Kaisar Dewa

Cat Lord



Cat Lord

0Wuchang Haochuan sedang merasa terkejut. Dua orang pertapa manusia yang berada di hadapannya sama-sama tidak punya tingkat kultivasi yang tinggi, namun kecepatan mereka seakan sanggup mengungguli dirinya.     

Wuchang itu sendiri juga cukup cepat, hingga ia berada dekat di belakang mereka. Kala itu, sambil mengayunkan tangannya, maka seketika itu pula terdapat rantai hitam yang melayang keluar dari balik lengan bajunya. Rantai hitam itu melintasi jarak puluhan mil dan mengarah ke punggung Zhang Ruochen.     

Inskripsi-inskripsi ghost yang dingin mulai bermunculan dari rantai besi tersebut. Rantai itu sampai membekukan udara di sekitarnya, dan berada semakin dekat dengan punggung Zhang Ruochen.     

Sambil menggertakkan giginya, Zhang Ruochen menggunakan Ruang Pergerakan dan berusaha untuk menghindarinya.     

Kaboom!     

Rantai itu mengenai batu nisan sepanjang 100 kaki dan membelahnya menjadi dua, layaknya sedang membelah tahu.     

"Gelombang energi ruang."     

Kedua mata Wuchang Haochuan berubah menjadi dingin. Kala itu, Chi ghost mulai memancar dari tubuhnya dalam jumlah besar. Sementara itu, intensitas membunuhnya juga bertumbuh menjadi semakin kuat. Pada akhirnya, ia pun memahami kenapa Ghost King sampai harus mengutusnya untuk membunuh orang-orang ini.     

Beberapa orang ini memang spesial. Kalau mereka sampai dibiarkan masuk ke dalam Netherworld, maka mereka pasti akan pergi menuju ke tempat-tempat rahasia dan akan merusaknya.     

Splash!     

Terdengar suara aliran air.     

Setelah beberapa lama, Zhang Ruichen, Han Xue, dan pemuda yang ahli dalam rune tersebut tiba di tepi Sungai Bangkai.     

Tepi Sungai Bangkai itu penuh dengan tumpukan mayat dan tulang-belulang. Sungai itu mengeluarkan aroma yang menjijikkan. Di sisi lain, air di dalamnya juga sangat keruh. Air itu berwarna hitam pekat, dengan mayat-mayat yang mengambang dan mengalir dari arah hulu.     

Sungai Bangkai dikenal sebagai pembatas antara dunia mortal dan Netherworld. Ketika seseorang menyeberangi sungai tersebut, maka mereka akan masuk ke dalam Netherworld.     

Menurut cerita legenda, belum ada satupun yang masuk ke dalam sana dapat keluar hidup-hidup. Bahkan, para Biksu yang masuk ke dalam sana juga tidak pernah kembali. Maka dari itu, datang ke tempat ini tak ubahnya sama seperti sedang berdiri di depan gerbang neraka. Meski demikian, mereka bertiga masih harus segera membuat keputusan.     

Secara natural, Zhang Ruochen tidak punya pilihan lain. Tidak peduli apa, lelaki itu harus masuk ke dalam Netherworld dan menemukan Permaisuri Seribu Tulang. Sebab, hanya itu satu-satunya cara untuk menghentikan bencana jiwa-jiwa mati ini, dengan menemukan sang Permaisuri.     

Sebaliknya, pemuda itu sedang memasang ekspresi masa bodoh. Jadi, sambil menunggangi dua buah rune scroll, maka ia mengendalikan angin di sekitarnya dan langsung menyeberangi sungai tersebut.     

"Awas," peringat Zhang Ruochen. "Ada kekuatan aneh di atas Sungai Bangkai. Kalau kau hendak melintasi sungai ini, maka kau akan terhempas oleh kekuatan tersebut. Saat kau terjatuh ke dalam sungai, maka air sungai akan menghancurkan tubuhmu."     

Pemuda itu sudah terbang ratusan kaki jauhnya, tepat ketika ia merasakan sesuatu yang aneh sedang menekan dirinya. Rasa-rasanya, pemuda itu seperti baru saja ditimpa oleh gunung.     

Akan tetapi, setelah mendengar peringatan Zhang Ruochen, maka ia cepat-cepat berbalik dan kembali mendarat di tepi sungai. Namun, ujung kakinya masih berdiri di sudut Sungai Bangkai. Saat itu, salah satu kakinya menyentuh permukaan air, hingga menyebabkan satu lapis kulit di kakinya langsung melepuh.     

Chi iblis hitam mulai bergerak ke atas kakinya, bahkan sampai menyentuh lutut.     

