Kaisar Dewa

The Decisive Battle on the Top of the Palace



The Decisive Battle on the Top of the Palace

0Zhang Ruochen hampir sanggup dikalahkan oleh Qing Chibai, namun tiba-tiba, ia segera melepaskan Energi Darah miliknya. Kemudian, gumpalan-gumpalan Ruh Darah mulai memancar keluar, sehingga itu membentuk sebuah sebuah awan darah yang tebal.     

Itu adalah Ruh Binatang Menjadi Buas.     

Sebuah auman terdengar pelan dari sosok naga suci dan gajah liar yang terlihat samar-samar membentuk Ruh Darah.     

Lalu, di belakang tubuh Zhang Ruochen, terdapat sebuah gumpalan Ruh Darah yang bergabung bersama menjadi dua sosok naga darah dan gajah darah.     

Naga darah tersebut memiliki panjang 10 meter dengan tujuh cakar serta tanduk di kepalanya. Garis-garis sisik, tanduk, sekaligus cakar-cakarnya mulai terlihat lebih jelas dan semakin jelas. Lalu, bayangan gajah darah tersebut terlihat begitu memukau sekaligus menakjubkan, sehingga terlihat seperti sebuah gunung yang berdiri megah di antara langit dan bumi.     

Sebab mendapatkan kekuatan bantuan dari Energi Darah, maka tingkat kualitas fisik Zhang Ruochen berubah menjadi lebih kuat, meskipun itu masih cukup lemah bila dibandingkan dengan Qing Chibai yang berada di Alam Bumi.     

"Boom!"     

Di momen-momen terakhirnya, Zhang Ruochen akhirnya mampu menghalau serangan pedang milik Qing Chibai.     

Dengan kekuatan yang diperoleh dari Energi Darah, maka Zhang Ruochen mulai menyerang balik.     

"Pedang Suci Hujan dan Angin!"     

Sepertinya Zhang Ruochen telah menjadi satu dengan sosok naga dan gajah tersebut. Dimana saat ia mengayunkan pedang dan melangkahkan kaki, ia mampu menciptakan sembilan bayangan dalam satu waktu.     

Sebuah pusaran Semburan Pedang raksasa mulai muncul dari tubuhnya dan membentuk sebuah serangan pedang angin.     

Qing Chibai juga melepaskan kekuatan Energi Darah miliknya, sehingga sebuah bayangan ilusi berbentuk seekor Peacock Blood Beast mulai muncul di belakangnya. Peacock Blood Beast tersebut memiliki panjang enam meter dengan setiap bulu-bulu darahnya terlihat cukup jelas. Itu adalah seperti inkarnasi dari Mahayamuri, seekor raja binatang buas di zaman kuno.     

Saat mendapatkan kekuatan dari Energi Darah, Qing Chibai mulai menampilkan gerakan terkuat dari Teknik Pedang Kupu-kupu.     

"Swallow No Tear!"     

Dengan kontrol atas Tingkatan Medium dari Alam Hitam, Qing Chibai tidak bisa menggunakan gerakan tersebut. Namun, dengan kekuatan bantuan dari Energi Darah, maka ia bisa memaksakan dirinya untuk menggunakan teknik tesebut.     

"Boom!"     

Dua pedang akhirnya lagi-lagi bertemu di satu titik, dimana itu menciptakan suara pertemuan logam yang memekakkan telinga.     

Para jenius muda yang berada di barisan penonton benar-benar kesulitan untuk mengidentifikasi sosok dari Zhang Ruochen maupun Qing Chibai. Apa yang mereka saksikan adalah pertempuran yang kuat antara dua bayangan ilusi Ruh Darah melawan Peacock Blood Beast. Gelombang-gelombang air mulai terbentuk dari kolam yang berada di bawah arena pertarungan.     

Sebuah erangan yang keras terdengar dari seekor Peacock dimana itu seolah mampu memecahkan gendang telinga orang yang mendengarnya.     

