Kaisar Dewa

Para Pembunuh Profesional Tiba



Para Pembunuh Profesional Tiba

0Duanmu Xingling menenangkan amarahnya dan berkata dengan muram, "Penilaian triwulan akan diselenggarakan dua bulan lagi. Itu terdiri dari dua ronde. Ronde pertama adalah Turnamen Murid Baru yang diikuti oleh empat kampus lain. Ronde kedua adalah Evaluasi Rangking di dalam Kampus Barat sendiri. Apa kau percaya diri?"     

"Percaya diri tentang apa?" tanya Zhang Ruochen.     

Duanmu Xingling berkata, "Sebagai seseorang murid baru No.1 dari Kampus Barat, maka itu adalah tanggung jawabmu untuk mendapatkan kehormatan bagi Kampus Barat. Jika kau bisa memimpin para murid-murid baru untuk mengalahkan murid dari ketiga kampus lain saat turnamen berlangsung, maka kau akan mendapatkan banyak poin penghargaan sebagai hadiahnya."     

Suara Huang Yanchen terdengar dingin di balik pintu luar, "Meskipun kau adalah murid baru paling bertalenta dari Kampus Barat, tetapi kemampuan praktekmu bukanlah yang paling baik. Tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa terdapat begitu banyak jenius dari ketiga kampus yang lain. Tetapi, itu tidak akan mudah bagimu untuk menjadi No.1 dari keempat kampus."     

Baik Zhang Ruochen dan Duanmu Xingling sama-sama terkejut dan menatap Huang Yanchen yang sedang berjalan masuk.     

Duanmu Xingling bertanya, "Saudari Chen, mengapa kau datang kemari?"     

Huang Yanchen tidak terlihat bahagia sekarang ini. Ia berkata, "Aku pergi ke Kuning No.1 untuk mengunjungi Zhang Ruochen, tetapi dia tidak ada di sana. Maka aku kira dia pasti berada di kamarmu. Xingling, aku tidak mengira bahwa kau benar-benar telah jatuh cinta dengan si cabul ini."     

"Aku tidak! Saudari Chen, kau harus mendengarkan..." kata Duanmu Xingling.     

"Tidak ada lagi yang perlu dikatakan!" Huang Yanchen menatap Zhang Ruochen, ia mengeluarkan sebuah botol permata kecil, lalu memberikan itu kepadanya, untuk kemudian berkata, "Cabul, ini adalah satu tetes Cairan Setengah-Biksu. Aku ingin menukarnya dengan sebuah harta karun ruang milikmu."     

Zhang Ruochen melihat botol permata kecil, untuk kemudian mengembalikan tatapan matanya pada Huang Yanchen. Ia kecewa dengan tingkah laku wanita itu, lalu mengerutkan dahi dan menggelengkan kepalanya. "Maaf. Wakil Kepala Sekolah Qing Hua telah berjanji untuk memberikanku 10 tetes Cairan Setengah-Biksu. Saat ini, aku tidak sedang kekurangan itu."     

Sejujurnya, Zhang Ruochen sedikit merasa bersalah atas apa yang dirinya lakukan terhadap Huang Yanchen. Ia memang pernah berencana untuk memberikan sebuah harta karun ruang untuknya, namun dengan sikap yang seperti sekarang ini, akhirnya ia perlu memikirkannya dua kali.     

Huang Yanchen membelalakkan mata kerajaan miliknya yang berwarna biru, dan itu terlihat sangat dingin. "Duanmu Xingling bisa menukar satu tetes Cairan Setengah-Biksu demi satu Gelang Permata Bundar, tetapi aku tidak bisa? Sepertinya memang wanita itu lebih dekat kepadamu. Baiklah kalau begitu! Katakan berapa harganya."     

Duanmu Xingling menjadi takut jika Huang Yanchen akan salah paham, maka ia terus mengedipkan matanya pada Zhang Ruochen.     

Tetapi, Zhang Ruochen berpura-pura tidak melihat apa-apa, untuk kemudian berkata, "Lima juta koin perak. Tidak kurang."     

Mendengar ucapan Zhang Ruochen, Huang Yanchen menarik pedangnya dan segera mengarahkan itu ke leher Zhang Ruochen, lalu berseru, "Katakan lagi."     

Zhang Ruochen mengacuhkan pedang yang terhunus itu, ia menatap mata Huang Yanchen lekat-lekat, lalu berkata, "Lima juta koin perak. Tidak kurang."     

Huang Yanchen benar-benar kehilangan kesabaran, dimana itu adalah karena tersulut ucapan Zhang Ruochen. Ia berseru, "Aku akhirnya mengerti mengapa Duanmu Xingling ikut campur saat aku berencana untuk melukaimu. Kalian berdua telah merencanakan ini sejak lama! Jika demikian, mengapa aku harus mengampunimu? Hari ini, aku akan melunasi segala sesuatu yang pernah kau lakukan di malam itu. Mulai saat ini, kau akan menjadi orang kasim!"     

Pada mulanya, Huang Yanchen berencana untuk mengunjungi Zhang Ruochen dan menukar sebuah harta karun ruang pada lelaki itu, sekaligus juga berencana untuk memperbaiki intensitas hubungan mereka.     

