Kaisar Dewa

Candi Naga Bela Diri yang Berbahaya



Candi Naga Bela Diri yang Berbahaya

0Zi Qian tidak beranjak kemana-mana. Ia berdiri di samping Zhang Ruochen dan menggenggam pedang kuno miliknya, ia mengenakan sebuah Cincin Bundar bermotif burung phoenix.     

Ia melirik Zhang Ruochen dan menatapnya, lalu berkata, "Jika memang harus, maka kau boleh menginap di tempatku malam ini."     

"Uh..." balas Zhang Ruochen.     

Wajah Zi Qian mulai memerah tetapi tatapan matanya masih berusaha tenang, ia berkata, "Apa yang kau pikirkan? Aku hanya khawatir bahwa kedua kakimu akan patah dan kau akan dilempar keluar dari Candi Naga Bela Diri."     

Zhang Ruochen tertawa, ia berkata, "Itu bukan masalah! Meskipun Candi Naga Bela Diri adalah sebuah tempat yang berbahaya, tapi kamarmu juga bukanlah tempat yang aman. Bagaimana jika kau memotong leherku ketika aku tertidur, untuk kemudian kau akan menjual kepalaku di Pasar Gelap dengan harga 150.000 koin perak sebagai imbalannya? Maka itu juga adalah hal yang berbahaya!"     

"Kau..."     

Tatapan mata Zi Qian menjadi lebih dingin. Kali ini ia sungguh ingin memotong kepala Zhang Ruochen lalu menendang kepala itu seperti sebuah bola. Bagaimana tidak, ia hanya ingin menyelamatkan nyawa Zhang Ruochen, tetapi tawarannya berakhir dengan kesalahpahaman yang seperti itu.     

"Tetapi... mengapa aku harus membantu dia?"     

Tujuan ia datang kemari adalah untuk membunuh Zhang Ruochen. Ia adalah seorang pembunuh profesional, lalu mengapa ia ingin menyelamatkan nyawa seseorang yang hendak ia bunuh?     

Zi Qian benar-benar merasa dilema. Ia mengepalkan jari-jarinya dan hatinya mulai bergejolak. Saat ini, ia menyadari bahwa dirinya tidak ingin membunuh Zhang Ruochen. Perasaan ini sungguh membuatnya tidak nyaman!     

Sebagai seseorang yang ditakdirkan untuk hidup dan menghilangkan nyawa orang lain. Lalu, saat ini ia tidak lagi sanggup membunuh, dan ia sedang berada di puncak kebimbangan.     

Zhang Ruochen melihat wajah Zi Qian mulai memucat, ia mengira bahwa perkataannya telah menyakiti hati wanita itu, maka ia tertawa dan berkata, "Aku hanya sedang bercanda. Tolong jangan diambil hati. Bagaimana jika aku akan menginap di tempatmu malam ini, sehingga kita juga bisa membagi hasil yang kita dapatkan saat berburu di Omen Ridge?"     

"Tidak! Kau pikir kau siapa bisa seenaknya masuk ke tempatku seperti itu?"     

Sikap Zi Qian berubah 180 derajat dan menolak Zhang Ruochen mentah-mentah. Ia berpaling dan pergi ke arah kiri, tapi kemudian ia menambahkan, "Lain waktu kau harus berhati-hati ketika keluar dari kamarmu karena bisa jadi aku juga akan membunuhmu!"     

Zhang Ruochen benar-benar tercengang. Ia menatap punggung Zi Qian yang beranjak pergi, ia berkata, "Memang benar, memahami wanita adalah pekerjaan yang sulit. Sebab dia bisa mengubah sikapnya dengan sangat cepat."     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya pelan, untuk kemudian ia berjalan menuju Candi Naga Bela Diri.     

Meskipun tempat itu berbahaya, Zhang Ruochen akan mencoba keberuntungannya. Sebagai seorang ksatria, jikalau itu tanpa sebuah keberanian, maka di kemudian hari pencapaiannya akan terbatas.     

Candi Naga Bela Diri berada di tengah-tengah Kampus Barat. Terdapat beberapa gunung raksasa yang membentang dari timur hingga ke barat dengan tebing-tebing terjal. Maka tempat itu memang sangat berbahaya.     

Itu adalah untuk menggambarkan bahwa Bank Pasar Bela Diri memang benar-benar kaya dan berkuasa. Sebab asrama untuk para murid yang berada di sana memiliki bangunan seperti sebuah istana, dan membuat sesiapa yang tinggal di tempat itu merasa elegan.     

