Kaisar Dewa

Pangeran Ketiga Immortal Vampir



Pangeran Ketiga Immortal Vampir

0"SWOOSH!"     

SWOOSH!     

Pertarungan itu akan segera berlangsung.     

Akan tetapi, sesuatu yang tidak terduga akan segera terjadi...     

Setelah menimbang-nimbang selama beberapa saat, maka Mu Lingxi pun akhirnya mengambil keputusan. Saat itu, ia melesat seperti hantu dan kembali muncul di samping Le. Wanita itu melayangkan pukulan ke arah pundak kanan Le.     

Le sama sekali tidak menyangka kalau Mu Lingxi akan menyerangnya. Jadi, lelaki tersebut masih belum siap ketika diserang olehnya.     

"BAM!"     

CRUNCH! Pundak kanan Le terdengar bergemeretak.. Pedang berkarat di tangannya terjatuh ke tanah dengan suara "clang", dimana lelaki itu mulai terhempas sampai 50 meter jauhnya.     

Pukulan Mu Lingxi tidak kencang, namun juga tidak lemah. Wanita itu hanya melukai Le, dan membuatnya tidak lagi dapat bertarung melawan siapapun selama tiga hari kedepan.     

Di sisi lain, Le mulai merasakan rasa sakit yang intens pada bagian lengannya. Sisi kanan tubuhnya bahkan sampai mati rasa, sementara energi iblis dalam jumlah besar mulai masuk ke dalam Meridiannya. Yang jelas, lelaki itu tidak akan pulih dalam waktu singkat.     

Lelaki itu hanya menatap Mu Lingxi, sambil benar-benar merasa kebingungan.     

Bukan hanya Le saja yang kebingungan, karena semua orang juga merasakan hal yang sama saat mereka melihat Mu Lingxi menyerang. Tidak ada satupun yang menyangka kalau sang Biksuni dari Sekte Setan akan melukai kawannya sendiri.     

"Apa... yang terjadi? Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Sekte Setan malah bertarung satu sama lain?"     

Kebanyakan dari mereka pun langsung merasa tercengang. Bahkan, tidak ada satupun dari mereka yang dapat mencerna hal tersebut untuk waktu yang lama.     

"Ha ha!"     

Di puncak Gunung Scroll, saat itu Gai Tianjiao mulai tertawa kencang. "Ouyang Huan, kau telah mengutus Biksuni kecil itu untuk bertarung melawan saudara junior seperguruan Lin Yue. Jadi, apa kau tidak terkejut kalau rencanamu akhirnya hanya akan menjadi senjata makan tuan?"     

Ouyang Huan mengacuhkan Gai Tianjiao, sementara wajahnya penuh dengan kemarahan. Meskipun ia sangat sabar, namun saat ini ia menjadi marah karena perilaku Mu Lingxi.     

Mu Lingxi telah melukai reputasi Sekte Setan. Jadi, setelah ini, para pertapa di seluruh dunia pasti akan mencibir mereka. Hal itu terjadi karena ada seorang penghianat di dalam Sekte mereka, apalagi sang penghianat tersebut adalah seorang Biksuni.     

Saat itu, Ouyang Huan berusaha untuk mengendalikan emosinya sendiri. Kemudian, ia melompat dari tempat duduknya dan berjalan ke sisi gunung, sambil berdiri di atas tangga tertinggi gunung. Lalu, ia mulai melihat ke bawah dan berkata, "Snake Two, bawa Yang Mulia Biksuni itu kembali pulang. Hentikan dia dan biarkan aku yang akan menanganinya."     

Kedua mata Snake Two terlihat dingin dan tajam. Setelahnya, wanita itu melompat dengan ujung kakinya dan menerjang turun, dimana ia tiba-tiba sudah berada di sisi Mu Lingxi. Kemudian, sambil mendengus dingin, saat itu ia berkata, "Ayo pergi, Biksuni!"     

Zhang Ruochen memfokuskan matanya dan mengangkat tangannya. Setelah itu, ia menudingkan pedangnya ke arah punggung Snake Two dan berkata, "Kau mau membawanya kemana?"     

Lagipula, Mu Lingxi telah melukai Le – karena wanita tersebut sama sekali tidak ingin pertempuran itu terjadi.     

Meski demikian, Snake Two juga tidak takut terhadap Zhang Ruochen. Jadi, wanita itu hanya tersenyum tipis dan berkata lembut, "Apa kau merasa sakit hati? Kalau begitu bunuh saja aku... dan dia akan menjadi milikmu."     

Mendengar itu, maka kedua mata Zhang Ruochen langsung berubah menjadi dingin. Setelahnya, ia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan hendak menebas leher Snake Two.     

"Jangan!"     

