Kaisar Dewa

Sembilan September, para Ahli Pedang Mulai Berkumpul



Sembilan September, para Ahli Pedang Mulai Berkumpul

0Apa yang dikatakan oleh Xue Wuye pasti mempengaruhi Zhang Ruochen. Semenjak Xue Wuye telah berhasil menebak identitasnya dan hubungan spesialnya dengan Chi Yao, maka orang lain juga pasti sanggup menebaknya. Akan tetapi, mereka hanya terlanjur percaya kalau Zhang Ruochen telah mati, jadi mereka tidak benar-benar mencari informasi detil mengenainya.     

Namun, kalau sampai berita mengenai Zhang Ruochen yang belum mati tersebar luas, maka seketika itu pula orang-orang pasti akan langsung menggali rahasia-rahasianya. Pada akhirnya, mereka mulai menginvestigasi sang Pangeran Mahkota dari Kekaisaran Pusat Suci di masa 800 tahun silam.     

Xue Wuye adalah sosok yang cerdas. Maka dari itu, ia tidak akan melakukan sesuatu yang akan merugikan dirinya sendiri. Sebab, kalau ia ingin menyebarkan berita tersebut, maka ia pasti sudah melakukannya sejak lama dan tidak perlu menunggu sampai sekarang. Yang jelas, mungkin itu terjadi karena Xue Wuye masih merasa tidak yakin terkait; apakah Zhang Ruochen akan menjadi teman atau musuh.     

Oleh karena itulah, Zhang Ruochen tidak terlalu mengkhawatirkannya. Jadi, ia akan membiarkan segala sesuatunya mengalir seperti air, karena pada akhirnya semua pasti akan terjawab.     

Zhang Ruochen masuk ke dalam mansion Biksu Pedang Xuanji untuk bertemu dengan Huang Yanchen. Apalagi, mereka tidak akan punya banyak kesempatan untuk bertemu setelah Konferensi Teknik Pedang berakhir.     

Namun, ternyata ia menemukan kalau Huang Yanchen sedang mengasingkan diri untuk memurnikan satu tetes Darah Raja dan berusaha menembus Perubahan Kedelapan dari Alam Fish-dragon. Oleh karena itulah, ia tidak ingin mengganggunya.     

Hari itu, Zhang Ruochen menggunakan seluruh waktunya untuk membimbing Han Xue dan membantunya menyempurnakan latihan teknik pedangnya. Lelaki itu tidak kembali ke Paviliun Pedang sampai keesokan harinya – tanggal delapan September.     

Lantai pertama di Paviliun Pedang, Ruang Qingzi 18.     

Tempat ini adalah ruangan yang besar dan berukuran sekitar 1.000 kaki. Tempat ini tampak luas dan berkilauan. Di sana, ada sepuluh besar top jenius pedang dari setiap tingkatan alam. Mereka adalah orang-orang yang ingin bergabung ke dalam konferensi, jadi mereka sedang berkumpul di tempat ini.     

Gai Tianjiao, Can Dong, Zhao Wuyan, Han Qiu, Gai Hao, Mu Jiji, Xun Hualiu... orang-orang ini termasuk ke dalam 10 besar jenius pedang di Sekte Yin Yang.     

Semua orang sedang berkumpul di sana dan membungkuk kepada Biksu Pedang Moon-burier. "Salam, Biksu Pedang," kata mereka bersamaan.     

Biksu Pedang Moon-burier sedang duduk bersila di atas platform di tengah ruangan. Pria itu sedang mengenakan jubah Taoist berwarna ungu dengan mahkota berwarna emas keunguan. Yang jelas, saat itu sang Biksu Pedang tampak sangat berwibawa. "Esok hari Konferensi Teknik Pedang akan diselenggarakan," katanya. "Kalian semua adalah sayap-sayap yang akan menerbangkan Sekte Yin Yang. Kalian semua akan menghadiri perhelatan akbar dan akan mewakili Sekte Yin Yang. Setelah berlatih selama beberapa bulan belakangan, maka aku yakin bahwa kemampuan kalian semua telah berkembang pesat. Jadi, kurasa kalian semua juga telah menyiapkannya baik-baik."     

Setelah itu, Biksu Pedang Moon-burier memberi mereka beberapa saran, sebelum akhirnya mempersilahkan mereka untuk pergi dari sana. Kala itu, hanya Zhang Ruochen dan Gai Tianjiao saja yang masih tinggal di sana.     

Di waktu yang bersamaan, ekspresi wajah Biksu Pedang Moon-burier tampak murung. "Kompetisi Tao pedang memang memerlukan para elit untuk menghadirinya. Sialnya, mereka semua masih terlampau muda. Jadi, pertarungan esok hari masih sangat bergantung kepada kalian berdua."     

