Kaisar Dewa

Di Saat-saat Kritis, Kau Masih Harus Mengandalkan Lin Yue



Di Saat-saat Kritis, Kau Masih Harus Mengandalkan Lin Yue

0Saat menyaksikan hal tersebut, maka semua orang hanya bisa tercengang. Rasa-rasanya jantung mereka sampai berhenti berdetak. Mereka sama sekali tidak bisa menerima kondisi tersebut.     

Para pertapa yang sebelumnya merasa bersemangat dengan kemunculan Beigong Lan, saat ini hanya mampu ternganga. Bahkan, mulut mereka sampai terbuka lebar, dengan kedua mata yang membelalak, dimana wajah mereka benar-benar terlihat terkejut.     

Beigong Lan telah benar-benar... dikalahkan...     

Di Wilayah Pusat, kemampuan Beigong Lan setara dengan Ouyang Huan dan Chi Wansui. Wanita itu telah mengalahkan begitu banyak figur terkenal dengan menggunakan Pedang Biru Cutthroat-nya.     

Akan tetapi, wanita tangguh yang legendaris itu sama sekali tidak sanggup bertahan dari satu pukulan Pangeran Ketiga Kerajaan.     

"Mustahil. Bagaimana mungkin kakak seperguruan Beigong bisa dikalahkan?"     

Tidak ada pertapa manapun dari Akademi Saint di Wilayah Pusat yang bisa menerima hal ini. Bagaimana mungkin dewi mereka sampai dikalahkan oleh Pangeran Vampir?     

Sebagian besar Setengah-Biksu yang berada di Kota Shentai hanya mampu menghela nafas. Karena Beigong Lan baru saja dikalahkan, maka itu berarti bahwa tidak ada seorangpun yang mampu mencegah Pangeran Ketiga Kerajaan dan Jialuo Gu dalam menduduki Kursi Ahli Waris.     

Jadi, kalau mereka berdua sampai benar-benar menjadi para Ahli Waris, maka bencana pasti akan segera terjadi di Daratan Kunlun.     

"Aku yang salah."     

Lady Saint mencengkram pegangan kursi erat-erat. Wanita itu tidak pernah merasa tertekan seperti ini sebelumnya. Meskipun kekuatannya berada di level tinggi dan telah berhasil menembus Alam Biksu, namun ia masih dipaksa untuk mengeluarkan keputusan yang tidak diinginkannya.     

Sebenarnya, wanita itu sudah bisa menebak kalau kedua orang tersebut pasti telah mempersiapkan segala sesuatunya matang-matang. Akan tetapi, wanita itu tidak menyangka kalau mereka berdua ternyata sampai membawa Thousand Treasure Cassock dan Hundred Saint Blood Armor. Yang jelas, kedua harta karun itu merupakan senjata-senjata yang sangat kuat, hingga membuat para talenta muda lainnya tidak sanggup melakukan apa-apa.     

Pangeran Ketiga Kerajaan telah berhasil mengalahkan Beigong Lan. Hal itu terjadi karena sang Pangeran sedang mengenakan Hundred Saint Blood Armor.     

Armor itu sendiri terbuat dari 100 darah Biksu, tulang-tulang suci, Holy Source, dan permata-permata suci, dimana semua bahan-bahan tersebut disatukan dengan menggunakan metode rahasia milik para Vampir. Jadi, armor itu bukan hanya mengandung kekuatan 100 orang Biksu, namun juga menyimpan pengetahuan dan ingatan-ingatan mereka.     

Bahkan, armor itu juga memiliki kesadaran diri. Jadi, ketika armor itu mendapatkan asupan Chi Suci, maka armor tersebut dapat melepaskan teknik bela diri layaknya seorang Biksu, berdasarkan pada prinsip-prinsip Jalan Suci.     

Maka dari itu, armor ini tak ubahnya seperti 100 orang guru di level Biksu, dimana mereka dapat mengajarkan Jalan Suci dan teknik-teknik bela diri kepada pemilik armor tersebut.     

