Kaisar Dewa

Cinta dan Derita



Cinta dan Derita

0Malam ini akan menjadi malam yang sangat panjang. Setelah Pesta Ahli Waris selesai, maka lembayung berwarna pink mulai terlihat di atas langit, sebagaimana matahari akan segera terbit dari ujung horizon. Udara di sekitarnya terasa cukup dingin, hingga menciptakan embun-embun pada rumput di kedua sisi jalanan.     

Zhang Ruochen sedang berjalan di Kota Shentai, dengan Huang Yanchen yang mengikuti di belakangnya.     

Mereka berdua masih sama-sama terdiam, dan sama-sama sedang mengkhawatirkan sesuatu yang berbeda.     

Bagi Zhang Ruochen, ia merasa bersalah dan stres setiap kali dirinya harus berbohong kepada orang lain, terutama ketika orang itu adalah tunangannya sendiri.     

Sebelum ini, Zhang Rochen berpikir bahwa sebaiknya wanita itu tidak tahu terhadap fakta kalau dirinya masih hidup, karena lelaki itu tidak ingin membiarkan kekasihnya merasa dilema.     

Selain itu, Zhang Ruochen sendiri belum sepenuhnya yakin bahwa ia dapat mencintai wanita lain, sebelum permasalahannya dengan Chi Yao benar-benar tuntas. Lelaki itu takut kalau dirinya akan menyakiti tunangannya dan gagal membersamainya di masa depan.     

Akan tetapi, apa yang terjadi di Pesta Ahli Waris itu telah mengubah isi kepalanya.     

Mungkin lelaki itu telah menjadi terlampau egois, karena ia telah memaksakan kehendaknya kepada Huang Yanchen.     

Apa hal itu baik untuk tunangannya?     

Sebagaimana misal, ia membantunya untuk menduduki posisi Ahli Waris di East Region Saint Mansion, karena itu merupakan sesuatu yang baik untuk Huang Yanchen. Namun, di sisi lain, wanita itu harus menghadapi tekanan yang besar dan penolakan-penolakan dari keturunan Keluarga Chen yang lain.     

Kalau mentalnya tidak cukup kuat, mungkin sekarang Huang Yanchen sudah berubah menjadi gila.     

Namun, bukankah kematian Zhang Ruochen juga memberinya dampak negatif lain?     

Kau tidak bisa memaksa wanita itu untuk selalu menjadi sempurna dan kuat. Apalagi, wanita itu hanya ingin dicintai dan dipedulikan.     

Kadangkala, kau juga harus berpikir mengenai kebutuhannya, dengan menggunakan sudut pandang wanita tersebut.     

Bahkan, orang yang paling kuat sekalipun, pasti masih akan kesulitan saat mereka sedang menghadapi masalahnya sendiri.     

Di depan mereka, saat itu Han Xue sedang menggunakan teknik bergerak dan melesat cepat ke arah Zhang Ruochen, sambil melayang di udara.     

"Swoosh!"     

Tubuhnya yang mungil telah berubah menjadi segaris cahaya berwarna putih dan semakin cepat mendekati Zhang Ruochen. Gadis itu berkata riang sampai-sampai kedua matanya membulat lebar. "Master, kau sangat keren. Teknik pedangmu pasti telah mencapai level tertinggi. Semua Jenius Muda di Daratan Kunlun sama sekali bukan tandinganmu!"     

Gadis kecil itu terlihat bersemangat. Han Xue menatap Zhang Ruochen dengan ekspresi takjub. Lengannya yang mungil memeluk pinggang Zhang Ruochen, seolah gadis itu ingin menunjukkan kepada dunia bahwa ia adalah satu-satunya murid Zhang Ruochen.     

Han Xue telah lama menunggu di bawah kaki Gunung Scroll dan mengamati lekat-lekat pertaruangan yang terjadi di antara Zhang Ruochen dan para master dari Sekte Setan. Aura menakjubkan yang dilepaskan oleh masternya benar-benar membuat gadis itu merasa tertarik.     

Pertarungan di antara Zhang Ruochen dan Pangeran Ketiga Vampir adalah sesuatu yang paling membuatnya takjub.     

