Kaisar Dewa

91 Kuning No. 1



91 Kuning No. 1

0Para ksatria yang berada di luar Menara Wu hanya bisa melihat cahaya lampu yang menyala di lantai ketiga. Mereka tidak mengerti berapa banyak rintangan yang berhasil dilewati oleh Zhang Ruochen.     

Bukan hanya Elder Situ yang tidak percaya, tetapi sebagian besar ksatria muda yang berada di luar Menara Wu juga sama skeptisnya.     

Pada umumnya, saat seorang murid baru berhasil melewati rintangan kedua yang berada di lantai ketiga , maka itu akan menjadi berita yang menggemparkan sekolah.     

Elder Situ berjalan menuju pintu utama Menara Wu, ia meletakkan tangannya ke dinding lalu mencoba untuk membentuk sebuah lingkaran dengan mengalirkan Tenaga Chi miliknya.     

Menara Wu adalah sebuah Senjata Suci Bela Diri. Maka dengan Tenaga Chi yang dialirkan oleh Elder Situ, inskripsi-inskripsi yang terdapat di dalam Menara itu menjadi aktif.     

"Beep!"     

Cermin Tenaga Chi yang berada di lantai ketiga seketika mulai bersinar terang.     

Rekaman gerak dari Zhang Ruochen yang mencoba untuk menaklukkan rintangan kedua di lantai ketiga mulai terlihat di permukaan cermin.     

Kesembilan elder, juga 468 murid-murid, serta beberapa murid senior sedang berdiri di Luar Menara Wu dan mengamati Cermin Tenaga Chi.     

Cermin itu menunjukkan seorang Zhang Ruochen yang sedang bertarung melawan 18 ksatria penempa. Ia bertarung dengan gagah berani. Setiap gerakan yang ia lakukan seolah lembut seperti awan dan mengalir seperti air. Ia berhasil memotong 18 ksatria penempa itu seperti halnya sebuah pisau panas bertemu dengan mentega. Dalam bahasa yang lebih mudah, ia berhasil mengalahkan semua ksatria penempa itu dengan cukup efektif.     

Saat melihat pertempuran itu, para ksatria-ksatria lain merasa iri. Mereka ingin seperti seorang Zhang Ruochen yang mendapatkan kesempatan untuk bertarung dengan 18 ksatria penempa.     

Para murid-murid wanita menatap cermin itu dengan mata berbinar-binar dan ekspresi mereka menunjukkan tingkat keterkejutan tertentu. Maka setelah pertarungan berakhir, mereka semua menatap Zhang Ruochen dengan perasaan takjub.     

Performa yang ditampilkan Zhang Ruochen saat berada di dalam Menara Wu benar-benar menakjubkan.     

Di sebuah dunia dimana Seni Bela Diri benar-benar disegani, para ksatria muda seperti Zhang Ruochen pasti akan digilai oleh banyak wanita.     

"Sial! Dia benar-benar berhasil melewati rintangan kedua yang berada di lantai ketiga!"     

Pangeran Huo Xing berdiri di antara murid-murid baru, ia sedang menatap Zhang Ruochen. Ia telah memutuskan bahwa dirinya akan membunuh Pangeran Kesembilan dari Yunwu Commandery itu.     

Pangeran Huo Xing, Zi Qian, dan Yao Qingtong adalah para ksatria bertalenta yang langka. Namun, jika mereka dibandingkan dengan Zhang Ruochen, maka mereka seolah berada di liga dan/atau kompetisi yang berbeda.     

Mereka semua hampir kalah bersinar dengan seorang Zhang Ruochen.     

Ia adalah orang keempat dalam sejarah Kampus Barat yang mampu menaklukkan rintangan itu. Siapa yang bisa menandinginya?     

Tidak seorangpun dari murid-murid baru atau para jenius yang berhasil melewati rintangan ketiga di lantai kedua.     

Menjelang malam, ronde Menembus Menara Wu akhirnya berakhir. Ronde itu berakhir dengan terpilihnya 120 ksatria bertalenta yang akan menjadi murid asing di Kampus Barat, di Sekolah Pasar Bela Diri.     

Rangking-rangking yang didapatkan oleh 120 murid-murid baru itu telah dihitung dengan cepat. Dan itu bukanlah hal yang mengejutkan bila Zhang Ruochen mendapatkan rangking satu diantara para murid-murid asing.     

Zi Qian mendapatkan rangking kedua, sedangkan Pangeran Huo Xing berada di rangking ketiga. Setelah itu, disusul oleh Yao Qingtong yang berada di rangking keempat.     

