Kaisar Dewa

Murid dari Seorang Setengah-Biksu



Murid dari Seorang Setengah-Biksu

0"Mungkin setelah bertarung dengan dirinya aku bisa meningkatkan kemampuan teknik pedangku."     

Qing Chibai menatap ke arah arena pertarungan, hanya untuk menyaksikan bahwa Liu Xin telah sepenuhnya tertekan oleh Zhang Ruochen, bahkan lelaki tersebut tidak akan pernah sanggup menyentuh baju Zhang Ruochen.     

"Dia memang seorang master teknik pedang." Hasrat Qing Chibai untuk bertarung dengan Zhang Ruochen menjadi semakin kuat.     

"Boom!"     

Perlahan-lahan, Zhang Ruochen mulai membuka matanya dan menerjang perut Liu Xin. Kekuatan yang besar dari pedang tersebut mengguncangkan Liu Xin hingga terlempar keluar dari arena pertarungan.     

Semenjak pedang yang patah itu kehilangan ujung pedang yang tajam, maka Liu Xin tidak sepenuhnya terluka parah. Namun, ia benar-benar merasa malu sesaat setelah menerima serangan tersebut.     

Jika ia dikalahkan oleh Qing Chibai saat ini, maka ia sama sekali tidak memiliki alasan untuk komplain. Namun, itu adalah seorang pangeran dari sebuah commandery inferior yang mengalahkan dirinya, dimana itu benar-benar mengusik harga dirinya. Maka, ia lebih memilih untuk mati daripada harus menanggung malu seperti itu.     

Dengan tatapan kesal di kedua matanya, Liu Xin menggerutu, "Dia hanya menggunakan sebuah pedang patah... bagaimana aku bisa... kalah seperti ini..."     

Orang-orang di barisan penonton telah menjadi saksi bahwa Liu Xin gagal untuk bisa menyentuh tubuh dari Zhang Ruochen sejak pertama kali bertarung. Dan jika Zhang Ruochen benar-benar ingin mengalahkan dirinya, mungkin satu serangan darinya telah cukup untuk mengalahkan lelaki tersebut.     

Liu Xin bersembunyi di balik kerumunan dengan ekor yang bergelantungan di antara kedua kakinya (kondisi yang sangat memalukan), ia takut bahwa Zhang Ruochen akan memaksa dirinya untuk memotong tangannya sendiri. Dan jika tangannya terpotong, maka di kemudian hari, proses latihannya akan terpengaruh oleh itu.     

Secara natural, Zhang Ruochen masih bisa melihat Liu Xin di tengah kerumunan. Namun, ia hanya menggelengkan kepala dan tidak memaksa lelaki tersebut untuk memotong tangannya. Lagipula, Liu Xin adalah juga seorang murid dari Menteri Utama Kiri.     

Jika Zhang Ruochen benar-benar memaksanya untuk memotong tangannya sendiri, maka itu bisa dipastikan bahwa Menteri Utama Kiri akan kehilangan muka. Dan jika demikian yang terjadi, maka Menteri Utama Kiri pasti akan membalas dendam, dimana itu juga sama sekali tidak menguntungkan bagi Yunwu Commandery.     

Setelah mengalami peristiwa yang terjadi hari ini, maka Liu Xin pasti akan dijadikan bahan lelucon oleh para ksatria Qianshui Commandery. Sehingga, Zhang Ruochen tidak seperti sedang menyiram minyak ke dalam api.     

Sekarang, tidak seorangpun yang hadir di Konferensi Teknik Pedang berani menertawakan Zhang Ruochen lagi. Tidak seorangpun dari mereka yang terusik jikalau Zhang Ruochen mengklaim dirinya sendiri sebagai Ksatria Pedang Tak Tertandingi. Sebab, saat ini mereka hanya bisa menilai Zhang Ruochen sebagai seseorang yang percaya diri, seseorang yang selalu memiliki alasan untuk bisa dibanggakan.     

Huo Ming juga sama terkejutnya. Ia menatap ke arah Zhang Ruochen yang berada di arena pertarungan, dan merasa bahwa mukanya baru saja ditampar oleh Zhang Ruochen.     

"Phhhf!"     

Para gadis dari keluarga aristokrat yang berada di lantai dua Istana Jinfeng mulai melemparkan helai-helai Daun Permata Emas mereka. Daun-daun tersebut begitu banyak sampai-sampai terlihat berserakan di arena pertarungan.     

Terdapat dua helai lagi Daun Permata Emas yang dilemparkan dari lantai ketiga Istana Jinfeng. Perlu diketahui bahwa mereka yang melihat pertandingan dari lantai ketiga adalah para putri dari Qianshui Commandery.     

