Kaisar Dewa

Melompat Dari Dalam Air



Melompat Dari Dalam Air

0Ketika mengamati Pedang Kuno Abyss semakin mendekat, maka kedua mata Di Yi menjadi lebih dingin. Kedua pupil matanya pun mulai mengecil, hingga ukurannya sama seperti kacang kedelai.     

Dua kilatan cahaya ungu mulai terlepas dari pupil matanya dan mengarah ke Pedang Kuno Abyss.     

BAM!     

Dua kekuatan besar itu kembali bertemu di satu titik. Dua pria itu pun terpisah satu sama lain.     

Zhang Ruochen hanya mengambil dua langkah mundur sebelum akhirnya ia kembali mendapatkan kendalinya. Sambil menggenggam Pedang Kuno Abyss, maka ia dapat dengan mudah menghancurkan kekuatan Tenaga Chi jahat milik lawannya.     

Kemudian, ia berdiri di dalam air dengan cahaya berwarna hijau yang keluar dari pori-pori, layaknya cahaya matahari berwarna hijau. Ia tampak seperti bunga teratai hijau yang mengakar kuat di dalam air, dan menampilkan aura yang seakan berasal dari dunia lain.     

Sebaliknya, Di Yi mengambil 15 langkah mundur, dan meninggalkan 15 lubang di dasar sungai. Pakaiannya telah tertusuk oleh Pedang Chi, sehingga terdapat tiga lubang di sana. Selain itu, sepertinya ia juga sedang tersudutkan.     

Tampak jelas bahwa Zhang Ruochen adalah orang yang mendominasi.     

"Zhang Ruochen, biarkan kami membantumu."     

Enam orang pun segera mendekat ke arah Zhang Ruochen dan berdiri di belakangnya. Mereka adalah Huang Yanchen, Si Xingkong, Chang Qiqi, Duanmu Xingling, Chen Xier dan Zi Qian.     

Momentum mereka pun mulai terhubung dengan Zhang Ruochen, sehingga hal tersebut memberikan tekanan besar pada Di Yi.     

"Zhang Ruochen, apa kau berani bertarung denganku satu lawan satu sampai kita menemukan siapa pemenangnya?" tanya Di Yi dingin. Ia sedang berdiri di hadapannya dengan gagah.     

Chang Qiqi tertawa. "Kami tidak perlu bertarung secara adil ketika harus menghadapi seseorang sepertimu. Mari kita bekerja sama dan membunuh pria yang penuh kebanggaan ini."     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya. "Ini adalah sebuah pertarungan antara aku dan Di Yi. Kalian semua minggirlah."     

"Tapi Zhang Ruochen..." kata Huang Yanchen.     

Zhang Ruochen berkata, "Tanpa tapi. Kalian semua harus mundur."     

Permintaan Zhang Ruochen untuk bertarung melawan Di Yi satu lawan satu adalah bukan karena dirinya arogan, sebab ia melakukan itu untuk melindungi kawan-kawannya.     

Meskipun Huang Yanchen dan Si Xingkong adalah sama-sama top master dan bisa membantunya banyak, namun masih terdapat jarak yang sangat lebar antara mereka dan Di Yi. Oleh karena itulah, mereka bisa saja terbunuh ketika mereka sampai lengah.     

Zhang Ruochen tidak ingin mempertaruhkan nyawa mereka untuk membunuh Di Yi.     

"Baiklah! Mari kita bertarung di luar, Zhang Ruochen!"     

Di Yi masih khawatir bahwa Zhang Ruochen dan kawan-kawannya akan mengepung dirinya. Meski demikian, ia sangat percaya diri bahwa ia sanggup membunuh mereka semua kecuali Zhang Ruochen, namun ia mungkin akan terluka parah setelah pertarungan itu berakhir.     

Oleh karena itulah, ia akan meningkatkan kesempatannya ketika mereka keluar dari Istana Naga.     

SNICK!     

SNICK!     

Di Yi dan Zhang Ruochen bergegas keluar dari Istana Naga. Mereka berdua melepaskan teknik bergerak masing-masing dan melesat menuju ke permukaan Wilayah Mati.     

Beberapa saat kemudian, terdengar dua suara yang cukup kencang, dan membuat riak air terlempar ke udara.     