Terdapat enam murid wanita dan empat murid lelaki yang masuk ke rangking 10 besar.     

Beruntungnya, Zhang Ruochen adalah murid terbaik tahun ini. Jika tidak, maka murid-murid wanita akan mendominasi lagi seperti tahun-tahun sebelumnya.     

Terdapat total 15 ksatria dari Yunwu Commandery dan 38 ksatria dari Square Commandery yang berhasil menjadi murid-murid asing di Kampus Barat tahun ini.     

Secara keseluruhan, jika itu bicara tentang murid-murid baru, maka Square Commandery memiliki jumlah ksatria yang lebih banyak. Namun, ksatria dari Yunwu Commandery berhasil mendapatkan rangking satu dan dua, sehingga mereka seolah memiliki kualitas yang lebih baik.     

Kampus Barat hanya menerima 120 murid baru setiap tahun, dan setengah dari jumlah tersebut biasanya berasal dari Square Commandery. Namun, mereka gagal mewakili 1/3 total jumlah ksatria mereka yang mengikuti ujian masuk tahun ini. Hal itu benar-benar membuat Pangeran Huo Xing merasa kecewa.     

"Jika Zhang Ruochen dan Zi Qian tidak membunuh 10 jenius dari Square Commandery di ronde pertama ujian masuk tahun ini, maka lebih dari 38 ksatria kita akan berhasil menjadi murid asing di sekolah." Ekspresi wajah Pangeran Huo Xing terlihat serius, ia tidak bisa menyembunyikan tatapan kebencian yang tersirat dari kedua matanya.     

"Yang Mulia, tidak peduli seberapa jeniusnya Zhang Ruochen, dia masihlah seorang ksatria yang berada di Tingkatan Menengah dari Alam Hitam. Dan dengan kekuatan yang dimiliki Square Commandery di Kampus Barat, maka untuk menyingkirkan dia adalah sebuah tugas yang mudah. Lalu untuk Zi Qian, membunuh dia hanyalah buang-buang waktu. Sebab dia bisa dijadikan sebagai seorang Selir, kan?" kata Xie Zhaowu.     

Pangeran Huo Xing menyadari sesuatu, dan ia menyipitkan matanya. Ia tersenyum, lalu berkata, "Zi Qian adalah ksatria yang bertalenta, bahkan dia mendapat rangking di atasku. Jika aku bisa menjadikan dirinya sebagai seorang selir, maka hal itu akan membuatku menjadi lebih tangguh. Namun, sepertinya dia cukup dekat dengan Zhang Ruochen, apakah dia mau dijadikan selir?"     

Xie Zhaowu tersenyum, ia berkata, "Zhang Ruochen adalah seorang pangeran dari Commandery inferior. Jika Square Commandery menyerang mereka, maka dia tidak lagi menjadi seorang pangeran. Dan Zi Qian adalah wanita yang cerdas, aku percaya bahwa dia akan membuat keputusan yang tepat. Jika sampai dia menolak, maka kita akan mengambil langkah yang lebih ekstrim dan memaksakan kehendak kita. Saat dihadapkan dengan rasa sakit, aku kira dia tidak akan sanggup menolak."     

Ekspresi wajah Pangeran Huo Xing terlihat senang, ia memaku pandangan matanya pada Zi Qian. Ia pun menyadari bahwa wanita itu memang sangat cantik. Dan itu adalah hal yang menakjubkan jikalau Pangeran Huo Xing sanggup menjadikannya sebagai seorang selir.     

Ketika tatapan mata dari Pangeran Huo Xing berpindah ke arah Zhang Ruochen, senyum di wajahnya tiba-tiba menghilang. "Zhang Ruochen harus mati! Xie Zhaowu, cepat katakan pada Feng Zhilin untuk menemuiku malam ini."     

Feng Zhilin adalah seorang kakak laki-kali dari Feng Zhiyi. Ia telah menjadi seorang murid asing dari Sekolah Pasar Bela Diri sejak dua tahun lalu, dan tingkat pengolahan miliknya juga telah berada di Tingkatan Akhir dari Alam Hitam.     

Pangeran Huo Xing akan menggunakan Feng Zhilin untuk menghadapi Zhang Ruochen.     

Sebab adik lelaki dari Feng Zhilin telah mati di tangan Zhang Ruochen. Maka sebagai seorang kakak, bagaimana mungkin ia tidak akan membalaskan dendam adiknya?     

