Kaisar Dewa

Daun Permata Emas



Daun Permata Emas

0Tuoba Linsu terlihat berada di kisaran usia 20 tahun dengan kulit berwarna kecoklatan, lalu postur tubuh yang tinggi, serta raut muka yang lonjong. Ia sedang mengenakan sebuah jubah yang telah dimurnikan dari seekor binatang buas level tiga sehingga itu membuatnya tampak maskulin.     

Ketika ia berdiri, seorang lelaki yang sedang mengenakan jubah emas keunguan keluar dari barisan kerumunan. Lalu, ia berubah menjadi sebuah bayangan ungu dan melompat ke dalam arena pertarungan.     

Ia menatap ke arah Tuoba Linsu, lalu membungkukkan sedikit badannya dengan tangan yang dilipat di depan, untuk kemudian berkata, "Pangeran Tuoba, lelaki ini telah membunuh adik saudaraku. Apa kau tidak keberatan bila aku bertarung dengannya?"     

Tuoba Linsu berkata, "Semenjak ada sebuah dendam diantara kalian berdua, maka tentu saja, kau bisa bertarung dengannya terlebih dahulu! Jika kau berhasil mengalahkan dia, itu artinya bahwa dia tidak layak untuk bertarung denganku."     

Tuoba Linsu berkata dengan lembut, namun orang-orang bisa merasakan sensasi arogan dari sosoknya.     

Para ksatria seperti Tuoba Linsu, seseorang anak favorit Dewa, selalu bersikap arogan. Meski demikian, ia tetap terlihat menawan dengan keunikannya tersendiri.     

Seorang lelaki berjubah emas keunguan menatap ke arah Zhang Ruochen, ia terlihat seperti seseorang yang berdarah dingin, lalu berkata, "Zhang Ruochen, kau telah membunuh saudaraku. Hari ini, aku akan membalaskan dendamnya."     

Sambil menatap seorang lelaki yang berada di depannya, Zhang Ruochen merasa tidak asing dengan lelaki tersebut. "Siapa nama saudaramu?" tanyanya.     

"Huo Xing!" jawab lelaki itu.     

"Jadi kau adalah kakak dari Pangeran Huo Xing." Balas Zhang Roochen.     

"Namaku adalah Huo Ming." Ia menatap ke arah Zhang Ruochen dan bergumam, "Membunuh adalah sesuatu yang dilarang dalam Konferensi Teknik Pedang. Sebenarnya kita bisa, namun, dengan cara bunuh diri. Apa kau berani bertarung denganku dan mempertaruhkan nyawamu? Jika aku menang, kau akan meminta maaf pada saudaraku dengan melakukan bunuh diri. Tapi jika kau menang, maka aku yang akan bunuh diri."     

36 commandery-commandery yang berada di Omen Ridge juga mendatangi acara ini. Maka, Komandan Pangeran Square memilih Huo Ming sebagai putra yang paling tangguh sekaligus juga ingin menikahi Putri Ketigabelas Komandan.     

Itu sepertinya terlihat aneh bila Huo Ming muncul dengan ide yang seperti ini, namun itu adalah idenya sendiri.     

Huo Ming bisa menebak bahwa Putri Ketigabelas Komandan juga membenci Zhang Ruochen.     

Jika ia bisa memaksa Zhang Ruochen untuk melakukan bunuh diri, maka ia akan mendapatkan perhatian sekaligus dikagumi oleh Putri Ketigabelas Komandan.     

Lebih-lebih, ia juga ingin menunjukkan cinta sekaligus juga kesetiaannya di depan semua orang dengan mengorbankan dirinya sendiri, guna membalaskan dendam adiknya.     

Akhirnya, dan yang paling penting, ia tahu bahwa tingkat pengolahan milik Zhang Ruochen masih berada di Tingkatan Medium dari Alam Hitam. Maka, lelaki itu seharusnya bukan lawan yang sulit baginya.     

Dan selama ia bisa mengalahkan Zhang Ruochen, ia akan mendapatkan hal yang signifikan dari rencana tersebut.     

