Kaisar Dewa

Keluar dengan Kehormatan



Keluar dengan Kehormatan

024 hari telah terlewati di dunia luar sementara di dalam ruangan inti dari Jimat Ruang dan Waktu, dua bulan telah berlalu.     

Proses latihan pada Tubuh Dewa Palsu berlangsung dengan sangat lancar. Sehingga, segala sesuatunya menjadi sempurna dan berada di luar ekspektasi Zhang Ruochen.     

Di kehidupan sebelumnya, Zhang Ruochen tidak pernah mempelajari Tubuh Dewa Palsu. Sebab, di kehidupan sebelumnya, ia tidak membutuhkan Kekuatan Pengorbanan karena identitasnya yang berasal dari keluarga aristokrat. Oleh karena itulah, ia bisa dengan mudah mendapatkan sumber daya latihan jenis apapun yang dia inginkan.     

Sementara itu, Zhang Ruochen menjadi lebih gembira atas pencapaiannya yang sekarang.     

Dan demi mempelajari Tubuh Dewa Palsu, maka Jiwa Bela Diri-nya harus memurnikan 63 tetes Darah Setengah-Biksu dan tiga duri Rumput Godhabitat. Oleh karena itulah, Jiwa Bela Diri miliknya sekarang telah mengungguli milik para ksatria yang berada di tingkatan Puncak dari Alam Surga.     

Ketika ia melepaskan Jiwa Bela Diri-nya, maka segala sesuatu yang berada di wilayah Istana Kerajaan mulai muncul di kepalanya. Dan segala sesuatunya seolah tampak nyata.     

"Aku tidak menyangka bahwa ada empat legenda Seni Bela Diri dari Alam Surga. Pastinya, pihak Keluarga Kerajaan memiliki kekuatan besar lain."     

Zhang Ruochen bisa merasakan empat nafas kuat yang keluar dari Istana Kerajaan. Mereka berasal dari dalam Gunung Kaisar dan mereka semua bahkan lebih tangguh bila dibandingkan dengan Komandan Pangeran Yunwu.     

Kemudian, ia mengembalikan Jiwa Bela Diri-nya. Sebab, ia sama sekali tidak ingin menarik perhatian dari keempat legenda Seni Bela Diri tersebut. Mereka semua memiliki Kekuatan Batin di atas level 40 dan memiliki kemampuan yang benar-benar tangguh. Dan jika Zhang Ruochen berada terlalu dekat dengan mereka, maka mungkin mereka bisa merasakan kehadirannya.     

"Jika sekarang aku bisa mengendalikan Energi Chi yang terdapat di langit dan bumi dengan menggunakan Jiwa Bela Diri, maka satu serangan petir akan sanggup membunuh wanita sesat yang datang tempo hari."     

Sementara itu, Zhang Ruochen muali duduk bersila di atas tanah. Kemudian, terdapat sebuah nafas yang cukup kuat mulai keluar dari dalam tubuhnya, dimana itu membentuk sebuah aura emas raksasa mulai melayang di atas kepalanya. Saat ini, ia tampak seperti dewa yang sedang duduk di tengah-tengah alam semesta.     

Sebuah Jiwa Bela Diri adalah jiwa dari seorang ksatria. Sekarang ini, Jiwa Bela Diri milik Zhang Ruochen telah berkembang menjadi lebih kuat, sehingga Arwah Kekuatan miliknya juga meningkat pesat.     

Kali ini, Zhang Ruochen juga sanggup mendominasi seorang master Seni Bela Diri normal dari Alam Bumi hanya dengan menggunakan lirikan mata, saat dirinya sedang melepaskan Jiwa Bela Diri.     

Faktanya, Tubuh Dewa Palsu adalah lebih dekat dengan Jiwa Bela Diri, dan bukan terikat langsung pada tubuh mortalnya..     

WAAA!     

Ketika Jiwa Bela Diri-nya mulai bernafas, maka segala sesuatu yang berasal dari luar dirinya mulai masuk ke dalam tubuh, dimana hal tersebut tampak seperti air yang pasang, sebelum akhirnya benar-benar menghilang.     

Dan saat momentum pertukaran udara terjadi, maka Zhang Ruochen tampak lebih tenang.     

Sebab, selama ia tidak melepaskan Jiwa Bela Diri-nya dengan sengaja, maka tidak seorangpun bisa melihat perubahan yang dialami.     