Namun, ketika ia menemukan bahwa Zhang Ruochen berada di tempat sahabatnya, ia benar-benar meledak dan merasa dikhianati.     

"Clash!"     

Huang Yanchen menganyukan lengannya untuk memotong Zhang Ruochen dengan pedang, ia mengarahkan pedangnya pada penis lelaki itu.     

Zhang Ruochen menjadi sangat terkejut sesaat setelah merasakan sensasi yang dingin sedang melintasi bagian bawah tubuhnya. Ia melangkah mundur dan berhasil menghindari serangan dari Huang Yanchen. Nyaris saja!     

Huang Yanchen jelas tidak ingin melepaskannya. Ia mulai mengumpulkan Semburan Pedang dan mulai menghunuskan itu ke arahnya lagi.     

"Boom!"     

Duanmu Xingling juga mengeluarkan pedangnya dan mengayunkan itu ke belakang untuk menepis gerakan Huang Yanchen, ia berkata, "Saudari Chen, tenanglah. Tolong dengarkan..."     

Saat melihat Duanmu Xingling membuat sebuah gerakan, Huang Yanchen menjadi lebih marah. Gerakannya yang tidak terhentikan seolah sama cepatnya dengan angin, untuk kemudian itu membentuk sebuah pusaran Semburan Pedang yang cukup besar.     

"Duanmu Xingling, sebelumnya kita tidak pernah bertarung. Maka hari ini, mari kita lihat siapa yang lebih kuat."     

Dengan rambut terurai di udara serta jubah yang bergelombang, ia menggerakkan pedangnya sedikit, untuk kemudian Huang Yanchen dengan anggun melepaskan pusaran Semburan Pedang itu ke arah Duanmu Xingling.     

"Boom!"     

Dua aliran Semburan Pedang yang cukup kuat bertemu di satu titik, itu menyebabkan sebuah lubang menganga di atap kamar, dimana batu-batuan berwarna biru secara terus-menerus mulai berjatuhan.     

Kedua gadis itu melompat dan keluar melewati lubang, mereka terbang dan mendarat di atap, untuk kemudian saling berkejaran di atas sana, dimana itu menciptakan suara genting yang berdenting.     

Suara pertarungan itu perlahan-lahan menjadi samar-samar dan terdengar jauh, meninggalkan kamar yang tampak benar-benar berantakan. Zhang Ruochen sungguh kehilangan kata-kata. "Saudari senior seperguruan Huang adalah benar-benar seorang bajingan. Setiap kali dia berubah menjadi marah. Maka setiap itu pula aku harus pindah ke kamar lain."     

Tiba-tiba, Zhang Ruochen merasakan sebuah sensasi datangnya bahaya pembunuh, sehingga seluruh bulu kuduknya berdiri pada waktu yang bersamaan.     

Zhang Ruochen secara instingtif mulai melompat ke depan dan berguling di tanah.     

"Clash!"     

Sebuah anak panah berwarna hijau yang beracun berhasil menembus dinding, itu benar-benar dekat dan melintas di leher Zhang Ruichen, untuk kemudian meninggalkan sebuah goresan luka di kulitnya.     

Dan dalam satu kedipan mata, kulit yang terkena luka itu menjadi hitam keungu-unguan.     

Zhang Ruochen dengan segera mengambil sebuah Pil Detoksifikasi dari Jimat Ruang dan Waktu, untuk kemudian mulai menelannya.     

Sensasi pembunuh itu belum juga hilang. Itu adalah seperti seekor ular kobra yang bersembunyi di balik kegelapan, dan siap untuk menyerang lagi kapanpun.     

Zhang Ruochen telah berlatih Tenaga Chi Permata Putih, dimana itu membantunya menyembuhkan dari berbagai macam jenis racun. Tetapi racun yang terdapat di anak panah hijau kali ini benar-benar cukup kuat, sehingga ia hanya mampu menahan agar racun itu tidak menyebar di sekujur tubuhnya dengan bantuan yang didapatkan dari Pil Detoksifikasi sekaligus juga Tenaga Chi Permata Putih.     

"Apakah pembunuh bayaran dari Departemen Hades akhirnya tiba?"     

Zhang Ruochen masih terbaring di tanah, ia tidak berani membuat sebuah gerakan. Ia hanya bisa diam-diam melepaskan Pola Ruang.     

Di bawah pengaruh Pola Ruang, Zhang Ruochen bisa mendeteksi aura-aura dari dua orang pembunuh profesional. Satu orang seperti sedang bersembunyi di balik dinding – ia berada di jarak tujuh meter jauhnya.     

Seorang yang lain berada di jarak yang lebih jauh, ia bersembunyi di dalam sebuah pohon pinus besi raksasa. Jika itu bukan karena Pola Ruang miliknya, maka Zhang Ruochen tidak akan pernah menemukan mereka.     

Ia pasti adalah salah satu yang melepaskan anak panah beracun.     

Dua pembunuh profesional – satu di jarak yang dekat, dan satu lagi cukup jauh.     

