Kaisar Dewa

Biksu Pedang Moon-burier



Biksu Pedang Moon-burier

0Mendapatkan kesempatan latihan selama beberapa bulan di dalam Paviliun Pedang, maka itu adalah impian semua praktisi pedang.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen tidak berani melakukan hal tersebut.     

Sebab, meskipun ia sudah berada di Perubahan Kelima dari Alam Fish-dragon dan sudah berhasil membuka Holy Meridian yang kedua, namun Chi Suci di dalam tubuhnya hanya mampu membuat penyamarannya bertahan selama lima hari.     

Pada hari kelima, maka ia akan kembali ke wujudnya yang semula.     

Sementara itu, Biksu Pedang Moon-burier bukanlah satu-satunya penjaga di dalam Paviliun. Sebab, pria itu dibantu oleh sembilan Penjaga Pedang lainnya. Bahkan, beberapa praktisi pedang di Alam Setengah-Biksu juga kerapkali mengasingkan diri untuk pemurnian di tempat ini, guna meningkatkan pengolahan masing-masing.     

Jadi, jika Zhang Ruochen sampai harus tinggal di dalam Paviliun Pedang selama beberapa bulan, maka identitas aslinya pasti akan terbongkar.     

Yang jelas, jika ia sampai terbongkar, maka itu akan menjadi kerugian yang besar baginya.     

Setelah memikirkannya matang-matang, maka Zhang Ruochen akhirnya berkata, "Aku bisa mewakili Sekte Yin Yang selama Konferensi Teknik Pedang berlangsung. Selain itu, aku sendiri juga ingin berlatih di dalam Paviliun Pedang. Namun, aku punya satu persyaratan. Aku bertanya-tanya apakah Sekte akan setuju dengan persyaratan ini?"     

Saat itu, ekspresi wajah Gao Tianjiao menjadi berseri-seri. "Selama persyaratan itu tidak terlampau berat, kurasa Yang Mulia Biksu Pedang pasti akan mengabulkannya. Tentu saja, kau harus mendapatkan izin terlebih dahulu. Ayo kita pergi dan bertemu dengan beliau!"     

Zhang Ruochen menoleh dan melirik ke arah altar yang berada di tengah lapangan. Setelah itu, ia naik ke arah Whitestone Sacred Cliff dengan Gao Tianjiao dan berjalan ke arah sebuah paviliun yang megah.     

Bagaimanapun juga, ia ingin menginvestigasi Altar langit dan bumi, lalu menemukan rahasia-rahasia di baliknya.     

Setelah memikirkannya matang-matang, maka ia menyimpulkan bahwa dirinya tidak perlu tergesa-gesa. Sebab, jika ia bisa mendapatkan izin dari Biksu Pedang Moon-burier, maka ia akan mendapatkan banyak kesempatan di masa depan.     

Setelah berlatih selama beberapa waktu, Zhang Ruochen akhirnya mencapai alam yang lebih tinggi pada 36 Perubahan Bentuknya. Sekarang ini, ia semakin mahir mengendalikan aura, daging, tulang, dan Jiwa Bela Diri-nya. Jadi, kendalinya atas teknik tersebut menjadi semakin rinci. Jika ia cukup berhati-hati, maka ia bisa menyembunyikan identitasnya di hadapan Biksu Pedang Moon-burier.     

Paviliun Pedang sendiri terlihat seperti sebuah menara. Faktanya, itu adalah sebuah Senjata Suci yang sangat kuat. Jadi, baik kekuatan pertahanan dan serangannya benar-benar melampaui imajinasi manusia.     

Sambil berdiri di bawah kaki Paviliun Pedang, saat itu Zhang Ruochen merasa kesulitan untuk bernafas, meski dengan tingkat pengolahan yang sudah seperti itu. Sebab, aura yang sangat suci, kuno, sekaligus bijak, benar-benar mampu membuat para Setengah-Biksu membungkukkan badannya.     

Di sisi lain, pintu lantai dasar dari paviliun tersebut sudah terbuka. Di sana, terdapat kabut berwarna putih yang keluar dari pintu, dan membentuk sebuah jembatan berkabut. Di atas jembatan tersebut, di sana terdapat pedang-pedang berwarna biru, putih, cyan – yang melayang di udara – dan berputar-putar di sekitarnya.     

