Kaisar Dewa

Persyaratan yang Tidak Masuk Akal



Persyaratan yang Tidak Masuk Akal

0Tidak lama setelah itu, satu pertiga waktu telah berlalu. Zhang Ruochen akhirnya berhasil menyusun kembali chapter kedua dari metode kultivasi tersebut.     

Seperti yang suda-sudah, saat itu terdapat titik-titik cahaya yang mulai terbang keluar dari patung giok tersebut, lalu masuk ke dalam tubuhnya, dan mulai memurnikan Hati Pedang di dalam Lautan Chi-nya.     

Saat ini, ia sudah berada sangat dekat dengan Tingkatan Lanjutan dari Alam Hati yang Terhubung dengan Pedang.     

Di sisa-sisa waktunya, maka ia kembali berhasil menyusun dua chapter metode kultivasi berturut-turut.     

"Swoosh!"     

Patung giok itu memancarkan cahaya berwarna putih, sambil mengirimkan titik-titik cahaya putih, yang menyelimuti tubuh Zhang Ruochen sepenuhnya.     

Hati Pedang-nya pun mulai menyerap titik-titik cahaya putih tersebut dan langsung mengubahnya menjadi sebuah bola berwarna perak. Di waktu yang bersamaan, bola perak itu melayang di tengah Lautan Chi-nya dan tampak seperti pil yang cair.     

Pada akhirnya, Zhang Ruochen berhasil menembus Tingkatan Lanjutan dari Alam Hati yang Terhubung dengan Pedang, dan mengubah Hati Pedang-nya menjadi sebuah "pil perak."     

Kala itu, patung giok tersebut tampak seperti benar-benar hidup, dimana ia mulai membuka mulutnya. Kemudian, patung itu berkata dengan suara yang dalam, "Kau sudah berhasil menembus Tingkatan Lanjutan dari Alam Hati yang Terhubung dengan Pedang di usia yang masih sangat muda seperti itu. Ternyata, kau benar-benar merupakan seorang jenius dalam Tao Pedang. Jika kau mampu bertahan dari rasa sakit dan terus menerus berlatih keras, maka aku bisa menjanjikan hal ini kepadamu; bahwa kau akan menjadi seorang Biksu Pedang. Kali ini, aku ingin membantumu. Jadi, kuanggap itu sebagai sebuah kontribusi dari seorang junior di Sekte Yin Yang."     

Pertapa tua itu sudah mati bertahun-tahun silam, namun Jiwa Suci-nya masih hidup di dalam patung giok tersebut.     

"Terima kasih banyak, Master."     

Zhang Ruochen berdiri dan membungkuk.     

Patung giok itu berkata, "Kau sudah menciptakan program yang besar pada tingkatan alammu, namun kau gagal menembus rintangan kali ini. Jadi, kembalilah lain waktu!"     

Zhang Ruochen berdiri di sana tanpa sama sekali ingin pergi meninggalkan tempat tersebut. Saat itu, ia berkata, "Menurut metode kultivasi yang tercantum di dalam patung, maka saya sudah berhasil menciptakan satu set teknik pedang kelas rendah dari Tingkatan Ruh. Jadi, mengapa saya masih gagal?"     

"Apa kau sudah menciptakan sebuah teknik pedang? Aku tahu, kau sedang menggunakan dua sisi di dalam kepalamu. Sebagaimana kau sedang berusaha menyortir teknik-teknik pedang tersebut, saat itu kau sedang melatih Hati Pedang di dalam Lautan Chi-mu untuk menciptakan dan melatih teknik pedang tersebut. Jadi, aku ingin melihat sendiri bagaimana kau memperagakan teknik pedang yang sudah berhasil kau ciptakan. Jika kau berhasil, maka kau bisa lulus dari rintangan ini." Kata patung tersebut.     

Setelah itu, Zhang Ruochen menarik Pedang Valley-water nya dan mulai memperagakan teknik pedangnya.     

...     

Qi Feiyu adalah orang pertama yang keluar dari menara tersebut. Wanita itu berjalan anggun dan berdiri di persimpangan jalanan gunung yang sempit, yang mengarah ke atas maupun ke bawah.     

Tidak ada seorangpun yang tahu apakah wanita tersebut berhasil lulus rintangan ini atau tidak.     

Xu Changsheng adalah orang kedua yang keluar dari menara. Saat itu, wajahnya sudah banjir oleh keringat, dan terlihat seperti seorang manusia tanpa jiwa.     

