Kaisar Dewa

Melukai Yuan Ying dengan Satu Kali Serangan



Melukai Yuan Ying dengan Satu Kali Serangan

0Es yang berada di sekitar mulai meleleh dan semua ksatria dari Alam Surga perlahan-lahan mendapatkan kesadarannya kembali.     

Mereka melompat dari atas air dan mendarat di atas bongkahan-bongkahan es yang ada di sekitar.     

Tubuh mereka masih membeku dan Ruh Darah mereka masih belum mengalir dengan lancar, namun Tenaga Chi mereka perlahan-lahan mulai kembali, dan membuat tubuh mereka berangsur-angsur menjadi hangat.     

Udara dingin yang berada di sekitar sungguh mematikan, sehingga darah dan otot-otot mereka menjadi sepenuhnya beku. Tanpa kekuatan Kekuatan Biksu yang menghilangkan hawa dingin tersebut, maka mereka semua mungkin akan mati membeku.     

Lalu bagi para ksatria yang berada di bawah Alam Surga, meskipun mereka telah terbebas dari es, namun tubuh mereka terluka parah oleh hawa dingin, sehingga mereka semua masih berada dalam situasi koma.     

Ketika menyaksikan seorang wanita dengan pakaian kerajaan itu, maka pupil mata Yuan Ying mulai berkontraksi. Ekspresi wajahnya berubah, dan ia segera menarik tangannya dari dada Zhang Ruochen.     

Lima cakar putih keluar dari jemarinya dan memancarkan aura dingin yang mengerikan.     

Yuan Ying bergerak cepat namun wanita itu masih lebih cepat.     

Ketika berdiri di jarak 333 meter jauhnya dari Yuan Ying, maka ia hanya memandang lawannya dingin dan menudingkan telunjuk kanannya. Dalam satu detik, maka Pedang Suci yang berada di punggungnya pun mulai terbang dan berubah menjadi sebuah ledakan cahaya – yang mengarah ke Yuan Ying.     

"Swoosh!"     

Cahaya itu seperti sambaran petir atau sebuah bintang jatuh, dengan suara yang menusuk telinga, dan sanggup mengguncang Energi Chi langit dan bumi.     

Bahkan Yuan Ying tidak berani bertarung melawan pedang itu secara langsung. Sehingga, ia harus kembali menarik tangannya dan menghindar.     

Meskipun Yuan Ying berhasil lolos, namun kali ini Di Yi tidak beruntung.     

PHHT!     

Pedang itu menghujam jantung Di Yi, sebuah jantung yang baru saja dipasang. Pada akhirnya, jantung Setengah-Biksu itu terbang bersamaan dengan Pedang Chi.     

Di Yi hanya bisa merasa dingin di dadanya. Kemudian, rasa sakit yang besar mulai memeluk tubuhnya. Kemudian, ia menatap ke arah bawah, dan hanya menemukan bahwa terdapat sebuah lubang berdarah yang mengerikan di dadanya.     

Sekujur tubuhnya pun menggigil, dan ia merentangkan tangan ke arah jantung Setengah-Biksu. Kemudian, ia berkata, "Jantung Setengah-Biksu... milikku... milikku..."     

Jantung Setengah-Biksu itu terbang memutar dan berada di dalam jangkauan wanita tersebut. Jantung itu melayang-layang di atas telapak tangan kirinya, dan terlihat berdetak-detak.     

Pedang Suci tampak berputar-putar di atas kepalanya, dan menggugurkan percik-percik cahaya, yang mana hal tersebut membuatnya tampak suci dan elegan.     

Wajah Di Yi berubah pucat. Dengan tangan yang gemetar, maka ia mencengkram lengan Yuan Ying dan bergumam, "Elder.. bantu aku... ambilkan jantung Setengah-Biksu milikku... tolong..."     

Wajah Yuan Ying tampak muram. Ia menatap wanita itu seakan ia sedang berhadapan dengan seorang lawan yang tak tertandingi. Tiba-tiba, ia menggelengkan kepalanya dan berseru, "Ayo pergi!"     

Lawannya itu terlampau tangguh, dan Yuan Ying juga sedikit merasa ketakutan.     

Lalu, ia menggulung lengan bajunya dan melindungi Di Yi beserta Tujuh Emissary Pembunuh dengan menggunakan satu lapis cahaya suci. Kemudian, ia terbang menuju ke awan gelap.     

"Masih ingin kabur?"     

Wanita itu mengernyitkan dahi dan kembali menebaskan pedangnya.     

Pedang Suci itu berubah menjadi ledakan cahaya putih dan melesat ke arah Yuan Ying layaknya sebuah pelangi berwarna putih.     

Sambil berdiri di atas awan gelap, maka Yuan Ying tiba-tiba menghadap ke belakang. Lalu, tanda sabit berwarna ungu di dahinya mulai menyala. Tidak lama setelahnya, itu berubah menjadi besar dan berbenturan dengan pedang.     

BOOM!     

Terdengar suara yang cukup kencang.     