"Saya akan melakukan yang terbaik dan melindungi kehormatan Sekte Yin Yang dengan nyawa saya sendiri," kata Gai Tianjiao.     

"Saya akan melakukan yang terbaik untuk menjaga Paviliun Pedang," kata Zhang Ruochen.     

Biksu Pedang Moon-burier mengangguk. Saat itu, ia menatap Gai Tianjiao dan bertanya, "Tianjiao, berapa banyak darah dewa yang telah kau murnikan?"     

"Kalau dihitung dengan Holy Spring Water, maka saya telah memurnikan lima tetes," kata Gai Tianjiao.     

"Apa kau akan mencoba yang keenam pada upacara pengorbanan esok hari?" tanya sang Biksu Pedang.     

Gai Tianjiao tersenyum. "Kalau saya tidak menenggak Holy Spring Water, maka saya masih bisa memurnikan beberapa tetes darah dewa lagi. Akan tetapi, saya telah berada di batas maksimum Alam Fish-dragon. Kalau saya memurnikan satu tetes lagi, maka saya tidak akan dapat menahan tingkatan alam ini. Akibatnya, nanti saya akan langsung menembus Alam Setengah-Biksu. Ketika saya menembus alam baru, maka memurnikan darah dewa tidak akan terlalu signifikan. Jadi, sepertinya itu hanya akan sia-sia."     

Semakin banyak darah dewa yang dimurnikan oleh seorang pertapa dari Alam Fish-dragon, maka hal itu akan menjadi semakin baik. Hal itu terjadi karena Jiwa Suci mereka masih belum terbentuk. Dengan cara ini, maka mereka dapat membentuk Tanda Dewa dan mengintegrasikannya ke dalam Jiwa Suci.     

Semakin banyak Tanda Dewa di dalam Jiwa Suci milik seorang pertapa, maka semakin kuat pula pondasi pertapa tersebut. Mereka akan menjadi lebih sensitif dalam mempelajari Jalan Suci. Kalau mereka dapat mengendalikan Jiwa Suci dan melepaskan kekuatan Tanda Dewa, maka mereka juga dapat menghancurkan para Setengah-Biksu yang berada di tingkatan alam yang sama.     

Namun, ketika seorang pertapa telah menembus Alam Setengah-Biksu, maka saat itu Jiwa Suci mereka akan segera terbentuk. Jadi, meskipun mereka memurnikan darah dewa dan membentuk Tanda Dewa, namun mereka tidak akan mampu mengintegrasikannya ke dalam Jiwa Suci.     

Tentu saja, kalau seorang Setengah-Biksu memurnikan darah dewa dalam jumlah besar, maka hal itu dapat mengubah kualitas fisiknya menjadi sekelas Biksu. Akan tetapi, bahkan keluarga tangguh dari Abad Pertengahan sekalipun, hanya punya sedikit persediaan darah dewa. Yang jelas, mereka hanya mengeluarkan sedikit darah dewa untuk diberikan pada setiap generasinya, dengan harapan agar mereka dapat mengembangkan para pertapa yang paling bertalenta dari Alam Fish-dragon. Bahkan, hal ini sebenarnya juga sudah cukup berlebihan.     

Sebab, tidak ada seorangpun yang akan menggunakan darah dewa untuk membentuk jenis fisik seperti seorang Biksu.     

Seperti kata pepatah, besi dengan kualitas baik seharusnya digunakan untuk menempa pedang. Namun, kalau tidak ada besi berkualitas baik, maka siapa yang dapat menempa pedang terbaik, mengingat persediaannya juga kurang?     

Biksu Pedang Moon-burier menatap Zhang Ruochen. "Lin Yue, kau sama sekali belum memurnikan darah dewa?"     

Zhang Ruochen mengangguk. "Belum."     

Sang Biksu Pedang langsung mengeluarkan kotak besi berukuran tiga inci dari balik lengan bajunya. Setelah itu, ia mendorong tangannya ke depan, dan menciptakan pusaran angin – yang menerbangkan kotak itu ke arah Zhang Ruochen. "Ini adalah satu tetes darah dewa. Kau bisa memurnikannya di upacara pengorbanan esok hari sebelum Konferensi Teknik Pedang dimulai. Jadi, kau bisa menggunakan kekuatan dewa untuk membantumu memurnikannya."     

Zhang Ruochen menerima kotak tersebut. Saat itu, bibirnya tampak berkedut-kedut, seperti hendak mengatakan sesuatu.     

Secara natural, Biksu Pedang Moon-burier menyadari sesuatu yang aneh dari ekspresi Zhang Ruochen. "Ada apa?" tanyanya. "Apa kau masih punya pertanyaan?"     