"Diluar dugaan, tingkat pengolahanku juga telah berkembang. Tapi untuk bisa menembus ke Tingkatan Lanjutan dari Alam Bumi, maka aku masih membutuhkan kekuatan pengorbanan."     

Zhang Ruochen berdiri guna meninggalkan ruangan inti dari Jimat Ruang dan Waktu. Kemudian, ia beranjak menuju ke Istana Jade.     

"Pangeran Kesembilan telah selesai memurnikan dirinya!"     

Dua pelayan wanita bergegas mengatakan kabar tersebut pada Selir Lin.     

Tidak lama kemudian, Zhang Ruochen tiba di ruangan Selir Lin, dan ia memberi salam pada ibunya, "Bagaimana kabarmu, bu?"     

Tapi ada sesuatu yang mengejutkannya, sebab Huang Yanchen dengan elegan sedang memnyeduh teh dan duduk di sebelah Selir Lin. Hal itu membuat pemandangan tersebut benar-benar tampak cantik.     

Zhang Ruochen menjadi takjub kepada saudari senior seperguruan Huang, seseorang yang mudah meledak-ledak, namun kali ini sanggup bersikap tenang sekaligus lembut. Wanita itu bahkan sedang menunjukkan perangainya seperti anggota Keluarga Kerajaan.     

...     

Sementara itu, Huang Yanchen mulai menuangkan teh hangat ke dalam sebuah cangkir, lalu memberikan itu pada Zhang Ruochen dengan menggunakan kedua tangannya.     

Zhang Ruochen menjadi sangat terkejut saat menyadari bahwa wanita yang berada di depannya bisa bersikap begitu lembut. Kemudian, ia menerima teh itu dan mulai meneguknya.     

Saat meneguk teh yang hangat, maka dirinya benar-benar merasakan sensasi ketenangan tertentu. Sebab, seluruh Jalur Aliran Chi dan Energi Darah-nya seolah terbuka, sehingga setiap pori-porinya terasa seperti bernafas.     

"Teh yang nikmat!"     

Kemudian, ia menutup mata dan mulai mengosongkan pikirannya. Lalu, ia merasa bahwa Tenaga Chi yang terdapat di dalam tubuhnya mulai mengalir dengan lebih cepat.     

Meski demikian, pengaruh dari teh ini tidaklah cukup signifikan bagi seorang ksatria.     

Namun, bagi orang-orang normal seperti Selir Lin, maka teh ini adalah jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan jamur lucid atau ginseng.     

Lebih jauh, sensasi ketenangan yang ditawarkan teh tersebut adalah sesuatu yang sangat menakjubkan bila dikonsumsi oleh orang-orang normal. Dan jika mereka meminum teh itu secara rutin, maka mereka bisa mencapai Alam Kuning, atau bahkan memperpanjang rentang hidupnya.     

Sambil tersenyum, Huang Yanchen berkata dengan suara yang melodius, "Aku sengaja mengirim orang untuk membawakanku 15 kilogram teh jenis 'White River Leaves'. Dan ini semua, mungkin cukup dikonsumsi Selir Lin sampai 10 tahun mendatang."     

Zhang Ruochen meletakkan cangkirnya di atas meja, lalu berkata dengan senyuman, "Aku tidak menyangka bahwa saudari senior seperguruan Huang adalah seorang master dalam upacara teh... sebelumnya."     

"Mengapa kau memanggil Yanchen sebagai saudari senior seperguruan? Komandan Putri Yanchen adalah wanita yang lembut, dengan kecantikan dan derajat aristokrat. Kau benar-benar beruntung bahwa beliau mencintaimu! Jika kau tidak memperlakukan beliau dengan baik, maka aku akan menghukummu," kata Selir Lin sambil merasa kesal.     

Selir Lin menjadi semakin senang terhadap Huang Yanchen ketika wanita itu sering mengunjunginya. Sebab, ia meyakini bahwa wanita itu adalah seperti peri, sebuah permata murni yang sama sekali tidak memiliki kecacatan. Bahkan, ia masih kerap merasa bahwa dirinya sedang bermimpi saat memiliki seorang menantu yang cantik serta elegan seperti Huang Yanchen. Oleh karena itulah, Selir Lin tak kuasa berbuat apa-apa selain hanya terus tersenyum saat berada di dekatnya.     