Terlihat di kejauhan, tampak tiga aula utama dan delapan ruangan samping yang di desain dengan cara yang misterius seperti formasi taktis.     

Saat Zhang Ruochen tiba di Candi Naga Bela Diri, sore telah berganti malam.     

Tidak jauh dari tempat itu, para murid-murid asing dari sekolah mulai terlihat. Mereka semua sedang menuju ke Candi Naga Bela Diri.     

"Dia datang! Dia datang! Murid baru rangking pertama telah datang!"     

"Dia adalah seseorang yang berhasil melewati rintangan kedua di level ketiga? Zhang Ruochen? Apakah ada yang berani bertaruh bahwa dia akan bernasib lebih buruk daripada Yuchi Tiangcong?"     

"Tentu! Para wanita-wanita itu iblis itu memang secara spesifik gemar memberi pelajaran pada jenius-jenius baru. Maka semakin bertalenta jenius itu, maka semakin keras juga mereka akan menghajarnya. Aku kira para iblis itu tidak hanya akan mematahkan kakinya, mungkin mereka juga akan mematahkan kedua tangannya."     

"Tunggu dan saksikan! Tidak sampai dua jam maka dia akan dilempar keluar, pasti."     

Liu Chengfeng sedang bersama murid-murid baru lain dari Yunwu Commandery, mereka juga berada di luar Candi Naga Bela Diri. Mereka semua hanya sanggup menatap Zhang Ruochen dengan tatapan simpatik.     

Liu Chengfeng berkata, "Ketika Pangeran Kesembilan ditendang keluar, kau harus segera jemput dia. Sebab aku telah membawa obat-obatan. Aku membeli beberapa salep Penyembuhan Otot dan Tulang yang berkualitas tinggi."     

Murid-murid baru yang berdiri di sampingnya itu menganggukkan kepala, mereka semua memandangi Zhang Ruochen dari luar Candi Naga Bela Diri. Mereka mengamatinya dengan serius dan berharap Zhang Ruochen bisa menjaga nyawanya sendiri.     

Telinga milik Zhang Ruochen benar-benar sensitif sehingga ia bisa mendengar apa yang dikatakan oleh para kerumunan. Namun, ia tetap mendorong gerbang Candi Naga Bela Diri dan mulai beranjak masuk.     

"Benar, Energi Chi yang berada disini sungguh kuat."     

Saat berjalan ke dalam Candi Naga Bela Diri, Zhang Ruochen bisa merasakan aura Energi Chi yang tersebar di berbagai sisi. Konsentrasi Energi Chi yang berada di sana sepertinya dua kali lipat daripada energi yang ada di luar.     

Maka berlatih di dalam Candi Naga Bela Diri dapat dipastikan lebih cepat daripada berlatih di luar tempat itu.     

Di bawah kaki Zhang Ruochen adalah sebuah Batu Kotak Putih yang memiliki panjang 200 meter. Di kejauhan, terlihat tiga buah aula utama. Di atap-atap aula, ada sebuah tulisan kaligrafi yang berbunyi, "Candi Naga Bela Diri."     

Di belakang Candi Naga Bela Diri, ada dua istana yang diberi nama Istana Penelitian dan Istana Kebatinan.     

Di sekeliling tiga aula utama, terdapat delapan ruangan samping yang kurang lebih disebut sebagai Surga No.1, Surga No.2, Bumi No.1, Bumi No.2, Hitam No.1, Hitam No.2, Kuning No.1, dan Kuning No.2.     

"Para murid yang ditempatkan di Candi Naga Bela Diri adalah murid-murid kesayangan dari sekolah. Bahkan tempat tinggal mereka pun berbeda."     

Zhang Ruochen berjalan menuju ruangan Kuning No.1 dan menggunakan kunci perunggu miliknya untuk membuka itu. Setelah pintu terbuka, ia beranjak masuk.     

Semenjak ia memasuki area Candi Naga Bela Diri, Zhang Ruochen menjadi sangat waspada. Ia bahkan melepaskan Pola Ruang miliknya.     

Saat berada di dalam Kuning No.1, Zhang Ruochen menghembuskan nafas lega. Sepertinya Candi Naga Bela Diri tidak semenakutkan yang diceritakan oleh rumor-rumor itu.     

Tiba-tiba, Zhang Ruochen melihat bahwa lampu taman yang ada di depannya itu menyala, di situ juga terdengar sebuah kecipak-kecipak air.     

"Kuning No.1 adalah tempat dimana aku tinggal. Apakah seseorang telah mengklaim tempat ini?"     

