Kaisar Dewa

Cara-cara Keji



Cara-cara Keji

0Kalau orang-orang itu tidak mampu mengalahkan Pangeran Ketiga Kerajaan dan Jialuo Gu, dan hanya membiarkan mereka berdua duduk di Kursi Ahli Waris, maka klan-klan dan kelompok-kelompok besar itu pasti akan dipermalukan. Namun, sebenarnya itu hanya masalah kecil.     

Sebab, yang jauh lebih penting adalah posisi Ahli Waris tersebut, dimana itu benar-benar signifikan. Kalau sang Vampir atau Sekte Death Zen sama-sama mendapatkan tempat memperoleh banyak sumber daya latihan sebagai seorang Ahli Waris, maka itu sama halnya dengan memperkuat musuh mereka.     

Bagaimanapun juga, sumber daya latihan yang akan digelontorkan untuk seorang Ahli Waris jauh berada di luar imajinasi orang-orang.     

Ketika hanya diprovokasi seperti itu, namun sebagian besar pertapa muda tersebut telah menjadi marah dan semakin memanas. Katanya, mereka ingin memberi pelajaran kepada kedua orang itu.     

Mereka – yang ternyata di dalamnya juga termasuk Ouyang Huan, Gai Tianjiao, Xue Wuye. Sebenarnya, mereka adalah orang-orang tangguh yang hanya perlu menunggu hasil panen – karena telah berhasil duduk di Kursi Ahli Waris – namun, mereka masih berpikiran sama seperti yang lainnya. Bagaimanapun juga, mereka ini sangat percaya diri terhadap kemampuan masing-masing. Jadi, mereka merasa yakin dan sanggup mengalahkan dua orang tersebut.     

Sebaliknya, saat itu hanya Zhang Ruochen saja yang mulai mengernyitkan dahi. Menurutnya, situasi ini pasti akan berubah menjadi runyam. Jadi, lelaki itu langsung menatap para pertapa di Kursi Talent dan Kursi Penakluk – orang-orang yang telah memicu permasalahan tersebut sampai menjadi seperti ini – sebelum akhirnya lelaki itu mengingat-ingat mereka semua.     

Orang-orang itu berasal dari kelompok yang berbeda, namun bisa jadi mereka adalah para Vampir yang sedang menyamar. Orang lain mungkin tidak tahu seberapa tangguhnya para Vampir tersebut, namun Zhang Ruochen sendiri telah benar-benar paham.     

Kembali ke masa lampau, saat itu Kaisar Ming dan Kaisar Qing sama-sama bekerja sama untuk melawan Permaisuri Darah, namun mereka berdua masih dapat dengan mudah dikalahkan. Kemudian, terkait bagaimana cara-cara yang digunakan oleh Kaisar Ming, sampai beliau akhirnya berhasil mengalahkan Permaisuri Darah dengan melemparkan wanita itu ke dalam jurang, maka Zhang Ruochen sendiri juga tidak yakin seperti apa kejadiannya.     

Yang jelas, para Vampir pasti jauh lebih kuat daripada yang dipikirkan oleh orang-orang. Jika tidak, maka Kaisar Ming tidak akan pernah semua pertapa di Daratan Kunlun hanya untuk bertarung melawan ras mereka.     

Bahkan, para Biksu yang hadir di sini hanya pernah mempelajari Vampir-vampir itu dari buku. Namun, mereka tidak pernah mengalaminya sendiri di masa 800 tahun silam. Yang jelas, mereka semua juga tidak paham dengan kemampuan para Vampir tersebut.     

Zhang Ruochen sangat membenci Chi Yao dan lelak itu ingin membalaskan dendam kepadanya. Akan tetapi, jauh di dalam hatinya, ia juga tidak ingin dunia ini kembali berubah menjadi chaos seperti zaman dahulu.     

Sebab, kemakmuran yang sudah diraih hari ini telah dapat dinikmati dari generasi ke generasi di Daratan Kunlun.     

Ketika kemakmuran dan keseimbangan ini dihancurkan, maka banyak orang akan kehilangan rumah dan perlindungan. Terlebih lagi, dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengembalikannya seperti semula.     

Pada akhirnya, Zhang Ruochen jauh lebih membenci para Vampir dan Sekte Death Zen. Jadi, lelaki itu tidak akan pernah membiarkan mereka berdua kembali menebar bencana di Daratan Kunlun.     

Meski demikian, Zhang Ruochen masih bersikap sangat tenang, sebagaimana ia mulai menatap Huang Yanchen. "Putri, mari kita cari tempat duduk dan mengamati ini dari bangku penonton."     