Sementara itu, Zhang Ruochen berkata, "Bu, biar kutunjukkan padamu bahwa aku memiliki hubungan yang baik dengan Komandan Putri Yanchen."     

Sambil melirik ke arah Zhang Ruochen, Huang Yanchen berkata lembut pada Selir Lin, "Bolehkah saya pergi, Yang Mulia?"     

"Chen-er, cepat kau temani Putri Yanchen." Selir Lin menatap putranya dengan tatapan kesal, karena tidak senang dengan perilaku anaknya.     

Zhang Ruochen segera berdiri dan membungkuk di depan Huang Yanchen, "Mari lewat sini, Yang Agung."     

Huang Yanchen mengangkat kedua alisnya, lalu pergi meninggalkan ruangan.     

Ketika mereka berdua meninggalkan Istana Jade, maka Zhang Ruochen mulai berkata serius, "Saudari senior seperguruan, apa kau benar-benar tulus melakukan itu semua?"     

Huang Yanchen berdiri di tengah salju sambil mengenakan sebuah jubah sutra dengan penutup kepala berwarna merah. Penampilan yang demikian membuat wajahnya tampak sebening kristal.     

Huang Yanchen menatap ke arah Zhang Ruochen dengan kedua mata biru kerajaannya yang bulat, lalu berkata dingin, "Tentu saja, aku tulus melakukan itu semua."     

"Tapi kita telah sepakat bahwa pertunangan ini adalah palsu..." kata Zhang Ruochen, sambil menggelengkan kepalanya karena bingung.     

"Zhang Ruochen, apa kau bercanda? Aku adalah seorang Komandan Putri dari Qianshui Commandery, dan kau adalah seorang pangeran dari Yunwu Commandery. Lalu bagaimana mungkin pertunangan kita palsu?" kata Huang Yanchen. Ia berkata dengan serius.     

Zhang Ruochen tidak bisa bicara apa-apa lagi. Kemudian, ia menatap ke arah Huang Yanchen untuk beberapa saat, sebelum akhirnya berkata, "Saudari senior seperguruan, kau tidak boleh mengingkari janjimu sendiri."     

Huang Yanchen mengangkat pipinya, ia menunjukkan lehernya yang putih, lalu berkata, "Apa kau telah jatuh cinta pada Duanmu Xingling? Sehingga kau ingin membatalkan pertunangan denganku?"     

Zhang Ruochen menggelengkan kepala dan berkata, "Itu semua tidak ada hubungannya dengan saudari senior seperguruan Duanmu."     

"Jika kau tidak cinta padanya, lalu mengapa kau mengatakan bahwa dirimu adalah kekasihnya?" tanya Huang Yanchen dengan marah.     

"Apa yang kau maksud adalah identitasku yang lain, Chen Ruo?" balas Zhang Ruochen.     

Huang Yanchen sedikit menggigit bibirnya dan berkata dingin, "Aku tidak menyangka bahwa dia sangat pandai menyembunyikan semua. Dia bahkan mencoba untuk menggoda seorang tunangan dari saudarinya sendiri. Dia benar-benar bukan lagi saudariku. Sekarang, dia adalah musuhku!"     

Saat melihat ekspresi serius di wajah Huang Yanchen, maka Zhang Ruochen hanya bisa menghela nafas. Ia tidak pernah mengira bahwa segala sesuatunya akan menjadi seperti ini.     

Sementara itu, ia berencana untuk menjelaskan, tapi kemudian ia menyadari bahwa semakin banyak ia menjelaskan, maka akan semakin curiga pula wanita tersebut.     

Ia benar-benar tidak memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan wanita.     

Mungkin itu bukan sebuah kecelakaan ketika ia terbunuh di tangan Putri Chi Yao di kehidupan sebelumnya. Sebab, mungkin ia pernah menyakiti hati wanita tersebut, hingga akhirnya memicu wanita itu untuk membunuhnya dengan sebuah pedang.     

Oleh karena itu, dengan segenap tenaga ia mencoba untuk mengingat segala sesuatunya kembali, namun ia gagal menemukan sebuah peristiwa dimana dirinya pernah menyakiti Putri Chi Yao.     

