Kaisar Dewa

Kota Mati



Kota Mati

0"Sungguh pedang yang mengerikan!"     

Ketika mengamati para pasukan Barbarian Elephant Army mulai tumbang satu per satu, maka ekspresi wajah Jin Yeyun pun berubah warna. Seketika itu juga, ia menggunakan teknik bergerak, dan melesat di arah kejauhan, serta mencoba untuk melarikan diri.     

Ketika menghadapi para ahli pedang muda yang mengerikan, maka ia menjadi ketakutan. Sebab, ia percaya bahwa meski terdapat 50 prajurit Barbarian Elephant Army, namun mereka tidak akan sanggup mengalahkan dua ksatria tersebut.     

Ia telah beranjak pergi sejauh 33 meter ketika seorang Le, yang berpakaian abu-abu, datang menghentikan langkah kakinya, dan menutupi jalannya.     

"Siapa kau? Mengapa kau membantu Zhang Ruochen?" tanyanya.     

"Aku tidak menjawab pertanyaan dari seorang mayat." Balasnya.     

"Bocah lain yang arogan!"     

Jin Yeyun percaya bahwa tingkat pengolahannya benar-benar tinggi. Oleh karena itulah, ia memutuskan, untuk membunuh satu orang terlebih dahulu, sebelum akhirnya kembali melarikan diri.     

Lalu, ia mengalirkan Tenaga Chi ke dalam tinjunya, dan mulai menciptakan suara yang berisik. Tidak lama kemudian, jarum-jarum es yang tajam mulai terbentuk. Ia mengayunkan lengannya dan melemparkan jarum-jarum es tersebut ke arah Le.     

"Shadow Sword Technique!"     

Le mulai menebas, sehingga berhasil menciptakan tujuh bayangan pedang, sebagaimana tujuh teknik pedang tersebut seolah mulai menyerang pada waktu yang bersamaan. Akhirnya, jarum-jarum es yang dilepaskan oleh lawannya berubah menjadi debu.     

"Mati kau!"     

Suara Jin Yeyun melengking di telinga Le.     

Ketika ia melepaskan jarum-jarum esnya, maka saat itu gerakannya sangat cepat. Dan sekarang, ia telah berada kurang dari satu meter dari Le.     

Tinjunya tampak terayun dengan suara gelegar petir.     

Serangan tinju yang kuat tersebut berhasil mengenai perut Le.     

Sebelum tinju itu mengenai Le, maka terdapat aura dingin yang berhasil menciptakan lapisan es tebal.     

Bagaimanapun juga, Jin Yeyun adalah seorang ksatria Tingkatan Lanjutan dari Alam Surga. Sebaliknya, Le bahkan belum mencapai Alam Surga. Oleh karena itulah, terdapat selisih kekuatan yang besar diantara mereka berdua.     

Le bahkan tidak sempat kabur.     

BANG!     

Jin Yeyun berhasil meninju perut Le, sehingga lelaki itu langsung terpental ke udara. Baju-bajunya terlihat sobek, dan hancur berkeping-keping di sekitar tubuh, layaknya ngengat pada lampu.     

"Haha!"     

Jin Yeyun tertawa dan sekali lagi melepaskan serangan ke arah dada lawannya.     

Le hanya bisa memuntahkan darah dari mulutnya. Dengan suara bergemeretak, maka tulang selangkanya pun retak.     

BANG!     

Ia tersungkur ke tanah dengan lututnya. Kemudian, dadanya terus menerus mengeluarkan darah, sehingga pakaiannya menjadi berwarna merah.     

"Mari kita selesaikan ini!"     

Kelima jari Jin Yeyun berubah menjadi pisau dan mulai ditebaskan ke arah leher Le.     

Le yang sekarat tiba-tiba melepaskan nuansa kematian yang kelam, sehingga ia menggunakan segenap kemampuannya untuk menusukkan pedang di tangannya.     

Semua gerakan itu terjadi hanya dalam satu tarikan nafas.     

Itu bukan hanya seperti perjuangan di penghujung kematian, tetapi juga penusukan yang telah direncanakan sebelumnya.     