Gao Tianjiao membungkuk sebanyak tiga kali ke arah Paviliun Pedang, sebelum akhirnya berjalan masuk ke dalam kabut tersebut.     

Zhang Ruochen juga melakukan hal yang sama, sambil berjalan mengikuti wanita tersebut.     

Setelah sampai di depan pintu, maka seketika itu pula pemandangan yang berada di hadapan Zhang Ruochen langsung berubah. Saat itu, ia sedang masuk ke dalam istana yang megah.     

Istana itu berbentuk kotak dengan setiap sisinya yang memanjang sampai 300 meter. Istana itu memiliki 10 pilar berwarna emas. Lantainya terbuat dari emas, sementara dinding-dinding di sekitarnya terbuat dari permata berwarna putih.     

Ada begitu banyak rak buku-buku, dimana setiap raknya penuh dengan buku manual pedang.     

"Wenxin Sword Technique."     

"Pure Spring Sword Manual."     

...     

Bukan hanya buku-buku manual yang ditulis di atas kertas, melainkan juga pada lembaran besi. Selain itu, ada beberapa buku manual yang direkam di dalam batu permata, tempurung kura-kura, atau bahkan tulang-belulang. Cara-cara penulisan di dalam buku tersebut sangatlah kuno.     

Gai Tianjiao bisa menilai bahwa Zhang Ruochen sedang merasa takjub. "Ada lebih dari 72 ruangan di lantai pertama. 36 ruangan tersebut menyimpan buku-buku manual pedang yang langka, sekaligus rangkuman yang ditulis oleh para praktisi pedang terdahulu.     

"Sementara itu, 36 ruangan sisanya cukup berantakan. Sebab, beberapa ruangan di dalamnya menyimpan pedang, sementara yang lain menyimpan Glyph Suci. Ruangan lainnya menyimpan harta karun yang bisa digunakan untuk memahami teknik-teknik pedang. Beberapa ruangan yang lain juga digunakan untuk mengasingkan diri oleh para praktisi pedang kita."     

"Ruangan yang sedang kita masuki sekarang ini adalah "Ruangan Qing 1."     

Kedua mata Zhang Ruochen mulai beralih ke sisi dinding. Setelah itu, ia melihat tulisan "Qing Satu" pada permukaannya.     

"Tidakkah lantai pertama di Paviliun Pedang ini terlampau besar?" tanyanya.     

Jika 72 ruangan di Paviliun Pedang sama lebarnya dengan "Ruangan Qing 1", maka ruangan yang digunakan untuk lantai pertama memang besar.     

Akan tetapi, ternyata Paviliun Pedang adalah sebuah Harta Karun Ruang dengan ruangan inti yang besar.     

Zhang Ruochen sebenarnya sudah memahami hal tersebut ketika ia pertama kali menginjakkan kakinya ke dalam Paviliun Pedang.     

Akan tetapi, ia berpura-pura kebingungan dan bertanya-tanya, sebab ia ingin terlihat seperti orang normal lainnya. Bagaimanapun juga, jenis orang mana yang tidak terkejut saat mendengar tentang Harta Karun Ruang?     

Gai Tianjiao membawanya masuk. "Paviliun Pedang bukanlah sebuah menara sederhana. Kita berdua hanya masih berada di lantai satu. Sementara itu, lantai kedua memiliki ruangan yang lebih besar daripada yang terdapat di lantai pertama."     

Zhang Ruochen mengamati tempat itu lekat-lekat. Kemudian, ia menyadari bahwa waktu juga berjalan berbeda di lantai pertama paviliun, dibandingkan dengan dunia luar.     

Ketika dua hari berlalu di dalam Paviliun tersebut, maka hanya satu hari yang terlewati di dunia luar.     

Tentu saja, hanya Zhang Ruochen yang bisa menyadari variasi waktu tersebut.     

"Tidak heran mengapa Kantor Pusat Sekte Taiji dan Ketiga Sekte yang lain sama-sama ingin memperebutkan Paviliun Pedang. Sebab, variasi waktu di dalam Paviliun bisa membuat sebuah Sekte berkembang dua kali lipat dalam kurun waktu satu abad."     

Pada lantai pertama, seorang praktisi pedang memiliki waktu dua kali lipat lebih banyak.     

Bagaimana dengan lantai kedua?     

Dan lantai ketiga?     