Tidak diduga, dua putri komandan sedang menunjukkan rasa cintanya pada Zhang Ruochen.     

Di waktu yang bersamaan, sebuah suara tawa kencang mulai terdengar. Itu adalah berasal dari Komandan Pangeran Qianshui, seseorang yang bersembunyi di sebuah ruangan yang berada di Flying Pavillion. Ia berkata, "Menteri Ning, kau baru saja menyebutkan nama Zhang Ruochen. Dan sekarang dia berhasil menjadi seorang pahlawan muda seperti yang kita harapkan. Dia mampu mengalahkan Tuoba Linsu dan Liu Xin bahkan dengan menggunakan sebuah pedang patah."     

Menteri Ning tertawa dan berkata, "Zhang Ruochen memang sosok yang luar biasa. Namun jikalau dibandingkan dengan Yang Agung, maka dia masih juga belum bisa mengungguli Anda. Saya masih ingat ketika berada di Kota Suci Donghai, saat itu Yang Agung telah berhasil mengalahkan para jenius muda dari seluruh commandery dengan menggunakan pedang Anda. Maka, tidak ada seorangpun yang bisa mengungguli Yang Agung bahkan sampai dengan hari ini."     

Setelah mendengar perkataan dari Menteri Ning, Komandan Pangeran Qianshui menjadi lebih gembira. Ia kembali memikirkan tentang masa mudanya, lalu ia tertawa dan berkata, "Jangan lupa, Menteri Ning, Zhang Ruochen yang itu hanya menggunakan sebuah pedang patah. Dia bahkan tidak terkalahkan meski hanya menggunakan sebuah pedang patah. Maka kiranya, aku tidak bisa mengungguli dirinya saat aku berada di usia muda."     

Sepuluh Menteri Terkuat adalah orang-orang cerdik sehingga mereka mengerti bahwa di balik perkataan pemimpinnya tersebut terdapat sesuatu yang janggal.     

Itu seperti Komandan Pangeran Qianshui memiliki kesan yang baik terhadap jenius ini, dan siap untuk menjadikan Zhang Ruochen sebagai menantunya.     

Secara natural, Menteri Ning sangat bisa memahami apa yang dimaksudkan dengan perkataan dari Komandan Pangeran Qianshui, maka ia membatin, "Sepertinya memang Komandan Pangeran Qianshui sangat mengapresiasi Zhang Ruochen. Maka, Zhang Ruochen pasti akan mendapat masa depan yang menjanjikan. Aku harus membuat hubunganku semakin dengan Yunwu Commandery. Dan untuk Square Commandery, aku akan menekan mereka."     

Gongsun Lin, Mayor Jendral, tersenyum dan berkata, "Hari ini di Konferensi Teknik Pedang, Zhang Ruochen telah mengalahkan beberapa jenius dari seluruh commandery hanya dengan menggunakan sebuah pedang patah. Maka, tidak lama setelah ini, cerita tentangnya akan terdengar hingga ke seluruh commandery lain."     

Menteri Utama Kiri berkata, "Zhang Ruochen memiliki satu kali pertandingan terakhir yang harus dia menangkan jikalau ingin cerita tentangnya tersebar hingga ke seluruh pelosok commandery. Tapi jika dia dikalahkan oleh Qing Chibai, maka harga diri yang dia peroleh akan beralih ke sosok Qing Chibai."     

Menteri Ning sedikit mengerutkan dahinya dan berkata, "Qing Chibai adalah murid dari seorang Setengah-Biksu. Dan tingkatan pengolahan miliknya telah mencapai Tingkatan Menengah dari Alam Bumi. Lebih-lebih, tingkatan alam Pemahaman Pedang miliknya juga telah mencapai tingkatan Puncak dari Pedang Pengikut Hati. Maka, dia juga bisa dipanggil sebagai seorang ksatria yang paling diberkahi dalam sejarah Qianshui Commandery selama ratusan tahun belakangan. Maka, jika Zhang Ruochen dikalahkan oleh dia, sesungguhnya itu bukanlah hal yang memalukan."     

Seorang menteri kuat lainnya berkata, "Saat berada di Tingkatan Medium dari Alam Hitam, Qing Chibai mungkin sedikit lebih lemah jika dibandingkan dengan Zhang Ruochen. Namun sekarang ini, bahkan jika Qing Chibai bisa mengendalikan tingkatan alamnya dan turun ke Tingkatan Medium dari Alam Hitam, maka bisa dipastikan bahwa dirinya lebih kuat bila dibandingkan dengan Zhang Ruochen. Pertarungan itu akan dikutuk sebagai pertarungan yang tidak adil jikalau mereka berdua akhirnya harus bertarung. Sebab, kemenangan pasti berada di tangan Qing Chibai!     

