Kaisar Dewa

Memperebutkan Wanita yang Sama



Memperebutkan Wanita yang Sama

0Ingatan tentang bagaimana Zhu Hongtao menampar wajah Setengah-Biksu Sandao sampai menjadi sedemikian rupa masih terngiang jelas di benak semua orang. Seorang Setengah-Biksu baru saja dipukuli habis-habisan. Maka dari itu, mereka semua merasa tercengang ketika melihat ada orang lain lagi yang berani mencuri sang pengantin dari seorang murid Biksu Pedang.     

Saat ini, Bu Qianfan sedang berdiri tegak dan tegas, hingga membuatnya terlihat sangat keren ketika sedang berhadapan dengan Zhang Ruochen dan Huang Yanchen.     

Lelaki itu terlihat seperti orang yang sedang tergila-gila karena cinta, sebab ia sedang memandang ke arah Huang Yanchen dengan kedua mata bulatnya, yang seakan-akan berkata bahwa seisi dunianya sedang ditujukan kepada gadis tersebut.     

Di sisi lain, Zhang Ruochen, yang sedang berdiri di antara Bu Qianfan dan Huang Yanchen, malah terlihat seperti orang ketiga yang akan menghalangi cinta kasih mereka, hingga membuat mereka berpisah satu sama lain.     

Sebagaimana para penonton mulai menyaksikan peristiwa tersebut, maka semua orang bisa merasakan bahwa Bu Qianfan benar-benar sudah jatuh cinta kepada Huang Yanchen. Yang jelas, lelaki itu sengaja datang kemari hanya untuk mengungkapkan perasaan cintanya kepada gadis tersebut. Bahkan, tindakannya sudah benar-benar di luar batas wajar, sebagaimana pria tersebut sungguh-sungguh ingin mencuri sang pengantin.     

Bagi seorang pria dan wanita yang sama-sama sedang jatuh cinta, maka hal itu adalah tindakan yang normal dan natural.     

Tindakan Bu Qianfan bisa dimaafkan selama ia mampu mengungkapkannya dengan sungguh-sungguh. Apalagi, tidak ada yang salah perihal rasa cinta terhadap orang lain. Maka dari itu, hal tersebut masih bisa diterima ketika Bu Qianfan sedang melakukan hal-hal gila atas nama cinta.     

Bahkan sosok barbar seperti Zhu Hongtao, saat itu hanya bisa membuka mulutnya lebar-lebar. Apa yang bisa dilakukan olehnya hanya menggosok pipinya sendiri, sambil mulai menimbang-nimbang sesuatu.     

Bagaimanapun juga, ia memilih untuk menghajar Setengah-Biksu Sandao karena pria itu termasuk seorang superior dari generasi tua.     

Seorang superior senior yang ikut campur dengan urusan pernikahan generasi muda seharusnya memang pantas diberikan sebuah pelajaran.     

Namun, Bu Qianfan hanyalah seorang lelaki muda berusia 20 tahunan. Meskipun ia selalu bersikap barbar, namun Zhu Hongtao pun masih merupakan seorang Biksu – jadi ia sama sekali tidak bisa mencampuri urusan generasi muda.     

Para generasi muda sudah seharusnya menyelesaikan permasalahan mereka sendiri.     

Itu akan melanggar aturan bila para elder berusaha untuk ikut campur di dalamnya. Sebab, mereka tidak hanya akan dihina, melainkan juga hal tersebut sama sekali tidak mencerminkan tindakan yang bijak.     

Maka dari itu, sekarang ini, segala sesuatunya sudah terserah kepada Zhang Ruochen, tentang bagaimana ia akan menyelesaikan masalah ini.     

Dalam hal kepopuleran, baik Bu Qianfan dan Zhang Ruochen adalah sama-sama merupakan putra kesayangan Dewa di Wilayah Timur. Dalam hal talenta, maka mereka berdua juga pernah mencapai Tingkatan Tertinggi di Empat Alam Mortal. Lalu, dalam hal penampilan, maka mereka berdua juga sama-sama tampan dengan ciri khasnya masing-masing.     

Selain itu, latar belakang keluarga mereka juga bisa disejajarkan.     

Salah satu pihak menjadi ahli waris Keluarga Biksu Bu, sementara pihak yang lain menjadi murid sang Biksu Pedang.     

Sekarang ini, Keluarga Biksu Bu sedang naik daun dan sangat populer. Bahkan, keempat Keluarga Biksu Tangguh – Xu, Xi, Zuo, dan Shen – ketika digabung menjadi satu, maka mereka masih belum mampu menandinginya.     