Maka Jin Yeyun sama sekali tidak akan pernah menyangka jika Le akan mengirimkan serangan balik.     

PFFT!     

Pedang itu berhasil menghancurkan Celestial Bodyshield milik wanita tersebut, sehingga berhasil menembus jantungnya, bahkan 17 sentimeter dari pedang tersebut, tampak keluar dari arah punggungnya.     

Jin Yeyun bergetar hebat dari atas kepala hingga kaki. Kemudian, ia mengamati dadanya sendiri. Ia masih sulit mempercayai fakta bahwa dirinya harus menjadi sekarat, di tangan seseorang yang sekarat lainnya.     

"Ini... ini tidak... mungkin..."     

Le menarik kembali pedangnya, sehingga tubuh Jin Yeyun pun mulai ambruk ke tanah.     

Seorang master yang berada di puncak Tingkatan Lanjutan dari Alam Surga tidak akan pernah mengira bahwa mereka akan mati dengan cara yang seperti ini. Wanita itu bahkan masih terus memandang langit setelah kematiannya.     

SWOOSH!     

Setelah berhasil menangani prajurit yang terakhir, maka Zhang Ruochen bergegas mendekat ke arahnya. Kemudian, ia mengeluarkan Pil penyembuhan dan memberikannya pada Le. Lalu, ia berkata, "Ambil ini. Cepat."     

Sesungguhnya, pertarungan antara Le dan Jin Yeyun hanya berselang selama beberapa detik. Sebab ketika Zhang Ruochen mendekati mereka, maka Jin Yeyun telah berhasil dibunuh oleh Le.     

Kemudian, Le melirik ke arah Pil penyembuhan tersebut dan mulai menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak butuh... ini. Sebab semakin aku terluka parah, maka semakin cepat pula tingkat pengolahan bela diriku menjadi berkembang. Apa kau tidak ingat tentang Formula Magis Nonuple Samsara yang aku pelajari? Biarkan aku berada dalam situasi kematian, maka aku akan bangkit; lukai aku sampai titik terendah, maka aku akan bertumbuh. Cough-cough!"     

Ia menekan dadanya sendiri dan lagi-lagi memuntahkan darah segar dari mulutnya.     

Tapi ia masih menolak untuk mengambil Pil penyembuhan tersebut. Sebaliknya, ia mulai menghentakkan tangannya di tanah, dan mencoba untuk bangkit.     

Formula Magis Nonuple Samsara adalah sesuatu yang sangat menakjubkan. Para ksatria harus mengalami situasi sekarat, sehingga mereka akan menjadi kuat.     

Bahkan jika ksatria itu terluka, maka ia tidak perlu menyembuhkan dirinya sendiri demi tujuan tertentu. Sebab, ia harus bergantung pada dirinya sendiri dan membiarkan Tenaga Chi miliknya melakukan penyembuhan. Dan hanya dengan cara inilah, maka ia bisa meningkatkan pengolahannya.     

Sesungguhnya, hal itu adalah ujian terberat bagi kekuatan ingin milik seorang ksatria!     

Seseorang yang lemah dan pengecut tidak akan pernah berhasil menguasai level pertama, apalagi sampai mendapatkan kesuksesan.     

Le telah meningkat begitu pesat selama dua tahun belakangan ini. Oleh karena itulah, ia pasti telah melalui begitu banyak luka-luka, ujian-ujian, dan penyiksaan-penyiksaan yang sama sekali tidak akan pernah bisa dibayangkan oleh orang-orang lain.     

Seorang pria seperti dia, punya kesempatan untuk menjadi seorang Biksu top di kemudian hari, jikalau ia mempertaruhkan segala sesuatu untuk mengejarnya.     

Zhang Ruochen kembali menyimpan Pil penyembuhan tersebut. "Selama dua tahun belakangan, hatimu telah menjadi lebih dingin, sehingga kau semakin menjadi lebih tangguh. Aku tidak lagi tahu apakah itu adalah sesuatu yang baik atau bukan."     

