Kaisar Dewa

Platform Hidup dan Mati



Platform Hidup dan Mati

0Sebuah tatapan dingin tersirat di mata Feng Zhilin. Kelima jari-jarinya kembali mengepal dan menyerang Zhang Shaochu dengan tangan yang lain.     

"Cukup!" seru Zhang Ruochen.     

Feng Zhilin berhenti memukuli Pangeran Keempat, ia mendengus. "Pangeran Kesembilan, apa kau telah menentukan keputusanmu?"     

Zhang Ruochen terlihat kesal. Ia melepaskan Celurit Pembunuh dari leher Nie Xuan dan melemparkan celurit itu ke tanah., "Biarkan saudara keempatku pergi!"     

Zhang Ruochen benar-benar memahami bahwa meskipun ia sedang mengancam Feng Zhilin dengan menggunakan nyawa Nie Xuan, hal itu tidak akan berguna sebab Feng Zhilin memang tidak peduli apakah Nie Xuan akan hidup atau mati.     

"Kau benar!"     

Ketika Feng Zhilin melihat bahwa Zhang Ruochen telah melepaskan Nie Xuan, tersirat senyum licik di wajahnya. Tangannya tetap memukuli Zhang Shaochu tanpa belas kasih sehingga tangan Zhang Shaochu menjadi patah.     

Setelah itu, Feng Zhilin melemparkan Zhang Shaochu – yang telah pingsan karena luka serius yang diderita. Lalu, ia menatap Zhang Ruochen dan terkekeh. "Yang Mulia, ingat baik-baik bahwa ini adalah Sekolah Pasar Bela Diri dan bukan Yunwu Commandery. Maka setiap kalimat yang kau katakan, kau harus bertanggung jawab atas itu. Dan ketika waktu mengharuskan kau untuk melangkah mundur, maka kau harus melangkah mundur. Ayo teman-teman, mari kita hancurkan kaki dan tangannya sekarang juga!"     

Para murid-murid yang berjumlah 20 itu mulai memukuli Zhang Ruochen pada waktu yang bersamaan, mereka seolah ingin memberi pelajaran pada Zhang Ruochen sampai ia menangis.     

Zhang Ruochen tidak melihat siapa-siapa saja yang sedang memukulinya. Ia hanya memaku tatapan dinginnya ke arah Feng Zhilin sambil berjalan pelan-pelan ke arahnya.     

Salah satu murid – yang berada di Tingkatan Lanjutan dari Alam Hitam. Ia menyerang dan memukuli Zhang Ruochen. Zhang Ruochen menggenggam tangan murid itu, lalu membantingnya dengan tangan yang lain. Lengan murid itu menjadi patah oleh karena gerakan membanting yang dilakukan oleh Zhang Ruochen.     

"Jlebb Jlebb!"     

Zhang Ruochen mengepalkan tinjunya kuat-kuat dan mulai menangkis tiga serangan pedang yang sedang dilancarkan ke arahnya. Tenaga Chi permata-putih meledak dari dalam tubuhnya, dan ledakan itu berhasil melontarkan tiga murid-murid yang berada di dekatnya. Lalu, ia menyimpan tiga pedang itu di balik lengan bajunya.     

Ia mengayunkan lengan baju dan melepaskan ketiga pedang itu. Ketiga pedang itu terlempar dan mengenai kaki-kaki dari ketiga murid itu sehingga mereka terjatuh ke tanah.     

"Ahh... "     

Ketiga murid itu berteriak kesakitan.     

"Bang!"     

Seorang ksatria yang berada di Tingkatan Fajar dari Alam Hitam mengayunkan pedangnya ke arah punggung Zhang Ruochen, sehingga gesekan pedang itu menciptakan suara nyaring seperti ketika dua logam sedang bertemu.     

Untungnya, Zhang Ruochen sedang mengenakan Armor Kylin Api-Es – armor itu menjaga dirinya dari sayatan pedang tajam.     

Seorang murid yang baru saja menyerang Zhang Ruochen itu tampak terkejut. Di waktu bersamaan, ia melihat bahwa Zhang Ruochen telah membalikkan badannya dan sedang menatap murid itu dengan tatapan mematikan.     

Namun, murid itu tidak ketakutan sama sekali dengan tatapan dinginnya. Maka ia semakin kesal dan mulai mengayunkan lagi pedangnya ke arah lengan milik Zhang Ruochen.     

"Bang!"     

Zhang Ruochen melepaskan sebuah tinju di dada murid itu sekaligus menggenggam pergelangan tangan lawannya kuat-kuat agar ia bisa mencuri pedang dari genggaman lawannya.     

Lalu, ia mengambil pedang itu dan menghunuskannya ke bagian kiri wajah murid itu. Bang! Murid itu pingsan seketika.     