Tapi pedang itu sangat tangguh. Sehingga, tidak ada apapun yang bisa menghentikannya. Pedang itu menusuk bulan ungu dan langsung mengarah ke perut Yuan Ying.     

PHHT!     

Yuan Ying terlempar ke belakang oleh karena Pedang Suci, sehingga jubah abu-abunya menjadi robek, dan menampakkan armor perak yang dikenakan.     

Tetesan-tetesan Darah Suci mulai mengalir dari dalam lukanya.     

Yuan Ying segera menggunakan Chi Suci-nya untuk menghentikan pendarahan. Kemudian, ia menggunakan teknik spesial dan menghilang di udara, bersama dengan Di Yi dan Tujuh Emissary Pembunuh.     

Awan gelap itu menghilang, sehingga langit biru dan sinar matahari kembali sampai ke bumi.     

"Swoosh!"     

Sambil diselimuti oleh darah merah, maka Pedang Suci itu kembali ke dalam sarung pedang yang berada di punggungnya.     

Di Sungai Tongming, maka seluruh ksatria yang berada di sana menjadi sangat terkejut. Mereka semua sedang menatap ke arah wanita itu dengan hormat dan takjub.     

"Salam, Setengah-Biksu."     

Seorang Elder berjubah perak dari Sekolah Pasar Bela Diri membungkuk dengan satu lutut, sebelum akhirnya bersujud.     

Bersujud di depan seorang Setengah-Biksu adalah bukan hal yang memalukan.     

Lebih jauh, wanita ini bahkan sangat tangguh, sehingga ia sanggup melukai Yuan Ying hanya dengan satu kali serang. Selain itu, ia juga telah menyelamatkan nyawa mereka.     

Kemudian, para ksatria lain juga melakukan hal yang sama. Mereka semua bersujud di tanah dan berkata, "Terima kasih telah menyelamatkan kami!"     

"Bangunlah, para ksatria."     

Wanita ini tampak dingin dan penuh kebanggaan, bahkan suaranya terdengar santai.     

Chen Ying, Master Istana dari Sekolah Pasar Bela Diri, berjalan di atas air dan mendekati wanita tersebut. Kemudan, ia berkata dengan intonasi terkejut, "Liuli, aku... aku kira kau terperangkap di dalam Nether Relic! Kami mengirim banyak orang untuk mencarimu, tapi tidak ada seorangpun yang bisa menemukanmu. Aku kira kau..."     

Wanita itu adalah Chen Liuli, yakni adik Chen Yung dan ibu kandung Huang Yanchen.     

Tujuh tahun yang lalu, Chen Liuli dan beberapa ksatria lain pergi menuju ke Nether Relic untuk mencari sebuah harta karun legendaris, yakni Lonceng Nether. Namun, mereka kehilangan kontak dengan para keluarganya. Keluarga Chen dan Komandan Pangeran Qianshui telah mengirimkan master – tidak terhitung jumlahnya – untuk mencari mereka di dalam relic tersebut, namun mereka tidak menemukan apa-apa. Sebaliknya, ada begitu banyak master yang harus kehilangan nyawanya sendiri ketika masuk ke dalam relic.     

Semua orang percaya bahwa wanita itu telah mati di dalam relic. Jadi, setelah setengah tahun, maka pencarian tersebut pun dihentikan.     

Tapi tidak ada seorangpun yang bisa membayangkan jika tujuh tahun kemudian, dia akan kembali!     

Ketika berdiri di sebelah Chen Liuli, maka Huang Yanchen mengamati ibunya. Ia pun hanya bisa menangis. Kemudian, ia memegangi ibunya dan mulai terisak, "Ibu, kau... kau akhirnya kembali! Beberapa tahun ini... tanpamu... aku..."     

Suaranya terpotong oleh tangisan.     

Kedua mata Chen Liu tampak melembut. Kemudian, ia memeluk Huang Yanchen, dan mengelus-elus punggungnya, seraya berkata pahit, "Yanchen, aku ingat saat aku meninggalkanmu, kau hanyalah seorang gadis kecil berusia sekitar sepuluh tahun. Lihat, kau telah bertumbuh menjadi begitu tinggi setelah tujuh tahun! Beberapa tahun belakangan, pamanmu pasti telah menjagamu dengan baik, dimana itu pasti membuatnya mendapatkan begitu banyak masalah. Sekarang, karena aku telah di sini, maka aku akan membawamu kembali ke Keluarga Chen!"     

Huang Yanchen mengangguk dan berkata pelan, "Sebelum kembali, aku ingin kau bertemu seseorang."     

"Siapa?" tanya Chen Liuli.     

Huang Yanchen menjadi sedikit malu-malu. Kemudian, ia mencari-cari di sekitar dengan kedua mata biru kerajaannya, seakan ia sedang mencari seseorang.     

Namun, ia tidak menemukan orang tersebut.     

Bagaimana mungkin?     

"Dimana Zhang Ruochen?" tanya Huang Yanchen.     