Pria itu sudah berhasil menyusun kembali metode latihannya, namun ia gagal menciptakan teknik pedang dalam kurun waktu dua jam.     

Alhasil, rintangannya pun gagal.     

Pada umumnya, Xu Changsheng sendiri bukanlah seorang pertapa dengan pemahaman menyeluruh yang rendah, namun ia menggunakan keterampilan olah raga dan teknik-teknik bela diri yang pernah diringkas oleh para Leluhur Sekte. Akibatnya, ia tidak mampu menciptakan teknik-teknik bela dirinya sendiri.     

Pria seperti itu sudah cukup menakjubkan, namun sangat sulit untuk membawa dirinya sampai di puncak Jalan Suci.     

Sementara itu, Can Dong adalah orang ketiga yang keluar dari menara, dan ia juga gagal menembus rintangan.     

Kekurangan Can Dong sendiri terletak pada pemahaman menyeluruh. Jadi, meskipun ia adalah sosok pria yang luar biasa, namun ia masih jauh dari kata jenius, dan sama sekali tidak bisa menandingi para top jenius.     

Ketika menyaksikan Can Dong gagal, saat itu suasana hati Xu Changsheng pun berubah menjadi sedikit membaik.     

Can Dong menatap ke arah menara kedua dan bertanya, "Apa Lin Yue berhasil?"     

"Dua jam sudah berlalu. Kurasa dia juga gagal," kata Qi Feiyu.     

Can Dong mengernyitkan dahi dan berkata, "Di usianya yang masih muda seperti itu, namun dia sudah berhasil menguasai level ketujuh dari Satu Pedang. Semestinya, dia tidak punya kekurangan. Bagaimana mungkin dia gagal?"     

Xu Changsheng mendengus dan berkata, "Kecuali para jenius Tao pedang, jika bukan, lalu siapa yang mampu menembus rintangan ini? Lin Yue hanya menyombongkan Tao pedangnya karena dia baru saja pulang dari suatu petualangan tertentu. Aku pun yakin, dia sendiri sama sekali tidak punya kemampuan seperti itu..."     

"Creak!"     

Sebelum Xu Changsheng sempat menyelesaikan perkataannya, saat itu gerbang istana sudah lebih dulu terbuka, dimana Zhang Ruochen sedang melangkah keluar dari sana.     

Di dekat tebing, Qi Feiyu, Can Dong, dan Xu Changsheng sama-sama memaku pandangan mata masing-masing ke arah Zhang Ruochen.     

Saat itu, Zhang Ruochen melihat mereka bertiga dengan tampang terkejut, sebelum akhirnya berkata, "Ada apa? Apa kalian bertiga berhasil lulus? Bagaimana jika kita naik bersama ke atas puncak di lantai kedua gunung? Mata Air Suci di lantai kedua seharusnya jauh lebih berkhasiat daripada yang terdapat di bawah sana."     

Mendengar itu, maka ekspresi Xu Changsheng langsung berubah menjadi muram.     

Can Dong berkata terang-terangan, "Aku telah gagal, jadi aku tidak bisa melanjutkan perjalanan ke puncak gunung, jadi kau harus mencobanya sendiri. Semoga saja, sesuai dengan dugaanmu, kau bisa mencapai puncak di lantai kedua gunung, atau bahkan yang ketiga."     

Qi Feiyu melirik ke arah Zhang Ruochen dan berkata, "Aku akan pergi bersamamu."     

Suara wanita itu terdengar sangat memikat, halus, dan jernih.     

Semua orang merasa cemburu terhadap Zhang Ruochen, karena berhasil naik ke puncak gunung bersama seorang wanita yang cantik.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen sendiri tidak berpikir demikian. Sebab, ia melihat wanita tersebut sebagai seekor kalajengking yang sangat beracun.     

"Silahkan!"     

Zhang Ruochen memasang ekspresi tegas dan bermartabat, sebagaimana ia mulai memperagakan gestur untuk mempersilahkan.     

Qi Feiyu menggerakkan badannya untuk menjauh dari Can Dong dan Xu Changsheng. Setelah itu, ia melirik ke arah Zhang Ruochen, dengan senyuman yang ganjil dan tatapan aneh di kedua matanya.     

Kepribadian yang elegan, tipikal wajah yang sempurna, namun dengan senyuman yang ganjil, akhirnya berhasil membuat Qi Feiyu terlihat menyeramkan.     