Zhang Ruochen dan Di Yi keluar dari dalam air pada waktu yang hampir bersamaan. Mereka berdua berdiri di permukaan air yang berwarna hitam.     

Itu tampak seperti mereka berdua sedang berdiri di permukaan tanah.     

Ada begitu banyak ksatria yang bisa dilihat di kejauhan. Sementara itu, terdapat beberapa kapal perang yang mendekat ke arah mereka dengan kecepatan tinggi.     

Satu bulan telah berlalu sejak Zhang Ruochen dan kawan-kawannya masuk ke dalam Istana Naga, sehingga hal tersebut berhasil menciptakan sensasi tersendiri di Dunia Bela Diri Omen Ridge. Setiap kekuasaan besar mulai berdatangan ke Wilayah Mati, dan berharap dapat mendengar beberapa potong cerita tentang mereka.     

Terdapat sebuah kapal perang kuno berwarna putih di kejauhan. Kapal itu mempunyai bendera perang di puncaknya. Di sana, tertulis huruf M.     

Itu adalah Kapal Perang Pelangi milik Sekolah Pasar Bela Diri.     

Di dalam kapal perang tersebut, terdapat puluhan Elder berjubah perak yang bergerak dari arah kabin menuju ke dek kapal. Mereka mempunyai kharisma yang tinggi, sebab setiap mereka telah mencapai Alam Surga. Mereka semua sedang menyaksikan pertarungan antara Zhang Ruochen melawan Di Yi dari kejauhan.     

"Aku mengenali Zhang Ruochen. Tapi siapa pria yang berada di depannya?" seorang Elder berjubah perak bertanya takjub.     

Tidak lama setelah itu, ada dua lelaki paruh baya tangguh yang keluar dari dalam kabin. Mereka berdua berdiri dan saling bersisian. Kemudian, semua Elder berjubah perak mulai memberi salam pada mereka.     

Mereka adalah Lei Jing, seorang Aula Master dari Aula Elder Berjubah Perak, dan Chen Ying, seorang Master Istana dari Sekolah Pasar Bela Diri.     

Ketika menyaksikan Zhang Ruochen muncul dari dalam air, maka Lei Jing akhirnya menghela nafas panjang.     

Selama satu bulan terakhir, Lei Jing menjadi khawatir terhadap keselamatan Zhang Ruochen, apalagi saat lelaki muda itu harus berhadapan dengan Di Yi daat berada di dalam Istana Naga, dimana ia bisa saja terbunuh di dalam sana.     

Lei Jing menjadi lega saat ia bisa menyaksikan Zhang Ruochen keluar dari Istana Naga dalam keadaan hidup.     

Chen Ying adalah seorang pria sejati yang terlihat berusia empat puluh tahunan. Rambutnya disisir rapi ke arah belakang, dan kumisnya benar-benar dicukur habis. Ia mempunyai hidung mancung dan tatapan mata yang dalam. Sungguh mudah untuk membayangkan bahwa pria ini semacam casanova ketika ia masih berusia muda.     

Sebab, ia masih terlihat tampan bahkan meski usianya tidak lagi muda.     

Pria sejati ini adalah ayah Chen Xier, seorang Master Istana dari Sekolah Pasar Bela Diri.     

Chen Ying menyipitkan kedua matanya. "Kedua anak muda ini mempunyai aura yang menakjubkan karena mereka baru saja menembus Alam Surga. Lei, bakat milik Zhang Ruochen pasti lebih baik daripada apa yang pernah kau ceritakan."     

Lei Jing tertawa. "Tentu saja, apalagi dia adalah muridku."     

Chen Ying mendengus ke arahnya. "Jangan terlalu banyak membual. Zhang Ruochen cukup mampu bertarung melawan seorang ksatria dengan Perangai Biksu. Bagaimana mungkin kau bisa melatih seorang ksatria dengan talenta seperti itu?"     

"Tetap saja dia adalah muridku, bukan muridmu. Itu saja cukup." Lei Jing menyeringai.     

Chen Ying menggelengkan kepala dan tidak lagi ingin berdebat dengan Lei Jing. Lagipula, Zhang Ruochen adalah tunangan Huang Yanchen, sedangkan Huang Yanchen sendiri adalah keponakannya, maka itu berarti bahwa Zhang Ruochen adalah juga bagian dari Keluarga Chen. Mereka masih ada hubungan saudara.     