Zhang Ruochen dan Bu Qianfan sama-sama bisa dikategorikan sebagai pemuda terbaik di Wilayah Timur. Dan sekarang ini, mereka berdua sedang bertengkar hanya demi memperebutkan wanita yang sama.     

Maka dari itu, semua putri kesayangan Dewa dari Keluarga Chen mulai menjadi gila karena sedang terbakar oleh api cemburu.     

"Huang Yanchen bahkan tidak sanggup menandingi kecantikan, talenta, dan derajatku. Mengapa Zhang Ruochen, sang murid Biksu Pedang, dan Bu Qianfan, sosok ahli waris Keluarga Biksu Bu, keduanya bisa sama-sama tergila-gila pada wanita itu?" Chen Lingchan menggertakkan giginya dan menghentakkan kakinya keras-keras karena merasa kesal.     

"Wanita itu adalah apa yang disebut sebagai seekor rubah. Sebab, talenta apa lagi yang dia miliki, selain hanya menggoda pria?" seorang putri kesayangan Dewa dari Keluarga Chen juga ikut berkomentar, sambil merasa frustasi.     

Ketika melihat tingkah laku Bu Qianfan yang sudah tidak masuk akal, maka seketika itu pula Zhang Ruochen sudah tidak perlu lagi bersikap sopan kepadanya.     

Sebagaimana Zhang Ruochen perlahan-lahan mulai melepaskan Kekuatan Batin-nya, maka seketika itu Energi Chi dari langit dan bumi di sekitarnya mulai bergerak naik dan turun seperti halnya sirkulasi gelombang.     

Setelah itu, terdapat aliran berwarna ungu yang muncul dari balik sepatunya. Di sana, terlihat beberapa ular aneh yang mulai merangkak naik, hingga perlahan-lahan menyelimuti area seluas 10 meter.     

Zhang Ruochen sedang melepaskan aura yang mengintimidasi, sebagaimana ia mulai memaku pandangan matanya ke arah Bu Qianfan. "Saudari senior seperguruan Yanchen adalah tunanganku. Siapapun yang berniat untuk mencurinya dariku, maka seketika itu pula dia akan menjadi musuhku. Kau tahu, aku tidak akan pernah mengampuni musuhku," katanya.     

"Swoosh!"     

Ketika Zhang Ruochen sedang mengatakan hal tersebut, maka seketika itu pula aliran gelombang di atas tanah mulai merangkak naik dan berubah menjadi sebuah kabut berwarna ungu, sebelum akhirnya berkumpul dan membentuk bayangan ilusi seekor Naga Suci. Bayangan ilusi sang Naga Suci itu berdiri di depan Zhang Ruochen, sambil mulai mengeluarkan auman.     

Saat itu, rambut di kepala Zhang Ruochen mulai terangkat, hingga lengan bajunya juga tampak berkibar-kibar.     

Fluktuasi energi yang berhasil diciptakan oleh bayangan ilusi sang Naga Suci itu bukanlah berasal dari kekuatan fisik, melainkan bentuk energi yang berhasil diciptakan oleh Kekuatan Batin. Yang jelas, ini merupakan sebuah tanda peringatan yang sedang dikirimkan oleh Zhang Ruochen kepada Bu Qianfan – agar lelaki itu berhenti mencoba peruntungannya.     

Semua ksatria muda yang berasal dari Keluarga Chen dan keempat Keluarga Biksu Tangguh tiba-tiba terhempas ke sisi belakang karena ledakan energi tersebut. Bagi mereka, maka sang Naga Suci yang berdiri di hadapannya tersebut sangatlah mengintimidasi, hingga mampu menakuti mereka sampai relung hati terdalam.     

"Karena Zhang Ruochen berhasil mengumpulkan Kekuatan Batin untuk membentuk seekor bayangan naga petir, maka dia pasti sudah mencapai level 42 dalam hal Kekuatan Batin."     

"Bagaimana mungkin? Bukankah Zhang Ruochen hanya berfokus pada Seni Bela Diri-nya? Bagaimana mungkin dia berhasil mencapai level 42 dalam hal Kekuatan Batin, apalagi di usia yang semuda itu? Hanya para pemuda dari Federasi Inskripsi dan Candi Bumi – yang memang merupakan para jenius Kekuatan Batin – yang dapat mencapai level 42 dalam Kekuatan Batin ketika berada di usia yang masih terbilang muda seperti itu."     

Setengah-Biksu dari keempat Keluarga Biksu Tangguh hanya mampu bertukar pandangan, karena mereka sama-sama sedang merasa takjub.     