Mu Lingxi cepat-cepat menggelengkan kepalanya kepada Zhang Ruochen. Lalu, wanita itu berkata, "Jangan khawatir, mereka tidak akan bisa melakukan apa-apa kepadaku."     

Seketika itu juga, Zhang Ruochen langsung menghentikan serangannya, dan perlahan-lahan mulai mendapatkan kesadarannya kembali. Setelah itu, ia mulai menggertakkan giginya, dan kembali menyimpan Void Sword-nya.     

Mu Lingxi telah melukai Le, dimana hal itu pasti akan menggagalkan rencana Ouyang Huan. Jadi, perilaku wanita tersebut pasti akan berdampak besar pada Sekte Setan.     

Akan tetapi, Mu Lingxi adalah seorang Biksuni. Jadi, masih ada banyak jajaran tinggi Sekte yang akan melindungi dirinya. Yang jelas, mereka tidak akan membiarkan wanita itu menjalani hukuman yang berat.     

Lalu, kalau sampai Zhang Ruochen membunuh Snake Two demi menyelamatkan wanita tersebut, mungkin lelaki itu memang dapat melindunginya. Akan tetapi, permasalahannya pasti akan menjadi semakin runyam. Bahkan, keluarga Mu Lingxi juga akan terpengaruh, hingga mereka pasti akan dihukum oleh Sekte Setan.     

Setelah memikirkan masalah tersebut dari berbagai sisi, maka Zhang Ruochen pun akhirnya mengalah.     

Lelaki itu hanya bisa pasrah!     

Snake Two memutar tubuhnya dan tersenyum. "Jangan khawatir, aku akan menyayanginya demi kau – ha ha!"     

Setelah itu, Snake Two membawa Mu Lingxi turun dari Gunung Scroll.     

Zhang Ruochen mengamati siluet kepergian mereka. Saat itu, ia semakin erat menggenggam pedangnya. Lelaki itu hanya bisa berharap kalau Blackie akan melaksanakan tugasnya dengan baik dan menjaga Mu Lingxi.     

"Ha ha! Pertunjukkan yang sangat seru, benar-benar seru! Perjalananku ke Sekte Yin Yang sama sekali tidak sia-sia. Aku datang ke tempat ini dan langsung disuguhi oleh pertunjukkan yang sangat seru!"     

Terdapat awan merah yang muncul di ujung horizon yang gelap. Layaknya samudera yang penuh dengan darah, maka awan tersebut mulai bergerak menuju ke Gunung Scroll.     

Meski masih berada pada jarak 50 kilometer jauhnya, namun aroma darah yang kuat mulai menyengat di udara.     

SWOOSH!     

Awan berwarna merah darah itu pun akhirnya berhenti di bawah kaki Gunung Scroll.     

Sementara itu, Chi Darah tampak terus berkontraksi dari awan darah tersebut, hingga semakin lama menjadi semakin tebal. Setelah itu, Chi Darah tersebut berubah menjadi kolam darah berbentuk manusia.     

Kolam darah itu sangat tebal, sebelum akhirnya berubah menjadi armor darah. Di waktu yang bersamaan, armor darah itu memperlihatkan wujud aslinya yang terakhir – seorang pemuda yang terlihat keji.     

Pemuda itu berwajah sangat pucat, seperti sedang menggunakan topeng berwarna putih. Akan tetapi, bibirnya berwarna merah delima. Pria itu memiliki hidung mancung dan mata yang tajam. Pemuda itu sedang mengenakan jubah naga berwarna ungu, dimana rambut panjangnya tampak diikat ke belakang. Yang paling mengejutkan, pria itu mengenakan pakaian wanita.     

Seorang pria dengan pakaian wanita, disertai dengan dandanannya yang feminim. Yang jelas, itu sungguh terlihat aneh.     

Zhang Ruochen sedikit mengernyitkan dahinya dan bergumam kepada dirinya sendiri, "Aroma darah yang sangat kental! Apa mungkin... dia adalah... Immortal Vampir?"     

Pria itu memiliki telinga yang sangat tajam. Jadi, tampaknya ia mendengar gumaman Zhang Ruochen, hingga ia pun mulai tertawa kencang. "Pria muda, ternyata kau cukup cerdas. Aku adalah Pangeran Ketiga Kerajaan."     

Di bawah kaki gunung, semua pertapa yang berada di dekatnya langsung tersentak. Di waktu yang bersamaan, mereka cepat-cepat melangkah mundur guna menjaga jarak darinya.     

Meski 800 tahun telah berlalu, namun Immortal Vampir yang melegenda itu masih sangat mengerikan bagi para pertapa di Daratan Kunlun.     

Di sisi lain, para penguasa juga sudah tahu kalau Immortal Vampir berhasil menghancurkan segel dan melarikan diri dari Pulau Manji.     

