Kaisar Dewa

Tekanan Bagi Murid-Murid Baru



Tekanan Bagi Murid-Murid Baru

89 Setelah keluar dari arena pertarungan Seni Bela Diri, Zhang Ruochen beranjak menuju rintangan kedua di Menara Wu lantai ketiga.     

"Sepertinya memang tidak ada ksatria muda lain yang berhasil melewati rintangan kedua di lantai ketiga tahun ini. Sebab, bisa dipastikan bahwa rintangan itu lebih sulit bila dibandingkan dengan rintangan-rintangan yang berada di lantai kedua."     

Zhang Ruochen melihat persyaratan yang dibutuhkan untuk bisa lolos dari rintangan, persyaratan itu tertulis di dinding.     

"Tugas yang mudah."     

Zhang Ruochen mengangguk dan mulai membuka pintu rintangan kedua yang ada di lantai ketiga.     

Ruangan itu memiliki panjang 30 meter dengan sebuah koridor panjang selebar 3 meter. Terdapat sembilan patung perunggu di kedua sisi koridor tersebut.     

Dimana total patung-patung itu adalah berjumlah 18.     

Menurut aturan yang berlaku, setiap patung perunggu itu diciptakan dengan sebuah alat menempa senjata yang memiliki berat mencapai 1.000 pon. Di patung itu terdapat sebuah inskripsi dan sebuah Kristal Suci yang menempel dindingnya, patung itu sama kerasnya dengan sebuah Senjata Suci Bela Diri.     

Para penempa senjata memanggil patung-patung itu sebagai para ksatria penempa.     

Kekuatan dan kecepatan dari setiap ksatria penempa adalah sama kuatnya dengan seorang ksatria yang berada di Tingkatan Lanjutan dari Alam Hitam.     

Perlu diingat, tubuh ksatria para penempa adalah sama kerasnya dengan sebuah besi, sehingga kekuatan mereka cukup tangguh. Dan ketika mereka sedang bertempur secara langsung, seorang ksatria penempa mampu mengalah seorang ksatria yang berada di Tingkatan Fajar dari Alam Hitam.     

Maka seperti itulah, Zhang Ruochen harus menghadapi 18 ksatria penempa yang memiliki kekuatan setara dengan para ksatria-ksatria di Tingkatan Fajar dari Alam Hitam. Ia harus bertarung dengan ksatria-ksatria itu di sebuah koridor yang cukup sempit.     

Itu adalah hal yang hampir mustahil bagi seorang ksatria Tingkatan Menengah dari Alam Hitam untuk mampu melewati rintangan yang ada di koridor ini.     

"Zi Qian, Pangeran Huo Xing, dan Yao Qintong, mereka semua adalah ksatria yang berada di Tingkatan Fajar dari Alam Hitam. Mereka semua pasti telah dikalahkan oleh 18 ksatria penempa yang berada di Tingkatan Fajar dari Alam Hitam ini. Maka rintangan kali ini benar-benar gila!"     

Zhang Ruochen tidak mengeluarkan Pedang Berkilau miliknya, karena penggunaan senjata tidak diperbolehkan dalam rintangan kali ini.     

"Mari bertarung!"     

Zhang Ruochen menggulung lengan baju miliknya. Dengan tatapan yang tajam, ia melangkahkan kaki ke dalam koridor.     

Di ujung koridor tersebut, terlihat dua ksatria penempa sedang berdiri di sana. Mereka berjalan pelan-pelan dengan api yang menyala di kedua tatapan mata mereka.     

Suara dari gesekan besi menimbulkan gema. Sementara itu, kedua ksatria penempa itu tersadarkan.     

"Bang!"     

Kedua ksatria penempa itu menyerang dalam waktu yang bersamaan.     

Seorang ksatria penempa yang berada di kiri meninju wajah Zhang Ruochen. Tinju pertama itu mengeluarkan api seperti teknik Tinju Api, tinju itu memiliki kekuatan yang mengerikan dan sedang mengarah ke Zhang Ruochen.     

Mereka bergerak dengan sangat cepat sehingga Zhang Ruochen tidak mampu menghindari serangan mereka di tempat yang sempit seperti itu.     