Kalau kekuatan Hundred Saint Blood Armor dilepaskan sampai pada batas maksimalnya, maka itu tak ubahnya seperti 100 orang Biksu yang dijadikan satu. Akibatnya, sang pemakai akan mendapatkan tambahan kekuatan sebanyak itu. Jadi, hampir bisa dipastikan kalau sang pemakai dapat membunuh siapapun yang ditemuinya.     

Tentu saja, berdasarkan pada tingkat pengolahannya yang sekarang, maka Pangeran Ketiga Kerajaan hanya mampu melepaskan sebagian kecil dari kekuatan armor tersebut. Yang jelas, ia masih berada di level yang sangat jauh, sebelum sanggup melepaskan kekuatan 100 orang Biksu.     

Beigong Lan sendiri sampai dikalahkan oleh Pangeran Ketiga Kerajaan bukan karena wanita itu lebih lemah. Sebaliknya, itu karena Hundred Saint Blood Armor yang terlampau kuat.     

Armor itu sangat sulit diproduksi. Hanya ada satu armor semacam itu di seluruh ras Vampir. Jadi, Pangeran Ketiga Kerajaan pasti akan mengembalikannya kepada ras mereka setelah Pesta Ahli Waris ini selesai.     

"Tidak heran mengapa Vampir tua itu masih bersikap tenang saat harus menghadapi para Biksu di Kota Shentai. Ternyata, itu karena Hundred Saint Blood Armor."     

Lady Saint melirik ke atas langit. Wanita itu menatap Vampir berambut putih dan menemukan bahwa sang elder tersebut sedang tersenyum bangga ke arahnya. Tampaknya, sang elder seperti sedang menertawakan kebodohannya.     

Sulit membayangkan betapa mengerikannya kekuatan yang dapat dilepaskan oleh Hundred Saint Blood Armor, apalagi ketika dipakai oleh sosok yang telah hidup selama 800 tahun.     

Yang jelas, Pesta Ahli Waris malam ini telah gagal.     

Karena segala sesuatunya telah terlanjur terjadi, maka Lady Saint pun mulai berputus asa. Yang jelas, setelah acara ini selesai, maka ia tidak perlu lagi datang ke Konferensi Teknik Pedang. Jadi, wanita itu akan langsung kembali ke Wilayah Pusat dan meminta ampunan kepada sang Permaisuri.     

Beigong Lan sendiri sedang terjatuh di dekat Kursi Raja nomor satu. Posisi wanita itu sangat dekat dengan Huang Yanchen.     

Ketika melihat wanita itu sedang terluka parah, maka seketika itu pula Huang Yanchen langsung membantunya. Huang Yanchen berjalan mendekat dan berusaha untuk menopang tubuh Beigong Lan, sambil memberinya pil penyembuhan.     

Perlahan-lahan, Beigong Lan mulai membaik. Beberapa saat setelahnya, ia sudah berhasil melewati situasi kritis.     

Sambil melirik Huang Yanchen, maka wanita itu mulai tersenyum getir. "Te.. rima kasih..."     

"Kita berdua sama-sama murid dari Akademi Saint," kata Huang Yanchen. "Tidak perlu berterima kasih."     

Pada saat ini, ada bayangan raksasa yang muncul dari bawah, lalu mulai melingkupi Huang Yanchen dan Beigong Lan. Selain itu, di sana juga terdapat aroma iblis dan darah yang melingkupinya.     

Huang Yanchen mendongakkan kepalanya. Wanita itu melihat Pangeran Ketiga Kerajaan sedang diselimuti oleh armor berwarna merah darah. Sementara itu, sang Pangeran sedang berdiri di atas awan Chi Darah, dimana ia benar-benar tampak mengerikan.     

Saat itu, cahaya terang mulai memancar dari kedua lubang mata di armornya. Keduanya tampak seperti lampu darah yang ditempelkan pada logam.     

Pangeran Ketiga Kerajaan mulai mencibir. "Kenapa? Raja di kursi pertama juga ingin bertarung melawanku?"     

Garis-garis Chi Darah itu terus mengalir keluar dari armor seperti sungai darah. Akibatnya, sungai darah itu mulai menekan Huang Yanchen.     