Le melirik ke arah Zhang Ruochen, lalu mengamati darah di tangannya. Kemudian, ia tersenyum tipis, dan berkata, "Begitu juga dengan dirimu. Aku ingat bahwa dua tahun yang lalu, kau terus menolak untuk membunuh seseorang."     

Ketika menyaksikan mayat-mayat yang tergeletak di tanah, maka Zhang Ruochen pun mengernyitkan dahinya. "Sekarang ini, posisiku telah berbeda. Di masa lalu, tidak ada seorangpun yang berani membunuhku, maka secara natural, aku pun tidak akan membunuh siapapun. Tapi sekarang segala sesuatunya telah berubah. Sebab terdapat begitu banyak orang yang ingin membunuhku. Maka aku yang akan terbunuh jikalau aku tidak membunuh mereka. Aku tidak ingin mati. Sebab aku masih ingin melakukan banyak hal lain. Jadi, aku akhirnya harus membunuh. Mungkin aku hanya bisa mengatakan bahwa itu semua berada di luar kendaliku!"     

Le membalas, "Seperti kata pepatah, seseorang harus membangun kesuksesannya dengan membasuh puluhan ribu tulang-tulangnya. Sementara itu, pedang Biksu harus tetap dimurnikan menggunakan darah dari ribuan orang. Wahai penyelamatku, aku merasa bahwa perjalananmu di masa depan adalah lebih jauh dibandingkan dengan milikku sendiri."     

Dengan luka-luka serius, maka Le mulai berpaling pergi dan kembali ke Departemen Hades.     

Sementara itu, Zhang Ruochen pergi ke arah yang berbeda, dan menuju ke Kota Mati.     

Satu jam kemudian, Jin Chuan, Zhang Tiangui dan Guo Shisan tiba dengan 50 Barbarian Elephant Army.     

Sementara itu, aroma darah yang kuat mulai menyelimuti udara.     

Banyak binatang buas mulai berpesta dengan beberapa mayat-mayat yang tergeletak di sana.     

50 Barbarian Elephant Army pun bergegas ke arah mayat-mayat tersebut, dan mulai membunuh semua binatang-binatang buas tersebut.     

"Satu kelompok Barbarian Elephant Army telah berhasil dihancurkan!"     

Sambil menggenggam pedangnya, maka Guo Shihan terlihat dingin dan marah.     

"Mayat Selir Jin berada di sebelah sini."     

Seorang prajurit Barbarian Elephant menemukan Jin Yeyun yang tergeletak di genangan darah.     

"Yun!"     

Jin Chuan bergegas mendekat dan menggendong tubuh Jin Yeyun di tangannya. Kemudian, ia mulai berteriak dan menangis tersedu-sedu.     

Jin Chuan adalah ayah dari Jin Yeyun.     

"Zhang Ruochen sungguh keji! Dia telah membunuh Selir Jin!" kata Zhang Tiangui dengan eskpresi dendam. "Leluhur Jin Chuan, Anda harus membalaskan dendam Selir Jin!"     

"Zhang Ruochen!"     

Jin Chuan pun mengaum. Kekuatan angin yang besar mulai keluar dari mulut layaknya badai, dan berhasil mengguncang setiap daun yang terdapat di pepohonan hutan. Kemudian, daun-daun itu melayang di udara, dan mulai beterbangan.     

Semua pepohonan yang berada di sekitar sana berubah menjadi gundul.     

Semua burung dan binatang buas pun mulai ketakutan setengah mati.     

"Cepat kejar dia!" teriak Jin Chuan. "Aku akan menangkap Zhang Ruochen dan memotongnya sampai menjadi bagian terkecil!"     

...     

Sungai Tongming penuh dengan para Binatang Buas Air; itu adalah area terlarang bagi umat manusia.     

Demi mensterilkan area Sungai Tongming, maka umat manusia pun membangun sebuah kota dengan jarak seratus kilometer jauhnya dari Wilayah Mati Sungai Tongming. Kota itu disebut sebagai Kota Mati.     

Lebih dari 10 commandery sedang meletakkan para tentaranya di Kota Mati, bahkan terdapat beberapa prajurit yang mencapai jumlah jutaan.     