Huang Yanchen menatap kedua mata Zhang Ruochen yang penuh dengan keragu-raguan. Setelah itu, akhirnya ia bertanya, "Kau ingin aku duduk di mana?"     

Zhang Ruochen menghindar dari tatapan mata Huang Yanchen. Saat itu, ia menoleh ke arah puncak gunung dan menuding ke salah satu arah. "Kursi Raja nomor satu."     

Lelaki itu tidak berniat membawa Huang Yanchen menuju ke Kursi Ahli Waris. Sebab, hal itu hanya akan kembali membawanya masuk ke dalam bahaya, selain juga tidak ada gunanya.     

Bahkan, Kursi Raja nomor satu juga tidak ada gunanya. Sebab, itu hanya berkutat pada popularitas dan ketenaran.     

Selain itu, sekarang ini orang-orang sedang menaruh perhatian mereka kepada Pangeran Ketiga Kerajaan dan Jialuo Gu. Mereka semua ingin menghentikan kedua orang tersebut, supaya kedua orang itu tidak bisa mendaki ke puncak Gunung Scroll. Maka dari itu, tidak ada lagi yang akan mencegah Zhang Ruochen dan Huang Yanchen.     

Di tempat lain, pertempuran Bu Qianfan dan Kapten Rat juga terhenti. Pria dan binatang buas itu terpisah satu sama lain tanpa ada pemenangnya.     

Kapten Rat kembali ke Kursi Raja nomor 12 dan duduk di sana. Kemudian, ia mulai menggunakan keterampilan olah raganya untuk mengisi kembali Chi Suci yang sempat terkuras.     

Bu Qianfan sendiri mulai berjalan ke sisi Huang Yanchen. Saat itu, Chi Pertempurannya masih terlihat cukup intens. "Putri Yanchen, apa Anda masih perlu bantuan untuk menduduki Kursi Ahli Waris?"     

Huang Yanchen menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa duduk di Kursi Ahli Waris dengan kemampuanku yang masih seperti ini. Jadi, aku hanya ingin duduk di Kursi Raja. Maka dari itu, perlindungan dari kakak saudara Lin Yue sudah cukup. Jendral Bu, potensimu sangat tinggi. Kuharap kau mau berkompetisi dan memperebutkan salah satu Kursi Ahli Waris, supaya para Vampir dan Sekte Death Zen itu tidak kebagian tempat."     

Bu Qianfan sendiri mampu melihat situasi ini dengan jelas, maka dari itu, ia tidak memaksakannya. "Jika demikian, maka saya akan mengambil salah satu tempat duduk di antara sembilan Kursi Ahli Waris. Semoga para Vampir dan Sekte Death Zen berhasil mendaki sampai di puncak gunung, supaya saya bisa menghapuskan mereka berdua dari muka bumi ini."     

Pada akhirnya, Bu Qianfan sendiri adalah pria yang berasal dari Menteri Peperangan dan Keluarga Biksu Bu. Jadi, kedua kelompok tersebut pasti telah memberinya perintah, agar ia mendapatkan salah satu Kursi Ahli Waris.     

Sebelumnya, pria itu membantu Huang Yanchen karena ia pernah berhutang nyawa kepada Zhang Ruochen. Lalu, semenjak Huang Yanchen sudah tidak membutuhkan bantuannya lagi, maka ia pasti akan bertarung untuk memperebutkan salah satu Kursi Ahli Waris.     

Bu Qianfan menggunakan teknik bergeraknya, sambil menghentakkan kakinya di atas lantai, sebelum akhirnya melesat cepat menuju ke puncak Gunung Scroll. Tidak ada seorangpun yang bisa menghentikannya, hingga pria itu telah duduk di salah satu Kursi Ahli Waris.     

Para talenta muda yang duduk di Kursi Raja sedang menunggu Pangeran Ketiga Kerajaan dan Jialuo Gu untuk naik ke atas gunung. Mereka ingin mengalahkan dua orang itu terlebih dahulu, sebelum akhirnya kembali berkompetisi untuk mendapatkan Kursi Ahli Waris.     

"Ayo!"     

Zhang Ruochen dan Huang Yanchen sedang berjalan bersisian. Mereka terus melewati barisan-barisan Kursi Raja sampai akhirnya mereka tiba di kursi nomor satu di dekat puncak gunung.     

Sang pertapa yang menduduki kursi pertama baru saja mendaki ke puncak dan duduk di salah satu Kursi Ahli Waris. Jadi, tempat duduk ini masih kosong.     

Saat itu, Huang Yanchen tidak segera duduk di sana. Sebaliknya, kedua mata birunya sedang menatap Zhang Ruochen. "Kau duduk di sini. Aku yang akan menjadi penjagamu."     

