Kaisar Dewa

Mengalahkan Blood Armor Dalam Satu Kali Serangan



Mengalahkan Blood Armor Dalam Satu Kali Serangan

0Tentu saja, beberapa orang masih merasa khawatir. Lagipula, Lin Yue sedang terluka parah dan hanya berhasil memaksa mundur sang Vampir. Jadi, mungkin hal ini juga malah memperparah luka-luka.     

Apa lelaki itu masih sanggup bertarung?     

Topeng Pangeran Ketiga Kerajaan langsung berubah menjadi Chi Darah dan hancur seketika. Saat itu, ia mulai menatap Zhang Ruochen dengan menggunakan kedua mata merah darahnya, sebagaimana ia juga mulai mendengus dingin. "Tak kusangka kalau kau masih mampu melepaskan kekuatan yang sebesar itu, padahal kau sendiri sedang terluka parah."     

"Kenapa? Apa kau takut?" tanya Zhang Ruochen.     

"Haha!" Pangeran Ketiga Kerajaan memalingkan muka sambil tertawa. Setelah itu, ia berkata dengan intonasi yang mengerikan. "Aku hanya menggunakan 30% dari kekuatanku saat melepaskan serangan itu. Meski kau sanggup menahannya, namun itu tidak ada artinya apa-apa."     

Zhang Ruochen bisa menilai bahwa Blood Armor milik sang Pangeran memang luar biasa, jadi ia kembali mengamatinya.     

"Itu adalah..."     

Tiba-tiba lelaki tersebut mulai menyipitkan matanya. Setelah itu, ia menyadari bahwa armor tersebut adalah Hundred Saint Blood Armor.     

Di masa lampau, Kekaisaran Suci Pertama telah mendapatkan banyak barang jarahan setelah berhasil mengalahkan para Vampire. Selain itu, Hundred Saint Blood Armor termasuk ke dalam barang jarahan tersebut. Maka dari itu, ia benar-benar paham terhadap seberapa besar kekuatannya.     

Semua barang jarahan yang diperoleh dari para Vampir disimpan di dalam ruang harta karun kekaisaran. Kaisar Ming telah mengeluarkan perintah bahwa tidak ada seorangpun yang diperkenankan untuk menggunakan senjata-senjata Vampir tersebut, agar mereka tidak terpengaruh oleh Chi Darah di dalamnya, dan membuat mereka menjadi sosok iblis yang haus darah.     

"Oh, ternyata itu adalah Hundred Saint Blood Armor. Tidak heran kalau akhirnya kau menjadi begitu kuat." Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Meskipun ia sudah mengetahuinya, namun ia sama sekali tidak peduli. "Biar kukatakan kepadamu, bahwa menggunakan kekuatan dari luar sama sekali sekali tidak akan membantumu. Hal itu tidak ada gunanya untuk proses latihanmu. Pada akhirnya, entah kau sedang berlatih di Jalan Suci atau jalan Seni Bela Diri, namun keduanya adalah tentang mengembangkan fisikmu sendiri."     

Namun, Pangeran Ketiga Kerajaan sepertinya tidak setuju dengan hal tersebut. Jadi, ia mulai menatap Zhang Ruochen sambil mencibirnya. "Benarkah? Memangnya kau bisa apa kalau aku sedang mengandalkan kekuatan dari luar? Setidaknya, malam ini aku telah menjadi tak tertandingi. Dan aku pasti akan menjadi salah seorang Ahli Waris."     

"Apa kau pikir tidak ada satupun yang sanggup mengalahkan Hundred Saint Blood Armor?" tanya Zhang Ruochen. "Jangan terlampau percaya diri, okay?"     

Pangeran Ketiga Kerajaan mulai mendengus. Yang jelas, ia tidak ingin ambil pusing terhadap kata-kata Zhang Ruochen. "Kau?"     

"Aku sendiri sudah cukup."     

Kedua mata Zhang Ruochen perlahan-lahan mulai menajam. Setelah itu, ia mulai mengangkat Void Sword-nya pelan di atas kepala. Kemudian, ia menggenggam pegangan pedangnya dan mulai menutup matanya.     

Di waktu yang bersamaan, Hati Pedang di dalam dahinya mulai berputar cepat. Setelah itu, Hati Pedang tersebut memancarkan cahaya berwarna perak. Lalu, cahaya itu keluar dari Lautan Chi-nya dan menjadi satu dengan Void Sword tersebut.     

Ledakan cahaya pedang Chi berwarna putih telah berubah menjadi sebuah pilar cahaya. Kemudian, pilar cahaya itu terlepas dari Void Sword dan langsung melesat ke atas langit, hingga membentur awan dengan suara "boom".     

Dengan pedang Chi sebagai titik pusatnya, saat itu sebuah pusaran mulai terbentuk. Kemudian, awan darah yang berada di atas langit mulai berputar cepat.     

