Kaisar Dewa

Yin-Yang Alternation dan Yin-Yang Chaos



Yin-Yang Alternation dan Yin-Yang Chaos

0Ketika Zhang Ruochen melangkahkan kakinya keluar dari Paviliun Pedang, maka saat itu hari sudah senja.     

Cahaya kemerahan mulai menyinari angkasa.     

Sementara itu, senja adalah waktu pergantian antara siang dan malam, sementara Yin dan Yang mulai saling bertransformasi satu sama lain. Perubahan yang signifikan ini terjadi berdasarkan pada ketetapan dari langit dan bumi.     

Apalagi, siang dan malam adalah dua hal yang berbeda.     

Menurut catatan Permaisuri Seribu Tulang, maka Dua Pedang melambangkan "siang" dan "malam". Hanya pada saat senja dan fajar – dengan cara mengamati perubahan di langit dan bumi – maka ia akan mampu menguasai alam pertama dari Dua Pedang.     

Pemahaman Dua Pedang milik Permaisuri Seribu Tulang benar-benar berbeda dengan para praktisi pedang di Daratan Kunlun, namun ia memiliki beberapa atribut yang menarik.     

Oleh karena itulah, Zhang Ruochen memutuskan untuk mengikuti pemahaman Tao pedang milik sang Permaisuri Seribu Tulang, guna mempelajari alam pertama dari Dua Pedang, lalu mengintegrasikannya dengan pemahaman yang pernah ditulis oleh Biksu Pedang Xuanji, Biksu Pedang Nine Serenity, dan Biksu Pedang Moon-burier.     

Sambil duduk bersila di sudut lantai ketiga gunung, saat itu Zhang Ruochen memaku pandangan matanya ke arah matahari terbenam. Lelaki itu tampak sangat tenang, sebagaimana ia sedang mengamati perubahan-perubahan subtil yang terjadi di antara pergantian siang dan malam.     

"Tap, tap!"     

Qi Feiyu melangkahkan kakinya keluar dari Paviliun Pedang. Wanita itu sedang mengenakan jubah berwarna hijau, dan membawa sebuah pedang kuno di punggungnya. Entah bagaimana, kali ini wanita tersebut tampak seperti peri dari dunia lain.     

Siapa yang bisa membayangkan jika seorang wanita yang elegan, cantik, dan murni seperti itu, ternyata adalah seorang Biksuni dari Sekte Sesat?     

Kedua mata cantiknya sedang terpaku ke arah Zhang Ruochen, sebagaimana ia mulai berkata, "Apa kau berusaha untuk memahami perubahan Yin dan Yang melalui pergantian siang dan malam?"     

"Ya," balas Zhang Ruochen.     

"Sebenarnya, metode itu cukup baik. Namun, bukankah menurutmu itu sedikit lambat? Bisakah kau menguasai alam pertama dari Dua Pedang dalam kurun waktu satu bulan?" suaranya yang merdu terdengar seperti bidadari.     

Zhang Ruochen tersenyum dan membalas, "Hal-hal baik tidak bemula dari ketergesa-gesaan. Jadi, lebih baik aku menemukan cara yang sesuai untuk diriku sendiri."     

Faktanya, Zhang Ruochen sudah mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terkait Dua Pedang, melalui catatan-catatan yang pernah ditinggalkan oleh para sage tersebut.     

Sesaat setelah ia menyadari variasi siang dan malam, saat itu Hati Pedang di dalam Lautan Chi-nya mulai berubah bentuk menjadi figur manusia, hingga ia pun segera berlatih teknik pedang di dalam sana.     

"Apakah kakak saudari seperguruan Qi mau berlatih pedang bersamaku?" Zhang Ruochen mengundangnya untuk bergabung bersamanya.     

"Okay."     

Qi Feiyu mengangkat jubah panjangnya dengan kedua tangan, sebelum akhirnya berjalan ke arah Zhang Ruochen, lalu duduk bersila di sebelahnya. Saat itu, baik punggung dan pinggangnya yang tegak benar-benar menampakkan lekukan yang sempurna.     