Huo Ming menatap ke arah Putri Ketigabelas Komandan dan melihat bahwa wanita itu cukup tertarik.     

"Aku benar! Zhang Ruochen pasti telah mengusik Putri Ketigabelas Komandan. Oleh karena itulah dia mencoba untuk membunuh lelaki ini dengan memfitnahnya. Jika aku bisa mengalahkan dia, maka Putri Ketigabelas Komandan pasti akan memperhatikanku." Huo Ming merasa puas.     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya dan berkata, "Mengapa aku harus bertarung denganmu dan mempertaruhkan hidupku sendiri?"     

Huo Ming merespon dingin, "Kau telah membunuh saudaraku. Maka, itu adalah hal yang adil sekaligus juga beralasan bilamana aku ingin membalaskan dendamnya. Bukankah kau telah menyatakan bahwa dirimu adalah seorang teknik pedang terbaik? Apa kau takut?"     

"Kau benar-benar telah menjadi sangat irasional," kata Zhang Ruochen.     

Di kepalanya, itu adalah hal yang bodoh untuk melakukan pertarungan dan mempertaruhkan nyawanya sendiri.     

Sebab kau tidak semestinya berjudi dengan nyawamu.     

Jika mereka mempertaruhkan nyawanya, maka nilai yang dipertaruhkan semestinya setara. Sayangnya, Zhang Ruochen percaya bahwa nyawanya adalah jauh lebih berharga dibandingkan dengan milik Huo Ming.     

Maka, ia memilih untuk berpaling dan mulai beranjak pergi dari arena pertarungan. Ia sama sekali tidak menemukan manfaat ketika berbicara dengan orang semacam Huo Ming.     

Ia telah dipaksa untuk bertarung melawan Zhu Yi. Sekarang, ia telah mengendalikan emosinya dan tidak ingin lagi terlihat mencolok. Ia hanya ingin pergi dari tempat itu.     

Huo Ming menatap punggung Zhang Ruochen dengan sebuah ekspresi kompleks. Ia tidak akan dengan mudah membiarkan Zhang Ruochen pergi.     

"Kau telah berada di arena pertarungan, maka kau tidak diperkenankan untuk pergi."     

Huo Ming melompat dari tanah dan terbang setinggi tujuh meter di udara. Ia menggenggam pedang dengan kedua tangannya, lalu mengayunkan itu ke arah punggung Zhang Ruochen.     

Huo Ming memiliki kemampuan untuk bisa melompat setinggi tujuh meter dengan hanya menggunakan tenaga asli dari kekuatan tubuhnya, ia benar-benar tangguh.     

Bahkan tanpa bantuan dari Tenaga Chi, kekuatan serangannya adalah cukup kuat untuk membelah sebuah balok baja yang tebal.     

Setelah mendengar suara angin di belakangnya, Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya pelan dan berhenti berjalan. Ia membalikkan badan dengan kecepatan cahaya dan mengambil satu langkah ke depan.     

Ia menghitung serangan baliknya dengan cukup akurat, sehingga itu seperti dia memiliki sepasang mata di belakang lehernya. Ia hampir menyentuh pedang yang berada di tangan Huo Ming.     

Terdapat sebuah kepanikan dari tatapan mata Huo Ming saat Zhang Ruochen menyapukan pedang ke arahnya dan mengenai daerah perut.     

"Boom!"     

Huo Ming terlempar ke belakang sejauh 10 meter dan terjatuh dari arena pertarungan.     

Ia menciptakan sebuah percikan air yang besar saat tubuhnya mendarat di kolam yang berada di bawah arena pertarungan.     

Meskipun rasa sakit di perutnya cukup menyiksa, tubuh Huo Ming terlihat utuh tanpa luka-luka yang berarti.     

Serangan Zhang Ruochen kali ini adalah lebih menakjubkan daripada serangan yang digunakan untuk mengalahkan Zhu Yi.     