Zhang Ruochen melangkah mundur dan menghindari tinju besi, lalu dengan segera ia mengirimkan tinju ke dada ksatria penempa itu.     

"Boom!"     

Kekuatan tinju milik Zhang Ruochen berhasil menjatuhkan ksatria penempa dan berhasil melubangi dadanya. Sehingga ksatria itu terlempar ke dinding dan berhasil membuat dinding itu bergetar hebat.     

Namun, ksatria penempa itu sepertinya tidak merasa kesakitan. Ia dengan segera melawan balik.     

"Seorang ksatria abadi?" batin Zhang Ruochen.     

Pergerakan Zhang Ruochen adalah lebih cepat bila dibandingkan dengan dua ksatria penempa tersebut. Ia mengambil tiga langkah ke depan untuk menghindari serangan balasan dari para ksatria-ksatria itu.     

Namun, situasi yang lebih genting terjadi.     

Zhang Ruochen telah membangunkan dua ksatria penempa lain saat ia melangkah maju sebelumnya.     

Zhang Ruochen sedang dikelilingi oleh empat ksatria penempa. Sehingga, keempat ksatria penempa itu akhirnya menyerang Zhang Ruochen dalam waktu bersamaan.     

"Jleeb! Jlebb! Jlebb!"     

Empat ksatria penempa, delapan tinju besi, dan delapan kaki mereka secara bersamaan menyerang Zhang Ruochen secara kontinyu.     

Zhang Ruochen dikelilingi oleh bayangan-bayangan tinju serta kaki.     

Zhang Ruochen segera mengalirkan Tenaga Chi miliknya, ia menggerakkan kaki-kakinya untuk menyerang dan menangkis. Begitupun juga tinju miliknya digunakan untuk menyerang sekaligus bertahan.     

"Langkah Gajah!"     

Zhang Ruochen melepaskan empat tinju dengan gerakan yang cukup cepat.     

"Boom!"     

Keempat ksatria penempa itu terpukul keras, dan mereka semua terlempar di kejauhan. Beberapa dari mereka membentur dinding, beberapa yang lain terjerembab ke tanah.     

Zhang Ruochen melanjutkan serangannya. Dua ksatria penempa itu terus menyerangnya, mereka berdua kembali menjadi empat. Lalu, keempat ksatria itu mulai menyerang lagi secara bersamaan.     

Sebuah ide muncul di kepala Zhang Ruochen. "Aku harus segera menyelesaikan pertarungan ini. Jika aku sampai dikelilingi oleh 18 ksatria penempa, maka bisa dipastikan aku akan kalah."     

"Boom!"     

Ketika merunduk, Zhang Ruochen mengayunkan pukulannya untuk meninju para ksatria penempa yang berada di sebelah kiri, dimana serangan itu berhasil menghantam keempat ksatria penempa yang terus-menerus menyerang dirinya.     

Zhang Ruochen mempercepat langkahnya dan bergerak maju.     

"Naga dan Gajah Kembali ke Bumi!"     

"Naga di Langit!"     

"Langkah Gajah!"     

...     

"Jleebb Jlebb!"     

Zhang Ruochen melintasi koridor panjang dengan sangat cepat.     

Ketika ia berhasil melewati koridor panjang itu, para ksatria penempa yang berjumlah 18 itu kembali ke posisi semula dan hanya berdiam diri.     

Ketika melihat tinjunya yang memar, Zhang Ruochen menghela nafas. "Sungguh tidak bijak jikalau aku bertarung melawan para ksatria penempa dengan kondisi tubuhku saat ini. Namun, aku telah berhasil melewati mereka."     

Zhang Ruochen mulai beranjak ke rintangan ketiga yang berada di level ketiga.     

"Sungguh gila! Dia baru saja berhasil melewati rintangan kedua tanpa terluka sedikitpun. Mungkin ia akan berhasil menembus rintangan ketiga dengan kemampuan yang dimilikinya." Duanmu Xingling bersedekap sambil mengamati cermin dengan perasaan takjub.     