Pancaran cahaya dari matahari terbenam tersebut, akhirnya berhasil menciptakan bayangan mereka berdua. Sementara itu, baik kabut dan awan di atas gunung pun sama-sama mulai bergerak. Keduanya mulai naik ke atas tebing, hingga akhirnya langsung mengepung mereka berdua.     

Sebagaimana matahari sedang terbenam di ujung horizon, saat itu kegelapan berangsur-angsur mulai menelan semesta. Udara di sekitarnya pun semakin lama menjadi semakin dingin, sementara bintang-bintang mulai bersinar di angkasa.     

Di bawah sinar bintang, saat itu Zhang Ruochen berhenti mempelajari gejala di sekitar. Setelahnya, ia mengeluarkan Void Sword dan mulai memperagakan beberapa teknik pedang.     

"Swish, swish!"     

Saat itu, gerakan kakinya terlihat abstrak, sekaligus misterius. Sebab, beberapa kali ia tampak bergerak ke arah kiri, sementara di waktu yang lain, ia bergerak dengan cara yang sukar diprediksi.     

Terdapat udara dingin dan bola api yang keluar bergantian dari ujung pedangnya. Dua kekuatan tersebut mulai berotasi mengikuti gerakan pedang, hingga samar-samar membentuk tanda Tai Chi.     

Qi Feiyu sedang berdiri di sisi samping, sambil mengamati gerakan pedang Zhang Ruochen lekat-lekat, sebelum akhirnya mulai membatin, "Pemahaman Dua Pedangnya masih berada di level yang sangat rendah. Jika demikian, maka setidaknya dia membutuhkan waktu tiga bulan untuk menguasai alam pertama dari Dua Pedang."     

Akan tetapi, mereka yang mampu menguasai alam pertama dari Dua Pedang dalam kurun waktu tiga bulan, maka mereka sudah dianggap sebagai sosok yang luar biasa.     

Dan untuk Qi Feiyu sendiri, bahkan ia membutuhkan satu tahun lamanya untuk mencapai tingkatan yang sama.     

Meskipun Lin Yue sudah menunjukkan bakatnya yang besar terhadap Tao pedang, namun wanita tersebut sama sekali tidak takut dengannya. Jadi, ia pun tidak terlalu memikirkan lelaki tersebut, dan hanya kembali masuk ke dalam Paviliun Pedang untuk meneruskan proses pengasingannya, sehingga ia dapat mempelajari alam kedua dari Dua Pedang.     

Sepanjang malam, Zhang Ruochen berdiri di sudut tebing sambil memperagakan teknik-teknik pedang.     

Baru keesokan paginya akhirnya ia berhenti. Setelah itu, ia duduk bersila di lantai dan kembali mengamati perubahan yang terjadi antara malam dan siang.     

Setiap harinya, Zhang Ruochen selalu menciptakan progres yang besar dalam teknik pedang, sementara persepsinya terhadap Tao pedang juga semakin menajam.     

Di hari kedelapan, ketika matahari baru saja terbenam, saat itu terdapat udara dingin yang memancar keluar dari dalam tubuhnya. Bahkan, udara itu sampai harus membekukan dirinya, hingga ia pun berubah menjadi patung es.     

Sambil duduk bersila dan menjadi patung es, saat itu ia masih bisa bernafas. Selain itu, ia masih berusaha untuk mengalirkan Tenaga Chi-nya – sedikit demi sedikit – di dalam tubuh.     

Pada hari kesepuluh, ketika matahari mulai terbit di ujung horizon, saat itu es yang membeku akhirnya mulai meleleh. Pada akhirnya, terdapat gumpalan-gumpalan api yang keluar dari pori-porinya, dimana api-api tersebut mulai melingkupi tubuhnya seperti bola api.     

Di dalam api tersebut, di sana Zhang Ruochen membuka matanya dan tersenyum menyeringai. "Aku mengerti. Alam pertama dari Dua Pedang ternyata tidak begitu sulit!"     

Zhang Ruochen bangkit berdiri, sambil menghirup udara segar dan mulai menuruni gunung.     