"Saya hanya mendapatkan satu tetes?" tanya Zhang Ruochen.     

Seketika itu juga, Biksu Pedang Moon-burier langsung merasa tersentak. Setelahnya, ia cepat-cepat tersenyum dan berkata, "Cobalah dulu satu itu. Jika kau berhasil memurnikannya, maka itu akan menjadi kabar yang baik. Tapi, kalau kau masih belum mampu, maka kau tidak perlu merasa bersalah karena telah menyia-nyiakan satu tetes darah dewa tersebut. Ketika kau sudah menembus Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon, maka pihak sekte pasti akan memberimu darah dewa yang lain. Pihak sekte tidak pernah pelit dalam mengembangkan para jenius."     

"Apa saya tidak bisa memurnikan dua tetes sekaligus?" tanya Zhang Ruochen.     

Mendengar itu, maka seketika itu pula Gai Tianjiao langsung tertawa terbahak-bahak dari sampingnya. "Saudara junior seperguruan Lin Yue, aku tahu kalau kau adalah seorang jenius. Namun, sepertinya kau masih belum paham terhadap kekuatan suci yang terkandung di dalam darah dewa tersebut. Kalau kau sanggup memurnikannya di Perubahan Kedelapan, maka sesungguhnya itu sudah merupakan pencapaian yang tinggi. Tapi apa, kau ingin memurnikan dua tetes sekaligus?"     

"Apa tidak ada orang yang pernah melakukannya sebelumnya?" tanya Zhang Ruochen.     

Gai Tianjiao menggelengkan kepalanya. "Para pertapa di Daratan Kunlun, yang mampu memurnikan dua tetes darah dewa di Alam Fish-dragon hanya dapat dihitung dengan jari. Sebab, setelah memurnikan satu tetes, maka itu membutuhkan waktu satu atau dua tahun untuk membentuk Tanda Dewa. Jadi, mereka tidak akan memurnikan tetes kedua kalau mereka belum menstabilkan tubuhnya. Selain itu, tidak ada seorangpun yang pernah memurnikan dua tetes darah dewa sekaligus, bahkan sejak Abad Pertengahan."     

Biksu Pedang Moon-burier berkata, "Lin Yue, jangan sembrono. Talentamu dalam hal Tao Pedang tidak berbanding lurus dengan kemampuanmu dalam bertahan dari kekuatan suci di dalam darah dewa itu. Satu tetes darah dewa bahkan sanggup membakar Senjata Suci Seratus Inskripsi. Apa kau sudah bisa membayangkan seberapa besar kekuatan yang terkandung di dalamnya? Apa tubuhmu sudah jauh lebih kuat daripada Senjata Suci Seratus Inskripsi?"     

Zhang Ruochen mengamati kotak besi itu dan bertanya, "Kalau darah dewa sangat kuat seperti itu, lalu bagaimana cara memurnikannya?"     

Ketika mendengar pertanyaan yang penuh ketidakpuasan dari Zhang Ruochen, maka seketika itu pula Biksu Pedang Moon-burier mengangguk puas. "Malam ini, aku akan mengajarimu bagaimana cara memurnikan darah dewa."     

Setelah itu, Biksu Pedang Moon-burier memberitahu Zhang Ruochen terkait metode-metode memurnikan darah dewa dan sesuatu yang harus dicermati selama proses pemurnian. Hal itu berlangsung sampai subuh, sebelum akhirnya Zhang Ruochen memahami semua tata caranya.     

Setelahnya, Biksu Pedang Moon-burier membawa Zhang Ruochen pergi menuju ke lapangan di luar Paviliun Pedang. Saat itu, mereka berdua mulai melangkahkan kaki menuju ke atas altar.     

Ada seribu sampai puluhan ribu binatang buas yang telah dirantai di atas altar. Nantinya, ketika upacara pengorbanan dimulai, maka semua binatang buas itu akan disembelih. Darah mereka akan digunakan untuk mengaktifkan jembatan suci, supaya mereka dapat berkomunikasi dengan para dewa.     

Menurut instruksi dari Biksu Pedang Moon-burier, maka Zhang Ruochen harus duduk bersila di dalam kolam – selebar 70 kaki – di tengah altar tersebut.     

"Camkan baik-baik, memurnikan darah dewa adalah sesuatu yang sangat berbahaya," Biksu Pedang Moon-burier memberinya peringatan. "Kalau kau tidak hati-hati, mungkin kau bisa mati. Kalau kau merasa sudah tidak sanggup lagi bertahan dari kekuatan suci tersebut, maka kau harus segera memutuskan koneksi itu."     

"Saya mengerti."     