Zhang Ruochen berusaha mengendalikan diri dan kembali bersikap tenang. Setelah itu, ia berjalan mengikuti Gao Tianjiao untuk menuju ke Ruangan Qing 18.     

Ruangan Qing 18 adalah sebuah tempat berukuran 300 meter persegi. Di tengah ruangan tersebut, di sana terdapat sebuah pilar tembaga yang digunakan untuk menopang sebuah platform.     

Seorang pria tangguh – berusia 50 tahunan – sedang duduk bersila di atas platform tersebut. Pria itu mengenakan jubah berwarna ungu dengan kulitnya yang putih. Di sisi lain, pria itu juga mengenakan topi Taoist berwarna emas pada rambutnya yang berwarna ungu.     

Sambil duduk bersila di atas platform, maka pria itu sedang menyerap semua cahaya dan panas yang berasal dari langit dan bumi. Tampaknya pria tersebut tengah menjadi pusat semesta, hingga membuat segala sesuatu yang berada di dalam ruangan tersebut menjadi kehilangan daya tarik.     

Pria ini adalah Biksu Pedang Moon-burier, salah satu dari Tiga Biksu Pedang di Wilayah Timur.     

"Hormat kami kepada sang Biksu Pedang."     

Baik Gai Tianjiao dan Zhang Ruochen sama-sama membungkuk.     

Biksu Pedang Moon-burier membuka matanya, sambil memperlihatkan dua kelopak matanya yang memancarkan cahaya. setelah itu, ia mulai mengamati dua orang tersebut dan tersenyum. "Tidak perlu bersikap terlampau formal. Silahkan ambil tempat duduk."     

Gai Tianjiao dan Zhang Ruochen sama-sama duduk bersila di atas bantal, di sisi kiri dan kanan.     

Sekarang ini, Zhang Ruochen akhirnya mengangkat kepala dan bisa melihat Biksu Pedang Moon-burier dengan jelas. Setelah itu, diam-diam ia menghembuskan nafasnya.     

Sebab, tidak ada orang di atas platform. Ternyata, figur itu hanyalah kumpulan Chi.     

Jadi, Biksu Pedang Moon-burier tidak tampil secara fisik.     

Saat itu, Biksu Pedang Moon-burier mulai menatap tajam ke arah Zhang Ruochen, layaknya dua buah pedang. Kemudian, ia tersenyum, "Lin Yue, aku dengar bahwa kau berhasil mendapatkan tiga Pemahaman Pedang milik para Leluhur kita selama upacara penobatan berlangsung. Tampaknya, kau sudah putra kesayangan Dewa, seperti yang diinginkan oleh mereka. Tidak heran mengapa Leluhur Taiyi benar-benar memiliki penilaian yang tinggi terhadapmu."     

Zhang Ruochen cepat-cepat berkata, "Anda membuat saya tersipu, Tuan."     

"Orang yang terlampau sederhana tidak akan bisa menjadi seorang praktisi pedang," kata Biksu Pedang Moon-burier. "Seorang praktisi pedang harus tegas, dengan memperlihatkan aura yang tajam. Berbekal hal-hal yang demikian, maka dia akan selalu mampu menembus segala hambatan."     

Gai Tianjiao memberi hormat kepada Biksu Pedang Moon-burier dengan mengatupkan kedua tangannya ke arah depan. "Master, bagaimana menurut Anda, apakah Lin Yue punya kapabilitas untuk diberikan tanggung jawab yang besar?"     

"Tidak ada kandidat lain yang cocok seperti dirinya. Menurutku, dia memang terlahir untuk menggunakan pedang." Kata Biksu Pedang Moon-burier sambil tersenyum.     

Terlahir untuk menggunakan pedang!     

Gai Tianjiao sendiri langsung merasa tercengang. Sebab, ia tidak pernah mendengar pujian yang seperti itu dari sang Biksu Pedang. Bagaimanapun juga, berbekal pujian kecil semacam itu, maka hal tersebut benar-benar mampu membuat Lin Yue terkenal di seantero Wilayah Timur.     

Kedua mata Biksu Pedang Moon-burier tampak seperti dua bulan yang bersinar terang. "Lin Yue, apa kau ingin menjadi muridku dan mewakili Sekte Yin Yang dalam Konferensi Teknik Pedang mendatang?"     

