayah Timur.     

Setelah itu, para iring-iringan tersebut bergegas melewati lubang cacing yang keempat.     

Menurut para Prajurit Berarmor Emas, maka terdapat jarak yang membentang hingga 3.000 kilometer jauhnya dari lubang cacing yang keempat. Selain itu, mereka dapat menghemat waktu selama dua tahun ketika mereka masuk ke dalam lubang cacing tersebut. Terlebih lagi, mereka tidak perlu melintasi Zona Rahasia Tak Berpenghuni – yang terletak di antara Wilayah Timur dan Wilayah Tengah.     

Zona Rahasia Tak Berpenghuni merupakan bentangan wilayah yang sangat luas, hingga berhasil memisahkan Wilayah Timur dan Wilayah Pusat. Bahkan dengan kecepatan yang dimiliki oleh para Prajurit Berarmor Emas, namun mereka masih membutuhkan waktu selama dua tahun untuk melewati zona tersebut, jika tanpa terjadi insiden apa-apa.     

Yang jelas, seorang ksatria biasa tidak akan pernah sampai ke Wilayah Pusat – dari Wilayah Timur – meskipun setelah menghabiskan 200 tahun lamanya dengan melewati zona tersebut.     

Lalu, sebagaimana lubang cacing ini menghubungkan dua wilayah, maka istana kekaisaran sangat mengandalkan lompatan ruang tersebut. Akibatnya, mereka sudah meletakkan kamp-kamp militer di antara pintu masuk dan pintu keluar, dimana itu sebagai langkah pencegahan terhadap apa-apa atau siapa-siapa yang hendak merusaknya.     

Ketika berada di tengah perjalanan, maka saat itu Wan Zhaoyi tiba-tiba merasa sesuatu yang ganjil. Kemudian, ia pun menghentikan flood dragon-nya, dan mulai mengangkat kepalanya untuk mengamati sekitar.     

Sekitar tujuh mil jauhnya, di sana ada seorang elder berpakaian katun – berusia 70 tahunan – sedang berdiri di sudut tebing.     

Dengan kedua mata keriputnya, maka sang elder yang berpakaian katun itu menatap ke arah kejauhan, sambil memaku pandangan matanya pada Zhang Ruochen – yang sedang duduk di belakang punggung Golden Armor Beast. Setelah itu, terdapat senyuman keji yang melintas di wajahnya.     

Zhang Ruochen membuka matanya dan melihat ke arah sang elder yang berada di kejauhan. Saat itu, ia bisa menebak siapa sosok yang datang tersebut. "Jadi, ternyata beliau sudah di sini. Sepertinya aku tidak akan pernah berhasil sampai di Wilayah Pusat."     

Sang Elder adalah Biksu Pedang Nine Serenity.     

Kala itu, kemunculan Biksu Pedang Nine Serenity akhirnya membuat situasi Zhang Ruochen semakin pelik. Meski demikian, ia sama sekali tidak panik. Sebaliknya, ia mencoba untuk bersikap tenang, dan berusaha mencari cara agar dapat melarikan diri.     

Meskipun Tenaga Chi yang terdapat di lengan dan kakinya sama-sama disegel, namun Kekuatan Batin-nya tidak. Yang jelas, tidak sulit baginya untuk keluar dari jeruji besi tersebut.     

Namun, yang menjadi sebuah pertanyaan penting, akankah ia berhasil lolos dari Wan Zhaoyi dan Biksu Pedang Nine Serenity atau tidak, meskipun ia mampu menggunakan Kekuatan Batin untuk menghancurkan jeruji besi tersebut.     

Yang jelas, saat ini ia tidak bisa bertindak gegabah. Di waktu yang bersamaan, ia harus mencari kesempatan yang pas untuk melarikan diri.     

"Roar!"     

Seekor flood dragon milik Wan Zhaoyi bisa merasakan datangnya bahaya, sehingga naga tersebut akhirnya merasa gelisah. Setelah itu, terdapat dua hembusan dingin yang keluar dari lubang hidungnya, yang mana hal itu samar-samar terdengar seperti auman naga.     

