Kaisar Dewa

Manifestasi Dewa



Manifestasi Dewa

0Zhang Ruochen telah menunjukkan kekuatan yang sebenarnya saat berada di Lapangan Pasar Bela Diri. Oleh karena itulah, Zhang Tiangui pasti menyadari bahwa saudaranya tersebut adalah seseorang yang dipanggil sebagai Chen Ruo.     

"Itu berarti bahwa fakta tentang dirinya yang telah berhasil mencapai Hati yang Terhubung dengan Pedang adalah sesuatu yang benar?"     

Lin Ningshan adalah satu-satunya orang yang pernah menyaksikan bagaimana Chen Ruo menggunakan Hati yang Terhubung dengan Pedang. Bahkan meski jika wanita tersebut mengatakan hal yang demikian pada Zhang Tiangui dan Lin Chenyu, tapi mereka berdua tidak akan percaya padanya.     

Lagipula, menurut mitos, hanya para Setengah-Biksu yang sanggup mencapai tingkatan Alam tersebut.     

Mereka berdua tahu bahwa tingkat pengolahan wanita itu terlampau lemah, sehingga ia terlalu melebih-lebihkan kemampuan Chen Ruo.     

Sebab, wanita itu hanyalah seperti seekor semut, yang sedang melihat gajah sebagai sebuah gunung.     

Lin Chenyu mendengus ke arah Zhang Ruochen yang masih diam saja, lalu ia berkata, "Zhang Ruochen, seorang wanita di depanmu adalah saudari senior seperguruan Han Qiu, seorang putri dari Master Perguruan Yuntai. Teknik pedang miliknya telah mencapai tingkatan lanjutan yang tinggi. Kau semestinya tersanjung ketika dia sampai mengundangmu untuk sebuah ajang pertunjukkan pedang! Jangan berani-berani menolaknya! Aku tahu bahwa kau memang mendapatkan reputasi yang tinggi atas teknik pedang, tapi selalu ada batasan kemampuan dalam Seni Bela Diri. Oleh karena itulah, aku berani bertaruh bahwa dirimu tidak akan mampu bertahan dari 10 serangannya."     

Sementara itu, Han Qiu mulai mengernyitkan dahinya, lalu berkata dengan intonasi dingin, "Aku sedang menantang Zhang Ruochen dalam sebuah pertarungan pedang. Dan kau hanyalah seorang budak, beraninya kau berkata seperti itu di depanku?"     

"Tolong maafkan saya, saudari senior seperguruan!" Lin Chenyu meminta ampun.     

Dengan wajah pucat dan takut mati, maka ia segera bersujud di hadapan wanita itu sampai jantungnya menyentuh tanah.     

Bagi Han Qiu, Lin Chenyu hanyalah seorang budak milik Zhang Tiangui. Sementara itu, Zhang Ruochen adalah seorang jenius muda yang sanggup mengungguli Qing Chibai dalam teknik pedang. Maka, ada perbedaan yang sangat mendasar antara pijakan mereka berdua di Dunia Seni Bela Diri.     

Sebab, Han Qiu hanya ingin berdamai dengan Zhang Ruochen melalui sebuah pertarungan pedang, tapi ia tidak ingin memperlakukan Lin Chenyu sebagai orang yang memiliki derajat sama tinggi.     

Dan yang paling penting, Han Qiu juga tidak mengerti perihal konflik yang terjadi antara Zhang Ruochen dan Zhang Tiangui. Oleh karena itulah, ia hanya melihatnya sebagai adik lelaki Zhang Tiangui yang memiliki talenta unggul.     

Han Qiu menatap ke arah Lin Chenyu dan berkata dengan intonasi serius, "Aku bukanlah saudari senior seperguruanmu! Sungguh perlakuan yang tidak sopan seperti itu adalah pantas untuk mendapatkan hukuman. Potong lidahmu sendiri, atau aku yang akan melakukannya."     

Lin Chenyu menatap ke arah Zhang Tiangui, ada sebuah ekspresi panik dari tatapan matanya.     

Sebab, sebelumnya ia pernah dikebiri dan telah kehilangan salah satu lengan. Maka itu akan menjadi sesuatu yang sangat mengerikan ketika dirinya harus kehilangan lidah sendiri.     