Di Sekte Yin Yang sendiri, tidak terhitung jumlah orang yang naksir dengan wanita tersebut. Para jenius muda selalu terobsesi dengan kecantikan dan kemurniannya.     

Akan tetapi, siapa yang tahu apa yang sedang disembunyikan oleh wanita tersebut?     

Can Dong dan Xu Changsheng sama-sama menatap ke arah Zhang Ruochen dan Qi Feiyu – yang mana keduanya mulai menghilang di jalanan gunung – dengan tatapan cemburu.     

Bagaimanapun juga, meskipun suatu pemandangan itu terlihat indah, namun di bawahnya selalu menyimpan bahaya.     

Ketika mereka berdua sudah terlepas dari pandangan Can Dong dan Xu Changsheng, maka seketika itu pula Zhang Ruochen langsung berhenti berpura-pura, dan menjaga jaraknya sampai 33 meter.     

Qi Feiyu sendiri tidak menoleh ke arah belakang, dan hanya berkata lembut. "Kita masih bisa menjadi teman, daripada harus bertarung satu sama lain. Sebab, pertarungan kita hanya akan membawa pada hasil yang sangat merugikan kedua belah pihak."     

Zhang Ruochen tidak mendekatinya, dan hanya bertanya sambil tersenyum, "Bisakah aku mempercayaimu?"     

"Alasan mengapa aku ingin membunuhmu adalah karena kupikir kau adalah sosok yang jenius – yang punya potensi untuk menjadi seorang Biksu Pedang. Jadi, kalau aku berhasil membunuhmu dan menyalahkan Xu Changsheng, maka Sekte Yin Yang pasti akan kehilangan dua top jenius mereka."     

Qi Feiyu sendiri masih bersikap cukup tenang. Meskipun ia sedang bicara tentang pembunuhan, namun ia masih terlihat tenang, bahkan sambil memancarkan perangai yang cantik.     

Wanita itu menambahkan, "Karena kau bukanlah seorang murid dari Sekte Yin Yang, lalu mengapa aku harus membunuhmu?"     

Zhang Ruochen mengalirkan Tenaga Chi untuk bertahan dari tekanan di lantai kedua gunung, sambil perlahan-lahan berjalan ke arah depan. Saat itu, ia berkata, "Bukan mustahil untuk menjadi teman, tapi aku punya satu persyaratan."     

"Syarat apa?"     

Zhang Ruochen berhenti dan berkata, "Lepaskan pakaianmu. Aku ingin melihatnya."     

Mendengar itu, maka Qi Feiyu langsung berhenti sejenak dan membalikkan badan untuk menatap Zhang Ruochen. Kemudian, ia berkata pelan, "Tidakkah kau pikir itu berlebihan dengan meminta hal yang seperti itu?"     

"Kurasa tidak."     

Zhang Ruochen menambahkan, "Sebenarnya aku sudah bersikap baik kepadamu dengan cara yang seperti ini. Jika tidak, aku pasti sudah membuka Mata Langit-ku dan mencari kelemahanmu tanpa sama sekali perlu meminta izin darimu."     

"Apa kelemahanku?" tanya Qi Feiyu.     

Zhang Ruochen hanya tersenyum dan tidak menjawabnya.     

Immortal Vampir mampu mengendalikan daging dan tulang-tulang mereka untuk berubah menjadi orang lain – hingga mereka dapat dengan mudah menyelinap masuk ke dalam kelompok-kelompok besar.     

Akan tetapi, semua Immortal Vampir selalu memiliki sepasang Sayap Darah. Meskipun mereka berusaha menyembunyikan sayap di tubuhnya, namun struktur tulang belakang mereka pasti jauh berbeda daripada manusia normal yang lainnya.     

Jadi, kelemahan mereka berada di belakang punggung.     

Qi Feiyu hanya tersenyum dan mengacuhkan Zhang Ruochen, dan memperlihatkan bahwa ia sama sekali tidak tertarik dengan persyaratannya. Setelah itu, ia kembali berjalan menuju ke puncak gunung.     

"Aku sudah memberimu kesempatan. Tapi, karena kau tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang serius, maka jangan salahkan aku terhadap apa yang hendak kulakukan."     

Kedua tangannya mulai menekan pelipis, setelah itu, Mata Langit – yang berada di tengah dahinya – mulai muncul. Setelahnya, terdapat sebuah kolom cahaya yang melesat cepat dan mendarat di punggung Qi Feiyu.     

