Kaisar Dewa

Kedatangan Para Musuh Tangguh



Kedatangan Para Musuh Tangguh

0Pedang Kuno Abyss terlihat sangat tajam. Seketika itu juga, pedang tersebut berhasil menghancurkan Celestial Bodyshield milik Blackwind Python. Pedang itu melintasi gigi dan lidah, sebelum akhirnya berhasil masuk ke dalam perutnya.     

Blackwind Python mulai merasa kesakitan, dan tubuhnya mulai berguling-guling kencang. Terdengar suara pekik kesakitan aneh yang berasal dari mulutnya.     

Kekuatan Tenaga Chi dengan sifat alami angin mulai terlepas dari tubuh, dimana hal tersebut berubah menjadi pedang-pedang angin yang akhirnya terlempar di segala penjuru.     

Gelombang angin tersebut berhasil membuat permukaan air sungai menjadi semakin bergejolak.     

Zhang Ruochen berdiri tegak di tengah-tengah badai tersebut. Ia benar-benar terlihat tenang.     

"Woosh!"     

Di bawah kendali Zhang Ruochen, maka Pedang Kunio Abyss mulai menebas organ-organ inti sang Python. Kemudian, pedang yang berlumuran darah tersebut akhirnya kembali ke tangannya.     

"Boom!"     

Tubuh Blackwind Python terjatuh dengan cukup keras dan berhasil menciptakan riak air dalam jumlah besar.     

Beberapa saat kemudian, tubuh raksasanya mulai mengapung di atas air. Ular itu mempunyai panjang lebih dari 70 meter. Tubuhnya yang kokoh terlihat ganas, kasar, dan menakutkan. Setiap sisiknya seperti terbuat dari besi, yang mana hal tersebut memancarkan kilau cahaya logam.     

Permukaan air sungai mulai berwarna merah dan mengeluarkan aroma yang sangat kuat, aroma khas darah.     

Jika Zhang Ruochen tidak mempunyai Pedang Kuno Abyss maupun berhasil mencapai Hati yang Terhubung dengan Pedang, maka membunuh Blackwind Python sepertinya bukan merupakan sebuah pekerjaan yang mudah.     

Sebab sisik-sisik ular tersebut bukan merupakan Senjata Suci Bela Diri biasa, dan sama sekali tidak bisa dihancurkan.     

Namun, seekor binatang buas kelas medium level empat ini akhirnya mati oleh karena pedang Zhang Ruochen. Lalu, semenjak itulah, permukaan air dalam radius seratus meter dari area tersebut berubah menjadi semakin tenang.     

Kemudian, tumit Zhang Ruochen pun dihentakkan dari atas permukaan air. Lalu, ia terbang tinggi seringan kapas. Ia terbang sejauh seratus meter, hingga akhirnya perlahan mendarat di atas tubuh Blackwind Python.     

Tubuh ular tersebut adalah penuh dengan harta karun, sebab sisiknya sendiri bisa digunakan sebagai bahan pembuatan armor ringan.     

Sementara itu, taring ular tersebut bisa digunakan untuk meracuni para tentara.     

Bahkan darah dan dagingnya bisa dimakan, tentu setelah diolah dengan baik. Kemudian, darah dan daging tersebut bisa digunakan untuk mengembangkan kualitas fisik seorang ksatria, serta meningkatkan kekebalan tubuh terhadap racun yang masuk.     

Namun, bagi Zhang Ruochen, meskipun sisik, taring, dan daging milik Blackwind Python adalah harta karun yang berharga, tapi ia tidak tertarik dengan harta karun tersebut.     

Sebab ia mempunyai beberapa juta Kristal Suci. Bukankah ia bisa membelinya?     

Semakin tinggi tingkat pengolahan seorang ksatria, maka semakin tinggi pula kekayaan yang akan mereka dapatkan, sehingga semakin luas pula pandangan mereka terhadap sesuatu.     

Tentu saja, terdapat satu hal lain yang masih menarik minatnya.     

Yakni kantong empedu ular.     

"Chh!"     

Zhang Ruochen secara hati-hati mulai membelah tubuh ular tersebut. Kemudian, ia mengeluarkan kantong empedu warna-warni tersebut, dan satu buah Obat Suci yang berukuran berat lebih dari 100 kilogram.     

Sebuah aroma yang kuat mulai memancar dari Obat Suci tersebut. Itu seperti sebuah Dosis Spiritual yang terbuat dari daging dan darah. Seseorang bisa merasa rileks dan energik hanya dengan sekali menghirup aromanya.     