Meski demikian, pemuda itu punya tingkat kultivasi yang tinggi. Setidaknya, ia sudah berada di Alam Setengah-Biksu level pertama. Jadi, ketika ia mendarat di sana, maka ia cepat-cepat mengalirkan Chi Suci-nya untuk menangkal Chi iblis tersebut.     

Kemudian, ia menghela nafas panjang, sambil merasa ketakutan. Di waktu yang bersamaan, kesannya terhadap Zhang Ruochen mulai membaik. Pemuda itu cepat-cepat berjalan ke arahnya dan menyapanya. "Aku adalah Shi Ren. Terima kasih atas peringatannya. Jika tidak, mungkin aku akan mati di dalam Sungai Bangkai tersebut. Tapi, bagaimana kau bisa tahu kalau ada kekuatan aneh di atas Sungai Bangkai tersebut?"     

"Aku pernah datang ke tempat ini sebelumnya."     

Zhang Ruochen menatap Sungai Bangkai, dengan ekspresi wajahnya berubah menjadi semakin murung. Terakhir kalinya ia datang kemari, saat itu ia dan Lady Saint sedang menggunakan Levitation Boat untuk melayang di atas permukaan air tersebut. Kali ini, ia tidak punya perahu. Lalu, bagaimana caranya menyeberangi sungai tersebut?     

Han Xue menggenggam erat-erat Void Sword-nya. Lalu, sambil menatap ke belakang, gadis itu melihat awan hitam dengan Chi ghost yang telah bergerak semakin dekat. Jadi, ia cepat-cepat berkata, "Master, Wuchang itu sudah dekat. Apa yang harus kita lakukan?"     

Zhang Ruochen mengamati bangkai-bangkai yang mengambang di permukaan sungai tersebut. Tiba-tiba, kedua matanya menjadi bercahaya. "Karena bangkai-bangkai itu sedang mengambang, lalu kenapa tidak menggunakan tubuh mereka untuk dijadikan sebagai perahu? Mungkin kita bisa menyeberangi sungainya."     

"Benar." Pria bernama Shi Ren itu mengangguk. Kemudian, ia mengeluarkan sebuah rantai dan kail. Lalu, ia melemparkan kail itu ke tengah sungai. Di waktu yang bersamaan, ia menarik bangkai seekor kera hitam dan membawanya ke tepi sungai.     

Setelah itu, mereka bertiga naik ke atas bangkai kera tersebut. Mereka sama-sama mengaktifkan Chi Suci masing-masing dan segera menyeberang sungai tersebut.     

"Kalian menyeberang dengan cara ini? Kenapa aku tidak terpikirkan?"     

"Ayo kita juga pergi ke Netherworld. Tidak peduli apa, kita harus bisa menemukan pil legendaris yang dapat membangkitkan orang mati."     

Saat menyaksikan cara yang digunakan oleh kelompok Zhang Ruochen dalam menyeberangi sungai tersebut, maka para pertapa lainnya cepat-cepat keluar dari Pemakaman Dewa. Setelah itu, mereka mencari-cari bangkai yang dapat digunakan untuk menyeberang sungai tersebut.     

Ketika Zhang Ruochen dan kedua rekannya telah berada di tengah-tengah Sungai Bangkai, saat itu Wuchang Haochuan baru saja tiba di tepi sungai. Jiwa binatang buas di dalam dirinya langsung keluar dari tubuh dan mengeluarkan auman yang kencang.     

Argh!     

Seketika itu juga, terdapat ombak setinggi puluhan meter yang mulai membumbung di atas permukaan sungai, yang sebelumnya tenang.     

Kalau itu hanya sungai biasa, bahkan gelombang setinggi ratusan meter pun tidak akan jadi masalah bagi para pertapa tersebut. Sialnya, air di dalam Sungai Bangkai itu sangat tidak lazim. Yang jelas, satu-satunya hal yang mungkin terjadi adalah kematian, kalau mereka sampai masuk ke dalam air tersebut.     

Plop.     

Terdengar suara auman lain di kejauhan.     

Karena terpengaruh oleh dua suara auman dan ombak air, maka seorang elder di Perubahan Kesembilan mulai kehilangan keseimbangannya. Setelah itu, ia tercebur ke dalam sungai dan mengeluarkan pekik suara kesakitan.     

Ketika seorang pertapa yang berada di sebelahnya menariknya kembali dari dalam air, saat itu tubuh sang elder sudah berubah menjadi mayat hitam. Daging-dagingnya telah berubah menjadi lumpur, sementara ia juga mengeluarkan bau yang menjijikkan.     