"Yanchen memang mempunyai standar yang lebih baik dibandingkan Xier. Aku terkejut ketika dia bisa lebih dulu menemukan talenta Zhang Ruochen." Chen Ying tersenyum.     

Selain para master yang berasal dari Sekolah Pasar Bela Diri, maka terdapat juga para master dari Perguruan Yuntai, Istana Tai Qing, Sekolah Godblood, dan beberapa Perguruan top lain dari Omen Ridge. Sekarang ini, mereka semua sedang berkumpul di Wilayah Mati.     

Mereka juga sedang berada di atas kapal perang masing-masing dan menyaksikan pertarungan tersebut.     

"Master muda kita telah keluar!"     

Tujuh orang mulai melompat dan terbang ke arah Di Yi. Mereka semua mendarat di belakangnya, dan berdiri dalam barisan.     

Mereka adalah Tujuh Emissary Pembunuh dari Aula Excellence Pasar Gelap. Empat dari mereka adalah laki-laki, sementara tiga yang lainnya wanita. Mereka semua adalah para top master. Ketika pertama kali melihat mereka, maka mereka seperti berada di kisaran usia 20 sampai 30 tahun.     

Tentu saja, semakin tinggi tingkat pengolahan seorang master, maka semakin muda pula penampilan mereka. Sungguh sulit menebak usia seseorang hanya dari tampilan mereka.     

Zhang Ruochen sama sekali tidak takut bahkan meski Tujuh Emissary Pembunuh akhirnya muncul. Lalu, sambil berdiri tegak, maka ia menggenggam Pedang Kuno Abyss dan menatap dingin ke arah Di Yi. "Mari kita mulai!"     

Ketika menyaksikan kedatangan Tujuh Emissary Pembunuh, maka Di Yi akhirnya menghela nafas lega dan bisa sedikit merasa rileks. Kemudian, ia tersenyum, "Zhang Ruochen, kau belum pernah melihat Zhang Tiangui sejak tadi. Apa kau tidak berpikir bahwa itu adalah hal yang aneh?"     

"Apa maksudmu?" tanya Zhang Ruochen.     

"Kau bisa memikirkannya dengan seksama, sehingga kau akan mengerti apa yang baru saja aku katakan."     

Zhang Ruochen tiba-tiba menyadari bahwa sesuatu tidak berjalan dengan baik.     

Itu benar!     

Ia sama sekali tidak melihat Zhang Tiangui sejak pertama kali keluar dari Makam Naga. Kemana Di Yi mengirim pria itu?     

Meskipun ketenangan hatinya sedikit terpengaruh, namun Zhang Ruochen tampak tenang seperti biasanya.     

Ia tahu bahwa Di Yi sengaja mengacaukan pikirannya sebelum bertarung.     

Pria itu pernah melakukan ini ketika ia bertarung melawan Bu Qianfan. Pertama-tama, Di Yi mengguncang ketenangan hati lawannya. Setelah itu, ia sanggup mengalahkan Bu Qianfan hanya dalam tiga serangan.     

Sepertinya ia ingin mengalahkan Zhang Ruochen dengan cara yang sama.     

Zhang Ruochen mengambil nafas dalam-dalam. Ia mencoba untuk menenangkan pikirannya. Ia tidak ingin dirinya terpengaruh oleh Di Yi. Sebab jika demikian, maka ia bisa terbunuh dalam pertarungan ini.     

Zhang Ruochen menggenggam pegangan pedang dengan menggunakan kedua tangannya, dan mulai mengaktifkan 66 inskripsi yang terdapat di dalam Pedang Kuno Abyss. Setelah itu, pedang Chi mulai berkumpul di udara, dan menyelimuti wilayah lebih dari 333 meter kubik.     

Di Yi tersenyum. Zhang Tiangui benar. Sebab, kelemahan terbesar Zhang Ruochen adalah karena ia peduli terhadap orang lain, dan bukan pada dirinya sendiri.     

Zhang Ruochen terlihat sangat tenang. Namun, Di Yi percaya bahwa perkataannya telah mempengaruhi ketenangan hatinya sampai pada tingkatan tertentu.     

Sekarang, apa yang harus ia lakukan adalah menyerang dan mengalahkannya.     

"Master muda tidak harus bertarung dengan Zhang Ruochen. Saya akan membunuhnya untuk Anda."     

