Kaisar Dewa

Jadwal Pertarungan yang Maju



Jadwal Pertarungan yang Maju

0Konfrontasi sebelumnya telah membuat para murid-murid dari Yunwu Commandery menyadari betapa tangguhnya tingkat pengolahan milik Zhang Ruochen. Oleh karena itulah, rasa percaya diri mereka meningkat pesat. Mereka semua mulai berlari menuju Wang Lang dan Qing Haitian untuk memukulinya.     

Bahkan Zhang Shaochu juga ikut menyerang. Ia mengangkat kakinya tinggi-tinggi, lalu menendang selangkangan Wang Lang.     

Tendangan penghabisan itu benar-benar meninggalkan rasa sakit yang luar biasa di tubuh Wang Lang. Tubuhnya benar-benar bergetar hebat.     

"Kalian... kalian semua keterlaluan..."     

Wang Lang menjerit kesakitan. Saat ia mendapati rasa sakit yang benar-benar menyiksa di area selangkangannya, ia mulai mengaktifkan Tenaga Chi di tubuhnya dan ingin menyerang balik.     

Sebelum ia mampu membalas, Liu Chengfeng mengirimkan sebuah tinju ke arah kepalanya – tinju itu sekali lagi berhasil membuat Wang Lang tersungkur ke tanah. Liu Chengfeng berkata, "Kau punya keberanian untuk melawan, huh? Ayo kita patahkan kakinya, lalu telanjangi, setelah itu lemparkan ke arena pertarungan Kampus Barat. Aku penasaran siapa lagi murid-murid luar yang berani membuli para murid dari Yunwu Commandery di kemudian hari!"     

Di tempat lain yang sangat jauh, Qing You yang terbaring di tanah akhirnya terbangun. Sebagaimana ia melihat Wang Lang dan Qing Haitian yang juga dihajar habis-habisan oleh para murid-murid, maka ia memutuskan untuk kembali menutup matanya, lalu melanjutkan tidur panjangnya agar orang-orang benar-benar meninggalkannya sendirian.     

Liu Chengfeng berjalan ke arah Zhang Ruochen, ia mengatupkan kedua tangannya ke arah depan sebagai tanda hormat, lalu bertanya dengan sebuah senyuman, "Yang Mulia, apa kau pikir aku bertindak terlalu jauh?"     

Zhang Ruochen tidak mengerti apa yang harus ia katakan. Jika ia diminta untuk menghabisi Wang Lang dan Qing Haitian, ia mungkin akan merasa malu untuk melakukan itu. Namun, ia tahu bahwa para murid-murid dari Yunwu Commandery harus memberikan sebuah pelajaran terhadap para murid-murid dari Square Commandery.     

Sesaat setelah mereka berdua babak belur, maka mereka akan berpikir dua kali jikalau ingin menyakiti para murid-murid dari Yunwu Commandery di kemudian hari.     

Semenjak Zhang Ruochen tidak mengatakan apa-apa, maka Liu Chengfeng tahu bahwa pangeran itu telah memberinya sebuah izin terhadap tindakannya.     

Tiba-tiba terdengar suara erangan yang sangat keras dari barisan kerumunan.     

Seseorang datang dengan beberapa lusin murid-murid muda, Feng Zhilin merangsek keluar dari kerumunan dan berdiri di depan Zhang Ruochen. Sepertinya seseorang telah melaporkan insiden ini kepada Feng Zhilin, sehingga lelaki itu dengan segera memutuskan untuk pergi ke gedung ini sesegera mungkin.     

Feng Zhilin berteriak. "Hentikan itu!"     

Suara miliknya bercampur dengan Tenaga Chi sehingga itu terdengar seperti sebuah gelegar petir di angkasa.     

Liu Chengfeng, Zhang Shaochu, serta murid-murid lain dari Yunwu Commandery sangat takut terhadap Feng Zhiling – dimana lelaki ini memiliki tingkatan pengolahan yang jauh lebih tinggi. Oleh karena itulah, mereka semua berhenti memukuli kedua orang itu sesaat setelah mereka melihat sosok Feng Zhilin. Mereka dengan segera bersemnbunyi di belakang punggung Zhang Ruochen.     