"Saudari junior seperguruan Han, Lin Chenyu adalah kakak sepupu Zhang Ruochen," kata Zhang Tiangui.     

"Ah, aku mengerti!"     

Han Qiu sedikit terkejut. Sebab, ia hanya mengerti bahwa Lin Chenyu adalah budak dari Zhang Tiangui, dan sama sekali tidak mengenali identitasnya. Sebab, wanita itu memang tidak pernah memperdulikannya.     

Zhang Tiangui telah menjadikan kakak sepupu dari Zhang Ruochen sebagai budaknya. Mungkin memang hubungan yang terjalin diantara mereka adalah bukan sesuatu yang sederhana.     

Sementara itu, Han Qiu akhirnya mengacuhkan Lin Chenyu. Lalu, ia menatap ke arah Zhang Ruochen, dan berniat untuk menjelaskan, "Pangeran Kesembilan, tolong jangan salah sangka dengan maksudku. Sebab, aku benar-benar ingin bertukar pengalaman denganmu, dan oleh karena itulah aku menantangmu dalam sebuah pertarungan pedang."     

"Baiklah, itu hanya sebuah pertarungan pedang biasa. Bukan masalah yang besar," kata Zhang Ruochen.     

Han Qiu menjadi gembira saat ia mendapatkan sebuah kesempatan untuk berkompetisi dengan para master teknik pedang lain.     

Sebab, ia penasaran terhadap alam mana yang telah dicapai oleh lelaki tersebut.     

Dengan bunga-bunga salju yang beterbangan dari angkasa, maka seluruh dunia berubah menjadi berwarna putih.     

Para penjaga kerajaan, orang-orang kasim, dan para pelayan wanita yang sedang bertugas tiba-tiba berhenti, lalu mereka semua menatap ke arah Zhang Ruochen dan Han Qiu – yang sedang berdiri berhadapan di tengah-tengah salju.     

Mereka semua menjadi sangat gembira. Sebab, mereka semua mendapatkan sebuah kesempatan, untuk menyaksikan pertarungan antara dua master Seni Bela Diri secara langsung, dimana hal tersebut adalah momen yang cukup langka.     

"Aku telah mendengar bahwa Pangeran Kesembilan memiliki teknik pedang yang unggul. Aku penasaran sudah sampai tingkatan mana beliau?" kata seseorang.     

"Yang Mulia pasti telah berhasil mengungguli sebagian besar ksatria yang berada di usianya. Sehingga, kemampuannya pasti berada di luar dugaan kita!" kata orang lainnya.     

"Meski demikian, lawannya kali ini adalah putri kesayangan Master dari Perguruan Yuntai! Apakah Yang Mulia sanggup memenangkan ini?" orang ketiga mulai bertanya.     

"Perguruan Yuntai adalah sebuah tempat dilahirkannya para ksatria Seni Bela Diri. Bahkan Yang Agung pernah menjadi murid dari salah satu master yang ada di sana. Oleh karena itulah, teknik pedang milik Nona Han pasti sangat memukau. Aku rasa Pangeran Kesembilan hanya memiliki sedikit kesempatan untuk bisa menang!" kata orang keempat.     

Dengan tangan kiri di belakang punggul, Zhang Ruochen mulai merentangkan tangan kanannya dengan kecepatan tinggi. Kemudian, dua jemarinya mulai menangkap sebuah bunga salju yang melayang di udara.     

Bunga salju itu teramat lembut dan sebening kristal, dimana itu mengeluarkan kabut putih yang dingin.     

Bunga salju yang berada di antara jemari Zhang Ruochen tidak mencair.     

"SWISH!"     

Kemudian, ia semakin menggerak-gerakkan tangannya, dan mulai membentuk puluhan bayangan.     

Dan ketika ia selesai mengambil 108 bunga-bunga salju, maka ia segera mengumpulkan itu semua guna membentuk sebuah pedang panjang, dimana sekarang berada di genggamannya.     

Semua orang yang menyaksikan itu menjadi takjub.     

Gerakan dari pengumpulan salju menjadi pedang itu adalah sebuah rahasia terbesar yang pernah mereka saksikan.     