Di dalam Paviliun Pedang, di sana Qi Hong sedang mensortir buku-buku manual pedang. Saat itu, gumpalan Jiwa Suci-nya berhasil mendeteksi Lin Yue – yang sudah keluar dari Gunung Dewa Kuno.     

Tiba-tiba, ia menghentikan gerakannya dan tersenyum aneh, sebelum akhirnya membatin, "Hanya enam hari lagi waktu yang tersisa. Dan ternyata, Lin Yue malah menuruni gunung. Apa dia sudah menyerah?"     

Tidak perlu dipertanyakan lagi betapa sulitnya menguasai level pertama dari Dua Pedang, apalagi hanya dalam kurun waktu satu bulan.     

Qi Hong sendiri sama sekali tidak terkejut ketika menyaksikan Lin Yue memilih untuk menyerah.     

Saat itu, ia segera berjalan menuju ke lantai dua Paviliun Pedang, karena sudah tidak sabar lagi ingin mengabarkan hal tersebut kepada Qi Feiyu dan membuatnya tenang.     

Ketika Qi Feiyu mendengar bahwa Lin Yue sudah meninggalkan lantai ketiga gunung, saat itu tergambar rasa kecewa dari kedua matanya. Sebab, wanita itu sudah mempelajari potensi-potensi Lin Yue dan berencana untuk merekrutnya.     

Tapi sekarang, sepertinya hal itu terlalu berlebihan, bahkan jauh dari ekspektasinya.     

Meski demikian, Qi Feiyu tidak mau terus menerus memikirkannya, hingga ia pun segera melanjutkan latihannya terhadap Tao pedang.     

Alasan mengapa Zhang Ruochen meninggalkan lantai ketiga gunung adalah bukan karena ia menyerah berkompetisi melawan Qi Feiyu.     

Sebaliknya, ia sudah memahami alam pertama dari Dua Pedang dan hendak berencana kembali ke Gunung Suci Zixia. Di sana, ia bisa menggunakan Dunia Lukisan untuk berpacu melawan waktu, dan berusaha untuk melatih alam kedua dari Dua Pedang.     

Tenggat waktu satu bulan hanya tinggal enam hari lagi.     

Meski demikian, enam hari di dunia luar adalah sama dengan 60 hari di dalam Dunia Lukisan.     

Secara natural, ia lebih memilih untuk berlatih di dalam Dunia Lukisan daripada harus bertahan di dalam Paviliun Pedang. Sebab, Paviliun Pedang sendiri bukanlah pilihan terbaik untuknya.     

Alam kedua dari Dua Pedang disebut sebagai "Yin-Yang Chaos".     

Meskipun tingkatan alam yang ini lebih tinggi daripada alam "Yin-Yang Alternation", namun Zhang Ruochen sudah berhasil menembus pembatas di Dua Pedang. Maka dari itu, menembus alam kedua jauh lebih mudah daripada alam yang pertama.     

Zhang Ruochen berlatih pada siang dan malam selama 60 hari berturut-turut, hingga hal tersebut membuatnya sedikit gila. Sebab, topi di kepalanya bahkan sampai terlihat kusut, dimana rambutnya yang panjang benar-benar terlihat berantakan. Tidak hanya itu, sebab kedua matanya tampak berwarna merah darah, hingga otot-otot berwarna biru mulai bermunculan di dahinya.     

Jika orang lain melihatnya, maka ia akan terlihat seperti orang yang sedang dirasuki oleh iblis.     

Namun, faktanya, Zhang Ruochen benar-benar masih bisa berpikiran jernih. Akan tetapi, ia hanya merasa sangat kelelahan, hingga penampilannya sampai harus berubah menjadi seburuk ini.     

Hal itu bukan hanya karena ia sama sekali tidak istirahat, namun ia juga sengaja membuat dirinya masuk ke dalam kondisi chaos.     

Selama itu, akhirnya ia sudah berada lebih dekat dengan alam kedua dari Dua Pedang, dan hanya tinggal satu langkah lagi menuju ke alam "Yin-Yang Chaos".     