Zhang Ruochen bisa merasakan tingkat pengolahan bela diri mereka. Kedua pembunuh itu sepertinya berada di tingkatan Puncak dari Alam Hitam. Tenaga Chi mereka sangat kuat sehingga salah satu dari mereka memiliki kekuatan yang cukup untuk bisa membunuh Zhang Ruochen.     

"Kebetulan macam apa jika para pembunuh profesional mendatangiku sesaat setelah aku baru saja selesai berlatih di Istana Suci Kekuasaan! Apakah itu berarti bahwa, selain Zi Qian, terdapat pembunuh profesional lain dari Departemen Hades diantara 12 murid-murid jenius yang berlatih bersama di Istana Suci Kekuasaan?"     

Zhang Ruochen memikirkan itu dengan cepat. Situasi yang sedang dirinya hadapi adalah sungguh kritis dan sesuatu telah benar-benar menjadi buruk.     

"Aku bersembunyi di kamar Hitam No.1 agar saudari senior seperguruan Duanmu bisa membantuku menghadapi para pembunuh profesional. Dan tiba-tiba, Huang Yanchen muncul dan menarik perhatiannya ke tempat lain. Kemudian, para pembunuh profesional tiba ke tempat ini. Apakah ini semua adalah sebuah kebetulan? Apakah mungkin Huang Yanchen adalah juga seorang pembunuh profesional dari Departemen Hades?"     

Zhang Ruochen menahan nafasnya dan menyelimuti auranya sendiri dengan kekuatan dari Pola Ruang. Kemudian, ia memiliki sebuah rencana di kepalanya.     

Kelebihan terbesarnya saat ini adalah mengetahui lokasi dari dua pembunuh profesional itu, sedangkan mereka berdua tidak mengerti dimana posisi dirinya.     

Jika demikian, maka mereka berdua yang telah berada di tingkatan Puncak dari Alam Hitam dan benar-benar teramat tangguh dibandingkan dengan Zhang Ruochen. Maka, itu akan cukup sulit bagi dirinya untuk bisa membunuh salah satu dari mereka. Jadi, bagaimana bila dia membunuh keduanya?     

Beberapa saat kemudian, Zhang Ruochen merasakan kehadiran Blackie melalui Pola Ruang miliknya.     

Blackie telah mencuri dua buku lagi. Ia membawa buku itu dengan menggunakan kaki depannya dan berjalan dengan gagah melewati pintu depan dengan menggunakan kaki belakangnya – Blackie tidak mengerti bahwa terdapat dua pembunuh profesional sedang bersembunyi di kamar Hitam No.1     

Zhang Ruochen mengeluarkan Grafik Kayu Yin Yang dari Danau Chi miliknya. Ia menggenggam itu di tangan, untuk kemudian mulai mengalirkan Tenaga Chi demi mengirim sebuah pesan kepada Blackie.     

"Apa yang dilakukan si brengsek Zhang Ruochen? Apakah dia bermaksud untuk menyegelku lagi di dalam Grafik Kayu Yin Yang?" Blackie bisa merasakan kekuatan segel dari Grafik Kayu Ying Yang, dimana itu membuatnya menyadari sesuatu.     

Saat itu, suara Zhang Ruochen mulai terdengar di telinga Blackie – dengan menggunakan kekuatan bantuan yang didapat dari Grafik Kayu Yin Yang.     

Setelah mendapatkan pesan dari Zhang Ruochen, telinga Blackie mulai terangkat. Ia mulai menatap ke arah yang diindikasikan oleh Zhang Ruochen lewat lirikan mata.     

"Tidak diragukan lagi bahwa mereka adalah para pembunuh profesional. Untuk kemampuan yang dimiliki, mereka benar-benar sangat baik dalam bersembunyi. Itu hampir mustahil untuk mengidentifikasi mereka tanpa memeriksa tempat ini dengan seksama. Sekarang, pertunjukan segera dimulai!"     

Blackie tertawa dan bergegas menuju semak-semak.     

Dengan bantuan dari Blackie, Zhang Ruochen menjadi lebih percaya diri.     

"Senjata Halilintar!"     

Jiwa Bela Diri Zhang Ruochen memiliki sifat alami ruang dan waktu sekaligus juga halilintar dan/atau kekuatan petir.     

Menjadi aktif karena Tenaga Chi miliknya, senjata itu mulai mengumpulkan seluruh Energi Chi yang berada di radius 25 meter dan mulai membentuk sebuah kumparan cahaya.     

Cahaya-cahaya itu bergabung dan mulai terhubung satu sama lain, untuk kemudian menjadi sebuah kekuatan yang besar.     

"Slap!"     

Sebuah halilintar terlepas dari ruang hampa dan mengenai seorang pembunuh profesional yang bersembunyi di radius tujuh meter dari tempat Zhang Ruochen terbaring.     

"Pfft!"     

Saat ketahuan, maka pembunuh profesional itu benar-benar terluka parah oleh karena terkena serangan halilintar. Terdapat sebuah asap yang menyelimuti tubuhnya dan ia terbatuk-batuk sekaligus memuntahkan darah.     

...     

…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.