Kaisar Dewa

Pertempuran



Pertempuran

0Ketika mengamati situasi yang terjadi di sekitar candi Taoist, maka seketika itu pula Zhang Ruochen langsung menghirup nafas dalam-dalam dan menjadi lebih waspada. Saat itu, kedua matanya terjatuh pada pedang emas yang tergeletak di samping mayat. Kemudian, ia mulai menyipitkan matanya untuk melihat inskripsi pada bilah pedang tersebut, yang mana di sana tertulis nama "Xu Changsheng."     

Mayat yang tergeletak di lantai itu sudah tidak bisa dikenali, sebab ia tampak seperti potongan-potongan daging berdarah.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen masih bisa mengenalinya melalui pedang emas tersebut. Jadi, ia sangat yakin bahwa mayat tersebut adalah Xu Changsheng.     

Bagaimana mungkin seorang master seperti Xu Changsheng mati dengan cara yang seperti ini?     

Setelah berhasil menembus Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon, maka seharusnya kekuatan Xu Changsheng benar-benar tinggi. Bahkan, seorang Setengah-Biksu yang masih berada di tingkatan awal akan kesulitan untuk membunuhnya.     

Maka dari itu, insting Zhang Ruochen mengatakan bahwa dia sedang masuk ke dalam sebuah area terlarang.     

Ini adalah sebuah area yang sangat berbahaya. Jadi, ia harus pergi dari sana sesegera mungkin.     

Tiba-tiba, terdengar suara dari dalam candi Taoist tersebut. "Di luar, saat ini hujan sedang deras-derasnya, saudaraku. Mengapa kau tidak masuk ke dalam dan meminum teh panas?"     

Meskipun suara itu terdengar halus, namun Zhang Ruochen masih bisa merasakan aura membunuh yang kental di baliknya. Bahkan, hujan sempat berhenti ketika orang tersebut berbicara.     

"Bagaimana jika aku pergi saja?"     

Meski Zhang Ruochen terlihat sangat tenang, namun diam-diam ia sedang menggenggam erat Bola Petir-nya, sambil memobilisasi Energi Chi dari langit dan bumi untuk menciptakan kekuatan petir.     

Terdapat kilatan-kilatan petir yang memancar dari Bola Petir-nya, hingga berubah menjadi sebuah Thunder Bolt – berukuran 10 meter – yang mengitari tubuhnya.     

"Kreek!"     

Pintu kayu dari candi Taoist tersebut perlahan-lahan mulai terbuka.     

Ada sebuah cahaya obor yang memancar dari ruangan bagian dalam.     

Zhang Ruochen mengamati lekat-lekat pintu yang terbuka tersebut, sebelum akhirnya menemukan seorang pria muda berjubah biru, sedang duduk di dalam candi tersebut.     

Di bawah cahaya api, sang pria berjubah biru hanya terlihat samar-samar.     

Kemudian, ia menolehkan kepalanya ke arah Zhang Ruochen, sambil tersenyum dan mengangguk ke arahnya. Lalu, ia berkata, "Seorang Master Kekuatan Batin level 44. Sama sekali tidak buruk! Jika semua ini hanyalah kebetulan, maka aku bisa melepaskanmu begitu saja, karena kau punya talenta yang tinggi. Namun, hari ini kau masih harus tetap berada di sini, sebab kau mengenal Xu Changsheng."     

Dua bayangan manusia mulai turun dari langit dan mendarat di depan candi Taoist tersebut – salah satu berada di depan, sementara yang lain berada di belakang Zhang Ruochen.     

Sosok yang berdiri di hadapan Zhang Ruochen, tidak lain adalah Centipede Eight.     

Pria itu mempunyai delapan lengan, dan delapan kaki, dengan tinggi yang mencapai tiga meter. Saat itu, kulitnya diselimuti oleh lapisan berwarna hitam, sementara kedua matanya berwarna emas.     

Centipede Eight tersenyum jahat, sebagaimana ia sedang memaku pandangan matanya ke arah Zhang Ruochen dan berkata, "Aku sudah membunuh begitu banyak orang, namun tidak ada satupun dari mereka yang merupakan Master Kekuatan Batin level 44. Aku bertanya-tanya, bagaimana rasanya membunuh jenis orang yang demikian?"     

Di tempat lain, seorang wanita yang berdiri di belakang Zhang Ruochen adalah Bird Nine. Wanita itu memiliki bentuk tubuh yang cukup memikat, dengan sepasang sayap di belakang punggungnya. Saat itu, ia terkekeh dan berkata, "Master Kekuatan Batin level 44 adalah sosok yang tangguh, namun, mampukah dia melepaskan mantra di saat-saat yang seperti ini?"     