"Jika Qing Chibai mengendalikan tingkat pengolahannya menjadi Tingkatan Fajar dari Alam Hitam, maka keduanya mungkin akan setara. Tetapi jika Qing Chibai melakukan hal yang demikian, maka itu juga tidak adil bagi dirinya. Sebab, sebagai murid seorang Setengah-Biksu, dia juga tidak ingin dikalahkan. Lebih-lebih, dia tidak bisa kalah."     

"Jika saja Zhang Ruochen mampu bertahan dari 10 serangan milik Qing Chibai, maka terdapat sebuah kesempatan yang besar bagi dirinya untuk memenangkan posisi Jenius Muda hari ini."     

...     

Orang-orang yang berada di Istana Jinfeng tidak menyadari bahwa terdapat figur-figur besar dari Qianshui Commandery yang juga sedang menyaksikan kelahiran Jenius Muda baru dari seluruh commandery.     

Dan untuk para figur besar tersebut, setiap top jenius memiliki potensi untuk bisa menjadi orang yang berkuasa serta tidak tertandingi di kemudian hari. Maka tidak ada salahnya jikalau mereka mencoba untuk membangun sebuah relasi dengan para jenius muda tersebut.     

Zhang Ruochen masih berdiri di arena pertarungan, ia tidak lagi ingin pergi, sebagaimana bahwa dirinya tahu jikalau melakukan yang demikian, maka lagi-lagi dirinya akan dihentikan oleh seseorang yang lain.     

Maka, ia sama sekali tidak bisa pergi sebelum dikalahkan.     

Dalam kasus tersebut, ia memutuskan untuk mengalahkan seluruh ksatria yang merasa belum puas dan juga belum percaya terhadap kekuatannya. Dengan demikian, maka secara natural ia bisa pergi dengan tenang.     

"Lalu, siapa lagi yang ingin menantangku?" Zhang Ruochen masih menggenggam pedang patahnya. Tatapan matanya menyapu seluruh generasi muda yang berada di sekitar arena pertarungan.     

Saat melihat tatapan mata Zhang Ruochen mengarah ke mereka, maka para jenius muda tersebut menurunkan kepalanya.     

"Aku!"     

Qing Chibai berdiri dan melepaskan kain di pundaknya. Itu menunjukkan jubah hitamnya yang polos sekaligus rapi, ia berjalan ke arena pertarungan dengan sebuah pedang hitam di tangannya.     

Tenaga Chi berwarna hitam mulai muncul dari bawah kaki-kakinya, dan itu membentuk Tenaga Chi yang mirip dengan sebuah awan.     

Setiap gerak langkah yang diambil disusul dengan terciptanya Tenaga Chi awan, sehingga itu memudahkannya untuk berjalan menaiki arena pertarungan.     

Saat melihat gerakan dari Qing Chibai, para kerumunan mulai berteriak histeris: "Bukankah... bukankah itu adalah teknik bela diri legendaris 'Meteoric Rise'?"     

"Ya, itu memang teknik bela diri tersebut. Ada yang mengatakan bahwa itu adalah teknik bela diri kelas superior dari Tingkatan Ruh. Tidak lama lagi, Qing Chibai mungkin akan mencapai puncak dari tingkatan teknik tersebut."     

"Qing Chibai akhirnya masuk ke area pertarungan. Dia adalah sebuah representasi dari ksatria nomor satu di antara jenius muda yang ada di Qianshui Commandery. Sekarang, dia datang dan menginginkan sebuah pertarungan, maka dia pasti akan dengan mudah mengalahkan Pangeran Kesembilan dari Yunwu Commandery."     

Qing Chibai melangkahkan kakinya ke dalam arena pertarungan, dengan sebuah tatapan yang santai dan cukup tenang. Lalu, ia menatap ke arah Zhang Ruochen dan tertawa, "Aku adalah Qing Chibai. Sebenarnya, aku sama sekali tidak ingin bertarung di Konferensi Teknik Pedang. Namun, setelah menyaksikan teknik pedangmu yang memukau, aku benar-benar mengagumi dirimu. Oleh karenanya, aku ingin berkompetisi denganmu agar aku bisa belajar darimu. Dan semenjak kau telah memenangkan empat kali pertandingan berturut-turut, maka Tenaga Chi milikmu pasti telah terkuras drastis. Jadi, aku akan bertarung denganmu setengah jam lagi sesaat setelah kau selesai beristirahat."     

...     

Zhang Ruochen tahu bahwa Qing Chibai adalah seorang lawan yang tangguh. Ia bukan seseorang yang arogan dan percaya bahwa dirinya sendiri bisa selalu menang.     