Pada saat ini, pedang-pedang milik semua pertapa – yang berada pada radius 100 mil di sekitar Gunung Scroll – mulai bergetar hebat. Setelah itu, pedang-pedang tersebut terbang menuju ke Gunung Scroll, hingga sampai terlepas dari kendali pemilik pedangnya.     

"Pedangku..."     

"Bagaimana mungkin... bagaimana mungkin pedangku terbang seperti itu..."     

…     

…     

Selain pedang-pedang milik para Setengah-Biksu – yang cukup mampu mengendalikan diri sendiri – maka pedang-pedang milik para pertapa lain mulai terbang menuju gunung tersebut.     

Whoosh, whoosh!     

Lebih dari 10.000 pedang mulai bermunculan di atas kepala Zhang Ruochen. Pedang-pedang itu mengeluarkan suara membelah angin, hingga sampai menciptakan pusaran badai.     

"Ada sesuatu yang aneh dengan pedangnya."     

Pangeran Ketiga Kerajaan mulai mengamati Void Sword. Seketika itu juga, ia dapat merasakan ancaman yang besar, hingga membuat wajahnya berubah menjadi serius.     

"Hundred Saint Contention."     

Sang Pangeran mulai merentangkan kakinya. Kemudian, ia mulai mengepalkan tangannya erat-erat dan menyuntikkan Chi Darah ke dalam Hundred Saint Blood Armor. Detik berikutnya, terdapat 100 bayangan biksu berwarna merah darah yang keluar dari armor tersebut, dan berkumpul di sekitarnya. Mereka semua terdiri dari para Biksu manusia, sekaligus juga beberapa binatang buas yang telah mencapai Alam Biksu. Terlebih lagi, mereka semua juga memiliki bentuk yang berbeda-beda.     

Setiap bayangan itu mulai melafalkan mantra-mantra suci yang berbeda-beda. Kekuatan yang dilepaskan dari mantra-mantra itu benar-benar mengejutkan. Hal itu tampak seperti 100 orang Biksu sedang berdiri di belakang Pangeran Ketiga Kerajaan.     

Di waktu yang bersamaan, sang Pangeran telah mengintegrasikan auranya sendiri dengan aura para Biksu tersebut. Setelahnya, hanya ada satu aura yang muncul, dimana itu mampu membuat para pertapa di Gunung Scroll merasa tertekan dan sampai bertekuk lutut.     

Kala itu, Pangeran Ketiga Kerajaan lebih dulu mengambil inisiatif untuk menyerang. Ia melayangkan satu pukulan, sementara 100 bayangan biksu di belakangnya juga sama-sama melepaskan tinju, dimana hal tersebut akhirnya menciptakan sebuah badai angin.     

Whoosh!     

Melihat itu, maka seketika itu pula Void Sword langsung melesat dan terlepas dari tangan Zhang Ruochen. Lelaki itu menggerakkan jarinya dan menuding ke arah depan, sambil mengendalikan Void Sword tersebut.     

Terdapat pilar pedang Chi yang panjang dan tertinggal di belakang Void Sword tersebut, hingga tampak seperti rantai panjang berwarna putih. Di waktu yang bersamaan, ada ribuan pedang yang juga ikut melesat, sambil menyelimuti Void Sword tersebut.     

Boom, boom.     

Pedang-pedang itu bertabrakan satu sama lain melawan 100 bayangan biksu darah. Pada akhirnya, Void Sword dan ribuan pedang itu berhasil menghancurkan serangan lawannya, hingga sampai mengenai Pangeran Ketiga Kerajaan.     

Akibatnya, Pangeran Ketiga Kerajaan mulai mengerang kencang dan ia juga sedang memuntahkan darah. Pedang itu mulai berbenturan dengan Hundred Saint Blood Armor, dan membuatnya menjadi semakin bersinar. Di sisi lain, sang Pangeran mulai menyilangkan tangan ke arah depan dan hendak melindungi dadanya.     

Zhang Ruochen juga sedang menggertakkan gigi. Bahkan, ada segaris darah yang keluar dari mulutnya. Saat itu, Chi Suci terus menerus keluar dari tubuhnya, dimana ia memaksa jarinya untuk kembali menusuk ke arah depan.     

Pedang-pedang itu terus berjatuhan ke arah Pangeran Ketiga Kerajaan. Setelah ribuan serangan, maka rentetan serangan itu akhirnya berhasil menghancurkan pertahanan Hundred Saint Blood Armor, hingga menciptakan lubang pada permukaannya.     

Squelch! Void Sword itu melewati lengan Pangeran Ketiga Kerajaan, lalu berhasil menembus ke dalam armornya, dan langsung menusuk jantung sang Pangeran. Seketika itu juga, darah mulai menyembur keluar dari sana, hingga menjadikan tangga gunung berubah warna menjadi merah.     