Saat itu, Wan Zhaoyi tidak mampu mengendalikan binatang buasnya, sehingga naga itu terus saja bergerak mundur.     

Meski demikian, Wan Zhaoyi masih dapat bersikap dengan tenang. Saat itu, ia mulai memobilisasi Energi Chi dari langit dan bumi, sebelum akhirnya bertanya ke arah pria tersebut, "Junior ini adalah Wan Zhaoyi. Bagaimana saya memanggil Anda, Tuan?"     

Biksu Pedang Nine Serenity berdiri tegak seperti paku, sebelum akhirnya melepaskan gelombang suara yang melintasi bermil-mil jauhnya. "Berikan Zhang Ruochen kepadaku. Setelah itu, kalian semua boleh pergi."     

"Apa senior tahu bahwa Zhang Ruochen merupakan sosok yang diinginkan oleh sang Permaisuri?" Wan Zhaoyi bertanya pelan.     

"Aku tidak peduli siapa yang menginginkannya. Hari ini, aku harus merenggut nyawanya!"     

"Swoosh!"     

Sosok Biksu Pedang Nine Serenity melesat, sebelum akhirnya benar-benar menghilang.     

Wan Zhaoyi juga paham bila pria itu memiliki tingkat pengolahan yang tinggi, dan ia pun tidak akan mampu menandinginya. Sehingga, ia segera mengeluarkan dekrit kekaisaran untuk mengalahkan pria tersebut – dengan mengandalkan kekuatan yang tersembunyi di baliknya.     

Namun, Wan Zhaoyi hanya berhasil membuka gulungan dekrit kerajaan itu sampai setengah terbuka, sebelum akhirnya tiba-tiba terdapat sebuah pilar pedang Chi raksasa – yang diselimuti api – sedang menghujam turun dari langit, dan menghantam tanah.     

"Teknik pedangnya sangat cepat!"     

Ekspresi wajah Wan Zhaoyi pun berubah, dan ia segera melesatkan dirinya sendiri sampai pada jarak 3 mil jauhnya.     

Dalam radius 3 mil tersebut, maka pedang Chi raksasa itu akhirnya mendarat – di tempatnya berdiri sebelumnya – sambil mengeluarkan suara ledakan yang sangat keras.     

Ketika Wan Zhaoyi menoleh ke arah belakang, saat itu ia hanya melihat batu-batu dan lumpur yang sudah meleleh di tengah-tengah lubang pedang Chi tersebut. Bahkan, lubang itu membentuk sebuah danau lava, yang memancarkan hawa panas.     

Serangan pedang itu sangat mengerikan.     

Jika ia tidak bereaksi dengan sangat cepat, maka bisa dipastikan bahwa dirinya akan terluka parah.     

Kala itu, ekspresi wajah Wan Zhaoyi berubah menjadi muram. Sebab, ia jarang bertemu dengan seorang master tangguh ketika ia pertama kali berlatih Seni Bela Diri. Namun kali ini, teknik pedang yang dilepaskan oleh pria tersebut, baik dalam segi kecepatan dan kekuatannya, ternyata sama-sama mencapai tingkatan tertinggi.     

"Swosh!"     

Bayangan Wan Zhaoyi melintas. Saat itu, ia berdiri di sudut danau lava dan mendarat di atas tanah.     

Kala itu, ia menyaksikan bahwa serangan pedang tersebut sudah menghancurkan para Prajurit Berarmor Emas dan Zhang Ruochen sampai berubah menjadi abu. Bahkan seekor flood dragon tunggangannya juga meregang nyawa karena serangan Pedang Chi.     

Karena naga itu memiliki tingkat pengolahan yang tinggi, maka tubuhnya tidak hancur. Akibatnya, tulang-belulangnya masih tampak jelas di dalam danau lava, yang perlahan-lahan mulai tenggelam.     

"Kau merupakan salah satu dari Tiga Biksu Pedang mana di Wilayah Timur?" Wan Zhaoyi terdengar sangat marah. Sambil menatap ke arah sekitar, saat itu ia berteriak kencang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.