Hanya para ksatria yang telah mencapai tingkatan Puncak dari Pedang Pengikut Hati yang bisa membuat bunga-bunga dan rumput sebagai sebuah pedang. Bahkan bunga-bunga salju bisa dikumpulkan dan diubah menjadi sebuah pedang, sama seperti halnya yang dilakukan oleh Zhang Ruochen.     

"Luar biasa!" seru Han Qiu.     

Sambil menyaksikan teknik Zhang Ruochen, maka Han Qiu segera merentangkan dua jemari lentiknya. Sementara ia terus menerus mulai menggerakkan lengannya, sehingga tidak lama kemudian ia juga berhasil membuat sebuah pedang yang berasal dari bunga-bunga salju.     

Tapi pedang salju miliknya hanya terdiri dari 72 bunga-bunga salju.     

Itu adalah pencapaian tertinggi yang sanggup ia raih!     

Zhang Ruochen mengayunkan pedang saljunya dan mulai melepaskan Tenaga Chi. Kemudian, Semburan Pedang berhasil menghamburkan salju-salju yang berada di tanah, yang mana beberapa salju tersebut mulai terbang di udara dan membentuk pusaran Semburan Pedang.     

Han Qiu menyaksikan bahwa Zhang Ruochen sedang melayang di antara pusaran salju tersebut. Kemudian, ia menggelengkan kepala dan berkata, "Mari kita sudahi ini. Sebab, aku tidak akan sanggup menandingi teknik pedangmu."     

"SWISH!"     

Pedang salju milik wanita itu hancur, sebelum akhirnya 72 bunga-bunga salju mulai berpencar, lalu jatuh di atas tanah.     

Zhang Ruochen menarik kembali Tenaga Chi miliknya dan mulai menghancurkan pedang saljunya sendiri, dimana itu membuat bunga-bunga saljunya mulai pecah dan berpendar.     

Han Qiu menatap ke arah punggung lelaki itu dengan malu-malu, lalu ia berkata dengan intonasi yang jelas, "Teknik pedang Anda benar-benar memukau, Yang Mulia. Saya berharap bahwa kita bisa berlatih bersama lagi ketika kita sama-sama telah kembali ke Kota Iblis Bela Diri."     

"Kau juga memiliki teknik pedang yang sangat menakjubkan. Sehingga kau berhasil mendapatkan tempat di antara para generasi muda yang memiliki talenta tinggi. Baiklah, sekarang aku harus pergi," kata Zhang Ruochen.     

Han Qiu memang layak dianggap sebagai salah satu ahli pedang terbaik. Sebab, ia telah mencapai Tingkatan Puncak dari Pedang Pengikut Hati saat berusia muda seperti itu, sehingga ia bisa disejajarkan dengan murid seorang Setengah-Biksu – Qing Chibai.     

Sebagaimana Zhang Ruochen mulai beranjak pergi, maka ada sebuah ekspresi ketakjuban yang tersirat dari wajah Han Qiu. "Dengan talenta yang tidak bisa digantikan seperti itu, maka dia pasti tidak akan tertandingi di antara para generasi kita, setidaknya dalam lima tahun mendatang."     

Zhang Tiangui menatap ekspresi wanita tersebut dengan intensitas membunuh di kedua matanya.     

"Aku benar-benar benci Zhang Ruochen! Seharusnya dia tidak akan menjadi apa-apa. Tapi siapa yang menyangka bahwa dirinya ternyata sanggup mencapai tingkatan alam yang tinggi seperti itu! Untungnya, tingkat pengolahan miliknya tidak terlampau tinggi. Maka, sepertinya itu bukan hal yang sulit ketika aku ingin membunuhnya dengan menggunakan beberapa trik-trik licik." Batin Zhang Tiangui.     

Upacara Ibadah selalu diselenggarakan pada saat Winter Solstice.     

Ini adalah perhelatan yang sangat penting bagi sebuah commandery.     

Dan perhelatan tersebut adalah Upacara Ibadah.     

Selain commandery-commandery, maka seluruh Perguruan, keluarga-keluarga besar, kota-kota bahkan desa-desa pun benar-benar memiliki apresiasi yang tinggi atas upacara semacam ini.     

Sebab, ini adalah waktu yang tepat bagi orang-orang yang ingin berkomunikasi dengan para dewa.     

Sementara itu, melalui upacara terkait, maka orang-orang juga bisa mendapatkan Tanda Suci mereka. Lalu, ditunjang dengan berlatih dengan giat, maka mereka semua akan menjadi ksatria.     