Baru pada saat ini akhirnya orang-orang menyadari jika Zhang Ruochen sudah pergi.     

Wajah Huang Yanchen pun berubah warna. Lalu, ia bertanya gelisah, "Apa dia dibawa oleh Iblis Yuan Ying?"     

Chen Ying menggelengkan kepala dan membalas, "Tidak. Aku melihat dengan jelas bahwa Yuan Ying hanya membawa Di Yi dan Tujuh Emissary Pembunuh. Terlebih lagi, dia sedang terluka parah. Tidak mungkin dia kembali lagi kemari."     

Chen Xier berkata, "Sepupu, setelah Iblis Yuan Ying kabur, aku melihat Zhang Ruochen juga bergegas pergi."     

"Dia pergi?"     

Huang Yanchen mengernyitkan dahinya karena marah.     

Calon ibu mertua baru saja menyelamatkannya, namun ia hanya pergi begitu saja tanpa mengucapkan terima kasih. Itu sungguh tidak sopan. Apa dia tidak takut meninggalkan kesan yang buruk pada calon ibu mertuanya?     

Tapi mengapa dia bergegas pergi? Kemana perginya?     

...     

Istana Yunwu Commandery.     

Komandan Pangeran Yunwu duduk di singgasana, ia tampak sedang membaca berita.     

Di meja emasnya, ada sebuah wadah berwarna ungu keemasan berkaki tiga. Terdapat asap berwarna ungu yang keluar dari wadah tersebut, dan mengeluarkan aroma wangi.     

TAP! TAP!     

Dengan elegan, Ratu melangkahkan kaki dan mendekati Komandan Pangeran Yunwu. Lalu, ia tersenyum dan berkata, "Yang Agung, Gui telah kembali. Apa Anda ingin menemuinya?"     

Sambil bicara, ia membuka wadah itu dan meletakkan sebuah tulang wangi ke dalamnya.     

Orang-orang normal hanya mampu membakar tulang binatang buas. Sebab, hanya Keluarga Kerajaan yang mempunyai kualifikasi yang cukup untuk membakar tulang rubah wangi. Tulang rubah wangi memiliki aroma yang menentramkan. Terlebih lagi, para ksatria bisa meningkatkan Kekuatan Batin mereka jikalau menghirupnya dalam waktu yang lama.     

Komandan Pangeran Yunwu sedikit menghirupnya, dan mengamati wadah tersebut. Kemudian, ia tersenyum, "Betapa wanginya! Ini setidaknya adalah sebuah tulang wangi kelas tiga. Ratuku, darimana kau mendapatkan ini?"     

Ratu itu menjadi sedikit terkejut ketika mendengarnya. Namun, ia masih berusaha tersenyum dan membalas, "Saya tinggal di dalam istana setiap hari, jadi saya tidak mungkin membelinya. Ini adalah sesuatu yang dibawa oleh Gui dari Perguruan Yuntai untuk menghormati Anda."     

Komandan Pangeran Yunwu mengangguk pelan, dan berkata, "Kau baru saja menyebut bahwa Gui telah kembali, lalu mengapa kau tidak membiarkannya masuk? Aku juga belum melihatnya untuk waktu yang lama. Aku penasaran apa dia telah mencapai Alam... Surga..."     

Tiba-tiba, Komandan Pangeran Yunwu merasa sedikit pusing. Lalu, ia mencoba menggelengkan kepala dan berkata, "Ada apa denganku? Aku tiba-tiba merasa sangat lelah hari ini."     

Terdengar suara langkah kaki dari luar.     

Zhang Tiangui melangkah masuk, dan menciptakan bayangan panjang di dalam istana. Kemudian, ia berkata dingin, "Itu adalah karena tulang wangi yang baru saja ibu letakkan di dalam wadah, karena tulang itu telah direndam di dalam air racun selama setengah tahun. Ayahku, kau baru saja diracun oleh Bayangan Darah."     

"Ayahku, kau baru saja diracun oleh Bayangan Darah."     

"Ayahku, kau baru saja diracun oleh Bayangan Darah."     

...     

Kepala Komandan Pangeran Yunwu menjadi kosong. Kata-kata Zhang Tiangui masih terus terngiang-ngiang di telinganya. Kemudian, tatapan matanya berubah menjadi semakin samar.     

Sambil berdiri di belakang Komandan Pangeran Yunwu, maka sang Ratu tiba-tiba berhenti tersenyum dan menampilkan wajah yang dingin.     

Tanpa diduga, ia mengangkat tangannya dan menekan kepala Komandan Pangeran Yunwu.     

BAM!     

Perlahan-lahan, darah mulai mengalir dari kepala Komandan Pangeran Yunwu. Darah itu turun melintasi mata dan bibir, sebelum akhirnya terjatuh ke tanah.     

Komandan Pangeran Yunwu tiba-tiba bangun. Kemudian, ia menatap Ratu dengan pandangan tidak percaya, dan bertanya marah, "Ratuku, mengapa... kau..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.