Dengan pencapaian itu, maka Han Xue bisa menilai kalau tidak ada satupun dari sembilan orang Ahli Waris, maupun 108 Raja Muda, yang sanggup berkompetisi melawan masternya.     

Han Xue adalah seorang gadis muda yang sangat cantik. Sekarang ini, tingginya telah mencapai 130 sentimeter. Meskipun gadis itu telah bertumbuh tinggi, namun Huang Yanchen masih bisa mengenalinya.     

Ketika Huang Yanchen mendengar kalau Han Xue memanggil lelaki di hadapannya dengan sebutan "Master", meskipun Huang Yanchen sendiri telah menduganya dan bersiap-siap untuk mendengar kemungkinan itu, namun saat ini wanita itu masih merasa sangat patah hati, bahkan kabar tersebut sampai membuatnya sesak nafas, seperti saat ia baru saja disambar oleh petir.     

Di tempat lain, Han Xue seperti baru saja menyadari sesuatu, sebab ketika ia menyaksikan Huang Yanchen sedang berdiri di belakang Zhang Ruochen, maka seketika itu pula tubuhnya langsung gemetar, sebagaimana gadis itu menyadari kalau ia baru saja membuat kesalahan besar.     

Gadis itu tahu, Masternya sedang menyembunyikan identitasnya di hadapan Kakak Yanchen, karena Masternya tidak ingin memberitahu wanita itu kalau dirinya masih hidup.     

Tapi sekarang, ketika gadis itu memanggilnya sebagai 'Master', tepat di hadapan Kakak Yanchen, bukankah itu artinya kalau Han Xue telah membongkar identitas Masternya?     

"Master... aku... tidak melihat..." Han Xue menundukkan kepalanya, sebagaimana ia merasa sangat menyesal.     

Meski demikian, Zhang Ruochen sama sekali tidak panik. Bahkan, lelaki itu juga tidak memarahi atau menyalahkan Han Xue.     

Bagaimanapun juga, rahasia yang ia simpan pasti akan terbongkar, dan jika itu terjadi, maka ia harus siap untuk menghadapinya.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen tidak membalikkan badan dan langsung menghadapi Huang Yanchen. Sebaliknya, ia hanya tersenyum kepada Han Xue, lalu menggandeng tangan mungil gadis tersebut dan pergi berjalan menyusuri Kota Shentai. Kala itu, ia bertanya, "Kenapa kau tidak ikut berpartisipasi ke dalam Pesta Ahli Waris, kurasa latihamu juga sudah selesai? Sekarang ini kau telah berada di Perubahan Ketiga dari Alam Fish-dragon, dan sepertinya kau juga punya kesempatan besar untuk menduduki Kursi Talent."     

Han Xue masih mencuri-curi pandang ke arah Huang Yanchen, sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya. Setelahnya, gadis itu menjawab, "Aku masih terlalu muda, Master. Kalau aku memperebutkan salah satu Kursi Talent, nanti aku akan menjadi pusat perhatian. Jika demikian, maka orang-orang pasti akan mencari tahu tentang masa laluku. Yang jelas, aku tidak ingin mengambil resiko itu, karena itu bisa membongkar identitasmu."     

Mendengar itu, maka Zhang Ruochen merasa sedikit terkejut, sebelum akhirnya berkata, "Kau masih kecil tapi pemikiranmu sudah jauh ke depan. Kau sama sekali tidak bersikap seperti seorang gadis berusia 10 tahun. Bahkan, aku tidak bisa membayangkan pencapaianmu saat kau telah menjadi dewasa nanti, dengan kebijaksanaan yang seperti ini dan cara-cara memperhitungkan sesuatu dengan sangat presisi. Kurasa petualangan terakhirmu benar-benar memberimu banyak manfaat."     

Ketika mendengar pujian Masternya, maka seketika itu pula Han Xue merasa gembira.     

Gadis itu diam-diam kembali menatap Kakak Yanchen yang berada di belakangnya. Saat itu, Kakak Yanchen masih terlihat cantik dan dingin seperti biasanya. Namun, wanita itu hanya terlihat seperti mayat hidup – tanpa ekspresi apa-apa di wajahnya – kecuali air mata yang terus membasahi pipinya.     