Zhang Ruochen tersenyum dan menggelengkan kepalamu. "Anda belum terlalu kuat. Jadi, Anda tidak bisa menjadi penjaga saya."     

Huang Yanchen menggigit bibirnya sendiri. Wanita itu tahu kalau kata-katanya hanya akan menjadi sia-sia, jadi ia pun langsung berjalan melewati scroll dan menuju ke kursi pertama tersebut. Setelah itu, ia duduk di sana.     

Zhang Ruochen juga melangkah melewati scoll tersebut. Setelah itu, terdapat garis-garis cahaya putih yang mulai membumbung dari dalam scroll tersebut. Kemudian, cahaya itu membesar sampai sepuluh kali lipat dari ukurannya, hingga membentuk platform berbentuk persegi.     

Jadi, Zhang Ruochen tahu kalau seseorang ingin menantang pemilik Kursi Raja nomor satu, maka kursi scroll tersebut akan langsung berubah menjadi dunia miniatur. Kalau orang yang duduk di kursi itu sampai terlempar keluar dari dunia miniatur, maka tantangan itu dianggap berhasil.     

Sekarang ini, Huang Yanchen sedang berada di Kursi Raja, sambil menunggu para pertapa lain untuk menantangnya. Wanita itu menatap Zhang Ruochen. Lalu, ketika ia menyaksikan wajah lelaki itu yang sedikit pucat, maka ia tahu kalau lelaki tersebut sedang terluka parah.     

"Luka-lukamu..." Huang Yanchen merasa khawatir. Saat itu, kedua matanya penuh dengan rasa kepedulian.     

Zhang Ruochen berpura-pura untuk terlihat baik-baik saja, dimana ia masih tersenyum ke arahnya. "Tak apa. Sekarang ini saya sudah baik-baik saja, karena tadi sudah menelan pil."     

Lelaki itu terbatuk dua kali, diiringi dengan rasa sakit yang tajam pada bagian jantungnya. Lalu, dengan suara "pff", lelaki tersebut pun langsung memuntahkan darah.     

Jantung Zhang Ruochen telah tertusuk ketika ia bertarung melawan Mu Lingxi. Selain itu, ia juga bertarung melawan Le, jadi ia tidak sempat memulihkan diri. Hal ini yang membuat luka-lukanya bertambah parah.     

Kala itu, Huang Yanchen merasa terkejut. Seketika itu juga, ia langsung bangkit dari kursinya dan membantu Zhang Ruochen berdiri. Akan tetapi, lelaki itu sudah duduk di atas scroll dengan mata tertutup. Lelaki itu telah menggunakan ketrampilan olah raga untuk menyembuhkan dirinya sendiri.     

Di waktu yang bersamaan, terdapat Body-Protecting Holy Kang yang memancar dari tubuhnya, dan menghalau Huang Yanchen yang berusaha mendekat. Akibatnya, wanita itu tidak lagi berani mengganggu Zhang Ruochen. Jadi, ia hanya berdiri di luar Chi Kang tersebut, sambil menatap Zhang Ruochen dengan tampang getir. Wanita itu benar-benar sedang merasa khawatir.     

Setelah memikirkan segala sesuatunya, maka Lady Saint akhirnya memperbolehkan sang Vampir dan Sekte Death Zen untuk berpartisipasi ke dalam Pesta Ahli Waris tersebut.     

"Terima kasih, Lady Saint. Saya tidak akan mengecewakan Anda."     

Pangeran Ketiga Kerajaan dan Jialuo Gu saling tersenyum satu sama lain, sebelum akhirnya mulai menatap puncak gunung. Tujuan mereka jelas, yakni Kursi Ahli Waris. Bagi mereka berdua, maka ketiga kursi yang di level yang lain sama sekali tidak ada artinya.     

Saat mereka baru saja melangkah di atas tangga, saat itu seorang pemuda di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon langsung bangkit berdiri dari Kursi Talent. Pemuda itu melompat dan langsung menyerang mereka.     

"Sekte Daqian, Li Hongyi, datang kemari untuk menantang Sekte Death Zen."     

Li Hongyi menyerang dengan kedua tangannya, sambil melepaskan teknik pukulan kelas menengah dari Tingkatan Hantu – Pukulan Tianyuan. Seketika itu juga, Chi Suci yang dahsyat mulai memancar dari tangannya, hingga menciptakan pukulan berbentuk lingkaran dengan ukuran lebih dari 100 kaki.     

"Amitabha."     