Itu terjadi karena sosok terkuat yang terdapat di masing-masing kelompok mereka hanya mempunyai Kekuatan Batin level 42.     

Maka dari itu, Kekuatan Batin yang dilepaskan oleh Zhang Ruochen telah berhasil membuat semua orang menjadi terkesiap.     

Huang Yanchen berjalan mendekati Zhang Ruochen dari arah belakang, sambil merentangkan tangan putihnya, lalu menggenggam tangan Zhang Ruochen erat-erat. Setelah itu, mereka berdua pun mulai berdiri bersisian.     

Kala itu, tindakan tersebut sudah menjadi penegasan untuk semua orang bahwa wanita itu adalah tunangan Zhang Ruochen, sementara Bu Qianfan hanyalah sosok pembuat masalah.     

Zhang Ruochen melirik ke arah Huang Yanchen dan tersenyum ramah.     

Ketika menyaksikan gestur intim yang dilakukan oleh Huang Yanchen, maka seketika itu pula Bu Qianfan terlihat seperti orang yang baru saja patah hati. Kemudian, ia mengeluarkan kipas lipatnya dan berkata dingin, "Jika demikian, maka mari kita bertarung. Jika kau kalah, maka kau harus memberikan Nona Yanchen kepadaku."     

Bu Qianfan sebenarnya berusaha untuk menjebak Zhang Ruochen.     

Sebab, entah ia mampu mengalahkan Bu Qianfan atau tidak, namun ia akan tetap kalah dalam pertarungan tersebut, tepat pada saat ia setuju untuk bertarung dengannya.     

Bagaimanapun juga, Huang Yanchen adalah tunangan resmi Zhang Ruochen. Maka dari itu, bukan hal yang bijak saat ia menjadikan tunangannya sendiri sebagai objek taruhan.     

Yang jelas, itu benar-benar merupakan sebuah tindakan cerdik yang dilakukan oleh lawannya.     

Meski demikian, Zhang Ruochen juga tidak ingin jatuh ke dalam perangkap Bu Qianfan. "Kau akan sangat menyesali hal tersebut, bila kau tetap ingin mengusik kami," katanya dingin.     

"Tapi aku benar-benar ingin bertarung."     

Terdapat senyuman tipis yang melintas di wajah Bu Qianfan, sebagaimana ia sudah siap untuk bertarung.     

Saat itu, ia diam-diam mengalirkan Tenaga Chi ke dalam lengannya. Sebagaimana Tenaga Chi itu sudah mengalir ke ujung jarinya, maka seketika itu pula ia langsung menyerang dengan menggunakan kipas lipatnya.     

"Luo Tian's Ninth Technique."     

Kipas lipat itu terbang di udara dan terbagi menjadi sembilan Penggaris Permata, dengan sembilan jejak misterius di belakangnya. Setiap Penggaris Permata itu mengarah ke bagian-bagian vital di tubuh Zhang Ruochen.     

Setiap Penggaris Permata merupakan sebuah pedang tajam yang melepaskan sembilan jejak pedang Chi. Di waktu yang bersamaan, pedang Chi itu mulai membelah udara, hingga menciptakan suara 'swish swish' karena pengaruh gesekan yang cepat tersebut.     

Kala itu, terdapat 81 bayangan penggaris yang sedang menerjang ke arah bayangan ilusi sang Naga Suci. Setelah itu, Bu Qianfan menggabungkan semua penggaris itu menjadi satu, sebelum akhirnya mengarahkannya ke bagian perut Zhang Ruochen.     

Saat itu, semua penonton sedang menahan nafasnya masing-masing.     

Sebab, tidak ada seorangpun yang pernah menyangka bahwa Bu Qianfan sanggup mengendalikan sembilan penggarisnya untuk memproduksi sembilan serangan sekaligus.     

Keterampilan itu sendiri sudah cukup mampu mengalahkan serangan gabungan dari Keluarga Chen dan keempat Keluarga Biksu Tangguh.     

Bagaimanapun juga, Bu Qianfan merupakan salah satu dari Enam Raja Muda di generasi baru Wilayah Timur. Maka dari itu, ia memiliki kapabilitas yang besar dan juga memiliki keterampilan yang tinggi.     

Meski demikian, Zhang Ruochen tidak berusaha untuk menghindar. Sebaliknya, pada saat sembilan penggaris permata itu sudah berada di jarak tiga kaki dari tempatnya berdiri, maka seketika itu pula ia hanya merentangkan satu tangan, sambil memberikan sedikit tekanan ke arah depan.     