"Seekor binatang buas kelas medium level empat adalah lebih tangguh dibandingkan dengan seekor binatang buas kelas inferior level empat lain. Sehingga Obat Suci yang terdapat di dalam tubuhnya adalah merupakan makanan bernutrisi tinggi."     

Blackwind Python lebih mirip seperti seorang ksatria Tingkatan Lanjutan atau Tingkatan Fajar dari Alam Surga. Dan ular tersebut pastinya adalah seekor binatang buas yang tangguh.     

Sebab ular itu mempunyai Obat Suci seberat 100 kilogram. Selain itu, khasiat yang terkandung di dalamnya adalah sepuluh kali lipat lebih besar dibandingkan dengan darah dan dagingnya yang dikumpulkan bersamaan.     

Bahkan seorang ksatria Tingkatan Awal dari Alam Surga akan mendapatkan manfaat yang besar dari Obat Suci tersebut.     

Zhang Ruochen memotong Obat Suci itu menjadi sepuluh bagian berbeda, lalu meletakkannya ke dalam sepuluh wadah permata. Ia menyimpan semua itu dengan hati-hati.     

Kedua matanya bercahaya ketika menyaksikan kantong empedu ular yang berukuran sekepal tangan. Bahkan ia menjadi lebih senang ketika akhirnya melihat Obat Suci tersebut.     

Kantong empedu ular sendiri mempunyai tiga warna, yakno hitam, putih dan kuning.     

Tiga warna. Itu berarti bahwa Blackwind Python ini telah berlatih selama 300 tahun. Sementara kantong empedunya setara dengan sebuah Dosis Spiritual berusia 600 tahun. Ini adalah harta karun berharga!     

Kemudian, ia menyimpan kantung empedu tersebut, dan ia kembali ke tepian sungai.     

Sementara itu, ia mendongakkan kepalanya dan menatap angkasa.     

Matahari telah berada di puncak. Cahayanya menyala terang seperti api yang sedang membakar langit. Bahkan permukaan air mulai berubah menjadi berwarna keemasan.     

"Hari ini, sepertinya aku tidak akan bisa sampai di Kota Mati."     

Zhang Ruochen tidak sedang terburu-buru. Bahkan meski jika ia ingin segera membuka segel Istana Naga Bawah Air, namun ia telah menunggu selama tiga bulan. Lalu apa masalahnya ketika harus menunggu satu malam lagi?     

Malam ini, aku harus memurnikan Kantung Empedu Ular dan mengamati sejauh mana tingkat pengolahanku akan berkembang setelah berhasil memurnikannya.     

Zhang Ruochen menemukan sebuah lembah yang cocok untuk membuat api unggun.     

Kemudian, ia duduk di sebelah api unggun dan mulai mengeluarkan kantung empedu tersebut. Lalu, ia mulai mengamati, memakan, dan segera memurnikannya.     

Energi yang terkandung di dalamnya terasa sangat dingin. Ia merasa seperti dirinya sedang menelan sebuah bongkahan es. Untungnya, ia pernah memurnikan Pil Jalur Aliran Chi Es dalam jumlah besar sebelumnya, sehingga ia dapat dengan mudah bertahan dari rasa menggigil yang disebabkan oleh es tersebut.     

Sementara itu, ia mulai melatih tangan kanannya menggunakan Teknik Lima Serangan, ketika berada di bawah pengaruh kekuatan Yin dingin yang berasal dari kantung empedu ular tersebut.     

"Pedang Gelombang Supreme Yin – Pedang Gelombang Bayangan!"     

Jempolnya merupa sebuah pedang dan mulai diarahkan ke depan.     

"Swoosh!"     

Udara yang berada di sekitarnya tiba-tiba berubah menjadi dingin.     

Sebuah gelombang pedang biru pucat mulai melesat dari balik jempolnya, dimana serangan tersebut berhasil membentur dinding batu yang berada di belakang lembah, dan berhasil menciptakan gemuruh kencang. Lalu, lubang raksasa berukuran lebar tiga meter mulai terbentuk di dalam dinding batu tersebut. Sehingga, lubang itu terlihat seperti baru saja terkena bongkahan meteor.     

Batu-batu yang berada di sekitar dinding batu menjadi hancur, sehingga tampak diselimuti oleh garis-garis es.     