Hampir setiap bulan, para prajurit manusia itu pergi dengan menggunakan kapal perang untuk berburu binatang buas.     

Setiap tahun, terdapat sebuah peperangan besar yang terjadi antara para binatang buas melawan umat manusia. Kedua belah pihak sama-sama mengalami kerugian yang besar.     

Selain para tentara tersebut, terdapat juga beberapa ksatria lain dari setiap commandery yang datang untuk berburu binatang buas, dan mencari harta karun di sekitar sungai.     

Sebab terdapat begitu banyak harta karun di dalam air dibandingkan dengan yang ada di daratan. Itu terjadi karena satu harta karun yang didapatkan dari tempat tersebut bisa membuat tingkat pengolahan ksatria berkembang pesat.     

Karena khasiat yang seperti demikian, maka setiap hari terdapat begitu banyak ksatria – yang benar-benar bisa membaca bahaya – datang ke Kota Mati untuk bergabung dalam petualangan tersebut.     

Beberapa dari mereka mati dan menjadi bangkai bawah air, sementara beberapa yang lain berhasil menemukan harta karun dan menjadi para master.     

Tempat itu adalah penuh dengan kesempatan dan bahaya, baik mitos dan kematian selalu berjalan beriringan.     

Setelah tiba di Kota Mati, maka Zhang Ruochen pun mulai mengamati dinding-dinding yang tinggi, dengan beberapa kapal perang yang tak terhitung jumlahnya, dimana kapal-kapal tersebut berisi banyak ksatria.     

"Ada yang mengatakan bahwa Zhao Santu berhasil mendapatkan sebuah Koral Merah dari Sungai Tongming, dan laku dijual dengan harga dua juta koin perak. Dia baru saja mendapatkan harta yang melimpah!"     

"Ada lagi pertempuran di Jalan Caoshi. Konon katanya, lebih dari 60 orang mati, dan darahnya mengalir seperti arus air. Bahkan ada seorang ksatria Alam Bumi yang menjadi korban."     

"Pagi ini, tentara Kota Mati telah mengirim 13 kapal perang menuju ke Wilayah Mati. Ada yang mengatakan bahwa mereka pergi untuk membunuh beberapa binatang buas kelas medium, yakni Gurita Gelid. Aku tidak mengerti apakah mereka akan sukses atau tidak."     

"Sebelumnya, ada lebih dari sepuluh gadis cantik yang tiba di Menara Rosefinch. Malam ini, mereka akan melelang para gadis perawannya. Aku penasaran, siapa dari mereka yang akan dijual dengan harga paling tinggi?"     

...     

Sambil melangkah seorang diri di jalanan yang sibuk, maka Zhang Ruochen telah mendengar berbagai macam cerita-cerita; mulai dari penemuan harta karun, lalu orang-orang penting yang datang ke Kota Mati, sampai binatang buas tangguh yang pernah mereka saksikan...     

Kota Mati adalah tempat dimana kebaikan dan keburukan berbaur menjadi satu.     

Tiba-tiba, Zhang Ruochen merasakan sesuatu. Kemudian, ia mengamati sebuah penginapan yang terletak di kejauhan. Sementara itu, ia percaya bahwa dirinya baru saja melihat sosok yang familier.     

"Itu adalah dia."     

Zhang Ruochen menyipitkan matanya dan menatap wanita berbaju ungu – yang sedang berdiri di lantai ketiga – di sebuah bangunan kuno di sisi jalan.     

Wanita itu sangat cantik. Ia mempunyai wajah yang cantik dan perawakan tubuh yang ramping. Sepertinya memang wanita itu tidak terlihat tangguh, namun sesungguhnya, tingkat pengolahan wanita tersebut cukup dalam. Terlebih lagi, kelima indera-nya pun sangat tajam, dan sepertinya ia juga menyadari bahwa ada seseorang yang sedang menatapnya.     

Oleh karena itulah, wanita tersebut menoleh ke arah orang yang sedang menatapnya. Lalu, ia melihat Zhang Ruochen yang sedang berdiri di tengah-tengah jalanan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.