Jika itu bicara tentang penguasaan teknik-teknik bela diri, maka penguasaan Zhang Ruochen atas itu terbilang lebih dominan. Namun, ia harus menghadapi lebih dari 20 murid. Sialnya, sebagian besar dari murid-murid itu adalah juga para ksatria yang bertalenta. Maka terdapat beberapa luka menganga di tubuh Zhang Ruochen sesaat setelah melakukan beberapa seri pertarungan.     

Sebagian besar murid-murid lain menjadi lebih bersemangat karena pertarungan menjadi semakin seru.     

Semua perhatian mereka tertuju pada Zhang Ruochen – yang sedang dikelilingi oleh 20 murid. Mereka semua menatap lelaki itu dengan tatapan simpatik. Itu tampak jelas bagi mereka bahwa nyawa seorang murid baru jenius nomor 1 itu sedang berada di ujung penghabisan.     

Pertarungan antar para ksatria bukanlah sesuatu yang melanggar hukum di Sekolah Pasar Bela Diri. Bahkan mereka sering melakukan pertarungan di bawah satu kesepakatan; yakni dilarang sampai menghilangkan nyawa selama pertarungan berlangsung.     

Jika ada seorang murid yang berniat membunuh selama pertarungan, maka Sekolah Pasar Bela Diri tidak segan-segan untuk menghilangkan nyawa murid itu. Tidak peduli seberapa bertalentanya murid itu, jikalau mereka sampai sengaja membunuh, maka mereka juga harus siap dibunuh.     

Inilah yang menjadi alasan mengapa Pangeran Huo Xing tidak ingin tampil secara langsung. Melainkan, ia menggunakan bantuan dari Feng Zhilin untuk menyingkirkan seorang Zhang Ruochen.     

Selain itu, ada lagi aturan lain yang diatur oleh Sekolah Pasar Bela Diri. Jika ada dua murid yang saling membenci satu dengan yang lain, maka balas dendam diperbolehkan oleh pihak sekolah. Sebagaimana misal, seseorang bisa membunuh orang lain jikalau orang lain tersebut menghilangkan nyawa orang yang dicintainya.     

Oleh karena itu, apa yang dilakukan oleh Feng Zhilin kepada Zhang Ruochen adalah untuk membalaskan dendam adiknya yang telah terbunuh di tangan Zhang Ruochen.     

Maka sudah ada kesepakatan di luar itu, bahwa para elder dari Sekolah tidak akan ikut campur dalam pertarungan tersebut.     

Dendam dan kebencian harus di selesaikan oleh murid-murid yang terlibat atas itu.     

Dan ketika orang-orang lain mengira bahwa Zhang Ruochen akan mati, seorang wanita mungil terlihat merangsek masuk ke dalam kerumunan.     

Tangan lembutnya yang mulus itu digunakan untuk menyibak kerumunan, ia menatap bahwa Zhang Ruochen sedang dikelilingi oleh 20 murid. Wanita itu tertawa genit. "Menarik! Sangat menarik!"     

Saat melihat sosook wanita mungil berjalan dari kerumunan, para murid-murid yang ada di sekitar mulai ketakutan dan segera memberi salam. "Salam, senior seperguruan Duanmu!"     

Duanmu Xingling acuh tak acuh pada salam yang diberikan oleh para murid-murid itu. Lalu, wajahnya memancarkan sebuah senyum saat berjalan menuju Zhang Ruochen dan 20 murid-murid yang sedang bertarung dengan lelaki itu.     

Para murid-murid itu berhenti sesaat setelah mereka melihat Duanmu Xingling mulai mendekat. Bahkan seorang arogan seperti Feng Zhilin pun memperlihatkan ekspresi ketakutan di wajahnya. Ia dengan segera mengucap salam pada Duanmu Xingling, lalu bertanya, "Senior seperguruan Duanmu, aku penasaran apa yang membuat Anda mengunjungi kami?"     

Duanmu Xingling mengangkat jari mungilnya dan menuding ke arah Zhang Ruochen. "Aku sedang mencari dia!'     

Saat itu, Zhang Ruochen masih dikelilingi oleh puluhan murid-murid. Terdapat beberapa luka sayatan dan luka menganga di tubuhnya sehingga jubah putih yang ia kenakan terlihat berlumuran darah.     

Namun, 11 murid-murid telah tergeletak di tanah dan mendapatkan beberapa luka. Beberapa dari mereka tangannya patah, beberapa lagi pingsan setelah terkena tinju Zhang Ruochen, beberapa yang lain kakinya terkena sayatan pedang. Sungguh, situasi itu tampak menyeramkan!     