Untungnya, para ksatria yang menonton pertarungan itu adalah para master muda. Sebab, jika terdapat ksatria yang lebih lemah daripada mereka, maka bisa dipastikan mereka akan menjadi pingsan sesaat setelah mendengar gelombang suara tersebut.     

Teknik pedang Qing Chibai adalah berasal dari kelas rendah Tingkatan Ruh. Dengan kekuatan yang lebih unggul serta variasi gerakan tertentu, maka hal itu seolah sanggup menyudutkan Zhang Ruochen. Meski demikian, Zhang Ruochen adalah juga berada di tingkatan alam yang lebih tinggi, sekaligus juga Ruh Darah miliknya lebih tangguh.     

Maka mereka berdua sama-sama tidak berada di situasi yang menguntungkan dalam pertempuran itu.     

Bayangan ilusi milik Zhang Ruochen hampir menghancurkan bayangan ilusi dari Peacok Blood Beast milik Qing Chibai.     

Di Istana Jinfeng, sebuah teriakan ketakjuban mulai terdengar, "Oh Tuhan! Ruh Darah mereka benar-benar menakjubkan! Para jenius muda lain bahkan tidak akan sanggup menghalau satu serangan mereka!"     

"Itu bukanlah sebuah rahasia bahwa Qing Chibai yang berasal dari Qianshui Commandery mampu melepaskan seekor Peacock Blood Beast. Pada mulanya, hal itu juga sanggup mengejutkan seluruh commandery. Sebab kata seorang masternya, dia memiliki sebuah talenta untuk bisa menjadi seorang Biksu."     

"Tapi Ruh Darah milik Zhang Ruochen juga lebih menakjubkan lagi! Baik naga suci dan gajah liar tersebut begitu mendominasi ruang. Lebih-lebih, dia melepaskan dua Ruh Darah pada waktu yang bersamaan. Aku rasa bahwa Energi Darah miliknya adalah lebih kuat bila dibandingkan dengan milik Qing Chibai."     

"Mereka berdua memiliki talenta serta potensi yang besar untuk bisa menjadi Biksu," kata Tuoba Linsu.     

Liu Xin bergumam dingin dan berkata, "Itu masih terlalu dini untuk mengatakan hal yang demikian! Sebab, terdapat begitu banyak jenius yang luar biasa pada mulanya, sehingga orang-orang meyakini bahwa mereka suatu hari bisa menjadi seorang Biksu. Namun, di kemudian hari mereka malah menjadi lebih lemah. Beberapa dari mereka bahkan gagal menembus rintangan-rintangan yang ada di hidupnya, dan beberapa yang lain menjadi semakin lambat dalam latihannya, hingga akhirnya itu membuat mereka menyerah, lalu berhenti. Sungguh terlalu banyak jumlah dari ksatria yang seperti mereka."     

Beberapa orang yang berada di sekelilingnya mengangguk. Sebab, Liu Xin mengatakan hal yang sebenarnya. Dan saat ini masihlah terlalu dini untuk bisa digunakan dalam memprediksi masa depan.     

Setelah pertemuan serangan mereka, Zhang Ruochen kembali mendarat di puncak pohon willow yang berada di sisi kolam. Ia berdiri di sana dan terlihat cukup tenang seperti dirinya sedang melayang.     

Ia mengangkat pedang patahnya dan menatapnya lekat-lekat. Ia menemukan bahwa terdapat beberapa retakan lain di tubuh pedang. Seperti pedang miliknya bisa hancur kapan saja.     

Pedang patah Qing Chibai juga mengalami masalah yang sama seperti yang dihadapi oleh Zhang Ruochen.     

Pertemuan serangan tersebut memang terlampau kuat sehingga kedua pedang mereka hampir hancur berkeping-keping!     

Qing Chibai menyadari, bahwa kali ini adalah pertarungan terberat sepanjang hidupnya.     