Huang Yanchen sendiri benar-benar tahu diri terhadap batas kemampuannya. Yang jelas, ia tidak akan mampu mengalahkan vampir tersebut, meski sang Pangeran tidak menggunakan Hundred Saint Blood Armor. Maka dari itu, Huang Yanchen datang ke sana hanya untuk membantu Beigong Lan. Terlebih lagi, ia sama sekali tidak pernah berniat untuk menantang sang Pangeran Vampir tersebut.     

Setelah mengenakan Hundred Saint Blood Armor, maka seketika itu pula Pangeran Ketiga Kerajaan menjadi semakin haus darah. Setelahnya, terdapat senyuman keji yang muncul di wajahnya. "Entah kau mau bertarung melawanku atau tidak. Tapi, karena kau sudah membantunya, maka kau juga harus dihukum."     

Pangeran Ketiga Kerajaan mulai mengaktifkan Chi Darah-nya dan melayangkan satu pukulan ke arah wanita tersebut. Kekuatan yang mengerikan mulai melesat menuju dada Huang Yanchen.     

Bagaimana Huang Yanchen dapat bertahan dari serangan tersebut dengan kekuatannya yang sekarang?     

Sebagian besar pertapa yang menyaksikan hal tersebut hanya mampu menghela nafas, dan berpikir kalau Huang Yanchen sebaiknya mengurusi urusannya sendiri. Bagaimanapun juga, semenjak wanita itu telah duduk di Kursi Raja nomor pertama, seharusnya ia tetap berdiam diri di sana saja.     

Jika sudah demikian, bukankah membantu orang lain akhirnya sama halnya dengan menjemput ajalnya sendiri?     

Kala itu, sebagian besar pertapa di Kursi Talent dan Penakluk mulai merasa takut terhadap Pangeran Ketiga Kerajaan dan Jialuo Gu. Mereka semua hanya bisa terdiam. Mereka sama sekali tidak berani menghadapi kedua orang tersebut.     

Di Kota Shentai, sebagian besar Leluhur Setengah-Biksu sedang mengernyitkan dahi masing-masing. Segala sesuatunya telah berkembang semakin runyam.     

Kalau sampai teror ini menyebar luas, maka semua orang pasti akan berpikir bahwa para Vampir adalah kelompok yang tak terkalahkan. Setelah itu, kalau mereka akhirnya benar-benar muncul dalam jumlah besar di Daratan Kunlun, maka pasti ada banyak pertapa yang akan menyerahkan diri mereka kepada para Vampir tersebut tanpa perlawanan.     

Jadi, sang pahlawan harus segera muncul dan mengalahkan mereka berdua agar ketakutan ini tidak semakin akut.     

Mampukah Xue Wuye melakukannya?     

Atau Chi Wansui?     

Bagaimana dengan Ouyang Huan?     

Para elder akhirnya mulai menggelengkan kepala. Apalagi, kekalahan tragis yang baru saja dialami oleh Beigong Lan masih terngiang jelas di kepala mereka. Seharusnya wanita itu bisa menjadi tumpuan harapan bagi semua orang.     

Sementara itu, saat melihat pukulan Pangeran Ketiga Kerajaan hampir mengenai Huang Yanchen dan Beigong Lan, maka seketika itu pula semua orang langsung menutup matanya. Mereka tahu bahwa Pangeran Ketiga Kerajaan tidak akan membunuh kedua wanita tersebut, namun sang Pangeran hanya akan melumpuhkannya.     

Kaboom!     

Terdengar suara "boom" yang kencang dari puncak Gunung Scroll. Semua pertapa yang hadir di sana langsung merasa terkejut, dimana mereka mulai mendongakkan kepala masing-masing.     

Apa yang terjadi? Bagaimana mungkin ledakan energi yang dahsyat seperti itu sampai terlepas?     

Setelah itu, mereka menyaksikan Chi Darah sedang berbenturan melawan pedang Chi. Kedua energi itu sampai berhasil menciptakan lengkungan cahaya. Di waktu yang bersamaan, kedua energi tersebut melepaskan residu-residu energi di sisi kiri dan kanan.     

Boom!     

Dengan suara ledakan lainnya, maka Chi Darah dan pedang Chi itu akhirnya terpisah satu sama lain.     