Terdapat sebuah lapisan sisik yang mulai bertumbuh dari kedua lengan Bird Nine, sebelum akhirnya berubah menjadi sepasang cakar yang tajam. Di sisi lain, di antara sisik-sisik tersebut, di sana terdapat api berwarna biru yang membentuk sebuah talon, seperti yang biasa dimiliki oleh burung buas mitologi.     

Sementara itu, tubuh asli Bird Nine sendiri adalah seekor "Breezy Bird', seekor binatang buas level enam. Wanita tersebut memiliki darah meridian dari seekor burung immortal. Yang jelas, meskipun darah meridiannya sangat tipis, namun kekuatan Bird Nine sudah jauh mengungguli burung-burung buas biasa di tingkatan alam yang sama.     

Sekarang ini, Bird Nine sudah berada di puncak Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon – selangkah lagi menuju ke Alam Setengah-Biksu.     

Seekor Breezy Bird memiliki kemampuan khas untuk mengendalikan angin. Maka dari itu, kecepatan adalah kekuatan utama dari sang Bird Nine.     

"Swosh!"     

Dalam sekejap, Bird Nine sudah berubah menjadi sebuah bayangan berwarna biru, sebelum akhirnya mulai menyerang Zhang Ruochen dari arah belakang.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen sendiri jauh lebih cepat daripada perkiraannya. Sehingga, lelaki itu sudah lebih dulu mengambil satu langkah ke arah depan, hingga berhasil meninggalkan Bird Nine di arah belakang.     

"Kau memang sangat cepat, tapi kecepatanmu itu belum cukup."     

Kedua mata Zhang Ruochen berubah menjadi dingin. Setelah itu, ia mulai mendaratkan sebuah pukulan ke arah kepala sang Bird Nine.     

Karena merasa tidak siap dalam menerima serangan tersebut, maka seketika itu pula ekspresi Bird Nine langsung berubah menjadi murung, sebagaimana ia menyadari bahwa terdapat sosok yang lebih cepat daripada dirinya di tingkatan Alam Fish-dragon. Selain itu, orang tersebut hanyalah seorang Master Kekuatan Batin.     

Akan tetapi, respon Bird Nine sendiri juga sangat cepat.     

Sebagaimana Zhang Ruochen ingin menghantamnya, saat itu wanita tersebut sudah lebih dulu merentangkan sayap di punggungnya dan menggunakannya sebagai kolom api di atas kepalanya.     

Alhasil, pukulan Zhang Ruochen hanya berhasil melukai Divine Bodyshield, dan membuatnya retak.     

Meski demikian, dengan kecepatan yang tinggi, Zhang Ruochen pun kembali melayangkan pukulan lain ke arah sayap Bird Nine, sehingga wanita tersebut terpaksa harus memasang kuda-kuda bertahan.     

Dengan suara "bang", saat itu tubuh Bird Nine langsung tersungkur dan menggelinding di atas tanah seperti bola. Wanita itu membentur candi Taoist di kejauhan, dan meninggalkan sebuah lubang yang cukup besar.     

"Bukan hanya seorang Master Kekuatan Batin, tetapi juga seorang pertapa Seni Bela Diri yang tangguh."     

Di dalam candi Taoist, sang pria berjubah biru mulai memasang ekspresi terkejut di wajahnya. Pada akhirnya, ia pun mulai memperhatikan gerak-gerik Zhang Ruochen – sebab kemampuannya berhasil menyita perhatian pria tersebut.     

Bird Nine mulai merentangkan sayapnya dan perlahan-lahan bangkit berdiri, lalu mulai menjilat darah yang keluar dari mulutnya. Saat itu, wanita tersebut menatap ke arah Zhang Ruochen – yang berada di kejauhan – dengan tampang takjub, sebelum akhirnya berkata, "Seharusnya pergerakanmu tidak lebih cepat daripada aku. Apa kau sedang menggunakan sebuah jimat khusus untuk meningkatkan kecepatanmu?"     

Bird Nine mengatakan hal yang benar. Sebab, Zhang Ruochen sedang mengenakan Shooting Star Invisible Cloak, yang mana harta karun tersebut membantunya bergerak dengan sangat cepat.     

Mulai saat itu, semua orang yang hadir di sana – yang sudah mengamati kapabilitas Zhang Ruochen dalam hal kecepatan – akhirnya menjadi waspada terhadap lelaki tersebut. Alhasil, tidak akan mudah bagi Zhang Ruochen untuk mengalahkan mereka semua.     