Berhasil menjadi seorang murid asing berarti bahwa mereka telah memiliki jubah berwarna spesifik, token penanda, dan kunci kamar.     

Jubah-jubah yang dikenakan oleh para murid asing adalah jubah berwarna putih.     

Token penanda milik murid-murid itu terlihat lebih rumit. Itu adalah sebuah benda seperti batu giok berwarna putih, lalu benda itu dimurnikan sehingga menjadi sebuah Senjata Suci Bela Diri. Benda itu memiliki ukurang sebesar satu kepalan tangan.     

Token penanda tidak hanya merekam informasi dari seorang murid, itu juga digunakan untuk menghitung nilai penghargaan mereka.     

Sebagaimana misal, Zhang Ruochen tahun ini menjadi murid terbaik dan mendapatkan hadiah 3.000 poin. Maka, token penanda miliknya memiliki nilai penghargaan berjumlah 3.000 poin.     

Zi Qian adalah murid terbaik kedua dan mendapatkan hadiah 2.000 poin penghargaan, dimana poin itu akan juga disimpan di dalam token penanda miliknya.     

Dan sebagaimana Liu Chengfeng, ia berada di rangking 14, maka token penanda miliknya hanya memiliki lima poin penghargaan.     

Setiap bulan, para murid-murid asing akan mendapatkan lima poin penghargaan. Bahkan mereka yang tidak berada di rangking 10 besar pun juga mendapatkan lima poin penghargaan.     

Di Sekolah Pasar Bela Diri, semua jenis sumber daya latihan dapat dibeli menggunakan poin penghargaan.     

Tanpa poin penghargaan, maka progres latihan mereka akan menjadi sukar dan lambat.     

Poin-poin itu adalah sebuah tolak ukur bagi kontribusi mereka saat berada di Sekolah Pasar Bela Diri. Selain daripada lima poin penghargaan yang diberikan satu bulan sekali, mereka juga harus mencari poin-poin penghargaan lain.     

Token penanda mereka juga merekam rangking kemampuan dari setiap ksatria.     

Zhang Ruochen mengalirkan Tenaga Chi miliknya ke dalam token. Rangking kemampuan miliknya adalah 670, menurut token itu.     

Zi Qian juga mengalirkan Tenaga Chi miliknya ke dalam token, 597.     

"Apa yang dimaksud dengan rangking yang terdapat di dalam token?" tanya Zhang Ruochen.     

Liu Chengfeng tahu lebih banyak perihal Sekolah Bela Diri dibandingkan dengan Zhang Ruochen dan Zi Qian, maka ia menjawab. "Rangking yang ditampilkan oleh token adalah rangking kemampuan dari seluruh murid-murid asing yang ada di Kampus Barat. Rangking itu adalah tentang tingkat pengolahan dari para ksatria, berapa banyak tugas dari sekolah yang berhasil diselesaikan, hasil dari ujian semester, dan hasil dari ujian tahunan konferensi Empat Kampus. Maka itulah yang disebut sebagai rangking yang ditampilkan oleh token."     

Liu Chengfeng menambahkan, "Rangking yang ada di Kampus Barat bukanlah hal yang signifikan. Mereka yang berhasil menjadi Ksatria Divisi Hitam adalah yang benar-benar tangguh."     

Saat berhasil masuk ke Divisi Hitam, maka itu akan menjadi tanda bahwa ksatria itu adalah ksatria yang tangguh.     

"Yang Mulia, kunci mana yang kau miliki?" tanya Liu Chenfeng.     

Zhang Ruochen melihat kunci perunggu di tangannya, ia menemukan bahwa kunci itu tidaklah terlalu berbeda dengan milik Liu Chengfeng.     

"Candi Naga Bela Diri, Kuning No.1," balas Zhang Ruochen.     

"Candi Naga Bela Diri..."     

Ekspresi wajah Liu Chengfeng berubah seketika. Ia merasakan tubuhnya merinding, lalu berkata, "Aku tahu, aku tahu itu..."     

Zhang Ruochen terlihat penasaran saat menatap Liu Chengfeng, ia bertanya, "Apakah ada yang salah dengan Candi Naga Bela Diri?"     

Liu Chengfeng menggeleng cepat, ia berkata, "Candi Naga Bela Diri adalah tempat yang memiliki Energi Chi paling banyak di Kampus Barat. Hanya seorang murid terbaik setiap tahun yang boleh tinggal di sana. Sebab, berlatih di Candi Naga Bela Diri memiliki banyak keuntungan, ditunjang dengan kualitas Energi Chi yang lebih baik."     