Pangeran Ketiga Kerajaan terhempas ke belakang dan mendarat di tengah-tengah gunung. Setelah itu, ia terus menggelinding turun sampai berada di bawah kaki gunung.     

"Selesai."     

Zhang Ruochen pun kembali menarik pedangnya. Saat itu, salah satu tangannya sedang menggenggam dadanya sendiri, sementara tangan yang lain digunakan untuk menggenggam pedang, dimana ia sedang menancapkan pedang tersebut untuk menopang tubuhnya. Pada akhirnya, lelaki itu masih sanggup berdiri. Zhang Ruochen masih mampu berdiri tegak, sambil menatap bagian bawah gunung.     

Semua pertapa yang berada di bawah gunung merasa terenyuh saat mereka melihat figur tampan Lin Yue.     

"Sungguh, dia sangat tangguh!"     

Satu serangan itu telah meninggalkan kesan yang sangat dalam di benak para penonton yang hadir di sana. Rasa-rasanya lelaki itu telah menjadi sosok Biksu Pedang muda, dengan gelar sebagai petarung "tak terkalahkan".     

Melihat itu, seorang elder dari Sekte Yin Yang pun mulai tertawa riang. "Lumayan, lumayan. Seperti yang sudah diprediksi, ternyata dia benar-benar sosok jenius pedang dari Sekte Yin Yang. Pada akhirnya, dia akan menunjukkan seperti apa kekuatan kita yang sebenarnya. Bahkan, sang Vampir tidak mampu bertahan dari satu serangan."     

Suaranya terdengar menggelegar, hingga sampai menyebar di seluruh Kota Shentai. Pada akhirnya, suara itu sampai ke telinga-telinga para elder dari kelompok lainnya. Rasa-rasanya, suara itu terdengar seperti orang yang sedang sesumbar.     

Seorang elder dari Sekte Setan mulai mencibir. "Lin Yue memang tangguh, tapi itu tidak ada hubungannya dengan Sekte Yin Yang. Kurasa Permaisuri Seribu Tulang adalah sosok yang patut diberikan apresiasi."     

Suara itu juga menyebar sampai di seluruh Kota Shentai.     

"Benar sekali. Lin Yue adalah keturunan Permaisuri Seribu Tulang. Itu adalah satu-satunya alasan yang logis mengapa akhirnya dia mampu mengalahkan si badut Vampir tersebut, yakni dengan memanfaatkan kekuatan Void Sword." Biksu Xuanyi dari Sekte Four Symbol mengatakannya dengan gelombang suara.     

Pria itu hendak mengatakan kepada semua orang kalau Lin Yue adalah keturunan dari Permaisuri Seribu Tulang.     

Kalau menilai dari situasinya, maka tidak ada gunanya bagi Sekte Four Symbol, Sekte Bagua, dan Sekte Taiji untuk berpartisipasi ke dalam Konferensi Teknik Pedang mendatang, terutama saat Sekte Yin Yang masih punya Lin Yue.     

Apa mereka ingin mempermalukan diri sendiri?     

Kalau mereka berhasil membuat semua orang tersadar bahwa Lin Yue adalah keturunan Permaisuri Seribu Tulang, maka Biksu Xuanyi yakin kalau Lin Yue tidak akan bisa berpartisipasi ke dalam Konferensi Teknik Pedang. Meskipun lelaki itu masih berpartisipasi ke dalamnya, namun ia tidak bisa lagi membantu Sekte Yin Yang dalam mempertahankan Paviliun Pedang.     

Kata-kata Biksu Xuanyi terdengar seperti batu yang berhasil menciptakan ombak dan riak-riak air. Seketika itu juga, seluruh Sekte Yin Yang mulai menjadi ricuh.     

"Kakak saudara Lin Yue adalah keturunan Permaisuri Seribu Tulang? Benarkah?"     

"Jadi, ternyata kakak saudara Lin Yue telah berhasil mendapatkan Void Sword. Tidak heran mengapa akhirnya dia mampu memanggil 10.000 pedang dan menggunakannya untuk menghancurkan Hundred Saint Blood Armor."     

"Hanya Void Sword yang bisa melakukan itu."     

"Tidak heran mengapa tingkat pengolahannya juga meningkat sangat pesat dalam satu tahun terakhir. Ternyata dia telah mendapatkan salah satu warisan milik Permaisuri Seribu Tulang."     

…     

Pada saat ini, seorang pertapa muda mulai berlutut dan bersujud ke arah Gunung Scroll. Lelaki itu tidak bisa menahan diri lagi. Sebab, Permaisuri Seribu Tulang adalah sosok yang sangat legendaris. Wanita itu adalah sang legenda sejati. Alhasil, orang-orang mulai merasa gembira ketika mereka bisa menyaksikan sosok keturunan sang legenda.     