"Master Feng, kau... kau harus... membalaskan dendam kami..." Qing Haitian yang terkapar di tanah itu sedang telanjang. Wajahnya merah dan membengkak, serta kepalanya juga berdarah. Bahkan kaki-kakinya telah dipotong oleh Zhang Shaochu dengan menggunakan sebuah batu besar. Pemandangan yang ada di sana benar-benar mengerikan.     

Saat melihat tubuh yang terluka dan sedang tertimpa sebuah batu besar, Feng Zhilin mulai mengerutkan dahi seolah ia mulai merasakan sesuatu yang janggal. Ia bertanya, "Siapa kau?"     

"Aku... Qing... Qing Haitian...." suara Qing Haitian terdengar samar-samar. Bahkan ia tidak bisa mengucapkan kata-kata itu dengan jelas.     

"Kau Qing Haitian?" Feng Zhiling berjalan ke arahnya dan mulai melihatnya dari dekat. Akhirnya ia benar-benar mampu mengidentifikasi bahwa itu adalah memang seorang Qing Haitian.     

Itu bukanlah sebuah hal yang mengejutkan jikalau Feng Zhilin sampai tidak bisa mengenali Qing Haitian. Wang Lang dan Qing Haitian telah dihajar habis-habisan sehingga mereka berdua memang sulit untuk dikenali.     

"Boom!"     

Feng Zhilin melepaskan sebuah serangan tinju ke batu besar untuk melepaskan tekanan yang dialami oleh Qing Haitian – serangan itu berhasil membuat batu itu terlempar di udara. Saat ia melihat Qing Haitian yang tergeletak di tanah dengan kondisi semenyedihkan itu, ekspresi Feng Zhilin berubah menjadi dingin, lalu berkata, "Zhang Ruochen, mereka adalah juga para murid-murid dari Kampus Barat. Mengapa kau kasar sekali terhadap mereka?"     

Zhang Shaochu menjawab dengan marah, "Kasar? Saat kau mematahkan lenganku satu bulan yang lalu, mengapa kau tidak juga berpikir bahwa itu adalah tindakan yang kasar?"     

Feng Zhilin menyipitkan matanya, terbersit sebuah tatapan kebencian di pupil matanya. "Babi Zhang, apa kau pikir Zhang Ruochen bisa menjadi pelindungmu? Berhenti bersikap naif! Ketika dia mati di Platform Hidup dan Mati, maka saat itu juga aku akan memberi pelajaran padamu secara langsung!"     

Zhang Shaochu sedikit merasakan sebuah kebekuan di hatinya sesaat setelah menyadari betapa kejam dan liciknya seorang Feng Zhilin. Maka, ia tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain mundur dua langkah.     

Sebaliknya, Zhang Ruochen berjalan maju dua langkah dan berkata, "Feng Zhilin, betapa arogannya dirimu! Apa kau pikir kau cukup tangguh untuk bisa mengalahkanku?"     

Zhang Ruochen dan Feng Zhilin hanya terpisahkan sebuah jarak sejauh lima langkah. Mereka saling bersitatap satu sama lain demi meningkatkan intensitas kebencian yang ada di dalam diri mereka berdua.     

Feng Zhilin menatap mata Zhang Ruochen, lalu tiba-tiba ia tersenyum, "Sepertinya memang Pangeran Kesembilan sangat percaya diri. Baiklah, tidak perlu untuk menunggu sampai esok hari. Kita akan bertarung di Platform Hidup dan Mati malam ini!"     

Ia menambahkan, "Hanya, aku tidak yakin apakah Pangeran Kesembilan berani menerima itu."     

"Mantap! Sampai jumpa di Platform malam ini!" jawab Zhang Ruochen sembari menyunggingkan senyuman tipis.     

Liu Chengfeng adalah seseorang yang relatif cukup cerdas. Ia berkata, "Yang Mulia, hati-hati dengan jebakan dari Feng Zhilin! Kau baru saja bertarung dengan tiga master yang telah berada di Tingkatan Medium dari Alam Hitam. Maka, kau akan menempatkan dirimu di situasi yang tidak menguntungkan jikalau sampai bertarung dengan dia malam ini di Platform Hidup dan Mati!"     

Apa yang dikatakan Liu Chengfeng adalah benar. Sebab, saat ini, itulah yang sedang ada di kepala Feng Zhilin.     