Zhang Ruochen menutup matanya dan mulai menata ulang pikirannya.     

Biksu Pedang Moon-burier mengamati Zhang Ruochen yang masuk ke dalam kolam, lalu mulai menghela nafas panjang. Sang Biksu Pedang benar-benar berharap kalau Zhang Ruochen mampu memurnikan darah dewa. Dengan demikian, maka lelaki itu akan sanggup mengimbangi Shao Lin. Jika tidak, maka lelaki itu pasti akan dikalahkan.     

Tentu saja, sang Biksu hanya membatin dan tidak mengatakannya keras-keras. Sebab, ia takut kalau hal itu hanya akan memberi terlalu banyak tekanan kepada Zhang Ruochen, hingga akan membuat segala sesuatunya berubah menjadi runyam.     

Kemudian, ia mulai menuruni altar tersebut. Sang Biksu Pedang mulai berjalan ke arah pintu masuk untuk menyambut para tamu yang hadir di Konferensi Teknik Pedang.     

Perlahan-lahan, langit mulai menjadi cerah. Ada kapal suci dengan lima warna, dan berukuran lebih dari seribu kaki, terlihat melayang dari kejauhan. Kapal itu tampak diselimuti cahaya warna-warni. Kapal itu terbang menuju ke gunung kuno dan mendarat di puncak lantai ketiga gunung.     

Para ahli pedang yang akan berpartisipasi di Konferensi Teknik Pedang mulai turun dari kapal suci lima warna tersebut. Mereka mulai memasuki lapangan di depan Paviliun Pedang dan berkumpul di sekitar altar.     

Bank Pasar Bela Diri, Istana Kekaisaran, Menteri Peperangan, Sekte Four Symbol, Sekte Setan, dan Sekte Bagua... semua kelompok-kelompok besar dari Daratan Kunlun itu dipimpin oleh para Biksu masing-masing.     

Selain mereka, ada juga beberapa ahli pedang individu dengan tingkatan alam yang tinggi. Mereka diundang oleh Sekte Yin Yang untuk menjadi tamu pada Konferensi Teknik Pedang.     

Tidak diragukan lagi, para ahli pedang yang bisa hadir ke Paviliun Pedang adalah para jenius atau sosok-sosok terkenal dari Alam Setengah-Biksu atau para Biksu. Selain itu, beberapa ahli pedang paripurna juga akan muncul di sana.     

Apalagi, para ahli pedang yang telah mencapai Alam Biksu juga diizinkan masuk ke lantai ketujuh di Paviliun Pedang selama Konferensi itu berlangsung. Jadi di dalam sana, mereka akan bersama-sama membaca Wordless Sword Manual. Bahkan, sosok yang paripurna sekalipun, tidak akan mampu menahan diri dari godaan ini.     

"Lihat, Biksu Pedang Nine Serenity juga hadir. Dengar-dengar, beliau akan menyelenggarakan pertarungan hidup dan mati melawan Biksu Pedang Xuanji. Aku penasaran siapa yang sanggup bertahan hidup pada akhirnya."     

Para pemuda ahli pedang sedang merasa sangat bersemangat saat mereka bertemu dengan Biksu Pedang Nine Serenity. Kalau bukan karena Konferensi, mungkin mereka tidak akan pernah bertemu dengan sang Biksu Pedang seumur hidup mereka. Tapi hari ini, ada banyak Biksu Pedang yang muncul di sana. Mereka semua adalah sosok-sosok yang terkenal.     

Biksu Pedang Nine Serenity sedang mengenakan jubah berwarna abu-abu biru dengan sandal anyaman biasa. Pria itu tampak seperti orang tua biasa, dan sama sekali tidak terlihat kuat.     

Selain sang Biksu Pedang, ada lima murid utamanya, yakni para Biksu dan Setengah Biksu dari Pasar Gelap di Wilayah Timur, serta beberapa talenta muda dari Alam Fish-dragon, yang jumlahnya sekitar 100 orang, sedang berjalan di belakang Biksu Pedang Nine Serenity.     

Tidak lama kemudian, Biksu Pedang Xuanji membawa para ahli pedang dari Akademi Saint di Wilayah Timur menuju ke Paviliun Pedang.     

Ada semakin banyak ahli pedang yang turun dari kapal suci lima warna tersebut. Yang jelas, Paviliun Pedang akhirnya menjadi tampak hidup. Para figur legendaris yang muncul itu juga telah berhasil menciptakan kegaduhan tersendiri.     

Semua orang sedang berkumpul di bawah altar. Di waktu yang bersamaan, lonceng, mantra, terompet... semua instrumen ritual mulai dimainkan. Upacara pengorbanan untuk Konferensi Teknik Pedang hampir dimulai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.