Zhang Ruochen tidak senang dengan ucapan itu, ia beranjak keluar dan memeriksanya. Siapa yang bersikap arogan seperti itu?     

Saat berjalan menuju taman, ia mencium sebuah aroma khas bunga-bunga yang tersebar di udara. Saat ia meneruskan beberapa langkah, Zhang Ruochen akhirnya melihat sesuatu yang sanggup membuat para pria-pria menjadi mimisan.     

Di tengah-tengah taman itu terdapat sebuah kolam pemandian. Busa-busa sabun mengambang di permukaan air dan terlihat sosok wanita ramping berkulit mulus sedang duduk di tepi kolam. Itu adalah pemandangan dari punggung wanita, tetapi pemandangan itu benar-benar menggoda sehingga berhasil membuat sesiapa sampai menahan nafasnya sendiri. Kulit wanita itu tampak bersih tanpa noda sedikitpun.     

Meskipun sebagian besar kulit mulus itu berada di bawah air, tubuhnya masih terlihat samar-samar, sebagaimana butiran-butiran air mengalir dari kulitnya yang mulus.     

Di bawah temaram lampu, wanita itu benar-benar terlihat cantik.     

Setelah melihat wanita itu, jantung Zhang Ruochen berdegup kencang dan ia menyadari ada sesuatu yang salah. "Bangsat! Mereka benar-benar menggunakan trik ini, apa yang harus aku lakukan sekarang? Jika aku sampai ketahuan, kedua kakiku pasti dipatahkan dan mataku dicungkil keluar."     

Meskipun Zhang Ruochen bukan seorang ksatria bertalenta biasa dan memiliki tingkat pengolahan yang tinggi, namun ia masih berada di Tingkatan Menengah dari Alam Hitam. Bagaimana mungkin ia mampu mengimbangi para wanita iblis yang telah mencapai tingkatan Puncak dari Alam Hitam?     

Mereka sungguh keji!     

Zhang Ruochen menatap punggung wanita yang sedang mandi itu dan sepertinya ia merasakan sesuatu yang tidak asing. Tetapi, saat itu ia tidak bisa berpikir lebih cermat. Ia menghela nafas pelan dan berkata, "Wanita-wanita ini benar-benar ingin mengalahkanku. Mereka bahkan sampai melepas bajunya agar aku melihat mereka. Mereka melakukan apa saja untuk bisa menjatuhkan aku!"     

Kabur!     

Ia harus segera kabur!     

Zhang Ruochen menatap sekitar dan tidak seorangpun sedang memergokinya. Ia mengambil satu langkah ke belakang dan bersiap untuk pergi tanpa meninggalkan jejak.     

"Kau baru saja tiba?" wanita itu belum juga membalikkan tubuhnya. Ia duduk di tepi kolam, sepertinya ia benar-benar terlihat rileks.     

Tidak bisa dipungkiri bahwa suara wanita itu benar-benar menggoda. Suara itu terdengar seperti sebuah kicauan burung, lebih-lebih memiliki melodi.     

Zhang Ruochen sedikit terkejut hingga membuat langkahnya terhenti.     

"Karena dia tahu bahwa aku berada di sini, mengapa dia bisa begitu tenang? Tetapi... suara wanita itu benar-benar terdengar tidak asing."     

Tiba-tiba, tatapan mata Zhang Ruochen menjadi tajam. Karena ia telah ketahuan, maka ia akan menghadapi wanita itu secara langsung!     

Karena wanita itu berani membuat sebuah jebakan bagi dirinya, maka ia berani bertarung dengan segenap kemampuannya.     

Zhang Ruochen mulai mengalirkan Tenaga Chi di dalam tubuhnya dan bersiap untuk menggunakan gerakan Naga dan Telapak Gajah Prajna. Ia ingin melukai wanita itu sekeras yang ia mampu. Hanya dengan cara seperti ini maka ia memiliki kesempatan untuk kabur.     

Tentu saja, dengan tingkat pengolahan milik Zhang Ruochen saat ini, maka itu adalah hal yang cukup sulit bagi Zhang Ruochen untuk mampu mengalahkan seorang wanita yang sedang mandi sekaligus berada di tingkatan Puncak Dari Alam Hitam itu. Satu-satunya cara yang memungkinkan adalah dengan memberikan serangan kejutan pada wanita itu.     

Meskipun tidak ada harapan untuk menang, tapi Zhang Ruochen patut untuk mencobanya.     