Ketika Feng Zhilin melihat Nie Xuan, Wang Lang, dan Qing Haitian yang terkapar di tanah, ia segera menyadari bahwa tingkat pengolahan milik Zhang Ruochen pasti telah berkembang pesat. Maka bisa dipastikan bahwa lelaki itu adalah seorang lawan yang tangguh.     

Ia juga sangat meyakini bahwa setelah bertarung dengan tiga master Seni Bela Diri, kekuatan fisik dan Tenaga Chi milik Zhang Ruochen akan benar-benar terkuras habis. Oleh karena itulah, ia bermaksud untuk menantangnya bertarung di Platform Hidup dan Mati malam ini demi meningkatkan kesempatan untuk menang.     

Feng Zhilin bisa dipastikan adalah juga seseorang yang cerdas.     

Namun, hal itu sama sekali tidak menganggu Zhang Ruochen karena ia sama sekali tidak menghabiskan banyak energi saat mengalahkan Nie Xuan, Wang Lang dan juga Qing Haitian.     

Semenjak Feng Zhilin memberikan penawaran untuk bertarung di Platform Hidup dan Mati malam ini, maka Zhang Ruochen dengan segera menyetujuinya. Zhang Ruochen hanya ingin agar masalah ini cepat selesai.     

Berita bahwa Zhang Ruochen dan Feng Zhilin memajukan jadwal pertarungan mereka dengan segera menyebar seperti api ganas yang membakar seluruh Kampus Barat.     

Para murid-murid yang sedang mengasingkan diri mereka untuk pemurnian mulai beranjak keluar. Mereka menghentikan sejenak proses pemurniannya, lalu pergi menuju Platform Hidup dan Mati demi menjadi saksi atas sebuah pertarungan kelas tinggi.     

Meskipun pertengkaran dan/atau pertarungan kerap terjadi di Kampus Barat, tetapi mereka semua jarang sampai membawa masalah itu dan menyelesaikannya di Platform Hidup dan Mati. Lagipula, tidak peduli seberapa serius masalah yang sedang mereka hadapi, tidak seorangpun dari para murid-murid yang memiliki keberanian untuk menghilangkan nyawa murid lain. Mereka percaya bahwa jika mereka berlatih dengan keras, maka mereka masih memiliki kesempatan yang tinggi untuk membalas dendam.     

Tetapi, Platform Hidup dan Mati adalah sebuah cerita lain yang sangat berbeda.     

Maka bisa dipastikan terdapat sebuah kebencian mendalam antara seseorang dengan orang yang lain jikalau mereka sampai membawa masalah ini dengan bertarung di Platform Hidup dan Mati. Sesaat setelah kedua murid itu masuk ke Platform Hidup dan Mati, maka salah satu dari mereka akan meregang nyawa.     

Setiap tahunnya, hanya terdapat satu atau dua kali pertarungan antar murid yang sampai diselesaikan di Platform Hidup dan Mati yang ada di Kampus Barat. Biasanya, pertarungan itu terjadi antara dua orang lelaki yang sedang memperebutkan satu wanita. Atau, sebaliknya, mungkin juga pertarungan antar para wanita yang sedang memperebutkan seorang pria.     

Hal itu juga menjelaskan bahwa murid-murid wanita tidak bisa diremehkan, terlebih bagi mereka yang ada di Kampus Barat. Sebab saat mereka bertarung, mereka mungkin lebih mengerikan daripada para murid-murid lelaki.     

Pertarungan yang akan diselenggarakan di Platform Hidup dan Mati malam ini telah menjadi topik paling hangat di Sekolah – sebagaimana salah satu petarungnya adalah seorang murid baru yang memiliki sebuah talenta bela diri yang luar biasa.     

Setiap orang menjadi penasaran. Jika seorang jenius seperti itu berhasil dikalahkan saat bertarung di Platform Hidup dan Mati, apakah para elder dari Sekolah akan ikut campur? Karena pihak Sekolah bisa saja kehilangan seorang ksatria yang memiliki talenta menakjubkan.     

Para elder-elder dari Kampus Barat juga telah mendengar tentang pertarungan antara Zhang Ruochen dan Feng Zhilin.     