Jika kau menjadi murid Biksu Pedang Moon-burier, maka kau hampir bisa melakukan apa saja di dalam sekte. Jadi, siapa yang tidak bangga menjadi murid seorang Biksu Pedang?     

Biksu Pedang adalah orang yang terkenal selektif saat ia sedang memilih murid-muridnya. Sebab, mereka pasti akan menimbang begitu banyak faktor.     

Biksu Pedang Moon-burier hanya melirik ke arah Zhang Ruochen dan langsung membulatkan keputusannya. Hal itu sangat jarang sekali terjadi. Bahkan, Gao Tianjiao pun merasa terkejut. Wanita itu sendiri tidak paham mengapa Masternya sampai melakukan itu.     

Zhang Ruochen sendiri juga merasa terkejut. Saat itu, ia langsung bangkit berdiri dan membungkuk ke arah Biksu Pedang Moon-burier. "Saya sangat tersanjung dengan kebaikan Anda, Tuan. Namun, saya sendiri sudah punya master, jadi saya tidak bisa menjadi murid Anda. Akan tetapi, sebagai seorang murid dari Sekte Yin Yang, maka saya mau menghadiri Konferensi Teknik Pedang dan menjadi perwakilan Sekte. Saya akan melakukan yang terbaik untuk mempertahankan Paviliun Pedang..."     

Tidak ada seorang pertapa manapun, dari yang mulai lemah sampai yang paling kuat, menolak untuk memiliki satu Master.     

Sebab, tujuan dari menjadi murid adalah untuk belajar.     

Hanya ketika seseorang mendapatkan begitu banyak ilmu dari sekolah-sekolah, dan memahami banyak teknik-teknik bela diri, maka ia bisa memahami Jalan Suci lebih jauh.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen adalah murid Biksu Pedang Xuanji. Bahkan, Masternya sendiri mempunyai derajat yang setara dengan Biksu Pedang Moon-burier. Maka dari itu, hal tersebut akan dianggap sebagai tindakan pelecehan jika ia sampai menjadikan Biksu Pedang Moon-burier sebagai masternya.     

Jika ia melakukan itu, bukankah ia sedang menganggap bahwa Biksu Pedang Xuanji adalah sosok yang lebih lemah daripada Biksu Pedang Moon-burier?     

Meskipun identitasnya sekarang adalah sebagai "Lin Yue", dan tidak ada seorangpun yang tahu bahwa ia adalah murid Biksu Pedang Xuanji, namun ia sama sekali tidak akan pernah berbuat kurang ajar kepada Masternya sendiri.     

Memang, segala sesuatunya masih bisa diterima, apalagi ketika dua orang Master memiliki perbedaan yang besar dalam hal tingkat pengolahan. Atau, mereka berdua sama-sama tangguh, namun dalam aspek yang sangat berbeda.     

Hanya dengan cara inilah seorang pertapa bisa memiliki lebih dari satu master, guna menghindari kritikan.     

Pada saat ini, Biksu Pedang Moon-burier mulai menyipitkan matanya. Yang jelas, ia sama sekali tidak menyangka bahwa Lin Yue akan menolak menjadi muridnya. Namun, tidak lama setelah itu, akhirnya ia tertawa.     

Seandainya Leluhur Taiyi tidak memberikan pesan apa-apa terkait Lin Yue, maka Biksu Pedang Moon-burier sendiri juga tidak akan pernah menawarinya untuk menjadi murid.     

"Aku tahu bahwa kau adalah murid Setengah-Biksu Zixia. Namun, mestinya kau senang ketika mendapatkan tawaran untuk menjadi muridku. Sebab, mastermu sama sekali tidak akan keberatan atas hal tersebut, apalagi sampai menyalahkanmu." Biksu Pedang Moon-burier sedang tersenyum.     

Zhang Ruochen berkata, "Saya tidak akan mencari master lain, kecuali saya sudah berhasil mengungguli beliau dalam hal tingkat pengolahan."     

Meskipun Lin Yue menolak permintaannya, namun Biksu Pedang Moon-burier sama sekali tidak menekannya agar mau menerima tawaran tersebut. "Baiklah kalau begitu! Bagaimanapun juga, punya prinsip adalah sesuatu yang baik. Sebab, seorang praktisi pedang memang harus berpegang teguh kepada prinsipnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.