Han Xue sendiri belum pernah menyaksikan sesuatu yang mengerikan seperti ini. Maka dari itu, wajah cantiknya langsung berubah pucat. Namun, gadis itu masih menggertakkan giginya, dan berusaha untuk tetap menenangkan diri. Gadis itu terus berkata pada dirinya sendiri agar tetap kuat. Yang jelas, ia tidak boleh merepotkan masternya. Ia harus menjadi tangguh, pikirnya.     

Zhang Ruochen melirik Han Xue. Tiba-tiba, lelaki itu merasa menyesal karena telah membawanya masuk ke dalam Pemakaman Dewa. Apalagi, gadis itu masih kecil.     

Di tepi sungai, Wuchang Haochuan mendengus dingin. Kemudian, sambil menunggangi jiwa binatang buas berbentuk hiu, maka ia segera melesat menuju ke Sungai Bangkai dan menyerang para pertapa di sekitar sana.     

Jiwa binatang buas itu berjalan di atas permukaan air dan tidak tenggelam. Selain itu, kecepatannya juga sangat tinggi.     

"Mati!"     

Wuchang Haochuan menggerakkan tangannya dan melemparkan rantai besinya. Rantai besi itu melesat menuju ke Sungai Bangkai dan berhasil mengenai lima orang pertapa.     

"Selamatkan aku... selamatkan aku..."     

"Ah..."     

Terdengar banyak teriakan-teriakan kesakitan dari Sungai Bangkai tersebut. Akan tetapi, suara-suara itu tidak berselang lama. Sesaat setelahnya, mereka berhenti bernafas dan hanya mengambang di sana sebagai mayat.     

Wuchang Hoachuan menatap Zhang Ruochen dan kedua rekannya, lalu mendengus dingin. Saat itu, ia kembali melemparkan rantai besi tersebut. Di waktu yang bersamaan, rantai besi itu membelah udara dan terdengar seperti sonic boom. Rantai itu mengandung daya ledak yang mengerikan hingga membuat permukaan air di sekitarnya menjadi berombak. Saat itu, terbentang jalan di atas permukaan air, dan mengarah tepat menuju mereka bertiga.     

"Han Xue, pedangnya," kata Zhang Ruochen.     

"Ya."     

Han Xue mempraktikkan gestur pedang. Tiba-tiba, Void Sword di tangannya langsung memancarkan cahaya brilian. Sambil berubah menjadi ledakan cahaya putih, tiba-tiba pedang itu terbang dan langsung mengarah menuju ke rantai lawannya.     

Di waktu yang bersamaan, Zhang Ruochen juga mengaktifkan Kehendak Pedang-nya dan menudingkan jarinya ke arah depan.     

Terdapat ledakan cahaya yang keluar dari ujung jarinya. Cahaya itu mengenai Void Sword, hingga menambah kekuatannya menjadi berkali-kali lipat lebih besar daripada sebelumnya.     

Setelah jiwa pedang di dalam Void Sword tersadarkan, maka pedang itu kembali menjadi sebuah senjata saint kelas top. Selain itu, pedang tersebut juga telah menjadi salah satu pedang yang paling kuat di seluruh Daratan Kunlun.     

Sekarang ini, Zhang Ruochen dan Han Xue bersama-sama sedang mengendalikan pedang tersebut. Secara natural, kekuatan yang dapat dilepaskan oleh Void Sword akhirnya menjadi semakin mengerikan.     

Whoosh!     

Pedang itu melesat di udara dan dengan mudah membelah rantai Wuchang Haochuan menjadi dua bagian.     

Padang Chi yang dilepaskan sampai mengenai permukaan sungai, hingga meninggalkan jejak yang panjang sampai ke dasar sungai. Akibatnya, pedang tersebut berhasil menghentikan aliran air sungai untuk sementara waktu.     

Wuchang Haochuan dan jiwa binatang buasnya cepat-cepat melangkah mundur. Ia menarik lengannya ke belakang, namun hanya sempat menarik separuh rantainya, sementara separuh yang lain telah masuk ke dalam Sungai Bangkai.     

"Itu adalah..."     

Kedua mata iblis Wuchang Haochuan mengamati Void Sword putih itu lekat-lekat. Di waktu yang bersamaan, ekspresi wajahnya berubah menjadi sangat terkejut. Setelah itu, ia kembali melanjutkan kalimatnya, "... Void Sword milik Permaisuri Seribu Tulang."     

Sambil memasang ekspresi murung, maka Wuchang Haochuan langsung berteriak kencang, "Wuchang Xunjin, cepat laporkan pada Ghost King kalau Void Sword telah muncul. Seseorang ingin membawanya pergi ke dalam Netherworld."     