Ekspresi wajah Feng Zhilin berubah seketika sesaat setelah ia mendengar apa yang dikatakan oleh Duanmu Xingling. Ia memberi salam lagi, lalu bertanya, "Saudari senior, Zhang Ruochen telah membunuh adik lelakiku! Aku harus membalaskan dendam padanya! Dimanakah keadilan bila kami tidak bertarung dengannya? Jika kami tidak membunuhnya, maka aku yakin ruh adikku tidak akan beristirahat dengan tenang. Jika kami tidak membunuh nya; Saya, Feng Zhilin – tidak akan pernah lagi bisa disebut sebagai seorang ksatria yang memiliki Ruh Darah!"     

Feng Zhilin mencoba bersikap seperti itu seolah ia ingin menarik simpati dari orang-orang yang menyaksikan. Dengan begitu, maka apa yang ia lakukan pada Zhang Ruochen akan dianggap sebagai sesuatu yang benar. Namun, apa yang sesungguhnya ia katakan adalah bukan hal yang benar.     

Sejujurnya, meskipun Feng Zhilin dan Feng Zhiyi adalah saudara, hubungan emosional antara keduanya tidak pernah harmonis. Dahulu, mereka bahkan bertarung satu sama lain guna mendapatkan posisi tertinggi di Keluarga Feng. Keduanya sama-sama menghendaki salah satu dari mereka harus mati.     

Ketika Pangeran Huo Xing menemukan Feng Zhilin, ia telah berjanji pada Feng Zhilin bahwa jikalau Feng Zhilin mampu membunuh Zhang Ruochen, maka Pangeran Huo Xing akan membantu Feng Zhilin agar ia menjadi seorang pemimpin dari Keluarga Feng di kemudian hari.     

Oleh karena itu, balas dendam atas nyawa saudaranya hanya dipakai untuk menguatkan alasan agar bisa membunuh Zhang Ruochen.     

Feng Zhilin menambahkan, "Lebih jauh, aku telah melaporkan pada Elder Situ bahwa aku akan membalaskan dendam adikku. Selain itu, Zhang Ruochen juga telah membunuh hampir 100 ksatria saat berada di ujian masuk ronde pertama. Elder Situ juga sama-sama mengkritisi kondisi buruk itu, maka dia sungguh tidak layak untuk menjadi seorang murid asing dari Sekolah Pasar Bela Diri meski dia adalah seorang ksatria yang bertalenta. Dan yang paling penting, Elder Situ telah memberi izin padaku untuk membalas dendam pada Zhang Ruochen!"     

Duanmu Xingling mengangguk dan merespon. "Oh, aku mengerti. Apa kau ingin mengancamku dengan membawa nama Elder Situ?"     

"Tidak! Bahkan jika Anda memberikanku kekuatan, aku sungguh tidak berani menentang Anda!" kata Feng Zhilin dengan ketakutan.     

Duanmu Xingling mengulurkan tangannya yang lembut dan menepuk-nepuk bahu Feng Zhilin. Lelaki itu benar-benar ketakutan sampai-sampai dirinya hampir berlutut di tanah.     

"Mengapa kau sangat ketakutan?" tanya Duanmu Xingling dengan penasaran.     

Dahi Feng Zhilin sedang banjir oleh keringat dingin. Ia berkata, "Aku tidak berani menentang saudari senior."     

Duanmu Xingling mengangguk puas dan berkata, "Aku memahami perasaanmu, Zhilin. Sebab, adikmu memang telah dibunuh oleh seseorang. Dan jika aku jadi kau, aku juga pasti akan membalaskan dendam. Jujur saja, aku hanya tidak ingin membuatmu kecewa, tetapi Sister Chen mengirimku ke sini demi Zhang Ruochen. Dia berkata bahwa tidak ada seorangpun yang boleh menyentuh Zhang Ruochen. Sebab dia sendiri yang akan membunuhnya."     

Feng Zhilin terlihat terkejut. Ia tidak percaya bahwa Zhang Ruochen mengenal salah satu iblis wanita – Huang Yanchen.     

Ini sungguh konyol! Jika Feng Zhilin ingin membunuh Zhang Ruochen hari ini, maka ia harus berhadapan dengan Duanmu Xingling dan Huang Yanchen.     

Dengan menentang dua wanita iblis itu, Feng Zhilin tidak akan punya kesempatan hidup di Kampus Barat.     

Duanmu Xingling berjalan ke arah Zhang Ruochen, ia tertawa genit. "Baiklah, kau adalah seseorang yang membunuh adiknya sekaligus membuat masalah di sini. Maka mengapa kau tidak ingin cepat menyelesaikannya?"     

Mendengar apa yang dikatakan oleh Duanmu Xingling, para murid-murid lain mulai menyadari apa yang sedang terjadi. Duanmu Xingling sedang berada di sisi sekaligus juga mendukung Zhang Ruochen. Wanita itu telah memutuskan apa yang ingin ia lakukan.     