Ia menatap bayangan ilusi dari naga dan gajah yang berada di punggung Zhang Ruochen tanpa sedikitpun rasa takut. Ali-alih menjadi demikian, itu malah membuat semangat bertarungnya semakin meningkat.     

"Waaa!"     

Sambil berdiri di permukaan kolam, ia mengangkat kedua tangannya sama tinggi dan melepaskan Tenaga Chi serta Pemahaman Pedang.     

Dan itu membuat air-air kolam mulai bergejolak.     

Tetes-tetes air mulai terbang dari kolam dan berada di sekitar tubuh Qing Chibai. Dan ratusan tetes air tersebut masih terus berotasi.     

"Berubah!"     

Tenaga Chi milik Qing Chibai memiliki sifat alami es. Maka, setelah mengucapkan kata tersebut, ratusan tetes air tersebut segera berubah menjadi pedang es berwarna putih. Setiap tetes tersebut memiliki panjang satu inci, dimana setiap tetes itu mengandung kekuatan Tenaga Chi.     

Saat melihat itu, sebagian besar jenius muda mulai tercengang sehingga mereka sulit untuk berkata-kata.     

Hanya para ksatria yang memiliki tingkat pengolahan yang lebih tinggi yang bisa memahami hal tersebut, sebab ketika seorang ksatria telah mencapai tingkatan Puncak dari Pedang Pengikut Hati, maka sekuntum bunga, rerumputan, dan/atau juga tetes air, hal-hal tersebut bisa diubah dan dijadikan senjata oleh mereka.     

Di waktu yang bersamaan, sebagaimana Zhang Ruochen juga mulai mengangkat tangannya, maka seluruh daun-daun hijau mulai gugur dari pohon dan terangkat naik di udara, untuk kemudian menyelimuti tubuhnya dan menciptakan suara gesekan logam, dimana daun-daun tersebut juga berubah menjadi senjata.     

"Phhhf!"     

Zhang Ruochen mengayunkan pedang patah miliknya dan menudingkan itu ke arah Qing Chibai. Tidak terhitung jumlah daun hijau yang diselimuti oleh Tenaga Chi tersebut, dan mulai terbang ke arah Qing Chibai seperti sebuah hujan pedang berwarna hijau.     

"Clap! Clap!"     

Di waktu yang bersamaan, Qing Chibai juga mengirimkan perintah pada pedang-pedang esnya untuk terbang mengarah ke Zhang Ruochen. Maka, pedang-pedang es tersebut mulai bertabrakan dengan pedang daun-daun willow.     

Setelah beberapa pertemuan serangan, pedang-pedang es beserta juga pedang daun willow tersebut seketika menghilang dalam waktu yang bersamaan.     

"Chop!"     

Zhang Ruochen terbang di belakang serangan daun-daun miliknya, dan bersembunyi di balik itu. Maka, ketika daun-daun itu menghilang, ia menyusun kembali seluruh Tenaga Chi miliknya dan menyerang dengan bringas.     

Qing Chibai menjadi sedikit tertegun dan hanya bisa segera melangkah mundur.     

Crash!     

Jubah bagian depan milik Qing Chibai telah robek dan terbuka. Jubah biru itu berubah menjadi semacam cardigan.     

Untungnya, ia mundur tepat waktu, bila tidak, maka Zhang Ruochen pasti berhasil melukainya dengan cukup parah.     

Zhang Ruochen masih terus meningkatkan serangannya, ia sama sekali tidak memberikan kesempatan bagi Qing Chibai.     

"Pedang Penghancur Plum!"     

"Pedang Suci Plenilune!     

"Pedang Suci Angin dan Hujan!"     

...     

Zhang Ruochen memperagakan delapan belas gerakan dalam satu waktu, dan ia terlihat berubah menjadi delapan belas bayangan. Seluruh proses eksekusi teknik pedangnya cukup halus sehingga itu menunjukkan betapa superior dirinya dalam Pemahaman Pedang. Cahaya-cahaya pedang tersebut hampir benar-benar menyilaukan mata Qing Chibai.     