"Ternyata aku benar-benar telah membuat kesalahan..."     

Han Xue mengamati tangisan Kakak Yanchen, sebelum akhirnya menggigit bibirnya sendiri. Saat itu, ia merasa kasihan kepadanya.     

Sementara itu, Monster Kera dan Kelinci Rakus juga sama-sama kembali bersama Han Xue, dan mereka berdua sedang mengikuti dari belakang.     

Meski demikian, dua binatang ini sama sekali tidak menyadari perubahan emosi yang sedang terjadi. Sebaliknya, mereka berdua masih saja terus membicarakan daging Holy Flame Kirin di Pesta Ahli Waris, dengan air liur mereka yang terus menetes kemana-mana.     

Setelah beberapa saat, mereka berlima akhirnya sampai di mansion milik Biksu Pedang Xuanji.     

Zhang Ruochen, sambil melipat tangannya di belakang pinggul, saat itu mulai memberi perintah, "Han Xue, kau boleh main dengan Monster Kera dan Kelinci Rakus. Aku akan mengamati perkembangan kekuatanmu dan mengujinya nanti."     

Setelah mereka bertiga pergi, maka seketika itu pula Zhang Ruochen dan Huang Yanchen sama-sama berjalan menuju kolam teratai – yang berada di tengah mansion tersebut.     

Pada saat ini, matahari sudah hampir terbit. Terdapat asap tipis yang menutupi kolam teratai di hadapan mereka, hingga membuatnya indah sekaligus misterius.     

Zhang Ruochen menghentikan langkah kakinya. Setelah itu, ia mulai mengamati kolam tersebut, sambil berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri, sebelum akhirnya mulai berbisik. "Apa kau sudah tahu? Mungkin kau juga sudah menduganya kalau, Zhang Ruochen belum mati."     

Karena formasi taktis yang ditempatkan di dalam mansion tersebut, maka Zhang Ruochen sama sekali tidak khawatir kalau ada Biksu lain yang hendak menguping atau mengamatinya.     

Huang Yanchen berdiri di sisi kolam. Saat itu, tubuhnya terlihat tinggi dan ramping, sementara rambut biru panjangnya bergerai diterpa angin, dengan aroma wangi yang samar.     

Akan tetapi, saat itu kedua matanya telah sembab dan basah. Wanita itu hanya menatap pemuda di hadapannya tanpa sama sekali berkedip, dengan perasaan asing sekaligus akrab.     

Di tempat lain, dengan Chi Suci yang sedang menyelimuti tubuh Zhang Ruochen, maka seketika itu pula bentuk tubuh, wajahnya, dan kepribadian lelaki tersebut terus menerus berubah.     

Pada akhirnya, lelaki itu berubah menjadi Zhang Ruochen, dengan tempramen hangat yang sama dan wajahnya yang tampan.     

Huang Yanchen masih berdiri mematung, namun sekujur tubuhnya tampak gemetar hebat. Saat itu, air mata mulai membanjiri pipi, hingga membuat tanah di bawah kakinya menjadi basah.     

"Kenapa... kenapa..." suara Huang Yanchen terdengar gemetar.     

Zhang Ruochen berkata, "Saat aku ditangkap, saat itu Master menyelamatkanku dan membantu memalsukan kematianku."     

"Kenapa... kenapa aku sampai tidak tahu..."     

Huang Yanchen menjadi sangat emosional. Wanita itu merasa sangat sakit hati, sementara rasa sakit itu terus berkembang menjadi semakin intens, sampai-sampai wanita itu tidak sanggup lagi menahannya dan membuatnya tersungkur ke tanah. Pada akhirnya, ia berkata dengan suara lirih, "Kau belum mati... tapi kenapa kau tidak bilang kepadaku? Kenapa kau harus bohong kepadaku? Kenapa kau sampai harus berpura-pura... tidak mengenalku. Aku tahu, kau sama sekali tidak pernah mencintaiku, kan?"     

Meski Zhang Ruochen adalah sosok pria yang kuat dan tangguh, namun saat itu kedua matanya masih terlihat berkaca-kaca, tepat ketika ia menyaksikan kesedihan Huang Yanchen.     