Namun, semua orang mengira kalau Immortal Vampir hanya akan bersembunyi di balik kegelapan dan hidup dengan cara yang terasing. Akibatnya,, mereka tidak pernah menaruh perhatian khusus untuk menyingkirkan para Immortal Vampir tersebut. Sebaliknya, perhatian mereka semua sedang terfokus pada Konferensi Teknik Pedang yang akan datang.     

Tidak ada satupun dari mereka yang pernah menyangka kalau ternyata sang Pangeran Immortal Vampir tiba-tiba muncul di Pesta Ahli Waris. Bahkan, ia muncul secara terang-terangan!     

Bagaimana mungkin Immortal Vampir bisa sangat yakin seperti itu?     

Apa mereka sudah benar-benar pulih, setelah 800 tahun lamanya, hingga mereka akan membalaskan dendamnya kepada semua pertapa di dunia?     

"Amitabha!"     

Terdengar suara pria yang menyebut nama Buddha, dimana suara tersebut mulai menggema di seantero Gunung Scroll dan Kota Shentai.     

Tidak lama kemudian, sosok biksu Buddha dengan pakaian merah mulai muncul dari dalam tanah, sekitar 10 meter dari tempat sang Pangeran tersebut berdiri.     

Setiap inci tubuh sang biksu tampak diselimuti oleh cahaya berwarna emas. Di waktu yang bersamaan, terdapat mantra-mantra Sansekerta yang mengelilingi tubuhnya, hingga menjadi satu dengan cahaya tersebut.     

Sang Pangeran Vampir pun tersenyum dan berkata, "Jialuo Gu, kau sangat lambat!"     

Biksu Buddha berpakaian merah darah itu mengatupkan kedua tangannya ke arah depan dan kembali menyebut nama Buddha. "Saya memang tidak secepat Pangeran Ketiga."     

Yang jelas, mereka berdua saling mengenal dan berteman.     

Mereka berdua baru saja bergegas untuk menghadiri pesta ini.     

Ouyang Huan menyapukan pandangan matanya ke arah dua orang pria yang berada di bawah kaki gunung. Saat itu, tatapan matanya jatuh pada sosok biksu dengan pakaian merah tersebut. Di waktu yang bersamaan, ia sedikit tersentak dan mulai berkata serius, "Kupikir Sekte Death Zen hanya akan berkotbah di wilayah-wilayah lain? Beraninya kau datang ke Wilayah Timur!"     

Ouyang Huan langsung mengenali identitas Jialuo Gu, dimana hal tersebut membuat mereka semua merasa tercengang.     

"Apa? Apa biksu itu berasal dari Sekte Death Zen? Berani-beraninya mereka? Sekte Yin Yang bukan tempat yang mudah dijajah seperti itu!"     

"Apa kau tidak tahu Sekte Death Zen? Itu adalah tempat pemujaan yang didirikan oleh sosok pengkhianat Buddhism. Dia dan para pengikutnya berkotbah di Lima Wilayah Daratan Kunlun. Akan tetapi, mereka mengajarkan nila-nilai sesat – mereka percaya dan mengamalkan nilai-nilai iblis. Selain itu, Menteri Peperangan juga pernah mengirimkan pasukannya untuk menyingkirkan mereka.     

"Namun, sayangnya, Sekte Death Zen masih terlampau kuat. Jadi, Menteri Peperangan hanya dapat mengatasi sepersekian dari mereka dan mengusir para pengikutnya keluar dari wilayah ini. Mereka belum benar-benar menghancurkannya.     

"Ketika mereka bertarung melawan Sekte Death Zen, maka itu adalah pertama kalinya bagi Menteri Peperangan, dimana mereka gagal dalam menjalankan misinya. Yang jelas, mereka masih belum mampu menghancurkan seluruh Sekte tersebut. Jadi, kau bisa melihat sendiri seberapa mengerikannya kekuatan mereka."     

Sementara itu, munculnya Pangeran Ketiga Immortal Vampir dan Jialuo Gu sama-sama seperti petir yang mengguncang bumi. Bahkan, para Leluhur Setengah-Biksu sampai bergidik ngeri saat melihat kemunculan mereka.     

Pangeran Ketiga melirik ke arah puncak Gunung Scroll. Setelahnya, tatapan matanya berhenti pada sosok Lady Saint, dimana sang pangeran mulai menyipitkan kedua matanya. Kemudian, ia berkata sambil tersenyum, "Saya tahu kalau sang Permaisuri telah mengeluarkan perintah, dimana beliau sedang mencari sembilan Ahli Waris di Daratan Kunlun. Jadi, saya datang kemari adalah untuk memperebutkan kursi tersebut. Semoga tidak ada satupun yang keberatan atas hal tersebut – ha ha!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.