Menurut catatan yang pernah ditulis oleh Biksu Pedang Nine Serenity, maka cara yang paling mutakhir untuk mempelajari "Yin-Yang Chaos" adalah berlatih dengan cara yang paling gila. Sebab, baik kelelahan maupun kerja keras, maka keduanya selalu dibutuhkan untuk menstimulasi potensi manusia.     

Demi menguasai alam kedua dari Dua Pedang, sang Biksu Pedang Nine Serenity – ketika masih berusia muda – rela menceburkan dirinya sendiri ke dalam danau air es, sambil bertarung habis-habisan melawan para binatang buas perairan, tanpa pernah mengambil jeda. Waktu itu, sang Biksu Pedang berhasil menyelesaikan latihannya selama tiga bulan. Bahkan, ketika sedang bertarung di bawah sana, saat itu ia berkali-kali hampir mati.     

Biksu Pedang Nine Serenity percaya bahwa hanya dengan membersihkan pola pikir, maka seorang pertapa akan mampu memasuki alam "Yin-Yang Chaos" dalam keadaan sadar.     

Sederhananya, ia harus menjadi "chaos" terlebih dahulu, sebelum nanti pedang yang digunakan mengandung kekuatan Chaos.     

Cara Biksu Pedang Nine Serenity melatih dirinya sendiri memang sesuatu yang sangat beresiko. Sebab, seorang pertapa mungkin akan kehilangan kontrol diri, hingga membuatnya menjadi gila sungguhan. Yang jauh lebih mengerikan, sang pertapa itu mungkin bisa mati secara mendadak, karena tubuhnya benar-benar sudah diforsir.     

Di sisi lain, Zhang Ruochen memiliki Kekuatan Batin level tinggi, selain juga dilindungi oleh Tanda Dewa. Yang jelas, ia masih punya beberapa keunggulan, daripada Biksu Pedang Nine Serenity ketika ia masih berusia muda.     

Jika Biksu Pedang Nine Serenity mampu melakukannya, lalu kenapa dia tidak bisa?     

Selama 60 hari belakangan, Zhang Ruochen sudah membenamkan dirinya sendiri untuk melatih teknik-teknik pedang, tanpa sama sekali mengambil jeda. Saat itu, tingkat kesadarannya sudah mulai goyah, sementara Tenaga Chi di dalam tubuhnya berangsur-angsur mulai mengering. Yang jelas, ia sudah memaksakan tubuhnya sampai pada batas maksimal.     

"Zhang Ruochen, tenggat waktu itu hanyalah satu bulan. Kau harus kembali ke Paviliun Pedang," kata Blackie.     

Zhang Ruochen harus berhenti dan menopang tubuhnya dengan bantuan pedang. Saat itu, kedua matanya benar-benar berwarna merah darah. Bahkan, ia juga terengah-engah. "Alam kedua dari Dua Pedang ternyata sangat sulit dikuasai dalam kurun waktu yang sangat singkat. Mungkin aku bisa mempercepat latihannya dengan menggunakan Swordsoul Hailstone."     

Pada akhirnya, ia harus berhenti di alam pertama dari Dua Pedang.     

Swordsoul Hailstone sendiri adalah sebuah harta karun yang hanya bisa ditemukan melalui keberuntungan. Zhang Ruochen pasti tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan tersebut.     

Zhang Ruochen tidak akan pernah menyerah terhadap fakta bahwa dirinya masih gagal menguasai alam kedua dari Dua Pedang. Oleh karena itulah, di perjalanan menuju ke Paviliun Pedang, selama itu ia masih berusaha untuk mengeluarkan potensi maksimalnya, sembari mempelajari teknik-teknik pedangnya.     

Bagaimanapun juga, kerja keras pasti akan terbayar.     

...     

Lantai Ketiga di Gunung Dewa Kuno tampak benar-benar hidup. Di sana, ada begitu banyak pertapa yang sedang berkumpul.     

Top 10 ksatria di setiap alam kontes pedang sedang berkumpul di lapangan, di bawah Whitestone Sacred Cliff. Mereka semua adalah putra-putri kesayangan Dewa dari Sekte Yin Yang, dan akan menjadi para pertapa kelas tinggi. Yang jelas, hal itu sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, sebab mereka sedang dikumpulkan di sini untuk dilatih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.