"Ch-ch!"     

Kala itu, Energi Chi dari langit dan bumi telah berhasil diubah olehnya hingga menjadi garis-garis petir, sebelum akhirnya berubah lagi menjadi sebuah tameng berwarna ungu.     

Sebagaimana Sembilan Penggaris Permata itu mulai menghantam tameng petir tersebut, maka seketika itu pula gerakannya menjadi lambat, hingga akhirnya hanya melayang-layang di udara.     

"Crack!"     

Semua Penggaris Permata itu jatuh ke atas tanah, tepat pada saat Zhang Ruochen kembali menarik tangannya.     

"Dispiriting Knife Technique."     

Bu Qianfan, yang sudah melangkahkan kakinya di belakang Sembilan Penggaris Permata, mulai melompat ke udara, sambil merentangkan tangan kanan, dan melepaskan teknik broadsword kelas rendah dari Tingkatan Hantu.     

Di sisi lain, ia hanya mengenakan sebuah sarung tangan berwarna putih – yang terbuat dari sisik-sisik binatang.     

Saat itu, kelima jarinya tampak seperti lima buah bilah pisau.     

Sebagaimana ia mulai merentangkan tangan ke arah depan, maka seketika itu pula empat cahaya lingkaran mulai memancar dari bagian permukaan sarung tangan putihnya.     

Dengan satu lingkaran cahaya tersebut, maka saat itu kekuatan pukulan Bu Qianfan sudah meningkat dua kali lipat.     

Lalu, dengan empat lingkaran cahaya, maka kekuatan pukulan Bu Qianfan telah meningkat sebesar enambelas kali lipat.     

Meskipun ia hanya merentangkan tangannya ke arah depan, namun kekuatan yang terkandung di dalamnya sangat mengerikan. Setelah itu, terdapat sebuah bayangan berbentuk pisau raksasa – berukuran tiga kaki – yang muncul di udara.     

Zhang Ruochen pun mengernyitkan dahinya.     

Lelaki itu tidak akan terkejut bila ternyata tingkat pengolahan Bu Qianfan sudah mencapai Perubahan Pertama dari Alam Fish-dragon.     

Namun, Bu Qianfan tampaknya jauh lebih kuat daripada sosok di Perubahan Pertama dari Alam Fish-dragon. Yang jelas, itu berada di luar dugaan Zhang Ruochen terhadap kapabilitas yang dimiliki oleh Bu Qianfan.     

Meski demikian, ia sudah pernah sekali waktu bertarung melawan Bu Qianfan. Meskipun saat itu mereka berdua sama-sama belum menunjukkan kekuatan maksimalnya, namun Zhang Ruochen setidaknya sudah mendapatkan gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan Bu Qianfan.     

"Apa saat itu dia sengaja menyembunyikan kekuatannya?"     

Zhang Ruochen pun mulai merasa cemas.     

Akan tetapi, meskipun kekuatan Bu Qianfan sekarang ini sudah berada jauh dari perhitungan yang semula diyakini oleh Zhang Ruochen, namun ia sama sekali tidak merasa takut.     

Faktanya, Zhang Ruochen sudah mencapai Perubahan Kedua dari Alam Fish-dragon. Itu terlalu berlebihan, sebab meskipun Zhang Ruochen masih berada di Perubahan Pertama dari Alam Fish-dragon, namun ia juga masih mampu menang, kecuali jika Bu Qianfan masih menyembunyikan kartu andalannya. Yang jelas, jika ia tidak punya kartu andalan lain, lalu bagaimana mungkin ia dapat membunuh Zhang Ruochen?     

Zhang Ruochen mengatupkan bagian jari telunjuk dan jari tengahnya untuk menciptakan sebuah pedang jari, sebelum akhirnya mengumpulkan kekuatan Hati Pedang ke dalam ujung jarinya.     

Saat itu, terdapat riak-riak energi yang mulai memancar dari kedua jarinya.     

"Swish!"     

Dengan kecepatan kilat, maka seketika itu juga Zhang Ruochen melepaskan serangannya ke arah Bu Qianfan.     

"Sarung tangan yang dikenakan di tangan kanan Bu Qianfan adalah sebuah senjata yang mematikan. Apa Zhang Ruochen tidak takut kalau jarinya akan patah ketika menghadapi serangan Bu Qianfan dengan cara yang seperti itu?"     

"Tampaknya bukan hanya jari, melainkan juga sekujur tangannya pasti bisa hancur."     

Semua orang mulai merasa gugup dan khawatir terhadap keselamatan Zhang Ruochen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.