Setiap teknik pedang yang dilancarkan selalu disusul dengan serangan lanjutan sehingga itu tampak tidak memiliki jeda, sehingga setiap serangan itu berkali-kali berhasil membuat Qing Chibai berada dalam situasi yang berbahaya.     

Terdapat empat goresan pedang lain di jubahnya.     

Salah satu goresan pedang tersebut berhasil melukai kulitnya, sehingga luka tersebut mengeluarkan darah segar dari dalam tubuhnya.     

Qing Chibai berada di situasi yang cukup memalukan saat ini. Maka, ia memberikan tatapan tajam ke arah lawannya dan berteriak, "Song of the Forever Coldness!"     

Song of the Forever Coldness adalah teknik pedang kelas superior dari Tingkatan Ruh.     

Qing Chibai telah melatih teknik tersebut selama tiga tahun, namun dirinya masih juga mencapai tingkatan Kesuksesan Kecil.     

Maka dengan pengolahan yang berada di Tingkatan Medium dari Alam Hitam, ia tidak bisa melepaskan teknik pedang Song of the Forever Coldness. Namun, lagi-lagi, sebab mendapatkan dukungan dari Energi Darah sekaligus juga tingkatan Puncak dari Pedang Pengikut Hati, maka Qing Chibai setidaknya masih bisa mengeluarkan tiga puluh persen kekuatan dari teknik pedang tersebut.     

Bahkan meski kekuatannya hanya tiga puluh persen, namun itu berhasil menghalau seluruh serangan yang dilancarkan oleh Zhang Ruochen dengan cukup mudah. Lebih-lebih, serangan itu berhasil meninggalkan luka di lengan Zhang Ruochen.     

Setelah menghalau serangan dari Zhang Ruochen, maka Qing Chibai membalikkan badan dan melompat mundur. Ia menghentakkan tubuh dengan menggunakan ujung kakinya di permukaan air, untuk kemudian mendarat di arena pertarungan.     

Dan arena pertarungan adalah sebuah tempat yang lebih tinggi, dimana kolam tersebut adalah tempat yang lebih rendah.     

Maka orang-orang yang berada di posisi tinggi lebih mudah menghalau serangan dari tempat yang lebih rendah.     

Dalam kata lain, dengan berada di atas arena pertarungan adalah sama dengan memenangkan pertarungan. Tidak peduli cara apa yang dipakai oleh Zhang Ruochen saat menyerang dari bawah, karena Qing Chibai pasti akan lebih mudah menghalaunya.     

Dan sebagaimana ucapan klasik yang sering didengungkan oleh orang tua di China, bahwa seseorang akan menang bila sanggup mengendalikan waktu, sanggup mendapatkan kondisi geografis yang mendukung, serta sanggup mendapatkan relasi yang baik dengan sesama manusia.     

Maka sekarang, Qing Chibai telah mendapatkan kondisi geografis yang mendukung. Maka ia sama baiknya untuk menyerang maupun bertahan. Dan tanpa ragu, kesuksesan dan/atau keberhasilan akan segera ia peroleh.     

"Sekarang, Zhang Ruochen akan kesulitan untuk bisa menang! Tetapi dia cukup luar biasa, sehingga sanggup memaksa Qing Chibai berada di posisi yang lebih tinggi dan hanya memilih untuk bertahan."     

"Tidak peduli apakah Zhang Ruochen akan menang atau kalah hari ini, maka dia pasti akan menjadi terkenal sekaligus juga menjadi top jenius yang sanggup mengimbangi pertarungan Qing Chibai."     

Liu Xin menatap ke arah Zhang Ruochen dan mendengus. "Sekarang, apa yang selanjutnya akan kau lakukan?"     

...     

Saat ini, tiba-tiba Zhang Ruochen memulai gerakannya!     