Perlu diketahui bahwa Duanmu Xingling tidak berhasil melewati rintangan kedua di level ketiga saat pertama kali ia masuk ke Menara Wu.     

Menurut sejarah yang ada di Kampus Barat, hanya tiga orang yang pernah berhasil melewati rintangan kedua di level ketiga saat pertama kali mereka masuk ke Menara Wu.     

Sekarang, Zhang Ruochen adalah orang yang keempat.     

Duanmu Xingling bertanya, "Sister Chen, apa kau berpikir bahwa dia akan berhasil melewati rintangan ketiga yang ada di level ketiga?"     

Setelah merenung sejenak, Huang Yanchen menjawab, "Dalam sejarah yang ada di Kampus Barat, hanya ada satu murid baru yang berhasil melewati rintangan ketiga. Murid baru itu adalah Luo Xu, ia adalah seorang ksatria yang sekarang menjadi penjaga ujian. Dan karena Zhang Ruochen telah berhasil mengalahkan Luo Xu saat berada di Tingkatan yang sama, maka besar kemungkinan bahwa dia akan berhasil melewati rintangan ketiga."     

"Lebih jauh, jika sampai dia berhasil melewati rintangan ketiga yang ada di level ketiga. Maka, dia tidak perlu untuk melalui rintangan pertama yang ada di level keempat, karena dia sudah berhasil melewati rintangan itu ketika berada di rintangan pertama yang ada di level kedua."     

Sebab rintangan pertama yang ada di level keempat adalah tentang bertahan dari sembilan serangan tinju milik Luo Xu.     

Dan Zhang Ruochen telah berhasil melewati itu saat berada di rintangan pertama di level kedua.     

Duanmu Xingling mengerjap-ngerjapkan mata sembari berpikir, ia berkata, "Jika dia berhasil melewati rintangan pertama yang berada di level keempat, maka dia akan menjadi pusat perhatian baru bagi Sekolah Pasar Bela Diri. Aku kira dia juga akan berhasil mengguncang para murid-murid inti yang ada di sekolah."     

Huang Yanchen bertanya, "Apa maksudmu?"     

Duanmu Xingling tersenyum dan berkata, "Jika dia berhasil melewati rintangan ketiga yang berada di level ketiga, kita tidak akan biarkan dia masuk ke level keempat."     

Huang Yanchen mengangguk dan berkata, "Benar. Karena para murid lelaki dari Kampus Barat memanggil kita dengan sebutan iblis, maka kita harus melakukan apa yang iblis lakukan. Sebagaimana misal, kita harus juga memberi tekanan pada para murid-murid baru."     

"Selain menekan dia, kita juga sedang menyelematkannya. Sebab itu bukan hal yang baik baginya jikalau sampai dia menunjukkan performa gemilang seperti itu." Duanmu Xingling meyakinkan diri, ia mengangguk pelan dan berkata dalam hati, "Apa yang aku lakukan adalah sesungguhnya demi kebaikan dia."     

Tetapi, senyum jahat di wajahnya seolah menghianati apa yang ia yakini.     

Ia lebih terlihat sebagai seorang iblis daripada seorang gadis kecil yang berada di kisaran usia 13 atau 14 tahun.     

Rintangan ketiga yang ada di level ketiga terkesan seperti rintangan ketiga yang ada di level kedua. Di sana terdapat sebuah kolam lainnya. Kolam itu berukuran sembilan meter persegi, dan apa yang harus dilakukan oleh para ksatria adalah menghitung riak-riak air.     

Apa yang berbeda adalah dua koin perak saat ini sedang terjatuh dari atas kolam dalam waktu bersamaan. Koin perak yang terjatuh itu berhasil menciptakan dua titik riak-riak air.     

Seorang ksatria harus berkonsentrasi sehingga ia bisa menghitung riak-riak air itu dengan tepat.     

Ketika dua koin perak itu terjatuh di permukaan air kolam dalam waktu yang bersamaan, hal itu akan menyulitkan proses perhitungan riak-riak air.     

Jika seorang ksatria mampu memfokuskan pikirannya pada dua hal sekaligus dalam waktu bersamaan, maka setidaknya Kekuatan Batin miliknya telah mencapai level 20.     