Red Wish Emissary tertawa manis. Tubuh seksinya mulai terbang dan berubah menjadi sebuah bayangan ilusi. Ia pun mulai menyerang Zhang Ruochen yang berada di depan Di Yi.     

Ketika melihat aksi Red Wish Emissary, maka Di Yi pun mengernyitkan dahi.     

Ia telah berencana untuk mengalahkan atau membunuh Zhang Ruochen dengan teknik bela diri terkuat serta kecepatan maksimalnya, terlebih saat Zhang Ruochen sedang merasa gelisah dan lengah.     

Namun, serangan tiba-tiba yang dilancarkan oleh Red Wish Emissary akan memberikan ruang bagi lelaki tersebut untuk menenangkan diri. Oleh karena itulah, Di Yi akan semakin sulit untuk mengalahkan Zhang Ruochen bila lelaki itu bisa kembali menenangkan dirinya.     

Jadi, Red Wish Emissary telah memilih waktu yang aneh saat melancarkan serangan.     

"Apa dia sengaja membantunya?"     

Di Yi adalah seorang pria yang sangat sensitif. Sehingga, ia pun mulai sedikit meragukan Red Wish Emissary.     

Namun, setelah merenungi hal itu sejenak, maka ia pun akhirnya menggelengkan kepala.     

"Dia tidak tahu bahwa Zhang Ruochen mempunyai kekuatan yang seimbang denganku. Jika demikian, maka apa aksi yang dia lakukan mungkin akan menguntungkan bagiku. Setidaknya, dengan cara ini aku bisa mengamati beberapa teknik bela diri milik Zhang Ruochen dan kartu-kartu andalannya."     

Di Yi tidak lagi curiga terhadap Red Wish Emissary. Sebaliknya, ia menyimak baik-baik pertarungan mereka, dan bersiap untuk menemukan kelemahan dari teknik bela diri milik Zhang Ruochen.     

"Zhang Ruochen, terakhir kalinya kau bisa kabur adalah karena bantuan dari orang lain. Tapi kali ini, kau tidak akan seberuntung itu!"     

Dengan mengenakan pakaian merah yang terbuat dari kain tule, maka Red Wish Emissary pun tampak mempunyai dada yang besar dan padat. Wanita itu terlihat benar-benar seksi. Ia membuat Gerakan Cantik dan melesat ke arah Zhang Ruochen dengan kecepatan tinggi. Ia tampak seperti sosok succubus yang sedang menari di atas permukaan air.     

Wanita ini benar-benar menggoda. Ia bahkan tidak harus bertarung dengan orang lain. Sebab, ia hanya perlu bersikap sedikit lebih manis, maka terdapat begitu banyak pria yang akan rela membunuh orang lain demi dirinya.     

"Scarlet dreamland."     

Lalu ia mulai menggunakan sihirnya.     

Zhang Ruochen merasa bahwa pemandangan yang terdapat di depan matanya pun berubah. Sepertinya ia telah berada di sebuah tempat yang indah, dimana tempat tersebut penuh dengan para wanita cantik dengan kulit putih dan kaki yang jenjang. Bahkan udara di sekitarnya pun penuh dengan aroma wangi.     

Ada seorang wanita cantik berbaju pink perlahan-lahan sedang mendekati Zhang Ruochen.     

Sementara wanita cantik yang lain hanya bisa menjadi sebuah bayangan bila disandingkan dengan wanita tersebut.     

Gadis ini tampak mirip seperti Red Wish Emissary. Ia sedang mengangkat dagunya dan benar-benar ingin menggoda Zhang Ruochen.     

Tangannya perlahan-lahan mulai mengarah ke belakang pantat, dan melepaskan ikatan dari sebuah kain merah. Setelah itu, celana dalam berwarna pink yang dikenakan oleh wanita tersebut pun mulai merosot sampai ke betisnya, sehingga hal yang demikian menampakkan bentuk tubuhnya yang sempurna.     

Zhang Ruochen mengamati wanita yang cantik ini dengan tatapan mata dingin. "Red Wish Emissary, kau semestinya mengerti bahwa aku tidak akan pernah takut dengan sihirmu."     

"Haha! Benarkah? Aku mengerti."     

Ia tersenyum manis. Tapi tiba-tiba, ia menyerang dahi Zhang Ruochen dengan menggunakan pedang jarinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.