Salah satu di antara 10 Wuchang itu langsung pergi dari sana dan keluar dari Pemakaman Dewa. Di sisi lain, Wuchang Haochuan langsung menunggangi jiwa binatang buasnya, dan tetap mengejar Zhang Ruochen. Tidak peduli apa, Wuchang itu tidak boleh membiarkan mereka bertiga masuk ke dalam Netherworld.     

…     

Sekitar satu jam kemudian, ada kepala besar dan bulat yang tiba-tiba menyembul keluar dari balik nisan raksasa di tepi Sungai Bangkai.     

Pemilik kepala itu langsung melompat keluar setelah selesai mengintip keadaan di sekitarnya.     

Pemilik kepala itu sempat mengintip sebanyak tiga kali, sebelum akhirnya kucing hitam benar-benar keluar dari sana. Kucing hitam itu mengamati sekitar dengan kedua mata bulatnya. Ketika ia tidak menemukan bahaya apa-apa, maka ia langsung berjalan ke belakang dengan menggunakan cakarnya. Sambil terkekeh, kucing itu berkata, "Karena aku – sang Raja – telah mengamatinya baik-baik, maka sekarang sudah tidak ada lagi bahaya."     

Mu Lingxi keluar dari balik nisan tersebut. Wanita itu sedang mengenakan jubah putih dengan sabuk di pinggangnya, hingga membuat dadanya terlihat penuh. Rambut hitam panjangnya terurai sampai ke pinggang, namun kedua kakinya masih tersembunyi di balik jubahnya. Yang jelas, wanita itu benar-benar terlihat elegan.     

Akan tetapi, terdapat bercak darah hampir di semua bagian jubah putihnya. Yang jelas, wanita itu telah mengalami luka-luka parah sejak masuk ke dalam Pemakaman Dewa.     

Mu Lingxi mengamati bangkai-bangkai yang ditumpuk di tepi sungai, lalu mulai mengernyitkan dahinya. "Sungguh tempat yang mengerikan. Tidak heran kenapa ada banyak jiwa-jiwa mati yang akhirnya lahir di tempat ini. Apa Zhang Ruochen benar-benar datang kemari?"     

"Karena ada anomali besar di Pemakaman Dewa, maka Zhang Ruochen pasti akan membawa Void Sword itu menuju ke Netherworld dan mencari Permaisuri Seribu Tulang. Hehe! Bagaimana mungkin aku melewatkan kesempatan ini, ketika orang-orang ingin mencari sang Permaisuri?"     

Blackie melirik Netherworld – yang berada di seberang sungai – dan kedua matanya langsung menjadi tajam. "Demon Rat!" teriaknya dingin. "Cepat kemari!"     

Ketika mendengar teriakan Blackie, maka seketika itu pula Kapten Rat – yang sebelumnya bersembunyi di balik nisan – langsung gemetar hebat. Sang Kapten buru-buru mendekatinya sambil tersenyum getir. "Cat Lord, apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?"     

Blackie menyapu pandangan matanya di sekitar Sungai Bangkai dan berkata, "Bawa kita menyeberangi sungai ini."     

Seketika itu juga, ekspresi wajah sang Kapten langsung berubah. Sambil mengambil satu langkah mundur, saat itu ia berkata, "Saya tidak bisa! Air di dalam Sungai Bangkai itu terlalu mengerikan. Air itu dapat menghancurkan daging-daging makhluk hidup. Kalau saya menyentuhnya, maka tidak diragukan lagi, saya pasti akan mati."     

Dua buah asap putih tiba-tiba keluar dari hidung Blackie. Lalu, sambil menggerakkan cakarnya, Blackie melayangkan cakar tersebut tepat di kepala Kapten Rat. "Bangs*t, kau ini adalah Demon Rat dan kau masih takut dengan air sungai? Kau mau jalan atau tidak? Brengs*k, kau mau jalan atau tidak? Apa kau ingin cari mati?"     

Cakar Blackie kembali memukul kepala Kapten Rat, hingga membuat separuh wajah sang Kapten menempel ke tanah.     

Plop!     

Blackie menendang Kapten Rat ke arah Sungai Bangkai.     

Akan tetapi, pemandangan yang terjadi di hadapan mereka sangat aneh. Sebab, setelah Kapten Rat tercebur ke dalam Sungai Bangkai, saat itu Kapten Rat sempat menenggak beberapa air sungai ke dalam mulutnya. Akan tetapi, sang Kapten masih baik-baik saja dan sama sekali tidak terluka. Bahkan, tikus itu mulai mengambang di atas permukaan air.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.