Ketika Elder Xie – seseorang yang juga mengakui bakat milik Zhang Ruochen, mendengar sebuah berita itu, maka ia mengerutkan dahi dan bergumam pada dirinya sendiri, "Mengapa anak muda ini tidak memberitahuku sebelumnya jikalau dirinya ingin bertarung dengan Feng Zhilin di Platform Hidup dan Mati? Apakah dia mampu mengimbangi tingkatan pengolahan milik Feng Zhilin?"     

Sejujurnya, Elder Xie juga memperhatikan masalah yang terjadi antara Zhang Ruochen dan Feng Zhilin. Pada mulanya, ia berpikir bahwa jika Zhang Ruochen menceritakan semua yang terjadi padanya sekaligus meminta bantuannya, maka bisa dipastikan bahwa Elder Xie akan membantu Zhang Ruochen untuk menyelesaikan masalah ini.     

Namun, Zhang Ruochen belum juga mendatangi dirinya dalam satu bulan terakhir. Lalu, ia mengira bahwa Zhang Ruochen mungkin telah melaporkan ini kepada elder-elder lain, maka ia menyimpulkan bahwa pemuda itu sudah tidak memerlukan bantuannya lagi.     

Tepat sesaat setelah ia mendengar kabar pertarungan antara Zhang Ruochen dan Feng Zhilin, Elder Xie akhirnya menyadari bahwa situasi yang terjadi berkembang menjadi semakin buruk.     

"Kami akhirnya mendapatkan seorang murid bertalenta di Sekolah Pasar Bela Diri yang berasal dari Yunwu Commandery. Maka, seharusnya dia tidak mengorbankan nyawanya dan bertarung di Platform Hidup dan Mati. Aku harus mencoba untuk membujuknya," Elder Situ berkata dengan grogi.     

Karena Xie Nantian adalah salah satu ksatria dari Yunwu Commandery, maka otomatis ia harus melakukan sesuatu pada Zhang Ruochen. ia berharap bahwa Zhang Ruochen benar-benar mampu mengembangkan teknik miliknya dan menjadi seseorang yang memiliki derajat-tinggi di Sekolah Pasar Bela Diri sekaligus juga Bank Pasar Bela Diri.     

Di waktu yang sama, berita tentang pertarungan itu akhirnya sampai di Candi Naga Bela Diri.     

"Pertarungan ini adalah tentang kematian salah satu ksatria, menarik! Aku ingin melihat sejauh mana perkembangan dari tingkatan pengolahannya selama dua minggu belakangan ini!" Duanmu Xingling tertawa genit sesaat setelah ia mendengar berita itu. Ia segera berubah menjadi sebuah bayangan hijau – bayangan mungil berwarna hijau itu dengan segera terbang dan mengarah ke Platform Hidup dan Mati.     

Duanmu Xingling benar-benar sangat percaya diri terhadap Zhang Ruochen jikalau lelaki itu tidak akan kalah saat bertarung melawan Feng Zhilin. Ia datang hanya untuk melihat bagaimana cara lelaki itu bertarung. Ia ingin melihat hasil yang telah dicapai oleh lelaki itu setelah berlatih selama dua minggu belakangan ini.     

Sesaat setelah ia tiba, ia melihat ada seorang wanita cantik lainnya sedang berdiri di bangku penonton yang ada di kejauhan. Dengan cahaya bulan yang menyinari wanita itu, ia melihat bahwa wanita itu sedang diselimuti oleh sebuah cahaya suci. Setiap inci dari kulitnya terlihat mulus dan bersih, kilau yang ia ciptakan benar-benar memiliki daya pikat yang kuat sehingga mampu membuat orang lain tergila-gila.     

Wanita itu sedang membawa sebuah pedang kuno di punggung dengan sebuah rambut panjang berwarna biru yang bergerai menyentuh pundaknya. Wajahnya yang cantik sekaligus dingin – Kharisma yang terpancar (tidak mudah ditaklukkan) sangat menarik sehingga membuatnya terlihat seperti seorang keturunan Peri Bulan yang tinggal di angkasa. Para murid-murid lain tidak ada yang berani mendekati wanita itu.     