Jika ia ingin menghitung riak-riak air dengan benar, maka Kekuatan Batinnya harus mencapai level 25. Sebab, Kekuatan Batin yang berada di level 20 belumlah cukup.     

Namun, itu akan berbeda dengan para penempa senjata, peracik obat, serta penjinak binatang buas. Sebab, mereka-mereka itu memang melatih Kekuatan Batin masing-masing. Dan diluar mereka, tidak banyak ksatria yang ingin meningkatkan Kekuatan Batin sebab mereka meyakini bahwa itu adalah hal yang buang-buang waktu.     

Tentu saja, rintangan ini tidak terlalu sulit bagi Zhang Ruochen. Sebab, Kekuatan Batin milik Zhang Ruochen telah mencapai level 30.     

Maka ketika permukaan air itu menjadi tenang, Zhang Ruochen mulai menuliskan angka-angka ke dalam tablet giok. Seperti yang ia duga, ia berhasil lolos dengan mudah.     

Zhang Ruochen berkata dalam hati. "Murid baru yang paling tangguh hanya mampu melewati rintangan pertama di level ketiga. Sekarang, aku telah berhasil melewati rintangan ketiga yang ada di level ketiga. Maka, bisa dipastikan bahwa aku akan berada di rangking satu dari murid-murid baru tahun ini. Jika demikian, maka menembus rintangan di level keempat bukanlah ide yang bagus."     

Ia bukanlah tipe orang yang suka pamer. Karena ia juga tidak akan mendapatkan hadiah tambahan meski berhasil melewati rintangan yang ada di level keempat dari Menara Wu. Oleh karena itulah, ia memutuskan untuk keluar dari Menara.     

Ketika ia ingin beranjak keluar, dua orang wanita cantik terlihat sedang berada di gerbang emas dan menghalangi jalan keluarnya.     

"Zhang Ruochen, kau seharusnya tidak diperbolehkan untuk menuju level empat."     

Huang Yanchen berdiri tegap, ia menggelembungkan pipinya, lalu menatap Zhang Ruochen dengan tatapan arogan serta tangan yang ia lipat di belakang punggung.     

Wanita itu memiliki tinggi sekitar 1.75 meter. Ia berdiri tegap sehingga itu membuatnya terlihat lebih tinggi dengan kedua kakinya yang jenjang. Dan sial, perawakannya sungguh sempurna.     

Zhang Ruochen menatap kedua wanita cantik itu, ia berkata, "Mengapa aku tidak boleh menuju ke level keempat meski aku telah berhasil melewati rintangan ketiga di level ketiga?"     

Zhang Ruochen sendiri memang tidak berencana untuk melanjutkan ke level keempat. Tetapi, ia juga tidak ingin dihentikan oleh orang lain.     

"Apa yang mereka inginkan?"     

Zhang Ruochen pernah mendengar tentang mereka berdua. Mereka berdua adalah para master dari Divisi Hitam. Mereka memiliki tingkat pengolahan yang tinggi dan hampir tidak tertandingi. Bahkan para senior-senior lain pun takut dengan mereka berdua.     

Namun, itu semua tidak berarti apa-apa bagi Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen tidak takut. Sebab ia berada di Menara Wu sehingga ia tidak perlu khawatir jikalau mereka ingin membunuhnya.     

Huang Yanchen berkata dengan serius, "Kita menyelamatkanmu dan tidak sedang menyakitimu. Jika kau menunjukkan performa yang terlalu bagus, maka tentu saja kau akan mendapatkan jumlah sumber daya yang amat besar sehingga kau akan menjadi satu-satunya ksatria yang akan dilatih langsung oleh pihak sekolah. Oleh karena itulah, jika kau berlanjut ke level selanjutnya, maka kau bisa saja mendapat cedera yang fatal."     

"Itu semua terdengar sedikit masuk akal."     

Zhang Ruochen mengangguk dan berkata, "Tetapi, kita juga bukan saudara apalagi teman. Mengapa kalian begitu peduli padaku? Mengapa kalian melakukan hal yang seperti ini? Apa sebenarnya tujuan kalian? Cukup katakan yang sejujurnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.