Zhang Ruochen tidak akan membiarkan dirinya menjadi seperti Yuchi Tianchong, ia tidak bisa membiarkan kakinya patah dan dilempar keluar dari Candi Naga Bela Diri.     

"Beep!"     

Zhang Ruochen memantapkan langkahnya, ia bergerak dengan kecepatan 38 meter per detik. Dalam sekejap, ia telah berdiri di depan kolam pemandian.     

Wanita yang berada di kolam itu tidak sedang dalam posisi bertahan. Wanita itu membalikkan tubuhnya dan berkata, "Xingling, kau ada di sini, mengapa kau tidak berkata apa-apa..."     

Wanita itu tidak menyelesaikan kalimatnya saat ia melihat tinju Zhang Ruochen tampak di depan wajahnya. Seorang bayangan lelaki muda terlihat semakin besar dan terus membesar di pupil matanya.     

Ekspresi wanita itu seketika berubah, dan ia ingin mengalirkan Tenaga Chi dari dalam tubuh untuk melindungi dirinya sendiri.     

Namun, itu telah terlambat.     

"Langkah Gajah!"     

Zhang Ruochen meninju dadanya, dan sebuah kekuatan besar berhasil melempar tubuhnya ke belakang. Wanita itu terlempar sejauh 10 meter dan menabrak sisi lain dari kolam.     

Wanita itu tidak mengenakan pakaian apa-apa sehingga tubuhnya terlihat sempurna. Hanya, terdapat cetakan merah darah berbentuk tinju di dada wanita itu.     

"Aww!"     

Wanita itu memuntahkan darah dan tergeletak di lantai, seluruh tubuhnya bergetar hebat. Dadanya terasa seperti terbakar dan sangat jelas bahwa wanita itu mendapat luka yang cukup parah.     

Meski wanita itu adalah seorang Ksatria Divisi Hitam, tetapi saat diserang oleh Zhang Ruochen dengan tiba-tiba seperti itu, maka kemungkinannya adalah dua; satu, ia terluka parah. Kedua, ia akan mati.     

Beruntungnya di saat-saat terakhir, wanita itu mengalirkan Tenaga Chi ke bagian dadanya. Jika tidak, bisa dipastikan bahwa wanita itu akan mati.     

Zhang Ruochen melihat wanita yang tergeletak itu, lalu menatap tinjunya sendiri. Ia tidak pernah mengira bahwa melukai seorang Ksatria Divisi Hitam akan begitu mudah.     

Tentu saja, Zhang Ruochen tidak kasihan pada wanita itu. Lagipula, wanita itu sendiri yang mencoba menjebaknya, dan ia meninju wanita itu hanya untuk membela diri.     

Zhang Ruochen berjalan menuju arah wanita yang berada di sisi kolam lain. Saat melihat wanita itu telanjang, Zhang Ruochen merasa sedikit simpatik kepadanya. Maka ia melepas jubahnya dan menggunakan jubah itu untuk menutupi tubuh sang wanita.     

Zhang Ruochen berkata dengan sungguh-sungguh, "Meskipun metode yang kau lakukan adalah tidak pantas, aku tidak akan mengambil kesempatan dari situasi yang seperti itu. Ah! Kau adalah Huang Yanchen!"     

Zhang Ruochen akhirnya bisa melihat dengan jelas seorang wanita cantik yang sedang tergeletak di lantai itu. Wanita itu adalah Huang Yanchen yang pernah bertemu dengan dirinya di Menara Wu.     

Huang Yanchen mendengar apa yang dikatakan Zhang Ruochen, namun ia menjadi sangat marah sehingga sekujur tubuhnya bergetar. Saat ia membuka kedua matanya yang cantik itu, ia hanya bisa menggertakkan giginya, lalu ia berkata dengan gemetar, "B... Bajingan, kau berani masuk ke kamarku tanpa izin... aku ingin... aku ingin membunuhmu... oww!"     

Huang Yanhen lagi-lagi memuntahkan darah, lalu pingsan.     

Zhang Ruochen mengerutkan kedua alisnya. "Sulit dipercaya! Kuning No.1 adalah kamarku. Maka jelas, wanita ini yang masuk ke kamarku tanpa izin, lalu mencoba untuk menyalahkanku. Dan sekarang dia pingsan? Wanita ini, yang tidak mengerti mana benar mana salah, dan menggunakan segala cara untuk melancarkan taktiknya, maka sungguh dia sedang tidak bermaksud baik. Untungnya, aku telah melukainya sampai cukup parah. Jika tidak, aku pasti akan menjadi korban dari taktik jahat wanita ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.