Semua orang melihat bagaimana ia mengayunkan pedang ke arah perut Huo Ming dan melemparkannya keluar dari arena pertarungan. Dan yang mengejutkan adalah Huo Ming sama sekali tidak mengalami cedera.     

Ketika Putri Ketigabelas Komandan melihat apa yang telah dilakukan oleh Zhang Ruochen, ia mengira bahwa Huo Ming pasti akan mati. Maka, ia telah bersiap untuk mengirimkan para pasukannya untuk menangkap Zhang Ruochen.     

Namun, ia menjadi tertegun sesaat setelah melihat Huo Ming keluar dari kolam.     

"Bagaimana mungkin dia masih hidup?"     

Ia benar-benar menyaksikan bahwa lelaki itu sama sekali tidak mengenakan armor, dimana ia hanya mengenakan sebuah kaus berwarna polos. Lagipula, pedang milik Zhang Ruochen adalah juga terlihat cukup tajam.     

Qing Chibai adalah murid seorang Setengah-Biksu, ia sanggup menjelaskan apa yang baru saja terjadi. "Zhang Ruochen tidak menyerang Huo Ming dengan menggunakan sisi pedang yang tajam, tapi ia hanya menamparkan pedangnya dengan menggunakan sisi lain yang rata. Dan semenjak gerakannya sangat cepat, maka hanya sedikit orang yang bisa menyaksikan apa yang sesungguhnya terjadi."     

"Huo Ming memiliki sebuah pencapaian yang tinggi dalam kemampuan pedang, bahkan dirinya melebihi para ksatria yang telah berada di Alam Bumi. Namun, dia telah dikalahkan hanya dengan menggunakan satu serangan milik Pangeran Kesembilan. Menarik! Aku juga ingin menantangnya," kata Liu Xin, seorang murid dari Menteri Utama Kiri.     

Di lantai dua, sebuah tangan ramping sedang membuka tirai aula yang elegan, untuk kemudian melemparkan sebuah daun permata yang berukuran satu kepal tangan di dalam arena pertarungan.     

Zhang Ruochen menatap ke arah daun permata tersebut, kemudian melihat ke arah aula yang elegan.     

Lalu, ia menjadi sedikit bingung. "Apa artinya ini?"     

Sebagian besar jenius-jenius muda yang berada di barisan penonton menjadi cemburu ketika mereka melihat daun permata tersebut melayang di atas arena pertarungan.     

Zhang Ruochen menatap ke arah daun – yang terbuat dari permata hijau murni. Garis-garis halus dari daun ditempeli dengan kain sutra emas. Terdapat sebuah kata yang tertulis di ujung daun tersebut.     

"Ning Yuyuan, Kediaman Menteri."     

"Apa artinya ini?"     

Zhang Ruochen berjalan ke arah daun tersebut dan ingin mengambilnya.     

Lalu, sebuah suara terdengar dari barisan kerumunan. "Saudara Zhang, kau harus memikirkan itu dua kali sebelum mengambil daun tersebut. Sebab, kau akan menerima sebuah undangan dari wanita itu ketika kau mengambilnya. Selanjutnya, kau harus menikahi dia."     

Zhang Ruochen dengan segera menarik tangannya kembali dan menatap ke arah dimana suara itu terdengar.     

Seseorang yang sedang memperingatkan dirinya adalah relatif cukup tampan dengan sebuah tanda kecil di dahinya. Zhang Ruochen mengingat namanya, ia dipanggil sebagai Chen Tianshu.     

Chen Tianshu tertawa dan melanjutkan, "Pemilik dari Daun Permata Emas tersebut adalah cucu generasi ketujuh dari Menteri Ning. Dia berusia 15 tahun dan banyak yang bilang bahwa dia memang cukup cantik. Jika kau mengambil daun itu maka kau akan menjadi saudara kandung dari Kediaman Menteri. Kau tidak hanya akan mendapatkan dukungan dari Kediaman Menteri, tetapi juga bisa menikahi seorang wanita yang cantik. Betapa beruntungnya!"     