Zhang Ruochen tidak menyerang Qing Chibai yang berada di arena pertarungan. Sementara itu, ia mulai memperagakan Bayangan Naga Kerajaan Angin. Ia menghentakkan kakinya di udara dan terbang di atas Istana Jinfeng.     

Tuoba Linsu mengerti maksud dari gerakan Zhang Ruochen. Ia berkata, "Arena pertarungan memiliki tinggi 18 meter, tetapi Istana Jinfeng memiliki ketinggian 83 meter, sehingga tempat itu adalah empat kali lebih tinggi daripada arena pertarungan. Jika Zhang Ruochen bisa mendarat di lantai ketiga dari Istana Jinfeng, maka dia adalah satu-satunya orang yang mendominasi pertarungan."     

Bagi para ksatria lain, itu adalah sesuatu yang mustahil untuk bisa menjangkau atap Istana Jinfeng. Namun, bagi Zhang Ruochen, yang telah mempelajari Bayangan Naga Kerajaan Angin, maka hal itu adalah sama sekali bukan hal yang sulit.     

Saat menyadari maksud dari Zhang Ruochen, Qing Chibai menggunakan Meteoric Rise dan segera terbang menuju ke atap Istana Jinfeng, sehingga ia bisa menyusul Zhang Ruochen saat Zhang Ruochen masih berada di langkah ketiga.     

Setelah sembilan kali langkah, Zhang Ruochen akhirnya sampai di atap Istana Jinfeng. Ia melangkah di ubin yang mengkilat seperti seorang Peri Pedang muda yang turun dari langit.     

Qing Chibai tinggal satu langkah lagi mendarat di atap tersebut. Namun, Zhang Ruochen lebih dulu mengayunkan lengannya, sehingga ia melepaskan cahaya pedang yang besar dan berukuran tujuh meter, hingga akhirnya mengarahkan itu ke kaki Qing Chibai.     

Qing Chibai masih tetap tenang. Ia memilih tidak menyerang Zhang Ruochen secara langsung. Melainkan, ia menghempaskan tubuhnya dan mendarat di lantai empat dari Istana Jinfeng terlebih dahulu.     

Setelah beberapa saat, terdengar suara "boom" yang kencang dari atap istana. Qing Chibai melemparkan ubin mengkilat dan terbang setinggi 10 meter di udara. Ia menggenggam pedang di tangan dan menebaskannya sebanyak 13 kali.     

Zhang Ruochen berdiri di atas atap, ia juga menyerang sebanyak 13 kali. Ia menangkis Semburan Pedang milik pedang Qing Chibai sampai benar-benar hilang.     

"Crash!"     

Pecahan-pecahan ubin tersebut hancur oleh karena Semburan Pedang dan mulai terjatuh dari atap.     

Mereka berdua berdiri di atas atap yang memiliki ketinggian 80 meter. Bayangan-bayangan mereka masih kerap melintas saat kedua pedang mereka bertemu, untuk kemudian menciptakan suara-suara gesekan pedang yang memekikkan telinga.     

"Apakah mereka akan melakukan pertarungan yang menentukan di atap Kota Qianshui?"     

Para jenius muda yang berada di bawah mulai mendongakkan kepala dan menatap ke arah atas.     

Tidak hanya para ksatria tersebut, melainkan juga seluruh tempat di sekitar Istana bisa menyaksikan pertarungan mereka berdua. Dan pertempuran itu sungguh penuh dengan sensasi.     

"Boom!"     

Pedang yang berada di tangan mereka bertemu kembali di satu titik.     

Dua pedang patah tersebut akhirnya hancur berkeping-keping dalam waktu yang bersamaan, sehingga itu berubah menjadi pecahan-pecahan logam yang terbang ke segala penjuru.     

Saat melihat pecahan logam tersebut terbang ke arahnya, Qing Chibai dengan segera melemparkan pegangan pedang miliknya dan segera mundur ke belakang guna meloloskan diri dari pecahan logam tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.