Di atas awan, elder Vampir terlihat mendengus marah. "Gagal."     

Bahkan ia sendiri tidak percaya kalau Pangeran Ketiga Kerajaan akan berhasil dikalahkan, meski sudah mengenakan Hundred Saint Blood Armor.     

Saat itu, ia merentangkan tangannya dan mulai menarik Pangeran Ketiga Kerajaan dari kolam darahnya, lalu membawanya naik ke atas awan. Bukannya memeriksa keadaan sang Pangeran, elder itu lebih dulu mulai memeriksa keadaan armor tersebut.     

Yang jelas, kekuatan pertahanan di dalam Hundred Saint Blood Armor selalu tergantung kepada tingkat pengolahan pemakainya. Kalau yang mengenakan armor itu adalah Setengah-Biksu, maka pertahanannya pasti berada di level yang berbeda. Alhasil, meskipun ia hanya berdiri di sana, namun Void Sword itu tidak akan mampu sanggup menembusnya.     

Semakin tinggi tingkat pengolahan pemakainya, maka semakin kuat pula pertahanan armor tersebut.     

Sekarang ini, Hundred Saint Blood Armor telah benar-benar rusak karena serangan Void Sword. Akibatnya, armor itu memerlukan darah suci seorang Biksu, dan memakan waktu selama satu dekade lamanya jikalau masih ingin diperbaiki.     

Saat itu, wajah sang elder berjubah putih mulai berkedut-kedut. "Jialuo Gu," katanya dengan suara pelan. "Lumpuhkan dia."     

Jialuo Gu, yang masih mengenakan Thousand Treasure Cassock, sedang berdiri di puncak Gunung Scroll. Saat itu, ia mengatupkan kedua tangannya ke arah depan dan membungkuk ke arah sang elder.     

Kemudian, ia menoleh ke arah Zhang Ruochen dengan menggunakan mata Buddha berwarna emasnya. "Master Lin Yue, tolong ajari saya beberapa tips."     

Semua orang bisa melihat kalau luka-luka Zhang Ruochen menjadi semakin parah setelah pertarungan terakhir. Sekarang ini, bahkan lelaki itu sudah tidak sanggup lagi berdiri tegak. Lalu, bagaimana mungkin ia harus kembali bertarung?     

Akan tetapi, Zhang Ruochen masih berusaha untuk bersikap tenang. Kemudian, ia mulai tersenyum tipis. "Hari ini, aku sudah lelah dan tidak lagi ingin bertarung. Jadi, bagaimana kalau aku mempersembahkan seorang lawan yang cocok untukmu?"     

Setelah mengatakan itu, maka Zhang Ruochen mulai menuding sesuatu di bagian bawah gunung. Saat itu, kedua mata Jialuo Gu mulai mengikuti arah tudingannya, dimana kedua alisnya langsung terangkat naik.     

Kedua matanya terpaku pada sosok biksu setinggi sembilan kaki di tangga paling bawah gunung. Sang biksu itu sangat tinggi, sambil membawa broadsword di tangannya. Kemudian, sang biksu mulai berjalan menuju ke atas gunung dengan tampang suram.     

Kalau dibandingkan dengan Jialuo Gu, maka pria ini lebih terlihat seperti tukang jagal daripada seorang biksu. Selain itu, di wajahnya banyak otot-otot yang terlihat menonjol, dimana kedua matanya juga terlihat memancarkan cahaya. "Beraninya sosok pengkhianat dari Sekte Death Zen muncul di Daratan Kunlun?"     

Ketika mendengar suara yang familier tersebut, maka seketika itu pula Huang Yanchen langsung mengernyitkan dahi dan mulai mengamati kaki gunung.     

Ketika ia menyaksikan sang biksu, maka seketika itu pula ia langsung teringat namanya. "Ternyata benar, itu adalah biksu Lidi."     

Wanita itu tahu kalau biksu Lidi selalu mengikuti Zhang Ruochen saat masih berada di Medan Pertempuran Dunia Primitif. Yang jelas, biksu itu sangat sulit untuk disingkirkan, seperti permen karet yang menempel pada sol sepatu.     

Akan tetapi, yang jauh lebih menyenangkan, biksu Lidi selalu datang dengan membawa kesialan. Sebab, saat sang biksu berkata kalau seseorang akan mati, maka orang tersebut pasti akan mati. Jadi, banyak orang ingin menyumpal mulutnya.     

"Jialuo Gu, aku bisa melihat kalau nanti di dahimu itu, di sana akan berubah menjadi gelap, sementara di sudut bibirmu, di sana akan terdapat warna biru. Mungkin hari ini kau akan menderita dan berdarah-darah." Suara biksu Lidi terdengar menggelegar, hingga sampai menyebar ke segala penjuru.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.