Dan bagi mereka yang gagal mendapatkan Tanda Suci, maka mereka tidak akan sanggup menyerap Energi Chi.     

Bagi sebuah commandery, maka upacara pengorbanan yang diselenggarakan secara nasional adalah sesuatu yang sangat penting. Sebab, perhelatan tersebut juga bisa digunakan untuk membaca nasib baik atau buruk yang akan menimpa commandery masing-masing. Sementara itu, tingkat kesucian dari Upacara Ibadah tersebut bisa diukur dari banyaknya dewa yang datang dan memberikan Tanda Suci-Nya untuk orang-orang yang hadir di tempat tersebut.     

Sebab, semakin banyak orang yang menjadi ksatria, maka semakin kuat pula commandery tersebut.     

Upacara pengorbanan nasional yang diselenggarakan di Yunwu Commandery memiliki ukuran medium. Namun di mata para ksatria, perhelatan semacam ini adalah sesuatu yang benar-benar menakjubkan.     

Oleh karena itulah, hampir semua orang yang berada di dekat Kota Yunwu mulai berkumpul di Candi Kekaisaran Kuno, dimana tempat tersebut berubah menjadi lautan manusia yang tampak di segala penjuru.     

Upacara pengorbanan ini benar-benar sesuatu yang sakral. Bahkan para Ksatria Jahat tidak akan berani melakukan sabotase, apalagi sampai harus menentang para dewa yang akan hadir di tempat terkait.     

Upacara Ibadah tahun ini dipimpin oleh Pangeran Ketujuh – Zhang Tiangui. Ia mewakili ayahnya sendiri, yang mana itu membuat orang-orang mulai menduga bahwa Komandan Pangeran Yunwu akan menjadikan lelaki tersebut sebagai Pangeran Agung dan/atau Pangeran Mahkota.     

Upacara kali ini benar-benar diselenggarakan besar-besaran, dimana terdapat lebih dari ratusan ribu domba dan lembu, sekaligus juga para binatang buas raksasa, yang akan dipersembahkan untuk para dewa.     

Sementara itu, seorang Menteri mulai membacakan doa setelah lonceng ibadah dibunyikan.     

Setelah itu, Zhang Tiangui mulai memimpin para Keluarga Kerajaan beserta para jajaran tentaranya untuk memasuki altar. Saat itu, ia mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, seperti dirinya telah bersiap untuk menjadi Komandan Pangeran Yunwu selanjutnya.     

Zhang Tiangui berdiri di atas altar dan mencari-cari sosok Zhang Ruochen di kerumunan, namun ia gagal menemukan saudaranya tersebut. Kemudian, ia mulai merasa sombong, sebab ia meyakini bahwa dirinya sendiri telah berhasil mencuri posisi saudaranya. Dan oleh karena itulah, Zhang Ruochen akhirnya menolak untuk datang ke Upacara Ibadah.     

Zhang Tiangui menggunakan Tenaga Chi untuk membuat suaranya terdengar lantang dan jelas, "Upacara Ibadah resmi dimulai."     

Sebuah terompet keong dan gong-gong yang berada di atas altar mulai mengeluarkan suara yang berisik, sebab terdapat berbagai macam instrumen yang bergabung menjadi satu, sebelum akhirnya berhasil membentuk nada yang melodius.     

Para prajurit yang mengenakan armor mulai mengobarkan binatang-binatang yang telah dipersiapkan, mereka menyiram darah milik para binatang tersebut di atas altar guna memberikan persembahan kepada para dewa.     

Tidak lama kemudian, seluruh altar tersebut akhirnya penuh dengan darah, dan sebuah inskripsi kuno mulai tampak melayang di angkasa.     

"SWOOSH!"     

Sebuah pilar darah mulai terbentuk dari altar menuju ke langit, dimana itu berhasil menembus awan, seperti halnya pilar darah tersebut sedang menuju ke surga.     

...     

Sementara itu, Zhang Ruochen sedang duduk bersila di tengah-tengah Istana Kerajaan.     

Jiwa Bela Diri miliknya mulai terbentuk, dimana itu memancarkan cahaya-cahaya keagungan.     

"Berubah!" teriaknya.     