Zhang Ruochen menganggukkan kepala dan duduk di lantai dengan kaki bersila. Ia mulai mengumpulkan kembali Tenaga Chi miliknya.     

Sekitar lima belas menit kemudian, Zhang Ruochen telah pulih dan berada di kondisi terbaiknya. Kemudian, ia berdiri, lalu menatap ke arah Qing Chibai, dan berkata, "Bagaimana kau akan bertarung denganku?"     

Qing Chibai berkata, "Pemahaman Pedang milikku telah berada di tingkatan Puncak dari Pedang Pengikut Hati. Jika kita bertarung dengan menggunakan teknik pedang murni, maka kau pasti akan tersudut. Maka, mari kita bertarung dengan peraturan yang sama seperti sebelumnya. Aku akan mengendalikan pengolahanku dan turun ke Tingkatan Medium dari Alam Hitam sehingga kita akan bertarung di tingkatan alam yang sama."     

Zhang Ruochen membalas, "OK! Aku setuju."     

Saat itu, Xun Guihai, sedang duduk di sebelah Putri Ketigabelas Komandan, lalu ia berdiri dan tersenyum, "Aku punya sebuah permintaan. Tetapi aku tidak mengerti apakah kalian mau mendengarnya atau tidak."     

Qing Chibai menatap ke arah Xun Guihai dan tertawa. "Apa permintaanmu? Jangan sungkan, katakan saja."'     

Xun Guihai berkata, "Arena pertarungan hanya berukuran sembilan meter. Dan bagi mereka yang telah berada di Tingkatan Medium dari Alam Hitam, maka tempat itu adalah cukup sempit. Kalian berdua adalah para top master dalam teknik pedang. Maka, pertarungan kalian pasti akan sangat menarik. Lalu, mengapa tidak memperluas arena pertarungan dengan menggunakan seluruh Istana Jinfeng? Sepertinya itu akan menampilkan performa teknik pedang kalian dengan lebih baik."     

Qing Chibai menatap ke arah Zhang Ruochen dan berkata, "Bagaimana menurutmu, Pangeran Kesembilan?"     

Zhang Ruochen menjawab, "Sekarang, karena kau telah memutuskan, maka secara natural aku juga setuju denganmu."     

Qing Chibai menatap ke arah pedang patah yang berada di genggaman Zhang Ruochen dan berkata, "Pangeran Kesembilan, kau sebaiknya mengganti dulu pedangmu!"     

Zhang Ruochen tersenyum tipis dan berkata, "Aku harus menggunakan pedangku sendiri. Dan jika aku menggunakan pedang yang lain, maka aku tidak akan bisa mengeluarkan seluruh kekuatanku."     

"Maka biarkan saja kalau begitu!"     

Qing Chibai terlihat cukup santai dan tenang. Ia mengangkat tangan dan menarik pedang hitamnya ke udara. Satu tangannya sedang menggenggam pegangan pedang, dan satu tangan yang lain memegang ujung pedang yang tajam.     

Tenaga Chi mulai mengalir dari jemari tangannya. Jari-jari tersebut sepertinya diselimuti oleh sebuah garis cahaya berwarna biru.     

"Snap!"     

Pedang hitam kelas empat, dimana itu adalah salah satu dari Senjata Suci Bela Diri, telah patah karena Tenaga Chi dari Qing Chibai, sehingga itu berubah menjadi sebuah pedang patah yang lain.     

Qing Chibai mengayunkan tangannya dan melemparkan ujung pedang tersebut. Sisi tajam pedang tersebut terjatuh di kolam yang berada di bawah arena pertarungan.     

Orang-orang menatap Qing Chibai dan mengagumi sikap jujur serta keterbukaannya. Hanya Zhang Ruochen sendiri yang memahami bahwa Qing Chibai memang telah mempersiapkan dirinya untuk mematahkan pedang sebelum dirinya beranjak menuju arena pertarungan. Dan oleh karena itulah, ia hanya membawa sebuah Senjata Suci Bela Diri kelas empat.     

Jika ia berhasil mengalahkan Zhang Ruochen dengan sebuah pedang yang utuh, maka tidak ada seorangpun yang akan mengagumi kekuatannya.     

Namun, jika ia mengalahkan Zhang Ruochen dengan sebuah pedang patah, maka ia tidak hanya memenangkan pertandingan, tetapi juga mendapatkan popularitas.     

Popularitas adalah juga sesuatu yang penting untuk seorang ksatria jenius.     

Zhang Ruochen membuang segala pikiran-pikiran yang mengganggu. Ia mulai menatap tajam ke arah Qing Chibai, untuk kemudian memasuki nuansa tenang di dalam dirinya, sehingga ia terpisah dari segala distraksi yang berasal dari luar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.