"Sungguh burung buas yang cukup kuat."     

Hati Zhang Ruochen merasa kalut ketika ia menyaksikan Bird Nine ternyata masih sanggup bangkit berdiri.     

Bagaimanapun juga, Zhang Ruochen sudah menggunakan segenap kekuatannya di dalam tinju tersebut, namun wanita itu seperti hanya mengalami luka-luka ringan.     

Seberapa kuatnya dia?     

Kemampuan wanita tersebut, setidaknya sejajar dengan lima orang pertapa di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon.     

Bird Nine sendiri sudah teramat kuat. Lalu, seberapa kuatnya Centipede Eight tersebut? Bahkan lipan itu sama sekali belum menunjukkan kekuatannya!     

Meski demikian, baik Bird Nine maupun Centipede Eight adalah anak buah seseorang, sebab, sosok superior yang sesungguhnya adalah seorang pria berubah biru tersebut.     

Pria macam apa dia?     

Ada begitu banyak master di dunia. Zhang Ruochen sendiri tidak yakin apakah ia mampu mengalahkan para Setengah-Biksu dan mereka yang berada di tingkatan bawahnya atau tidak. Sebab, sekarang ini ia masih berada di Perubahan Kelima dari Alam Fish-dragon.     

"Lari!"     

Zhang Ruochen sama sekali tidak perlu ragu-ragu untuk melakukan hal tersebut. Seketika itu juga, ia mulai memobilisasi Kekuatan Batin dan menggunakan Rolling Thunder Skill untuk melarikan diri dengan kecepatan tinggi.     

Di tempat lain, Bird Nine hanya tertawa, sebagaimana ia mulai merentangkan tangannya untuk menciptakan dua buah kolom cahaya berwarna biru, yang akhirnya mulai memanjang dan mengejar Zhang Ruochen.     

Dua kolom cahaya itu mengandung kekuatan angin yang dahsyat. Seketika itu juga, keduanya mulai saling silang dan membentuk sebuah pusaran – berukuran 333 meter – di udara.     

"Devil Wind Vortex."     

Sebagaimana pusaran itu sedang berputar kencang, maka di dalamnya terdapat pedang-pedang angin yang juga terlepas, hingga berhasil menciptakan suara gesekan logam yang mengarah ke Zhang Ruochen.     

Dalam sekejap, tidak terhitung jumlah pedang angin yang keluar dari dalam pusaran tersebut, yang hampir mengenai Zhang Ruochen.     

Sebelumnya, Xu Changsheng berhasil ditarik oleh Bird Nine dengan menggunakan metode yang sama ketika pria tersebut hendak melarikan diri.     

Sekarang ini, Bird Nine sedang menggunakan metode yang sama untuk menyerang Zhang Ruochen.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen sendiri tidak akan tinggal diam dan menunggu ajalnya begitu saja. Maka dari itu, ia pun langsung berhenti dan mendengus, sambil berdiam diri di udara. Setelah itu, ia mulai mengangkat Bola Petir-nya sampai di atas kepala.     

Dalam sekejap, terdapat pilar-pilar api dan petir yang keluar dari Bola Petir tersebut, sebelum akhirnya keduanya bergabung dan berubah menjadi sebuah pusaran lain berukuran 333 meter.     

"Lightning Fire Vortex."     

Sebuah mantra magis level tiga – ditunjang dengan Bola Petir di tangannya – maka kedua hal tersebut meningkatkan kekuatan mantranya hingga menjadi sedemikian dahsyat.     

Dari kejauhan, terdapat dua buah pusaran energi raksasa, yang setiapnya sama besar dengan sebuah bukit, sedang berbenturan satu sama lain, dan berhasil menciptakan riak-riak energi yang mengerikan.     

"Rumble!"     

Sebagaimana pedang angin dan petir itu sedang terpecah ke segala penjuru, maka beberapa bagian dari petir tersebut langsung menghantam tanah, hingga menciptakan lubang-lubang berwarna hitam. Beberapa pedang angin itu mengenai sisi-sisi gunung, hingga menciptakan retakan sepanjang puluhan meter pada dinding-dinding batu.     

Bird Nine sendiri sampai harus mundur 13 langkah, dan terdorong hingga ke bawah tangga batu, sebelum akhirnya mampu menyeimbangkan diri. Saat itu, ekspresi wajahnya terlihat gembira, sebagaimana ia berkata, "Sungguh Master Kekuatan Batin dan Seni Bela Diri yang tangguh. Dia adalah lawan yang sangat layak. Aku harus bisa mengalahkannya. Tidak peduli apa, dia harus menjadi lawanku."     