Tiba-tiba, Jiwa Bela Diri-nya berubah menjadi sebuah Bayangan Dewa yang berlumuran darah. Kemudian, Jiwa Bela Diri tersebut keluar dari istana dan bergegas menuju ke Candi Kekaisaran Kuno.     

Sebelum Zhang Ruochen menguasai Tubuh Dewa Palsu, maka orang-orang biasa tidak akan pernah sanggup menyaksikan Jiwa Bela Diri-nya. Namun, segala sesuatunya telah berbeda sekarang ini. Sebab, orang-orang yang sama sekali tidak paham tentang Dunia Seni Bela Diri pasti akan sanggup melihat bayangan ilusi tersebut.     

Meski demikian, Zhang Ruochen juga bisa mengatur apakah Jiwa Bela Diri-nya bisa disaksikan oleh orang lain atau tidak. Dan bila ia tidak mau, maka Jiwa Bela Diri miliknya juga masih bisa disembunyikan.     

Sementara itu, Bayangan Dewa tersebut mulai berkembang dan memiliki ukuran 140 kaki, dengan kedua mata yang menyala layaknya matahari. Bayangan itu menurunkan kepalanya dan menatap ke arah kerumunan yang ada di bawah, dimana hal tersebut menciptakan sebuah nuansa yang mengerikan.     

Bayangan tersebut tampak seperti dewa sungguhan yang sedang menampakkan dirinya di dunia manusia.     

Seseorang mulai melihat Bayangan Dewa yang berada di angkasa, lalu ia berteriak riang, "Manifestasi Dewa! Manifestasi Dewa!"     

Semua orang menatap bayangan raksasa yang datang dari surga tersebut.     

"Dewa!"     

"Berlutut!"     

Hampir semua orang yang datang dari Kota Yunwu mulai berlutut dan bersujud di depan Bayangan Dewa yang sedang melayang di angkasa, mereka semua tampak senang sekaligus takjub.     

Sebab, Manifestasi Dewa hanya pernah terjadi beberapa kali di Daratan Kunlun, dan tempat kejadiannya juga sangat jauh dari tempat ini. Biasanya, para Manifestasi Dewa akan hadir ketika persembahan yang dilakukan memiliki rate kelas pertama.     

Dan ketika sebuah Manifestasi Dewa muncul, maka pasti terdapat sebuah berkah dari Dewa. Mukjizat ini benar-benar sanggup menyenangkan hati para manusia yang tinggal di wilayah tersebut, sebab para dewa benar-benar sedang memperhatikan mereka.     

Bukan hanya para orang miskin, tetapi juga para ksatria tangguh dan para jajaran kerajaan menjadi ngeri sekaligus senang. Sebuah Manifestasi Dewa muncul di Yunwu Commandery. Ini benar-benar horor!     

"Seorang Dewa sampai harus menunjukkan dirinya sendiri ketika aku sedang memimpin Upacara Ibadah? Apakah ini merupakan legitimasi atas kesuksesan yang akan aku raih di masa depan?" batin Zhang Tiangui.     

Dengan perasaan berbunga, ia segera bersujud di tanah seperti yang dilakukan oleh orang-orang sebelumnya, saat menyaksikan kedatangan Tubuh Dewa Palsu. Setelah itu, ia berteriak, "Dewa memberkati Yunwu Commandery! Saya adalah seorang mortal, dan Zhang Tiangui sedang menyembah Master!"     

Sambil mengikuti Pangeran Ketujuh, para Menteri, para Penasihat, dan para jendral, serta semua jajaran kerajaan mulai bersujud guna menyembah Manifestasi Dewa tersebut. Sebab, mereka semua berharap pada Dewa yang datang, agar mereka diberikan kemurahan sekaligus berkah yang melimpah.     

Mereka meyakini bahwa Berkah dari Dewa pasti akan memberikan pengaruh yang besar di kehidupan masing-masing, tidak peduli derajat mereka tinggi atau rendah.     

Bahkan seorang Ratu, yang memiliki derajat tertinggi, mulai berdiri dari kursi phoenix emasnya, lalu mulai beranjak turun. Kemudian, ia sedikit menarik gaunnya ke atas, lalu berlutut di tanah, dengan menunjukkan rasa patuhnya terhadap Bayangan Dewa yang datang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.