Tanpa bergeser sedikitpun, saat itu Jialuo Gu mulai merentangkan tangan Buddha berwarna emasnya. Setelah itu, ia menampar udara – seperti sedang menampar lalat – dimana gerakan tersebut telah berhasil menghempaskan Li Hongyi ke udara.     

Ketika Li Hongyi mendarat di bawah gunung, saat itu kondisi tubuhnya sudah tak karuan. Sebab, baik meridian dan Lautan Chi-nya sama-sama telah dihancurkan. Pria itu tidak mati, namun ia sudah tidak bisa apa-apa lagi.     

"Keluarga Biksu Yan, Yan Wuji, datang kemari untuk membunuh Vampir."     

"Kalau kau ingin mendaki ke atas puncak, maka kau harus melewati aku terlebih dahulu. Keledai dari Sekte Death Zen, matilah kau!"     

…     

37 talenta muda telah menyerang mereka berdua berturut-turut. Namun, mereka semua malah dihancurkan. Tidak ada satupun dari mereka yang mampu bertahan dari satu serangan kedua orang tersebut.     

Metode-metode yang digunakan oleh Pangeran Ketiga Kerajaan dan Jialuo Gu sendiri sangat keji. Sebab, jika bukan menghancurkan Lautan Chi, maka satu serangan mereka selalu berhasil menghancurkan meridian-meridian lawannya. Pada akhirnya, lawan mereka berdua langsung lumpuh. Mereka berdua memang mengikuti aturan mainnya – dengan tidak membunuh orang lain – namun hal ini jauh lebih keji daripada langsung membunuh lawannya.     

Sekarang, orang-orang akhirnya bisa berpikir lebih jernih dan mulai menyadari bahwa Pangeran Ketiga Kerajaan dan Jialuo Gu ternyata sudah menyiapkan pertempuran ini baik-baik. Yang jelas, kemampuan mereka berdua sangat mengerikan.     

"Dia sangat tangguh. Pangeran Ketiga Kerajaan hanya menggunakan satu jari untuk menghancurkan Lautan Chi Yan Wuji, hingga membuatnya terhempas ke kaki gunung."     

"Tingkat pengolahan Jialuo Gu juga mengerikan. Dia telah berhasil menghancurkan meridian-meridian milik 19 orang petarung top. Aku penasaran kekuatan macam apa yang tersimpan di balik tangannya."     

"Kurasa Senjata Bela Diri kelas duabelas pasti akan hancur kalau sampai berbenturan dengan tangan Jialuo Gu. Jadi, kau sama sekali tidak bisa menyentuhnya."     

Saat ini, para penonton mulai menemukan bahwa mereka yang tadinya ingin memberi pelajaran kepada Pangeran Ketiga Kerajaan dan Jialuo Gu, ternyata masih duduk di tempatnya masing-masing. Bahkan, mereka sama sekali tidak menyerang. Ini benar-benar aneh.     

Metode keji yang digunakan oleh kedua orang itu telah berhasil membuat talenta muda di Kursi Talent dan Kursi Penakluk merasa trauma. Akibatnya, tidak ada satupun dari mereka yang berani melanjutkan pertarungan.     

Di puncak gunung, Xue Wuye, Ouyang Huan, Gai Tianjiao, dan yang lainnya, mulai menyadari sesuatu yang ganjil. Pada akhirnya, mereka tersadar kalau mereka telah benar-benar meremehkan sang Vampir dan biksu yang berasal dari Sekte Death Zen     

Pangeran Ketiga Kerajaan menjilat darah yang menempel di tinjunya. Saat itu, ia menyapukan pandangan matanya kepada para pertapa di Gunung Scroll dengan tampang jijik, sebelum akhirnya terkekeh. "Bukankah kalian semua ingin memberiku pelajaran? Lalu kenapa sekarang ini kalian tidak berani bertarung lagi? Kami baru saja memulainya. Tujuanku datang kemari adalah untuk melumpuhkan mereka-mereka yang disebut sebagai para jenius. Ayolah, beri aku kesempatan untuk melakukannya."     

Seorang penakluk di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon tidak tahan lagi mendengar provokasi Pangeran Ketiga Kerajaan. Akan tetapi, sebelum ia sempat menjangkau pangeran tersebut, maka dahinya sudah lebih dulu terkena cetak tanda pukulan. Akibatnya, pria itu terhempas dan bergulung-gulung ke bawah gunung, dimana ia juga telah berhasil dilumpuhkan.     

"Dasar tidak tahu diri," kata sang Pangeran. Setelah itu, ia langsung menginjak tubuh sang penakluk tersebut, tanpa sama sekali memperdulikan teriakan kesakitannya, dimana sang Pangeran hanya ingin terus mendaki ke atas puncak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.