Dengan hadirnya sosok Duanmu Xingling, bahkan jika Feng Zhilin mengundang 100 murid-murid untuk datang kemari, maka tidak ada seorangpun dari mereka yang berani membunuh Zhang Ruochen.     

Tidak peduli berapa banyak para ksatria Alam Hitam yang berada di sana, mereka akan dengan mudah dikalahkan oleh para ksatria dari Divisi Hitam.     

Feng Zhilin tidak punya pilihan lain, maka ia menyerah di bawah tekanan dari kekuasaan yang lebih tinggi.     

Zhang Ruochen menatap Feng Zhilin, lalu berkata, "Feng Zhilin, aku mengaku bahwa aku membunuh adikmu. Jika kau ingin membalas dendam, aku akan menawarkan padamu sebuah kesempatan. Satu bulan dari sekarang, aku akan bertarung denganmu di Platform Hidup dan Mati!"     

Kedua mata Feng Zhilin menyiratkan sebuah senyuman, ia berkata, "Saudari senior, ini adalah keluar dari mulut Zhang Ruochen sendiri. Dan aku tidak sedang memaksanya."     

Para kerumunan menjadi sangat terkejut dengan keputusan yang dibuat oleh Zhang Ruochen.     

Platform Hidup dan Mati dari Sekolah Pasar Bela Diri memiliki konsep yang sama dengan Lapangan Pasar Bela Diri. Para ksatria harus menandatangani kontrak hidup dan mati sebagai sebuah kesepakatan jikalau sampai salah satu ksatria yang bertarung di sana mati, maka tidak ada seorangpun yang boleh melibatkan diri atas kematian itu.     

"Semenjak Zhang Ruochen berada di bawah perlindungan dari saudari senior Duanmu, Feng Zhilin sama sekali tidak berani menyentuh lelaki itu. Tapi mengapa Zhang Ruochen masih ingin bertarung?" salah satu murid-murid yang ada di sana menjadi kebingungan.     

Seorang ksatria lain tertawa. "Kau bocah tidak tahu apa-apa. Seorang lelaki dewasa tidak pernah mau dilindungi oleh seorang wanita. Maka ini adalah pilihan cerdas yang bisa dia putuskan. Jika sampai Zhang Ruochen tidak bertarung lagi dengan Feng Zhilin, maka semua murid-murid yang ada di Sekolah Pasar Bela Diri akan memandang rendah dirinya. Memang, Zhang Ruochen adalah seorang ksatria jenius yang percaya diri sekaligus memiliki kemampuan untuk mengalahkan Feng Zhilin."     

"Aku mengerti sekarang! Namun, jika seorang ksatria di Tingkatan Menengah ingin bertarung dengan seorang ksatria di Tingkatan Akhir dari Alam Hitam di Platform Hidup dan Mati, maka dia pasti akan mati, kan? Lebih jauh, saudari senior Duanmu tidak akan bisa berbuat apa-apa ketika Zhang Ruochen bertarung di dalam arena platform. Maka, Feng Zhilin pasti akan membunuhnya!"     

"Zhang Ruochen, aku akan bertarung denganmu di Platform Hidup dan Mati dalam satu bulan mendatang! Jangan sampai kau ketakutan apalagi sampai tidak hadir di sana!" kata Feng Zhilin dengan percaya diri.     

Zhang Ruochen merespon. "Jangan khawatir! Kau bisa membalaskan dendam adikmu dan aku akan membalaskan dendam saudara keempatku. Saat itu, akan kupastikan lenganmu akan patah!"     

"Haha! Aku tidak sabar menunggu hari itu! Ayo pergi!"     

Feng Zhilin mengayunkan lengannya sebagai kode untuk mengajak para murid-murid yang terluka tadi untuk kembali ke Sekolah.     

Platform Hidup dan Mati bukanlah sebuah tempat yang main-main. Untuk bisa mengalahkan Feng Zhilin dalam satu bulan persiapan adalah sebuah tugas yang mustahil!     

Keputusan Zhang Ruochen adalah diluar dugaan Duanmu Xingling. Wanita itu bertanya, "Apa kau yakin akan melakukan ini? Kau memintanya untuk bertarung di Platform Hidup dan Mati, itu adalah masalah yang serius! Kau bisa saja mati terbunuh!"     

Zhang Ruochen merespon itu dengan sebuah senyuman yang samar, "Saudari senior, terima kasih telah melindungiku saat ini. Namun, kebencian yang ada di dalam diri Feng Zhilin dan diriku sendiri harus aku selesaikan. Dan mungkin, Platform Hidup dan Mati adalah tempat yang cukup ideal bagi kita berdua!"     

Kesan Duanmu Xingling terhadap Zhang Ruochen seketika meningkat. Tiba-tiba, wanita itu senang dengan sikap murid baru ini seolah-olah kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka berdua seketika luruh dalam batas tertentu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.