Zhang Ruochen ternyata salah menduga, lalu ia berkata, "Jika itu benar, maka sepertinya itu adalah tempat yang bagus."     

Liu Chengfeng menggelengkan kepalanya lagi, ia berkata, "Ada sebuah rumor di Kampus Barat, bahwa jika seorang lelaki memasuki Candi Naga Bela Diri, maka dia akan menjadi cacat atau tidak berguna. Rumor itu terdengar dua tahun lalu, seorang murid baru terbaik adalah putra dari Menteri Square Commandery, ia bernama Yuchi Tiancong. Saat dia memasuki Candi Naga Bela Diri di malam pertama, kedua kaki miliknya patah dan dia ditendang keluar pintu. Sejak saat itu, Yuchi Tiancong tidak berani lagi melangkahkan kakinya di Candi Naga Bela Diri."     

Itu sepertinya adalah hal yang mustahil. Seorang murid baru yang jenius mendapati kedua kakinya patah serta terlempar keluar dari Candi Naga Bela Diri. Sungguh mengerikan!     

Zhang Ruochen tiba-tiba teringat tentang ucapan Huang Yanchen dan Duanmu Xingling.     

Ia menatap kunci yang ada di tangannya, ia merasakan semilir angin dingin sedang membelainya dari ujung kaki hingga ujung kepala.     

"Mereka berdua sungguh brutal hingga mematahkan kedua kaki seorang jenius baru. Apakah para elder tidak menghukum mereka?" tanya Zhang Ruochen.     

Liu Chengfeng mengangkat kedua tangannya, ia berkata, "Apa yang bisa mereka perbuat? Salah satu dari ketiga iblis wanita itu menuduh Yuchi Tianchong sedang masuk ke kamarnya dan mencoba mengintipnya ketika mandi. Maka, dia menjadi marah dan mematahkan kaki Yuchi Tianchong, lalu melemparkan lelaki itu keluar dari Candi Naga Bela Diri. Maka kesalahan dilimpahkan pada Yuchi Tianchong, dan para elder dari sekolah tidak sanggup berbuat apa-apa!"     

"Jika dia tahu bahwa ketiga iblis wanita itu tinggal di Candi Naga Bela Diri, mengapa lelaki itu berani mengintip mereka saat mandi?" tanya Zi Qian.     

Liu Chengfeng tertawa, ia berkata, "Bahkan jika dia memiliki keberanian 10 kali lebih banyak, dia tetap tidak akan berani melawan. Jika salah satu dari ketiga iblis wanita itu menuduhnya berbuat kriminal, apa yang bisa dilakukan oleh lelaki itu?"     

"Maka dia menerima begitu saja saat dituduh sebagai kriminal?" tanya Zhang Ruochen.     

Liu Chengfeng menjawab, "Apa lagi yang bisa dia lakukan? Jika dia tidak mengaku, maka di lain waktu bukan hanya kedua kakinya yang patah. Mungkin dia tidak lagi bisa bernafas. Yuchi Tiancong sangat takut dengan mereka, maka dia memilih mengakui itu. Namun, mengakui saja tidak cukup, sebab dia harus memberikan kompensasi kepada salah satu dari ketiga iblis wanita itu. Maka, 3.000 poin penghargaan milik Yuchi Tiancong harus diberikan kepada salah satu wanita itu. Apapun yang kau lakukan, jangan pernah terkecoh dengan iblis-iblis itu!"     

Zhang Ruochen menghirup udara, ia menghela nafas berat. Ia merasa bahwa Candi Naga Bela Diri seharusnya menjadi sebuah tempat terlarang di Kampus Barat. Untuk menyebut tempat itu sebagai tempat yang berbahaya adalah sesungguhnya bukan hal yang berlebihan.     

"Yang Mulia, kau harus berhati-hati! Kau harus bisa bertahan seperti Yuchi Tiancong. Meskipun mereka mematahkan kakimu, lalu apa? Jika kau mendapat perawatan medis dengan segera, maka kau pasti bisa berjalan lagi. Laki-laki mampu dituntut untuk sanggup bertahan dalam situasi apapun, kan?"     

Liu Chengfeng menepuk-nepuk pundak Zhang Ruochen, ia sedang mencoba bersimpati. Ia menghembuskan nafas panjang, untuk kemudian beranjak ke kamarnya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.