Zhang Ruochen tahu kalau wanita di hadapannya ini telah menyimpan semua perasaannya untuk waktu yang sangat lama, dan sama sekali tidak pernah menumpahkannya kepada siapapun, sampai akhirnya momen ini terjadi.     

Seketika itu juga, Zhang Ruochen cepat-cepat membantunya bangkit berdiri. Lelaki itu menggenggam lengannya dengan satu tangan, sementara tangan yang lain berada di belakang punggung wanita tersebut. Setelahnya, lelaki itu langsung memeluknya erat-erat dan memberinya rasa aman.     

Setelah beberapa saat, akhirnya Huang Yanchen mulai sanggup menenangkan diri.     

Zhang Ruochen berkata, "Aku tidak bermaksud membohongimu. Hanya saja, setelah aku banyak-banyak memikirkannya, maka seketika itu pula aku menjadi semakin ragu-ragu, apa aku harus memberitahumu atau tidak."     

Huang Yanchen mulai menyeka air matanya sendiri. Di waktu yang bersamaan, kedua mata biru cantiknya sedang terpaku ke arah lelaki tersebut, sebelum akhirnya ia berkata, "Apa sampai sesulit itu mengatakannya kepadaku? Aku ini tunanganmu. Bahkan kita sudah hampir menikah. Entah itu cobaan, kesulitan atau apapun namanya, tapi aku pasti akan selalu mendukungmu."     

"Kau hanya perlu bilang kepadaku kalau kau benar-benar masih hidup, dan seketika itu pula aku akan mempertaruhkan segalanya agar bisa selalu bersamamu, meski kita harus menjalani hidup dengan terasing sekalipun. Tapi apa, kau tidak pernah melakukannya."     

Zhang Ruochen menghirup nafas dalam-dalam dan mulai memejamkan matanya.     

Saat itu, kedua mata Huang Yanchen masih penuh dengan rasa sakit hati. Wanita itu berusaha untuk menenangkan dirinya sejenak, sebelum akhirnya kembali bertanya, "Semua itu karena Xingling, kan? Dia adalah sang Biksuni dari Sekte Setan, kan?"     

"Sebenarnya dia sudah tahu kalau kau belum mati dan juga benar-benar paham kalau dirimu adalah Zhang Ruochen. Maka dari itu, saat kalian bertarung di Gunung Scroll sebelumnya, saat itu kau lebih memilih untuk menyakiti dirimu sendiri daripada melukainya. Bahkan, dia sampai melukai sang ahli pedang mematikan dari Sekte Setan demi menyelamatkan dirimu. Kurasa hubungan kalian berdua sangat dekat, setidaknya... jauh lebih dekat daripada kita..."     

Ketika wanita itu mengatakannya, saat itu ia mengepalkan tangannya erat-erat, dengan tatapan matanya yang kosong.     

Tentu saja, saat ia kembali punya kesempatan untuk bertemu dengan tunangannya, maka itu merupakan sesuatu yang sangat menggembirakan. Namun, wanita itu masih merasa sangat sakit hati, apalagi saat ia berpikir kalau dirinya telah dilupakan oleh tunangannya sendiri.     

Tidak diragukan lagi, wanita adalah makhluk yang paling sensitif di dunia ini.     

Sebab, sebelum Zhang Ruochen sempat menjelaskan, saat itu Huang Yanchen telah lebih dulu menambahkan, "Setelah berita tentang kematianmu tersebar luas di Kota Saint Wilayah Timur, saat itu dia langsung menghilang dan tak pernah lagi terlihat di Akademi Saint. Apa dia adalah orang pertama yang kau beritahu?"     

Mendengar ini, maka Zhang Ruochen tidak tahu apakah dirinya harus menangis atau tertawa. Setelah beberapa saat, maka lelaki itu membalas, "Apa kau sungguh berpikir kalau aku tidak memberitahumu adalah karena aku ingin hidup bersama dengan saudari senior seperguruan Duanmu? Jika demikian, maka aku tidak perlu tinggal di Sekte Yin Yang, karena aku bisa langsung bergabung dengan Sekte Setan dan menjadi menantu Keluarga Mu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.