Saat itu, cahaya Mata Langit sedang dihalau oleh sebuah kabut putih yang tebal, hingga ia tidak bisa melihat tubuh asli Qi Feiyu.     

Di waktu yang bersamaan, Qi Feiyu mulai mencibirnya dan berkata, "Karena aku sudah cukup berani untuk menyelinap masuk ke dalam Sekte Yin Yang, maka aku pasti punya cara khusus untuk menyembunyikan tubuhku. Jadi, hanya dengan menggunakan Mata Langit, apa kau sudah mampu melihat tubuhku?"     

Zhang Ruochen menarik kembali Mata Langit-nya dan berkata, "Tidak masalah. Meskipun aku belum berhasil menembus kabut tersebut, tapi bukan berarti aku tidak bisa menembus itu selamanya. Cepat atau lambat, aku akan membuatmu memperlihatkan tubuh aslimu."     

Mereka berdua tidak berkata apa-apa lagi, namun hanya berusaha untuk menangkal tekanan di lantai kedua gunung dengan segenap kekuatan masing-masing, seraya berjalan menuju ke puncak gunung.     

Tekanan yang berasal dari lantai kedua gunung bahkan jauh lebih kuat daripada yang terdapat di lantai pertama, yang benar-benar menguji kekuatan ingin milik seorang pertapa.     

Bahkan Zhang Ruochen sendiri pun harus berjuang keras untuk mendaki ke atas puncak, dengan kecepatan yang rendah.     

Saat itu, keringat mulai membasahi dahi Qi Feiyu dan menetes ke sisi samping wajahnya, hingga hampir membasahi jubahnya sendiri.     

Tidak lama setelah itu, Zhang Ruochen berhasil mengejar dan menyusulnya.     

Qi Feiyu mengangkat kepalanya dan menatap ke arah depan – dengan tatapan mata yang aneh. Sebab, ia sama sekali tidak menyangka – kalau ternyata kekuatan ingin Zhang Ruochen – jauh lebih besar daripada dirinya sendiri.     

"Dengan bantuan dari tekanan gunung ini, seharusnya aku punya kesempatan untuk membalaskan dendamku kepada wanita tersebut."     

Akan tetapi, setelah merenungi hal itu sejenak, maka ia langsung menggelengkan kepalanya.     

Meskipun kekuatan inginnya jauh lebih tinggi daripada Qi Feiyu, namun ia membutuhkan energi yang besar untuk bertahan dari tekanan tersebut. Jadi, kalau sampai ia menghabiskan segenap kekuatannya untuk bertarung melawan wanita tersebut, mungkin ia akan membawa dirinya sendiri kepada situasi yang berbahaya.     

Selain itu, Qi Feiyu sendiri juga tidak akan pernah tinggal diam. Jadi, siapa yang tahu jika wanita tersebut juga masih punya kartu andalan lain?     

Pada akhirnya, Zhang Ruochen memutuskan untuk membiarkannya sementara waktu, sembari mulai mengendalikan dirinya sendiri dan bergegas menuju ke puncak.     

Setelah menghabiskan waktu selama empat jam, maka ia akhirnya keluar dari balik awan dan berhasil menapakkan kakinya di atas puncak lantai kedua gunung.     

Pada saat itu, murid-murid Biksu yang berada di bawah kaki gunung, mulai melihat sosok di atas puncak Gunung Dewa Kuno.     

"Lihatlah! Seseorang berhasil mencapai puncak lantai kedua gunung."     

"Siapa? Qi Feiyu atau Qin Yufan? Siapa... siapa dia?"     

...     

Semua murid Biksu itu akhirnya terkejut ketika mereka menyaksikan sosok yang tidak familier, dan sedang berada di puncak lantai kedua gunung tersebut.     

"Apakah itu adalah Lin Yue dari Long-living Yard? Tampaknya itu mirip dengannya."     

"Bagaimana mungkin dia berhasil melakukan itu? Lin Yue hanyalah seorang murid baru. Tidak mungkin dia sanggup mencapai puncak lantai kedua gunung."     

Ketika menyaksikan sosok yang berada di puncak lantai kedua gunung, maka seketika itu pula Xun Hualiu dan Mu Jiji sama-sama tercengang karena mereka sedang merasa bahagia, hingga mereka berdua pun tak sanggup lagi berkata-kata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.