Itu adalah sama sulitnya dengan mendaki ke langit saat ingin menikahi Putri Ketigabelas Komandan. Lagipula, wanita tersebut memang memiliki derajat yang tinggi.     

Jadi mengapa para jenius muda tersebut datang dan berkumpul di tempat ini meski mereka tahu bahwa acara ini benar-benar kompetitif?     

Alasan lain adalah bahkan jikalau mereka gagal menikahi Putri Ketigabelas Komandan, maka mereka masih bisa mendapatkan kesempatan untuk memenangkan hati para putri lain dan/atau anak perempuan dari keluarga-keluarga aristokrat melalui performa yang ditampilkan.     

Tujuan dari diselenggarakannya Konferensi Teknik Pedang adalah untuk memilih para ksatria ideal untuk para keluarga terhormat yang ada di Qianshui Commandery.     

Zhang Ruochen tersenyum kecut dan menatap ke arah lantai dua Istana Jinfeng, dimana seorang figur ramping sedang berdiri di balik tirai. Wanita itu terlihat benar-benar gugup dan tidak mengerti akankah lelaki itu mengambil daunnya atau tidak.     

Huang Yanchen berdiri di lantai ketiga dan menatap dingin ke arah Zhang Ruochen seolah ia sedang mengatakan, "Pencuri, jika kau mengambil daun itu, maka aku akan memotong tanganmu."     

Akhirnya, ia tidak mengambil daun tersebut dan melangkah kembali ke arena pertarungan.     

Sebab, itu adalah bukan kemauannya sendiri untuk masuk ke dalam arena pertarungan sehingga orang-orang menjadi terpukau. Dan sekarang, Zhang Ruochen hanya ingin segera pergi dari sana.     

Tuoba Linsu berdiri dan terbang ke dalam arena pertarungan guna menghalangi jalan Zhang Ruochen. Ia berkata, "Meskipun teknik pedang milikmu cukup brilian, namun terdapat sebuah kecacatan. Kau kurang mendominasi sisi maskulinitas."     

Tuoba Linsu, seorang top jenius diantara para generasi muda, adalah seorang ksatria yang bisa disejajarkan dengan Xun Guihai, dan Qing Chibai. Ia adalah juga seorang ksatria yang berada di top 20 dari Divisi Hitam sebelum akhirnya menembus ke Alam Bumi.     

Ia memiliki pemahaman yang spesial terhadap teknik pedang.     

Teknik pedang yang ia pelajari adalah tipe maskulin, ganas, sekaligus juga berani.     

Zhang Ruochen berhenti dan tertawa. "Tidak ada sesuatu yang bisa digunakan untuk menentukan standar kesempurnaan sebuah teknik pedang."     

Ketika Tuoba Linsu menyadari bahwa Zhang Ruochen sama sekali tidak memiliki ketertarikan untuk bertarung dengan dirinya, maka ia mencoba untuk memprovokasi dan berkata, "Aku sanggup mengalahkanmu dalam 10 kali serangan."     

Zhang Ruochen menyadari bahwa Tuoba Linsu sedang membual untuk sebuah tujuan tertentu, tetapi ia masih cukup tenang dan merespon, "Apakah aku sungguh harus bertarung lagi?"     

Tuoba Linsu mengeluarkan pedang hitam miliknya. Pedang itu memiliki panjang dua meter dan memiliki lebar satu kepalan tangan. Bahkan tanpa mengaktifkan inskripsi di dalam pedang, benda itu masih memiliki berat 120 kilogram.     

Ia menyentuh pedang hitam itu dengan rasa cinta yang tersirat dari kedua tatapan matanya, untuk kemudian berkata, "Pedang ini diberi nama 'Dao Shan', sebuah Senjata Suci Bela Diri kelas tujuh. Secara keseluruhan, terdapat 42 Inskripsi Seri Kekuatan di dalamnya. Dan jika seluruh inskripsi tersebut menjadi aktif, maka pedang ini memiliki berat 2.220 kilogram. Ini adalah pedang favoritku. Dan jika kau bisa mengalahkanku, aku akan memberikan pedang ini padamu."     

....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.