Centipede Eight mulai mengeluarkan senyuman jahatnya dan berkata, "Sangat jarang melihat Bird Nine sampai menjadi seserius ini. Kurasa dia benar-benar sudah menemukan tandingannya."     

Meskipun Centipede Eight sangat percaya diri dengan kapabilitas Bird Nine, namun ia jauh lebih paham terkait bagaimana cara memuaskan diri. Bagaimanapun juga, pria bertopeng tersebut, adalah sosok top superior yang layak dijadikan sebagai lawan.     

"Whizz!"     

Terdapat Chi Biru yang mulai memancar dari tubuh Bird Nine.     

Tubuhnya berubah menjadi sebuah kolom cahaya berwarna biru yang melesat ke arah langit, sebelum akhirnya menghilang di balik awan hitam.     

Detik berikutnya, gumpalan awan yang berada di bawah kolong langit mulai memancarkan aura burung buas, hingga membuat Energi Chi dari langit dan bumi mulai berguncang hebat. Saat itu, samar-samar ia bisa melihat cahaya api biru yang terdapat di balik gugusan awan.     

Dalam sekejap, sepasang sayap biru itu mulai direntangkan - sepanjang puluhan meter - dari balik awan. Sebagaimana kedua sayap itu mulai mengepak, maka seketika itu pula terdapat badai-badai angin yang mengarah ke Zhang Ruochen.     

Sambil berdiri di dataran yang lebih rendah, saat itu Zhang Ruochen mendongakkan kepalanya untuk mengamati fenomena tersebut. Seketika itu juga, ia tampak seperti orang yang sudah memahami sesuatu, sebagaimana ia mulai bergumam. "Ternyata Breezy Bird benar-benar merupakan seekor binatang buas level enam."     

Ketika harus menghadapi badai yang sangat dahsyat tersebut, maka Zhang Ruochen sama sekali tidak berani main-main. Saat itu, ia segera mengeluarkan Golden Snake Divine Rapier dan mulai mengalirkan Chi Suci ke dalam bilah pedang tersebut, hingga berhasil mengaktifkan kekuatan maksimalnya.     

"Break!"     

Zhang Ruochen mengayunkan pedangnya dan langsung menyerang ke arah depan, sambil menciptakan pedang Chi di udara. Setelah itu, pedang Chi tersebut mulai menerjang badai di hadapannya, dan berhasil membelahnya menjadi dua bagian.     

Cakar dari seekor burung buas tersebut pun mulai muncul di balik awan.     

Sisik-sisik yang terdapat pada cakar tersebut memancarkan api yang mengarah ke Zhang Ruochen. Seketika itu juga, wajah Zhang Ruochen mulai bersinar karena cahaya api tersebut.     

"Rumble!"     

Ketika Golden Snake Divine Rapier itu bertemu dengan cakar milik burung buas, maka seketika itu pula terdapat ledakan energi yang teramat besar, hingga sampai memercik ke arah Zhang Ruochen.     

"Ternyata dia benar-benar keturunan Mythical Beast. Kekuatannya sungguh besar!"     

Seketika itu juga, Zhang Ruochen mulai mengibaskan lengannya, dan dalam detik berikutnya, tubuhnya langsung berubah menjadi kaku, hingga ia mulai terjatuh ke arah tanah. Sebagaimana ia mulai terjatuh ke arah tanah, maka ia pun langsung terjerembab ke bagian bawah gunung.     

Saat itu, Bird Nine berpikir bahwa ia sudah berhasil membunuh lawannya, hingga ia cepat-cepat mengembalikan wujudnya menjadi manusia, sebelum akhirnya mendarat dan melihat lubang di bawahnya. Setelah itu, ia bertanya, "Apa dia sudah mati?"     

"Apa semudah itu?"     

Suara itu terdengar dari arah punggungnya.     

Seketika itu juga, kedua matanya langsung membelalak terkejut. Wanita itu tidak membalikkan tubuhnya, sebab ia bisa merasakan Pedang Chi dingin di balik punggungnya. Maka dari itu, ia segera merentangkan sayap dan langsung pergi dari sana.     

Secara natural, maka itu adalah refleks instingtif ketika ia sedang berhadapan dengan ancaman bahaya tertentu. Sebab, jika ia tidak melakukan hal tersebut, maka kemungkinan besar ia pasti akan terbunuh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.