Seorang wanita yang terdengar seperti cerita-cerita dongeng itu adalah sosok Huang Yanchen. Ia adalah salah satu dari tiga wanita iblis yang ada di Kampus Barat – dimana itu juga menjelaskan mengapa murid-murid lain tidak ada yang berani mendekatinya.     

"Saudari Chen, bagaimana mungkin kau bisa datang kemari lebih dulu?" Duanmu Xingling menyipitkan mata sebelum akhirnya berpindah ke sisi Huang Yanchen. Hanya terlihat sebuah bayangan dirinya yang tertinggal di belakang sesaat setelah ia terbang.     

Huang Yanchen menatap Zhang Ruochen yang ada di kejauhan dengan aura dingin di kedua matanya, lalu berkata, "Aku kemari untuk menyaksikan sendiri bagaimana dia mati di tangan Feng Zhilin."     

Duanmu Xingling tersenyum dengan cara yang misterius, lalu berkata, "Baiklah, dia adalah seorang penghuni Kuning No.1 di Candi Naga Bela Diri kita. Dia benar-benar bertalenta. Kau memiliki kepercayaan diri yang tinggi padanya. Siapa tahu,d ia mungkin saja mengalahkan Feng Zhilin dan mengejutkan kita."     

"Seorang ksatria di Tingkatan Menengah dari Alam Hitam mengalahkan seorang ksatria yang berada di Tingkatan Akhir dari Alam Kuning. Apa kau yakin ada jenius semacam itu sepanjang sejarah milik Sekolah Pasar Bela Diri?" Huang Yanchen menggelengkan kepalanya pelan. Ia tidak terlalu percaya dengan kemampuan yang dimiliki oleh Zhang Ruochen.     

"Tapi aku mendengar bahwa tingkat pengolahan miliknya telah berkembang pesat dan berhasil mencapai Tingkatan Lanjutan dari Alam Hitam." Kata Duanmu Xingling sambil tersenyum.     

Huang Yanchen membalas, "Itu tidak berarti apa-apa meski dia berhasil menembus Tingkatan Lanjutan dari Alam Hitam. Sebab, masih ada jarak tiga tingkatan lagi di antara mereka berdua."     

Huang Yanchen sendiri adalah seorang top-level jenius, maka ia benar-benar mengerti tentang kemampuan seorang jenius.     

Beberapa jenius memang tidak mudah untuk dikalahkan saat berada di tingkatan yang sama. Sedangkan beberapa yang lain juga mampu mengimbangi satu atau dua tingkat di atas mereka sehingga mereka mampu mengalahkan lawan-lawannya.     

Namun, itu adalah hal yang cukup sulit bagi seorang ksatria untuk bisa mengalahkan ksatria lain yang memiliki tingkatan pengolahan tiga kali lebih tinggi. Bila ada, jenius semacam itu pasti sangat langka.     

Apalagi Feng Zhilin – seorang murid dari Kampus Barat.     

Semua murid-murid yang berhasil sekolah di Kampus Barat telah diseleksi dengan cermat. Maka setiap orang dari mereka adalah seorang jenius. Diantara para murid-murid yang berada di Tingkatan Akhir dari Alam Hitam, Feng Zhilin adalah yang paling baik dari murid-murid terbaik. Ia cukup tangguh untuk bisa bertarung melawan tiga sampai lima ksatria yang berada di tingkatan yang sama.     

Oleh karena itu, cukup mustahil bagi Zhang Ruochen untuk bisa mengalahkan Feng Zhilin.     

Huang Yanchen bukanlah satu-satunya orang yang berpikir bahwa Zhang Ruochen tidak akan memiliki kesempatan untuk menang. Sebagian besar murid-murid yang hadir untuk melihat pertarungan itu memiliki keyakinan yang sama. Hampir tidak ada diantara orang-orang yang menonton pertarungan itu percaya dengan kemampuan Zhang Ruochen. Mereka semua meyakini bahwa hasil pertandingan ini sangat mudah diprediksi.     

Itu bukanlah hal yang besar jikalau Zhang Ruochen telah berhasil mengalahkan tiga orang ksatria yang berada di Tingkatan Medium dari Alam Hitam. Sebab, para ksatria-ksatria yang berada di Tingkatan Medium tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang telah berada di Tingkatan Fajar dari Alam Hitam karena masih terdapat jarak yang cukup besar di antara keduanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.