Chi Darah itu terhempas ke arah belakang. Pada akhirnya, energi itu kembali masuk ke dalam tubuh Pangeran Ketiga Kerajaan, yang berada pada jarak 40 langkah dari titik pertemuan serangan tersebut. Di waktu yang bersamaan, sang Pangeran berteriak terkejut. Yang jelas, ia sama sekali tidak menyangka kalau ternyata masih ada orang lain yang mampu menahan serangannya.     

Pedang Chi itu kembali masuk ke dalam tubuh pemiliknya layaknya ombak. Setelah bayangan pedang itu memudar, saat itu sosok Zhang Ruochen muncul di baliknya.     

Zhang Ruochen sedang berdiri di puncak gunung. Saat itu, jubahnya terlihat sedikit berkibar. Lelaki itu sedang membawa Void Sword di salah satu tangannya, sementara tangan yang lain berada di belakang pinggul, dimana hal tersebut membuatnya terlihat santai. "Meski wanita itu sedang berada di hadapanmu, dan dia juga sedang menghalangimu, namun kau sama sekali tidak berhak untuk menghukumnya," katanya. "Apa kau percaya kepadaku?"     

Keringat sebesar jagung tampak menetes dari dahi Huang Yanchen. Setelahnya, wanita itu mulai menghirup nafas dalam-dalam.     

Huang Yanchen mulai mengamati Zhang Ruochen. Kala itu, tatapannya mengandung dua hal; rasa syukur dan terenyuh. "Kau sedang terluka parah. Mengapa kau masih ingin memaksakannya?"     

Benar, wajah Zhang Ruochen memang terlihat pucat, namun ia masih tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Tak apa," katanya pelan.     

Beigong Lan mulai menatap Zhang Ruochen dengan tampang getir. Tidak ada seorangpun yang benar-benar paham selain wanita tersebut, terkait betapa mengerikannya Pangeran Ketiga Kerajaan dan Hundred Saint Blood Armor tersebut.     

Sialnya, pria yang sedang terluka parah ini, ternyata sanggup menangkal serangan sang Vampir, bahkan sampai berhasil membuatnya mundur. Hal itu benar-benar sulit dipercaya. Baru kali ini wanita itu akhirnya menyadari betapa besar kekuatan lelaki tersebut.     

"Kalian berdua pergilah. Biar aku yang menangani ini," kata Zhang Ruochen dengan santai.     

Huang Yanchen dan Beigong Lan sama-sama mundur menuju ke Kursi Raja pertama dan kedua.     

Lin Yue telah berhasil memaksa sang Pangeran Ketiga Kerajaan untuk bergerak mundur. Yang jelas, kekuatannya bukan hanya mengejutkan para pertapa muda yang berada di bawah kaki gunung, namun juga semua talenta muda yang menduduki Kursi Talent, Kursi Penakluk, Kursi Raja, dan Kursi Ahli Waris.     

Tidak ada satupun dari mereka yang pernah membayangkan – kalau monster seperti Pangeran Ketiga Kerajaan – ternyata bisa terhempas ke belakang.     

"Apa Lin Yue benar-benar setangguh itu?"     

Tiga orang ahli waris dari East Region Saint Mansion hanya bisa ternganga. Sebelumnya, mereka telah menduga kalau Huang Yanchen pasti akan segera dilumpuhkan. Jadi, diam-diam mereka bertiga merasa senang, sebab mereka akan segera kehilangan salh satu kompetitor.     

Sialnya, situasi yang nyaris terjadi itu, sekarang ini telah benar-benar berbanding terbalik.     

Pada akhirnya, murid-murid dari Sekte Yin Yang kembali merasa bersemangat.     

"Di momen-momen kritis, ternyata kau masih harus mengandalkan kakak saudara Lin Yue untuk menghancurkan musuh-musuh tangguh."     

"Kakak saudara Lin Yue memang tak terkalahkan. Dia mampu menghancurkan semuanya dengan pedang."     

Di sisi lain, gadis-gadis yang berada di Gunung Scroll juga mulai mendambakan Lin Yue, dimana mereka mulai membayangkan Lin Yue sebagai suami mereka sendiri. Berpasang-pasang mata dari para gadis tersebut mulai bercahaya, dimana mereka sedang mengagumi lelaki tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.