Pada akhirnya, Zhang Ruochen bisa merasakan bahwa "Pedang Gelombang Supreme Yin" telah mencapai tingkatan Kesuksesan Kecil.     

"Pedang Gelombang Supreme Yin - Pedang Gelombang Damai!"     

Jemari Zhang Ruochen terus berganti-ganti dan kali ini ia merentangkan telunjuknya.     

Sebuah Pedang Gelombang terlepas dari jari telunjuknya, dan berhasil meninggalkan jejak serangan es di atas permukaan tanah.     

"Bam!"     

Terdapat sebuah lubang raksasa lain di dalam dinding batu. Daya ledak yang dilepaskan oleh serangan tersebut adalah sama seperti serangan sebelumnya.     

Kemudian, ia melepaskan satu serangan lain. Kali ini, ia menggunakan jari tengah, jari manis, dan jari kelingking.     

Tiga jari mulai menyerang dalam waktu bersamaan.     

"Pedang Gelombang Utama."     

"Pedang Gelombang Abyss."     

"Pedang Gelombang Bulan."     

Ketika Pedang Gelombang tersebut melesat dalam waktu bersamaan, maka seketika itu juga mereka berhasil menciptakan tiga lubang raksasa lain di dalam dinding batu tersebut.     

Kali ini, dua lubang yang tercetak adalah sama besar dengan dua serangan sebelumnya. Sementara daya ledak yang diciptakan oleh serangan terakhir hanya mampu menciptakan lubang yang lebih kecil, dengan ukuran diameter 1m.     

Kantong empedu milik Blackwind Python memang merupakan harta karun yang bagus. Sebab hal itu bisa digunakan untuk membantu proses latihan Pedang Gelombang Supreme Yin – Pedang Gelombang Bayangan, Pedang Gelombang Damai, Pedang Gelombang Utama, Pedang Gelombang Abyss sampai pada tingkatan Kesuksesan Kecil. Sementara itu, hanya Pedang Gelombang Bulan yang masih berada di Tingkatan Mula.     

Zhang Ruochen merasa sangat puas dengan hasilnya. Sebelum ia datang ke Sungai Tongming, maka ia tidak pernah menyangka bahwa dirinya sanggup menguasai keempat Pedang Gelombang sampai pada tingkatan Kesuksesan Kecil, apalagi hal tersebut terjadi dalam periode yang cukup singkat.     

Lalu, dengan Pedang Gelombang yang telah mencapai tingkatan Kesuksesan Kecil, maka kekuatannya pun meningkat beberapa kali lipat lebih kuat dibandingkan dengan sebelumnya.     

Zhang Ruochen bisa merasakan bahwa tingkat pengolahannya pun berkembang pesat. Kali ini, ia telah dekat untuk berada di puncak Tingkatan Akhir dari Alam Bumi.     

Terlebih lagi, baik penglihatan, pendengaran, atau Kekuatan Batin-nya adalah masing-masing mulai mengalami peningkatan. Sementara itu, kelima inderanya menjadi lebih tajam, sehingga pandangannya terhadap dunia menjadi semakin jelas.     

Di tengah malam, Zhang Ruochen tiba-tiba terbangun dari latihannya. Sementara itu, telinganya terlihat bergerak-gerak, lalu ia berkata pada dirinya sendiri, "Aku dikepung! Mereka berhasil menyusulku. Aku bertanya-tanya siapa mereka?"     

Ia mendengar langkah kaki, deru nafas, atau bahkan detak jantung dari mereka semua. Meskipun para musuh tersebut masih berada di jarak yang cukup jauh, tapi Zhang Ruochen dapat dengan jelas merasakan kehadiran mereka.     

Para musuh tersebut adalah orang-orang jahat. Lalu, beberapa dari mereka bahkan memiliki tingkat pengolahan yang tinggi, atau bahkan lebih tangguh dibandingkan dengan Zhang Ruochen sendiri. Sebab, ia hanya bisa mengalahkan mereka semua ketika menggunakan segenap kemampuannya.     

Musuh yang lebih tangguh mulai datang mendekat. Namun, Zhang Ruochen masih terlihat cukup tenang. Kemudian, ia mengambil dua batang pohon yang berserakan di tanah, dan melemparnya ke dalam api unggun.     

"Crack! Crack!"     

Api unggun tersebut mulai bergemeretak dan memancarkan bunga-bunga api.     

"Rustle!"     