Mengapa aku harus menghabiskan begitu banyak waktu hanya untuk memahami jalan pikiran mereka?     

Kemudian, ia mengingat kembali nasihat Kaisar Ming; jangan pernah alihkan perhatianmu dari Latihan Seni Bela Diri. Oleh karena itulah, ia mencoba menenangkan dirinya sendiri.     

Zhang Ruochen tidak pergi ke Istana Jade, melainkan pergi ke Candi Kekaisaran Kuno.     

Esok hari adalah Upacara Ibadah yang diselenggarakan di Candi Kekaisaran Kuno.     

Maka secara natural, ia ingin sedikit melakukan investigasi atas tempat tersebut. Sebab, ia bermaksud untuk menangkap Kekuatan Pengorbanan esok hari.     

Candi Kekaisaran Kuno sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk Upacara Ibadah sejak setengah bulan yang lalu.     

Di altar kuno Candi tersebut ada jutaan domba dan lembu yang akan digunakan untuk persembahan, sekaligus juga beberapa binatang buas lain.     

Yunwu Commandery memiliki populasi ratusan juta orang dan memperlakukan Seni Bela Diri sebagai hal yang fundamental. Oleh karena itu, mereka semua benar-benar mempersiapkan Upacara agung tersebut dengan baik.     

Ada ribuan ksatria, para orang kasim, dan para pelayan wanita yang terlihat sibuk di sekitar altar.     

Mereka semua menyambutnya saat datang memasuki Candi Kekaisaran Kuno.     

Sementara itu, Zhang Tiangui mulai berbicara dari belakang punggungnya.     

"Saudara kesembilan, Upacara Ibadah akan diselenggarakan esok hari. Mengapa kau datang kemari?"     

Zhang Ruochen tersenyum dan membalas, "Saudara ketujuh, mengapa kau juga datang kemari?"     

Di samping Zhang Tiangui adalah Han Qiu, mereka berdua sedang berjalan beriringan dari arah kejauhan.     

Lin Chenyu mengikuti mereka semua sambil membungkukkan tubuhnya. Tatapan matanya tampak kelam, sehingga tidak seorangpun tahu apa yang sedang ia pikirkan.     

Mereka bertiga adalah ksatria top Seni Bela Diri. Sebab, mereka sama sekali tidak meninggalkan jejak kaki ketika berjalan.     

Lalu, Zhang Tiangui berkata, "Ayah memerintahkanku untuk menjadi tuan rumah dari Upacara Ibadah tahun ini. Kau semestinya juga memiliki kesempatan yang sama seperti ini ketika kau bertumbuh dewasa nantinya."     

Sambil melirik ke arah Zhang Ruochen, Han Qiu menunjukkan ekspresi penasaran. Dengan sebuah senyuman, ia berkata, "Aku dengan bahwa teknik pedang dari Pangeran Kesembilan sangat tangguh sehingga dia berhasil mengalahkan seorang murid Setengah-Biksu – Qing Chibai. Bisakah kau tunjukkan pada kami talentamu hari ini?"     

Zhang Ruochen mendapatkan reputasi besar di antara para generasi muda, terutama sesuatu yang berkaitan tentang teknik pedang dan Kekuatan Batin. Sebab, lelaki itu adalah rangking pertama di antara para ksatria yang sepantaran lain.     

Jika tingkat pengolahannya cukup tinggi, maka gelar jenius, yang sebelumnya digenggam oleh Zhang Tiangui, pasti suatu hari akan berpindah ke Zhang Ruochen.     

Dan sebagai seorang master teknik pedang, maka teknik pedang milik Han Qiu telah berada di Tingkatan Puncak dari Pedang Pengikut Hati. Teknik pedang miliknya berada di rangking ketiga diantara para generasi muda di 36 commandery yang berada di Omen Ridge.     

Maka tentu saja, ia ingin menantang teknik pedang Zhang Ruochen.     

Sebab, jika dia sanggup mengalahkan Zhang Ruochen, maka itu artinya bahwa teknik pedangnya adalah lebih baik dibandingkan dengan Qing Chibai?     

Di sisi lain, Zhang Tiangui memfokuskan dirinya pada latihan teknik tinju, dan bukan teknik pedang. Oleh karena itulah, bahkan jika dia adalah Jenius No.1, namun ia sama sekali tidak ahli dalam menggunakan teknik pedang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.