Tiga puluh sentimeter di bawah permukaan tanah, terdapat sebuah cambuk besi dengan gerigi tajam mulai menggeliat cepat layaknya seekor ular. Cambuk tersebut melesat ke arah Zhang Ruochen.     

Ujung cambuk tersebut adalah duri sepanjang lima inci dan memancarkan cahaya berwarna ungu. Yang pasti, ujung tombak tersebut mempunyai racun dengan kadar yang tinggi.     

Zhang Ruochen menyeringai dan mengambil sebuah batang pohon dengan menggunakan dua jemarinya.     

Lalu, Tenaga Chi Api Spiritual mulai mengalir dari jarinya, dan berhasil menyelimuti batang pohon tersebut. Pada akhirnya, batang pohon itu membentur cambuk besi yang datang ke arahnya.     

"Ding!"     

Batang pohon dengan Api Spiritual tersebut berhasil menghalau serangan cambuk besi, sehingga kedua senjata sama-sama memancarkan Tenaga Chi karena pertemuan dua serangan tersebut.     

Beberapa saat kemudian, cambuk besi panjang itu kembali melesat dan mengarah ke belakang punggung Zhang Ruochen dengan suara "swoosh".     

Pemilik dari cambuk besi panjang tersebut tiba-tiba muncul dari balik kegelapan.     

Dia adalah seorang wanita yang berada di kisaran usia 30 tahun. Ia sedang mengenakan armor padat berwarna emas di area dada dan pantat, dimana hal tersebut menunjukkan kedua kaki putih jenjang dan pinggul yang dibiarkan terbuka.     

Wanita itu mengeluarkan suara melengking, seperti hantu. Sementara itu, ia terus menyerang dengan menggunakan cambuk besinya yang panjang. Lalu, ia menggunakan serentetan teknik cambuk yang digunakan untuk mengepung Zhang Ruochen.     

Sehingga, seluruh lembah tersebut menjadi penuh dengan cahaya keemasan.     

Sementara itu, Zhang Ruochen sedang duduk di tanah dengan kaki bersila. Ia tampak sangat elegan dan terlihat santai. Sebab ia terus menyerang menggunakan tiga batang pohon, dan berhasil menghalau setiap serangan yang dilancarkan oleh wanita tersebut.     

"Whew!"     

Tiba-tiba, ada sebuah anak panah api dengan Ekor Phoenix yang berasal dari kegelapan di di depan Zhang Ruochen.     

Dalam satu kedipan mata, maka anak panah tersebut telah melesat beberapa kilometer melintasi lembah. Anak panah itu mengarah lurus ke arah dahi Zhang Ruochen.     

Jika sebuah anak panah masih menyimpan kekuatan yang sama bahkan setelah melintasi beberapa kilometer, maka itu artinya bahwa sang master yang melepaskannya, adalah seorang top master. Sebab, ia tidak hanya mempunyai kekuatan yang besar, tetapi juga jenis penglihatan yang lebih unggul dibandingkan dengan para ksatria biasa lain.     

Zhang Ruochen menunjukkan ekspresi serius di kedua matanya, sementara ia mulai menggenggam ujung Pedang Kuno Abyss.     

"Swoosh!"     

Pedang Kuno Abyss terlepas dari sarung pedang, dan memamerkan kilau cahayanya yang cemerlang. Kemudian, pedang tersebut menciptakan Semburan Pedang berbentuk sabit dengan diameter lebih dari 10m di udara.     

"Bam!"     

Anak panah api dan Semburan Pedang tersebut akhirnya bertemu di satu titik. Dengan sebuah "bang", maka seluruh Energi Chi yang terdapat di area lembah tersebut menjadi terguncang.     

Anak Panah Bulu Phoenix mulai menampakkan wujudnya. Kemudian, anak panah tersebut berubah menjadi hujan api, dan berhasil membuat sekitar lembah menjadi lebih terang.     

Dan hujan api tersebut pasti terjatuh dan mengarah ke Zhang Ruochen.     

Tapi Zhang Ruochen mempunyai sebuah tameng Tenaga Chi berukuran satu meter, sehingga bunga-bunga api yang berguguran hanya terjatuh ke tanah, sebelum akhirnya berubah menjadi debu pasir.     

"SHING!"     

Seorang pria sedang menggenggam busur panah merah beserta dengan wadah anak panahnya, sementara ia mulai melesat dari kegelapan layaknya seekor burung raksasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.